Allah
dalam Alkitab adalah Allah yang selalu ingin memulihkan (mereformasi) suatu keadaan supaya sesuai kembali dengan apa yang
Ia inginkan. Ia membangkitkan Set, Nuh dan keluarganya, Abraham, dan
sebagainya, karena Ia ingin memulihkan keadaan manusia. Ia selalu memiliki
rencana pemulihan yang besar. Hari ini kita akan melihat salah satu contoh
janji pemulihan yang Allah berikan kepada umat-Nya, yaitu Yeh 37:1-14.
Analisa
konteks
Salah satu
keunikan teks ini adalah pengulangan beberapa frase yang mengindikasikan
“kedaulatan TUHAN”. Frase “dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN” muncul
sebanyak 3 kali (ayat 6b, 13a, 14b). Selain itu, frase “beginilah Firman TUHAN”
muncul 4 kali (ayat 4, 5, 9, 12). Mengapa penekanan terhadap kedaulatan TUHAN
ini penting dalam konteks Yehezkiel? Karena pada waktu itu bangsa-bangsa
mengidentikkan kekalahan suatu bangsa dengan kekuatan/eksistensi allah yang
mereka percayai. Kekalahan bangsa Yehuda dari Babel pasti juga membawa dampak
spiritual, yaitu keraguan terhadap kekuatan TUHAN (dibandingkan dengan dewa
Marduk, dll.).
Teks ini terdiri
dari dua bagian besar: visi (ayat 1-10) dan interpretasi visi (ayat 11-14).
Masing-masing bagian tersebut berbicara tentang situasi bangsa Yehuda (ayat
1-3, 11) dan apa yang akan Allah lakukan sebagai respon terhadap situasi
tersebut (ayat 4-20, 12-14). Pemahaman tentang struktur ini sangat penting,
karena kita akan menyelidiki bagian ini dengan cara membandingkan bagian visi
dan interpretasi secara simultan.
Situasi bangsa Yehuda
(ayat 1-3, 11)
Tulang-tulang
di dalam visi Yehezkiel melambangkan bangsa Yehuda (ayat 11a). Penggambaran
secara apokaliptis memiliki keuntungan khusus, salah satunya adalah ekspresi
melalui verbal-simbolis yang sulit dicapai jika hanya digantikan dengan media
verbal.
“Kering”
(ayat 1-2, 11)
Kematian
yang digambarkan di ayat 1-2 merupakan kematian yang mengerikan: (1)
tulang-tulang tersebut berada di lembah. Kematian yang terhormat ada di
kuburan. Kematian di lembah/luar kota merupakan simbol kehinaan. Hanya
tulang-tulang saja yang ada mengindikasikan bahwa mayat-mayat tersebut tidak dikuburkan dengan layak dan tubuhnya
dimakan binatang-binatang liar. Ini merupakan gambaran kematian yang hina menurut konteks waktu itu. (2) tulang-tulang
tersebut sangat banyak. Yehezkiel melihat tulang-tulang tersebut memenuhi
lembah (ayat 1), berkeliling dan sangat banyak bertaburan (ayat 2). Jumlah yang
sangat besar ini biasanya merujuk pada kekalahan perang (band. ayat 9 “orang-orang
yang tersembelih ini”); (3) tulang-tulang tersebut sangat kering. Keadaan
‘sangat kering’ ini menggambarkan situasi bangsa Yehuda yang sudah lama berada di pembuangan.
“Tanpa harapan” (ayat 2b, 11)
Keberadaan
di pembuangan yang sudah sangat lama menyebabkan bangsa Yehuda kehilangan
harapan untuk menjadi sebuah bangsa kembali. Mereka merasa bahwa peluang untuk
itu sudah tidak ada, apalagi bangsa Babel menjadi tetap kuat dan tidak ada
tanda-tanda bahwa suatu bangsa besar lain sudah muncul. Pertanyaan TUHAN di
ayat 3a merupakan pertanyaan retoris (tidak perlu dijawab) dan bersifat ironis.
Secara manusia, tulang-tulang itu pasti tidak mungkin dihidupkan kembali.
“Kami sudah hilang (ayat 6-8, 11).
Terjemahan LAI:TB
“kami sudah hilang” sulit dipahami. Secara hurufiah, kata Ibrani yang dipakai
di sini seharusnya diterjemahkan “terpisah”. Dalam bagian visi, tulang-tulang
tersebut digambarkan: terpisah dari sendi-sendinya (ayat 6, “memberikan
urat-urat”), berada di tempat yang berbeda-beda (ayat 7 “saling bertemu”).
Gambaran ini sesuai dengan situasi historis yang dialami bangsa Yehuda.
Sebagian dari mereka tinggal di tanah Yehuda (2Raj 25:12), Mesir (2Raj 25:26),
tetapi sebagian besar dibawa ke pembuangan (2Raj 24:14-16; 25:11). Terpisah di
sini juga bisa berarti terpisah dari tanah perjanjian.
Pemulihan
Allah (ayat 7-10,
12-14)
TUHAN
tidak tinggal diam dengan situasi umat-Nya. Ia menubuatkan sebuah pemulihan!
Pemulihan apa yang Ia janjikan?
(1) Pemulihan fisik.
TUHAN menjanjikan
pemulihan tanah dan eksistensi sebagai sebuah bangsa (ayat 12-13). Dalam bagian
visi, pemulihan ini digambarkan dengan penggabungan tulang-tulang yang dulu
terpisah dan tumbuhnya urat/daging yang menyatukan mereka (ayat 7-8).
Bagaimanapun, pemulihan ini bukanlah yang paling penting.
(2) Pemulihan spiritual.
Inti pemulihan yang
TUHAN lakukan adalah secara spiritual. Apa yang telah terjadi pada bangsa
Yehuda secara fisik (kekalahan perang, pembuangan, dll.) sebenarnya merupakan
akibat dari kebobrokan spiritualitas mereka. Ketika TUHAN ingin memulihkan, Ia
juga ingin memulihkan yang paling esensial: spiritualitas. TUHAN sengaja
membedakan jenis pemulihan ini. Ia memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat
secara langsung (ayat 4-6), tetapi yang terjadi adalah secara bertahap (ayat
7-8 dan 9-10). Pemulihan ini membuat situasi berbalik 180o: dari tulang-tulang
yang kering dan terpisah menjadi tentara yang sangat besar! (ayat 10).
Pemulihan jenis ini hanya bisa terjadi apabila dilakukan oleh Roh (ayat 9, 14;
bandingkan mode nubuat di ayat 7-8). Gambaran di ayat 8-10 merujuk balik pada
Kejadian 2:7 ketika Allah menciptakan manusia. Rujukan ini mengindikasikan
bahwa TUHAN ingin menyiapkan sebuah generasi yang baru yang rohani, yang tidak
terkontaminasi oleh dosa dan dunia.
Konklusi
Apapun
keadaan kita sekarang, janganlah merasa bahwa itu merupakan situasi yang
terakhir dan permanen, karena Allah adalah Allah yang suka terhadap pemulihan
(reformasi). Alkitab dan sejarah telah menjadi saksi setia terhadap pola kerja
Allah ini. Ia ingin suopaya keadaan kita berubah. Lebih penting daripada itu,
Ia ingin supaya perubahan itu berujung pada pertumbuhan spiritualitas kita.
Marilah kita terus mensyukuri dan berharap melalui permasalahan kita, kita akan
bertambah mengenal kedaulatan TUHAN dan mencintai Dia.
Renungan
Tulang-tulang kering yang ada di hadapan Yehezkiel menggambarkan kondisi kerohanian umat Tuhan yang berada di pembuangan. Kerohanian mereka mati dan kehilangan fungsinya seperti tulang-tulang yang berserakan, saling terpisah satu dengan yang lain. Pertanyaan Tuhan mencerminkan pertanyaan Yehezkiel dan semua orang yang menyaksikan kondisi tersebut. Mungkinkah kondisi kerohanian yang sudah sedemikian parah ini dipulihkan kembali?
Gambaran di atas sangat penting dan relevan dengan kehidupan kita. Ada banyak hal yang dapat membuat kehidupan rohani orang-orang Kristen masa kini seperti tulang-tulang kering itu. Mati dan beserakan. Kita hidup di dunia yang semakin sibuk dengan berbagai urusan materi dan jasmani. Dalam kebanyakan keluarga Kristen masa kini, urusan kerohanian hanya diberi tempat di urutan terakhir. Bahkan, tidak sedikit keluarga Kristen yang kondisi kerohaniannya tergolong sakit parah atau bahkan mati. Mungkinkan kondisi kerohanian yang sudah parah itu dipulihkan kembali?
Tulang-tulang kering yang ada di hadapan Yehezkiel menggambarkan kondisi kerohanian umat Tuhan yang berada di pembuangan. Kerohanian mereka mati dan kehilangan fungsinya seperti tulang-tulang yang berserakan, saling terpisah satu dengan yang lain. Pertanyaan Tuhan mencerminkan pertanyaan Yehezkiel dan semua orang yang menyaksikan kondisi tersebut. Mungkinkah kondisi kerohanian yang sudah sedemikian parah ini dipulihkan kembali?
Gambaran di atas sangat penting dan relevan dengan kehidupan kita. Ada banyak hal yang dapat membuat kehidupan rohani orang-orang Kristen masa kini seperti tulang-tulang kering itu. Mati dan beserakan. Kita hidup di dunia yang semakin sibuk dengan berbagai urusan materi dan jasmani. Dalam kebanyakan keluarga Kristen masa kini, urusan kerohanian hanya diberi tempat di urutan terakhir. Bahkan, tidak sedikit keluarga Kristen yang kondisi kerohaniannya tergolong sakit parah atau bahkan mati. Mungkinkan kondisi kerohanian yang sudah parah itu dipulihkan kembali?
Peragaan
yang diberikan Tuhan justru hendak menjawab pertanyaan itu dengan tegas.
Jawabnya, tentu saja bisa. Tuhan sanggup menyusun kembali tulang-tulang yang
berserakan itu hingga terjalin dengan utuh, dan kemudian membalutnya dengan
daging. Tuhan juga sanggup memberikan roh untuk membuat tulang-tulang itu hidup
kembali. Tidak ada yang tidak bisa dipulihkan oleh Tuhan, meski separah apapun
kondisinya.
Sungguh
menarik menyaksikan bahwa tulang-tulang kering ini bergerak, memberikan respon
ketika Yehezkiel menyampaikan firman Tuhan. Hal ini bertolak belakang dengan
sikap umat Tuhan yang tidak memberikan respon apa-apa terhadap firman-Nya.
Sikap responsif tulang-tulang kering itu merupakan teguran keras terhadap umat
Tuhan yang tidak bersedia mendengar firman-Nya. Padahal, pemulihan harus
diawali dengan kesediaan kita untuk mendengar dan menanggapi firman Tuhan
secara positif.
Apapun
yang “kering” bisa Tuhan pulihkan,
apapun yang “retak” bisa Tuhan sembuhkan, apapun yang “patah” bisa Tuhan
sembuhkan. Oleh karena kemahakuasaan Tuhan dan Roh-Nya, lembah bisa ditutup,
gunung bisa diratakan. Semua itu bisa terjadi. “Tapi bernubuatlah pada
tulang-tulang kering itu!”, kata Tuhan. Jadi tugas kita adalah bernubuat pada
semua aspek kehidupan kita yang masih kering. Bernubuatlah bahwa tahun ini
adalah Tahun Rahmat Tuhan bagimu!
Iman berarti apapun
yang Anda percayai
harus terus Anda taruh dalam hati. Perkatakanlah apapun yang Anda percayai itu
setiap hari. Lalu dengan apa yang Anda percayai dan perkatakan itu, mulailah
bertindak! Sebab iman itu harus
bertindak, saat kita melangkah maka ada pintu yang terbuka. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar