Mazmur
ini adalah suatu doa
permohonan dan pengakuan iman yang sangat menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Dapat kita melihat bagaimana kita
diajari bagaimana untuk mengaplikasikan
iman dalam realita kehidupan nyata. Hanya
ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan
kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari
Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.
Di
luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan, keselamatan namun
yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan memperbesar kesedihan
(ay.4).
Harta
dan kepemilikan kita
yang paling besar adalah memiliki iman kepada Tuhan Allah, sebab bagaimana
tidak, bahwa hanya karena Allah sajalah yang dapat membuat:
HATI bersukacita, JIWA bersorak-sorak
dan TUBUH diam dengan tentram
Tidak ada barang
sesuatu apapun yang boleh membuat hidup kita seperti itu selain karena Tuhan.
Inilah harta yang paling berharga yang akan dirasakan oleh setiap orang yang
berlindung kepada Tuhan.
Hal terbesar lagi yang
boleh menguatkan kita bahwa keselamatan itu adalah untuk selama-lamanya, bahwa
orang yang beriman dan berpengharapan kepada Tuhan akan diselamatkan dari dunia
orang mati dan dari kebinasaan namun kehidupan kekal adalah bahagiaan dari
orang yang setia beriman kepada Tuhan. Sebab sengat maut telah dipatahkan oleh
Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya dari kematian, sebab: “Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup
yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan
melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh. 3:36).
Apapun yang boleh kita
miliki baik itu harta kekayaan emas perak uang jika kita tidak memiliki harta
yang sesungguhya tidak akan menjamin sukacita kita. Namun kalaupun kita hanya
cukup makan nasi campur garam jika kita bersama Tuhan tidak akan menghilangkan
sukacita kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita melihat bahwa
kepemilikan harta benda tidak menjamin seseorang boleh hidup dengan tenang,
nyaman dan senang justru ada sebaliknya membuat dia tidak dapat lagi menikmati
apa yang dimilikinya. Seperti yang difirmankan oleh Tuhan Yesus bahwa jika kita
menuruti perintahNya dan tinggal di dalam kasihNya maka: “Sukacita-Ku ada
di dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15: 11).
Semuanya itu boleh
nyata kepada kita jika kita dapat meniru apa yang diperbuat oleh pemazmur ini
dalam kehidupannya, yaitu penyerahan diri secara total kepada Tuhan, bahwa ia
menyerahkan hidupnya dikuasai oleh Tuhan. Dapat kita perhatikan hidup yang
dikuasai oleh Allah:
Ia
berdiri disebelah kananku: Maka Aku tidak goyah
Ia
depan: Ada sukacita
berlimpah-limpah
Di tangan kananNya: Ada nikmat
senantiasa
Tidak ada apapun yang
boleh membatasi sukacita anak-anak Allah, apapun yang boleh terjadi dalam hidup
kita tidak akan menggoyahkan kita sebab Allah bersama kita, biarpun saat ini
kondisi kita “sepiring berdua” atau apapun yang boleh terjadi baiklah kita
selalu mengingat janji Tuhan Yesus“Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman” (Mat.28:20).
Kesimpulan:
Kita
tidak pernah tahu bagaimana jalan kehidupan yang kita hadapi. Jika kita
memperhatikan dunia sekitar kita, mungkin kita merasa takut dan gentar, karena
banyaknya kejahatan. Namun, mazmur dari Daud ini memberikan penghiburan dan
arahan kepada kita bagaimana seharusnya kita hidup.
Pertama, teladanilah kehidupan orang-orang
kudus. Daud berkata, “Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang
mulia yang selalu menjadi kesukaanku” (ay. 3). Ada banyak pengaruh kehidupan di
sekitar kita, tetapi janganlah pernah mengikuti nasihat orang bebal atau orang
fasik, melainkan ikutilah nasihat orang kudus, orang yang takut akan Tuhan.
Inilah cara agar kita terhindar dari pengaruh buruk dan yang mencelakakan hidup
kita.
Kedua, miliki relasi yang baik dengan Tuhan
dan dengarkan nasihat-Nya. Daud berkata, “Aku memuji Tuhan, yang telah member
nasihat kepadaku” (ay. 7). Daud menyadari bahwa bagaimanapun pengalaman hidup
manusia dan tingkat kepandaiannya, ia tetaplah manusia yang lemah dan terbatas.
Itulah sebabnya, dalam kehidupan ini, kita tidak boleh mengandalkan kekuatan
kita sendiri, tetapi mintalah pimpinan dan pertolongan Tuhan. Jika Tuhan di
pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita? Marilah kita mengejar nasihat
Allah, melalui perenungan firman-Nya dan melakukannya dalam kehidupan kita hari
lepas hari.
Ketiga, sumber sukacita sejati terletak pada
relasi kita dengan Tuhan. Banyak orang mengejar sukacita dari dunia ini, bahkan
dalam zaman Daud, kedudukan, kekayaan, wanita, dianggap dapat mendatangkan
suckacita hidup, khususnya bagi kaum laki-laki. Tetapi, sesungguhnya semuanya
itu tidak ada artinya, dan hanya membawa pada persoalan hidup. Tetapi jika
Tuhan yang menjadi sumber sukacita kita, maka dalam setiap langkah hidup kita,
sukacita itu akan mengikuti kita, sebab Tuhanlah sumbernya. Itulah sebabnya
Daud berkata, “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah…” (ay. 11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar