Khotbah Minggu 27 Nopember 2011
Wahyu 5:1-14
Tahun gereja merupakan suatu barisan yang teratur dari hari raya dan hari minggu yang tiap-tiap tahun berulang kembali.
Tahun gereja itu ditentukan oleh tiga hari raya yang terpenting di kalangan orang Kristen yaitu:
1.Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus
2.Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
3.Hari Pentakosta atau turunnya Roh Kudus.
Tahun gereja tidak sama dengan tahun Negara yang memulai dari 1 Januari, tetapi tahun gereja dimulai dengan Minggu “Advent” yang pertama. Advent artinya “persiapan akan kedatangan”, empat minggu berturut-turut dipergunakan untuk menyiapkan Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Jadi Advent adalah masa persiapan menyambut datangnya Kristus, yang mempunyai dua makna: Pertama, Sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus dan kedua, sebagai penantian kedatangan-Nya kembali.
Kita diajak menghayati kedua makna itu sebagai pribadi dan sebagai jemaat melalui ibadah minggu-minggu Advent. Tiap minggu Advent dinyalakan satu lilin sampai minggu Advent keempat. Keempat lilin berturut-turut dinyalakan sebagai tanda semakin kuatnya iman, pengharapan dan kasih kita dalam berjuang menantikan kedatangan-Nya kembali. Dalam minggu Advent sebagai minggu permulaan Tahun Gereja, wajarlah setiap warga gereja mengetahui dan menghayati prinsip dasar dari gereja yaitu:
1.Bahwa prinsip dasar gereja bukanlah ciptaan atau buatan tangan manusia, melainkan Kasih Allah yang tak terhingga dan Anugerah Allah yang maha besar, yang dinyatakan pada manusia yang penuh dosa, penderitaan dan maut, agar setiap orang yang percaya beroleh keselamatan.
2.Setiap warga gereja harus menunjukkan rasa syukur dengan komitmen untuk tetap beriman kepada-Nya, karena kita adalah anak maka kita adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
3.Tuhan Allah, adalah Penyayang Ia tidak akan meninggalkan kita dan tidak akan melupakan perjanjian yang telah diucapkan-Nya, karena itu kita harus tetap berpengharapan dan beriman yang hidup akan kedatangan-Nya.
Pada minggu ini kita telah memasuki minggu advent I, yang ditandai dengan menyalanya lilin pertama, sebagai pertanda penyambutan buat Raja yang akan datang. Yesus Raja yang akan datang itu tidak sama dengan raja atau pemimpin dunia; karena Dia adalah Raja Damai dan Keadilan yang memerintah melalui Roh dan Takut akan Allah.
Barang siapa yang menaruh kepercayaan kepadaNya akan memperoleh kehidupan yang kekal (Joh. 3: 16) Dan barang siapa yang berjaga-jaga serta siap akan kedatanganNya, dialah yang mendapat tempat di sisiNya (Joh 3:28). Orang yang mempercayainya, secara langsung maupun tidak, diperhadapkan kepada suatu pertanggung jawaban yang Historis dan Religius. Hal ini sangat perlu dan sangat esensial, sebab sampai saat ini juga masih banyak orang yang tidak mempercayaiNya, walaupun sebenarnya sudah menerima Kristus sebagai Juru SelamatNya. Kristus hadir dalam sejarah, dalam konteks kehidupan, kehadiranNya nyata sejak kelahiranNya, dan akan hadir kelak pada kedatanganNya yang kedua kali (parusia)
John Wesley seorang penulis dan negarawan yang sangat terkenal, sebelum mengenal Kristus pernah berkata: “Jika aku percaya bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah, dan Juru Selamatku, maka aku tidak akan menulis atau berbicara lagi tentang hal-hal yang lain, melainkan hanya mengenai Yesus saja. Dari pernyataan ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa begitu pentingnya: Iman Kepercayaan itu. Dan ini dibuktikannya setelah dia mengenal dan percaya kepada Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebenarnya tidak sulit bagi seseorang untuk mempertanggung jawabkan, kepercayaannya terhadap Yesus Kristus, apa bila ia mendasarkan kepercayaannya itu kepada nubuatan Firman Tuhan. Alkitab bukan saja mengajar kita tentang Kristus, sebagai Juru Selamat, tetapi juga menyatakan dengan jelas tentang ke IlahianNya sebagai Tuhan dan pemilik hidup kita ( Maz 100: 3).
Di dalam I. Tawarih 17:13, telah dinubuatkan juga tentang Mesias atau Kristus yang berada didalam kesatuan Ilahi: “Bahwa Aku kelak baginya menjadi Bapa, dan Dia menjadi AnakKu, Kasih setiaku akan tetap ada padaNya, sampai selama-lamanya” Berdasarkan nubuatan inilah Daud sebagai seorang raja menyaksikan bahwa “hatinya siap, menyanyi, bermazmur dan bersyukur kepada Allah” (Maz 108).
Karena itu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus...! sesuai dengan minggu Advent= penantian atau penyambutan; marilah kita sambut Dia, bukan dengan persiapan duniawi, keamanan atau konsumsi; tetapi persiapan Hati. Bukan jalan yang perlu dirintis, tetapi hati kita yang penuh dengan benjolan dendam, dusta, dengki, iri, itu yang perlu kita bersihkan, sehingga Damai Sejahtera yang dibawaNya, benar-benar berdiam diantara kita.
Dalam perikope ini disebutkan tentang Gulungan Kitab dan Anak domba. Gulungan kitab ini berisi pernyataan dari apa yang telah Allah tetapkan utuk keadaan akhir dari dunia dan Umat manusia. Kitab ini menerangkan bagai mana dunia ini akan di hukum dan menggambarkan kemenangan Allah dan umatNya atas segala kejahatan.
Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuka gulungan kitab itu baik yang disorga maupun yang di bumi, kecuali: ” Sesungguhnya singa dari suku Yehuda,yaitu tunas Daud, telah menang,sehingga ia dapat membuka gulungan Kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” Kristus dilukiskan seperti singa yang menunjukkan bahwa Dia yang memerintah segala isi bumi dan Dia berasal dari Suku dan keturunan Daud. Gelar Yesus sebagai Mesias yang menang dan raja yang kekal seperti halnya juga juga-janji jani yang telah dibuat dengan Daud (band.Yesaya 11: 1,10)
Kristus yang menampakkan diri sebagai ”Anak domba”Allah membawa tanda-tanda bahwa Ia telah disembelih, dikorbankan, sebagai tanda penyerahan dirinya mati disalipkan semata-mata hanya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Karena itu hanya Dialah yang layak dan yang berkuasa dan menang oleh karena kematiannya sebagai ”kurban” bagi manusia yang berdosa.”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-materainya;karena Engkau telah disembelihdan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi satu Kerajaan dan menjadi Imam-Imam bagi Allah kita dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (ayat9-10) Itulah Kristus yang telah menang dan hanya Dia yang layak menerima kuasa hormat dan kemuliaan ” Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan,dan hikmat,dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian” ( ayat12) Tetapi sebaliknya barang siapa yang menolak korban-Nya yaitu Dirinya yang telah menebus dengan mengorbankan diriNya di Salib maka akan datang hukuman, mendapat murka dari Allah (bd. Ayat 6:16-17 )
Karya Kristus bagi dunia adalah melalui pengorbananya yang telah dinubuatkan para nabi ( bandingkan Bacaan Zakaria 9: 9 -14) dan Dia telah meninggalkan tahta Surgawi dan datang seperti seorang hamba; ... Ia telah mengosongkan diriaNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia” ( Pilipi 2:7) Dialah Raja Damai yng dinantikan, karena melalui KaryaNyalah kita diperdamaikan dengan Allah, dan itu merupakan kunci dari perdamaian dengan sesama manusia. Dengan menerima pengampuna dari Tuhan kita dimampukan berdamai dengan sesama dan kita sebagai pengikut Kristus harus meneladani DiriNya, PengorbananNya, PengampunanNya, dan melalui Dialah satu-satunya jalan keselamatan, dunia dan akhirat
Pointer Aplikasi :
1.Tuhan telah menawarkan jalan keselamatan melalui pengorbanan Anak Domba Allah yang telah mati tersalib, dan kepadaNya telah diberikan kuasa di surga dan dibumi, yang menerimanya akan selamat dan yang menolak akan binasa
2.Melalui Minggu Adven ini kita diajak untuk merenung kembali tentang sikap hidup kita selama ini,( sspiritualitas kita) apa yang telah kita perbuat, apa yang masih kurang, apa yang masih perlu kita diperbaiki, untuk disempurnakan
3.Kristus Melalui PengorbananNya telah membuka jalan Damai yaitu Damai dengan Allah dan damai dengan sesama, untuk itu melalui pertolongan Kuasa Roh Kudus sudah seharusnya terjadi tranformasi dalam kehidupan setiap pribadi, dala Keluarga, dan dalam Jemaat sebagai tanda kerajaan Allah telah ada didalam diri kita, dalam keluarga, dan ditengah-tengah Jemaat, dan menjadi garam dan terang di dunia sekitar kita sebagai tanda kehadiran Kerajaan Damai
4.Untuk missi Perdamaian ada ”pengorbanan”, rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri/egoisme sebagai mana ditekankan Oleh Rasul Paulaus ;”Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup,kita hidup untuk Tuhan,daan jika kita mati kita mati untuk Tuhan,jadi baik hidup atau mati,kita dalah milik Tuhan” ( Roma 14 : 7, 8 ) Inilah satu keteladanan yang perlu kita nyatakan dalam kehidupan sehari hari
5.Dalam konteks ”damai dalam Kristus” dibutuhkan perenungan yang mendalam, dan pembelajaran akan makna ”perdamaian” sehingga kita senantiasa : belajar mengubah pikiran, belajar mengubah perasaan, dan nilai hidup, dan juga belajar mengubah prilaku , dalam terang Firman Tuhan.-
Perikop yang baru saja kita baca bersama tentunya membangkitkan suatu perasaan kagum atau terpesona. Ada sesuatu yang menggetarkan hati mengenai keagungan di dalam Surga berdasarkan penglihatan Yohanes.
Ada takhta Allah, dan Allah yang Maha Kuasa sendiri kelihatan duduk di atasnya. Disekeliling-Nya adalah para tua-tua dan makhluk-makhluk Surga serta para malaikat. Di tangan kanan-Nya, Tuhan memegang sebuah gulungan, yaitu sebuah kitab. Kitab itu ditulisi di sebelah luar maupun sebelah dalamnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Ketika Yohannes melihat pemandangan ini, seorang malaikat berseru: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?". Tetapi tidak ada satupun, baik di surga atau di bumu atau di bawah bumi, yang sanggup untuk membuka kitab tersebut.
Di balik meterai-meterai tersebut tertulis misteri tentang masa depan, serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan, namun tidak ada satupun yang dapat membuka buku itu. Karena itu Yohanes berkata, "Aku menangis dan menangis."
Tetapi salah seorang tua-tua berbicara kepada Yohanes dan berkata dalam Wahyu 5:5: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, Singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Yohanes segera mencari-cari dengan penglihatannya dimana Singa yang baru saja diberitahukan kepadanya berada, tetapi ia tidak melihat Singa. Ia hanya melihat seekor Anak Domba. Bukan Domba sembarangan, tetapi seekor Domba dengan luka sembelihan. Yohanes dapat melihat darahnya dan luka dari Anak Domba tersebut.
Yohanes tentu saja sangat terkejut. Pada mulanya ia mencari-cari seekor Singa yang akan membuka meterai dengan cakarnya yang kuat, namun ia hanya menemukan seekor Anak Domba kecil yang terluka. Tetapi Anak Domba tersebut berjalan maju menghampiri Orang yang duduk di atas takhta dan mengambil gulungan kitab itu.
Pada pasal-pasal berikutnya kita dapat membaca, bahwa ketika Ia membuka meterai-meterai itu, tampaklah penglihatan mengenai kejadian demi kejadian yang akan berlangsung pada hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini. Ketika kejadian-kejadian tersebut dilepaskan oleh anak domba, semuanya itu dilakukan dengan kekuasaan dan kemurkaan. Para penghuni Surga lalu tersungkur dan menyembah Anak Domba itu. Suatu pemandangan yang luar biasa dan sangat menakjubkan.
Dalam ayat 9 disebutkan, "Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
Disini kita melihat suatu paradox. Paradox adalah suatu pernyataan yang tampaknya kontradiktif atau bertolak belakang tetapi mengandung kebenaran. Bagaimana bisa seekor Singa ternyata adalah seekor Anak Domba? Keduanya sangat bertolak belakang. Singa adalah binatang pemburu dan domba adalah seekor mangsa yang diburu. Singa di tempatkan di dalam kandang yang diberi jeruji besi; sedangkan anak domba bisa dijadikan teman bermain oleh manusia.
Kita semua pernah mendengar suatu oxymoron. Oxymoron adalah suatu istilah yang terdiri dari kata-kata yang kontradiktif.
Contoh dari suatu oxymoron misalnya, "Rahasia Umum". Rahasia seharusnya tersembunyi, tetapi dalam hal ini diketahui umum.
Contoh lain, misalnya "Perang Suci"; orang suci seharusnya tidak berperang.
"Hampir Pasti"; sesuatu yang pasti adalah exact, sedangkan hampir bukanlah pasti.
Anak Domba seperti Singa adalah suatu oxymoron. Istilah Singa dan Anak Domba tidak pernah disatukan, kecuali di Surga. Disini Singa yang dimaksud adalah Anak Domba. Kekuasaan-Nya ditemukan di dalam kematian-Nya, karena dengan kematian-Nya, ia membeli jiwa-jiwa umat manusia, dan karena itu Dia layak untuk membuka gulungan kitab.
Apa arti dari penglihatan aneh yang mengungkapkan mengenai kejadian-kejadian yang akan berlangsung pada akhir zaman tersebut?
1. Fakta pertama yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita menjadi kuat adalah bahwa, Kekuatan Tuhan Terselubung Sebagai Kelemahan.
Rahasia dari kekuatan Tuhan yang luar biasa ada di dalam kelemahan yang kelihatan. Lihatlah Anak Domba Allah yang mati di kayu salib. Apakah pernah ada pertunjukan oleh Allah tentang kelemahan yang sedemikian besar? Mereka mengolok-olok Dia dan berkata dalam Mat 27:40: "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!". Ironisnya adalah bahwa Ia sanggup untuk turun dari salib, tetapi Ia memilih untuk tidak melakukannya.. Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan adalah suatu perbuatan yang menimbulkan kuasa yang paling besar dibandingkan dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang akan atau yang pernah dilakukan-Nya.
Penebusan oleh Kristus di atas kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang lebih hebat dibandingkan dengan penciptaan dunia. Penebusan oleh Kristus di kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang juga lebih hebat dari pada tindakan Tuhan untuk membuat dunia ini berakhir. Kekuatan-Nya tersembunyi, tetapi itulah saat-saat yang penuh kuasa. Dengan perbuatan Tuhan yang rendah hati tersebut, Iblis dipermalukan dan dirampas kuasanya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di Surga selama periode antara Minggu Palem dan Minggu Paskah. Tetapi satu hal yang kita tahu adalah, bahwa Anak Domba sudah menjadi Singa.
Kita ingin agar Tuhan selalu mempertunjukkan kuasa-Nya dan memperlihatkan kepada manusia bahwa kita berada di pihak pemenang, tetapi Tuhan cukup puas dengan penampilan kelemahan. Tujuan Tuhan disini sangatlah luar biasa. Apa jadinya jika Tuhan selalu tampak menang?
Apa jadinya jika Tuhan selalu berkemenangan dan orang yang melakukan hal-hal yang benar akan selalu mendapatkan upah?
Maka orang akan datang berduyun-duyun mengikut Tuhan. Orang akan melakukan hal-hal yang membawa manfaat bagi pribadi mereka. Dan orang-orang juga ingin berada di pihak yang menang. Hal itu akan membuat mereka merasa menjadi orang penting. Maka Tuhan dapat memenangkan dunia melalui pertunjukan kuasa yang terus menerus.
Tetapi dimana hati manusia berada?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan demi Tuhan sendiri atau demi kuasa-Nya?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan ataukah takut kepada Tuhan?
Apakah mereka ingin Tuhan memakai hidup mereka, atau apakah mereka ingin memakai Tuhan untuk tujuan mereka sendiri?
Bagaimana dengan Tuhan yang tampaknya lemah?
Bagaimana jika tampaknya Iblis yang menang dan kebanyakan orang berada di pihak Iblis?
Bagaimana jika orang yang mengikut Kristus diolok-olok dan bahkan dianiaya?
Bagaimana jika menjadi orang Kristen adalah suatu kerugian?
Apa jadinya?
Maka hanya orang-orang yang benar-benar mengasihi Tuhan akan mengikut Tuhan dan hidup bagi Dia.
Hanya mereka yang mengasihi Tuhan karena Ia adalah Tuhan, bukan karena alasan apa yang dapat diperoleh dari Tuhan, berani dipanggil dengan nama-Nya. Hanya mereka yang cinta kebenaran, terlepas dari bagaimana lemahnya atau tidak relevannya hal itu di mata dunia, akan mengikuti kebenaran.
Tidak diperlukan keberanian untuk mengikuti apa yang dipercaya atau dilakukan oleh setiap orang, tetapi diperlukan keberanian untuk mengikuti kebenaran ketika orang-orang lain tidak mengerti dan meremehkan apa yang anda percayai.
Diperlukan keberanian untuk melakukan hal yang benar meskipun anda dihukum karena hal itu di kantor ataupun di sekolah.
Diperlukan keberanian untuk membela yang benar ketika setiap orang berpendapat bahwa anda salah.
Inilah orang-orang yang Tuhan inginkan untuk menjadi pengikut-Nya. Siapapun dapat memilih jalan yang mudah, dan anda tidak perlu menjadi orang yang khusus untuk melakukannya. Tetapi Yesus berkata dalam Mat 7:13, kita harus, "masuk melalui pintu yang sesak itu. Karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya."
Pikirkanlah mengenai kerendahan hati Tuhan ketika ia mencoba untuk melakukan pekerjaan-Nya melalui diri kita.
Pikirkanlah akan kerendahan hati Tuhan ketika Ia memutuskan untuk datang ke dunia dalam wujud manusia.
Kuasa apakah yang disembunyikan di dalam kelemahan yang diperlihatkan-Nya. Yesaya bernubuat mengenai Dia (Yes 53:7), katanya, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."
Kemauan-Nya demikian besar untuk menundukkan dirinya pada kelemahan, dan karena itu sebaliknya alangkah besar kuasanya!.
Kita tidak merasa nyaman dengan kenyataan bahwa Yesus meminta kita untuk bergabung dengan Dia di dalam kelemahan-Nya. Ketika Ia di bumi, Ia berkata dalam Mat 11:29, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan".
Ia seringkali meminta kita untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan cara pikir orang dunia. Yesus berkata dalam Mat 23:11-12, "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, Ia akan direndahkan dan barangsiapamerendahkan diri, Ia akan ditinggikan."
Ia berkata dalam Mat 5:39, bahwa janganlah kita melawan kejahatan dengan kekerasan. Ia mendukung pernyataan-Nya tersebut dengan hidup-Nya. Alkitab mengatakan dalam 1 Pet 2:21-23, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil."
Tuhan tidak peduli akan penampilan kelemahan, karena disitulah letak kekuatan-Nya. Tuhan tidak tertarik pada penampilan, karena ia lebih tertarik pada kenyataan. Kenyataannya adalah bahwa Ia memerintah alam semesta terlepas dari apapun pendapat orang, dan Ia akan membuat dunia ini mencapai titik akhir.
Alkitab mengatakan dalam 1 Kor 1:25, 27-29, "(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. .......... (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."
2. Fakta kedua yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita kuat adalah bahwa Tuhan Mempunyai Rencana.
Sangat penting untuk memahami betapa pentingnya gulungan kitab di dalam pasal Firman Tuhan ini. Ada gulungan. Ada rencana. Rencana itu ditulis oleh tangan Tuhan sendiri dan akan digenapi. Tuhan mempunyai rencana dan Ia dengan hati-hati akan melaksanakannya. Sejarah diarahkan ke suatu tempat. Gulungan kitab ditulisi pada kedua sisinya, luar dan dalam, dari ujung ke ujung, supaya tidak ada kesempatan bagi siapapun untuk memberi tambahan pada rencana Tuhan. Ada agama yang tidak percaya bahwa ada suatu arah dari sejarah dunia. Agama itu percaya bahwa kehidupan akan berlangsung selama-lamanya melalui siklus-siklus. Terus menerus hidup akan berjalan dengan tidak terbatas. Karena itu mereka percaya pada reinkarnasi. Tidak ada seorangpun yang akan mati, setiap orang akan lahir kembali dalam bentuk yang lain. Tidak ada tujuan dalam hidup ini. Juga tidak ada arah dalam hidup ini.
Tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan punya rencana, dan rencana untuk dunia ini diungkapkan dalam Kitab Kejadian, Kitab Injil, dan pada akhirnya Kitab Wahyu. Alkitab memberitahukan dengan jelas apa yang menjadi rencana Tuhan, karena dikatakan dalam Ef 1:9-12, "(9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus (10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. (11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-- 12) supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya."
Jadi rencana besar dari Tuhan untuk dunia adalah bahwa hidup Sdr akan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ia telah menciptakan dunia untuk tujuan tersebut, dan Ia akan membuat sistem dunia saat ini berakhir agar validitas hidup Sdr dan rencana-Nya dapat dilihat oleh semua orang.
Tuhan akan menang pada akhirnya karena ada gulungan kitab. Rencana ada di dalam tangan-Nya.
3. Fakta ketiga yang ingin diungkapkan kepada kita untuk menguatkan iman kita adalah bahwa Tuhan Memegang Kendali.
Kerendahan hati Tuhan lahir dari sikap percaya diri. Sdr dapat bersikap rendah hati jika Sdr tahu bahwa Sdr pada akhirnya akan menang. Sdr tidak perlu memperlihatkan kekuasaan yang lebih tinggi kepada setiap orang dalam setiap keadaan. Kadang-kadang kita melihat di dunia ini seakan-akan Iblis akan menang. Tetapi jangan lupa kita mempunyai gulungan Kitab, dan kita tahu siapa yang akan menang pada akhirnya.
Tuhan memegang kendali. Apa yang kelihatan dapat menipu. Segala sesuatu tidak selalu sama dengan apa yang kelihatan. Singa itu adalah seekor Anak Domba, tetapi Anak Domba itu juga adalah seekor Singa.
Apakah Sdr ingat mengenai keadaan di Taman Getsemani? Para prajurit datang untuk menngkap Yesus. Mereka dipersenjatai dengan pedang dan tongkat. Petrus menarik pedangnya dan memotong telinga salah satu prajurit, tetapi Yesus berkata dalam Mat 26:52-53, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?".
Yesus sepenuhnya memegang kendali, meskipun Ia mengijinkan seolah-olah orang lain yang memegang kendali terhadap Dia. Yohanes menuliskan peristiwa di Taman Getsemani sedikit berbeda dengan Matius, Markus dan Lukas. Yohanes tidak melukiskan tanda yang dilakukan oleh Yudas untuk menunjukkan Yesus kepada para prajurit, tetapi menggantinya dengan pengakuan Yesus sendiri. Dalam Yoh 18:4-6, ketika para prajurit Romawi yang akan menawan Yesus datang kepada Kristus, Yesus bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Mereka menjawab, "Yesus dari Nazaret." Yesus memperkenalkan diri-Nya, bahwa Ia adalah Orang yang dicari. Ketika Yesus mengatakan, "Akulah Dia", sesuatu yang mengherankan terjadi. Para prajurit itu mundur dan jatuh ke tanah. Mereka jatuh ke tanah seperti balok-balok kayu yang jatuh. Kristus mempunyai kuasa yang besar. Ia sedang memegang kendali sepenuhnya pada saat itu. Yesus juga masih memegang kendali sepenuhnya saat ini.
Kita biasanya membayangkan bahwa seekor Anak Domba yang kecil adalah tidak berbahaya. Tetapi dengarlah apa yang terjadi ketika Anak Domba membuka meterai kelima dalam Kitab Wahyu 6:15-17, "Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Anak Domba Allah akan mengalahkan semua kuasa di bumi. Orang-orang yang berkuasa di bumi akan memilih lebih baik mati daripada menghadapi Anak Domba. Dan ketika hal itu terjadi, kita akan bersama-sama dengan Tuhan di dalam Kerajaan-Nya. Tuhan bukan hanya meminta kita untuk bersama-sama dengan Dia di dalam kelemahan-Nya, tetapi kita juga akan diminta bersama-sama dengan Dia di dalam kekuatan-Nya,
Jadi saya ingin mengatakan kepada Saudara hari ini: "Perjuangan kita tidak lah sia-sia. Peperangan (pergumulan) kita mungkin sudah berlangsung lama dan mungkin melelahkan. Barangkali kelihatannya Sdr kalah. Tetapi bersandarlah terus kepada Tuhan, dan meskipun kelihatan oleh orang lain sebagai kelemahan, namun sebenarnya hal ini adalah kekuatan Saudara. Dan Sdr akan menang pada akhirnya."
Paulus berkata di dalam 2 Kor 12:10, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat"
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Izinkanlah saya mengajukan beberapa saran praktis yang harus kita lakukan karena kita mengakui bahwa Yesus tetap memegang kendali.
§ Pertama, kita harus mengikuti contoh yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Surga: Mereka menyembah Tuhan dengan segenap kekuatan mereka. Mereka bernyanyi dengan keras, memuji, meninggikan Dia. Kita harus melakukan yang sama. Teruslah memuji Tuhan. Tetaplah ingat kebesaran-Nya. Tetaplah nyatakan kasihmu kepada-Nya.
§ Kedua, kita harus berdoa. Kitab Wahyu memperlihatkan sesuatu kepada kita mengenai doa dari umat Tuhan. Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa doa-doa kita dikumpulkan di dalam sebuah "cawan" (Wahyu 5:8: "........ masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus." Setelah cawan itu penuh, Tuhan bertindak. Saya suka gambaran tersebut. Setiap doa yang kita naikkan, setiap permintaan yang kita ucapkan, setiap saat kita melepaskan keprihatinan kita, beban-beban kita dan kepedulian kita, cawan itu sedang diisi. Tindakan Tuhan segera datang.
§ Ketiga, kita harus mengenal Tuhan dengan lebih baik. Kasihan mereka yang tidak mengenal Tuhan. Dalam masa krisis, mereka tidak memiliki tempat bersandar. Kenali Tuhan melalui Firman-Nya. Kita juga dapat mengenal Tuhan melalui suaran-Nya. Kita harus mendengarkan dengan hati-hati ketika Ia berbicara kepada kita. Dengarkanlah Tuhan dengan hati dan pikiran Sdr.
§ Akhirnya, setiap kita harus terus percaya kepada Tuhan. Percayalah kepada-Nya. Percayalah kepada Tuhanmu, Ia berkuasa. Jalan-jalan-Nya mungkin kelihatan lemah pada statu waktu, tetapi sebenarnya Ia kuat. Percayalah kepada-Nya, Ia punya rencana. Percayalah kepada rencana-Nya. Ia tahu kemana Saudara dan saya pergi. Ia tahu tujuan kita. Percayalah kepada-Nya, Ia memegang kendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar