Minggu, 27 November 2011

"Pembinaan Calon Penatua"

Pendidikan Dasar calon Penatua GKPI.
Bagian 1
Persiapan Pribadi
A.Enam Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab

1.Percaya kepada Yesus Kristus
Persiapan pribadi di dalam pelajaran Kitab Injil tidak dapat ditekankan terlalu berlebihan. Murid pertama-tama harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, karena “manusia duniawi” (orang yang tidak menerima Kristus) tidak dapat menerima atau memahami hal-hal mengenai Tuhan (1 Korintus 2:14). Oleh karena itu, keselamatan adalah oleh iman dalam Kristus sendiri (Efesus 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang mempelajari Firman Tuhan dapat melihat hal-hal yang rohani.
2.Percaya Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah yang menyatakan sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Timotius 3:16-17). Pelajaran Alkitab harus dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
3.Berdoa
Berdoa diperlukan untuk dapat memahami Kitab Injil. Firman Allah memerintahkan bahwa apabila seseorang kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya dengan cuma-cuma (Yakobus 1:5). Doa yang tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan diberikan, karena hal-hal ini jelas merupakan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14 bandingkan dengan Matius 7:7-8).
4.Belajar Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena banyak ayat-ayat dari Firman Allah yang belum dimengerti, maka kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan saat belajar (2 Timotius 2:15). Saat kita, sebagai mahluk hidup yang terbatas, berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas, kita harus menyadari bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan waktu lama.

5.Akui Dosa-Dosa Anda Secara Terus Menerus
Mengakui dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah membersihkan kehidupan kita, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat dicapai (1 Yohanes 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa kita, membuat kita terus menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah.
6.Bersedia Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah
Tuhan Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Ku” (Yohanes 7:17). Apabila tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka setiap pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan tersebut. Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Korintus 8:1). Apabila tujuan anda sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan bukannya hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang anda dapatkan itu akan berkurang dan menyimpang.
B.Lima Keuntungan dari Pelajaran Kitab Perorangan dari Firman Tuhan
1.Iman Yang Lebih Besar
Teolog terbesar Gereja, Rasul Paulus, berkata mengenai dirinya sendiri bahwa dia, “hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Kita semua masuk ke dalam keselamatan oleh karena kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8-9); dan menurut Paulus, karena kita sudah menerima Kristus, hendaklah kita hidup di dalam Dia (Kolose 2:6-7).
2.Pengetahuan Baru
Ada pengetahuan baru yang kita dapatkan dari Firman Tuhan karena kita “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:14-18). Pengetahuan ini menuntun kita kepada pengertian yang lebih besar lagi akan kasih karunia-Nya. Namun, seiring dengan bertumbuh dalam pengetahuan, kita bertumbuh dalam iman karena kita “mendengar” Firman Tuhan melalui Kitab Injil (Roma 10:17) dan mempercayai-Nya dalam segala hal.
3.Hidup Yang Dimurnikan
Firman Tuhan perlu bagi pemurnian hidup kita karena Firman-Nya adalah Kebenaran (Yohanes 17:17). Meskipun kita Orang-Orang Percaya, kita mempunyai masalah dengan dosa-dosa kita (1 Yohanes 1:6-10), jadi kita harus mempelajari Firman Tuhan untuk mengenali dosa yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kesembuhan dan penyucian (Mazmur 51). Harap catat bahwa Orang-orang Kristen seringkali “menambahkan kepada” Firman Tuhan dan membuat penambahan-penambahan itu sebagai dasar dari kebenaran. Hal ini disebut “legalisme”, yang artinya bahwa manusia telah membuat hukumnya sendiri sebagai standar kebenaran. Tuhan Yesus Kristus jelas menentang tindakan ini (Markus 7:1-13), jadi kita harus berhati-hati untuk memperhatikan dengan benar kepada standar-standar yang ditetapkan Tuhan.
4.Kekuatan Dalam Pelayanan

Dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup kita saat kita belajar memiliki “pikiran Kristus” (1 Korintus 2:14-16), akan ada kuasa di dalam pelayanan kami (Efesus 2:10). Kita berada dalam peperangan dengan iblis dan kekuatan-kekuatannya, oleh karena itu kita membutuhkan kuasa di luar kekuatan dan kemampuan kita sendiri (Efesus 6:10-18). Kuasa berasal dari kepatuhan kita kepada kehendak Tuhan, karena Tuhanlah yang bekerja di dalam kita, “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).
5.Perlengkapan Untuk Pelayanan
Dengan pengetahuan akan Firman Tuhan, kita dapat mempraktekkan kebenaran tersebut di dalam nama Tuhan Yesus (Kolose 3:16-17), dan menyatakannya kepada dunia yang hilang dan akan binasa ini (Yohanes 17:17-19; Ibrani 5:12). Tujuan utama untuk memberitakan Firman Tuhan adalah, “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Efesus 4:11-13). Untuk “memperlengkapi” orang-orang lainnya, maka kita harus memperlengkapi diri kita sendiri terlebih dahulu.
Pdt. R.H. Lumbantobing, S.Th.MA

Tidak ada komentar: