Sabtu, 15 April 2017

Khotbah Minggu Quasimodogeniti 23 April 2017 “Beritahukanlah Kepadaku Jalan Kehidupan” Mazmur 16:1-11



Mazmur ini adalah suatu doa permohonan dan pengakuan iman yang sangat menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Dapat kita melihat bagaimana kita diajari bagaimana untuk mengaplikasikan iman dalam realita kehidupan nyata. Hanya ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita. Bagi pemazmur, tidak ada yang lebih berharga di dunia ini selain menjadi milik kepunyaan Tuhan. Sebagai milik kepunyaan Tuhan, maka apapun yang dimiliki adalah dari Tuhan, untuk Tuhan, karena hanya oleh karena Tuhanlah manusia berada di dalam dunia ini dan dapat berkarya. Hanya ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.
Di luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan, keselamatan namun yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan memperbesar kesedihan (ay.4). Pemazmur ini mengatakan juga bahwa, “Tuhan adalah bagian warisanku dan pialaku…”(ayat 5), “aku senantiasa menempatkan Tuhan di hadapanku…”(ayat 8), “Engkau akan menyatakan kepadaku aluran kehidupan.”
Bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan, begitu banyak kebahagiaan seindah yang Tuhan lakukan: “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (ayat 11), dan itu semua akan hadir kepada orang-orang yang peduli untuk membangun kehidupannya di atas dasar pondasi rohani yang kuat, yang sungguh menempatkan Tuhan menjadi dasar kehidupannya
Di luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan, keselamatan namun yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan memperbesar kesedihan (ay.4).
Harta dan kepemilikan kita yang paling besar adalah memiliki iman kepada Tuhan Allah, sebab bagaimana tidak, bahwa hanya karena Allah sajalah yang dapat membuat:
 HATI bersukacita,
JIWA bersorak-sorak dan
TUBUH diam dengan tentram
Tidak ada barang sesuatu apapun yang boleh membuat hidup kita seperti itu selain karena Tuhan. Inilah harta yang paling berharga yang akan dirasakan oleh setiap orang yang berlindung kepada Tuhan. 
Hal terbesar lagi yang boleh menguatkan kita bahwa keselamatan itu adalah untuk selama-lamanya, bahwa orang yang beriman dan berpengharapan kepada Tuhan akan diselamatkan dari dunia orang mati dan dari kebinasaan namun kehidupan kekal adalah bahagiaan dari orang yang setia beriman kepada Tuhan. Sebab sengat maut telah dipatahkan oleh Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya dari kematian, sebab: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh. 3:36).
Apapun yang boleh kita miliki baik itu harta kekayaan emas perak uang jika kita tidak memiliki harta yang sesungguhya tidak akan menjamin sukacita kita. Namun kalaupun kita hanya cukup makan nasi campur garam jika kita bersama Tuhan tidak akan menghilangkan sukacita kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita melihat bahwa kepemilikan harta benda tidak menjamin seseorang boleh hidup dengan tenang, nyaman dan senang justru ada sebaliknya membuat dia tidak dapat lagi menikmati apa yang dimilikinya. Seperti yang difirmankan oleh Tuhan Yesus bahwa jika kita menuruti perintahNya dan tinggal di dalam kasihNya maka: “Sukacita-Ku ada di dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15: 11).
Semuanya itu boleh nyata kepada kita jika kita dapat meniru apa yang diperbuat oleh pemazmur ini dalam kehidupannya, yaitu penyerahan diri secara total kepada Tuhan, bahwa ia menyerahkan hidupnya dikuasai oleh Tuhan. Dapat kita perhatikan hidup yang dikuasai oleh Allah:
          Ia berdiri disebelah kananku: Maka Aku tidak goyah
          Ia depan: Ada sukacita berlimpah-limpah
          Di tangan kananNya: Ada nikmat senantiasa
Tidak ada apapun yang boleh membatasi sukacita anak-anak Allah, apapun yang boleh terjadi dalam hidup kita tidak akan menggoyahkan kita sebab Allah bersama kita, biarpun saat ini kondisi kita “sepiring berdua” atau apapun yang boleh terjadi baiklah kita selalu mengingat janji Tuhan Yesus “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat.28:20).
"Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  Mazmur 16:11
Momen apa yang paling membuat Saudara merasakan sukacita?  Ada berbagai alasan seseorang mengalami sukacita dalam hidupnya:  seseorang bersukacita saat ia mendapatkan lotere;  ketika merayakan valentine's day dengan teman-teman;  saat berada di kursi pelaminan dengan orang yang dicintainya;  ketika memiliki uang banyak;  ketika lulus ujian atau diwisuda sebagai sarjana;  ketika dianugerahi anak;  ketika bertemu dengan kawan lama dan sebagainya.  Seseorang yang menderita sakit akan bersukacita ketika dokter menyatakan bahwa ia sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit;  seorang atlet mengalami sukacita yang luar biasa ketika ia mampu merebut medali emas dalam suatu kejuaraan;  seorang petani bersukacita tatkala musim panen yang ditunggu-tunggu itu tiba, sehingga rasa-rasanya semua kerja keras yang selama ini ia lakukan, baik itu membajak, mengairi dan merawat tanaman telah terbayar sudah.  Begitu pula seorang karyawan akan bersukacita ketika tiba waktu menerima gaji atau mendapat promosi jabatan dari pimpinan.
     Namun, berapa lama sukacita itu akan bertahan?  Sukacita yang ditawarkan oleh dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak akan bertahan lama.  Lalu, di manakah kita menemukan sukacita yang sejati dan berlimpah-limpah itu?  Sukacita yang melimpah dan yang tak lekang oleh waktu hanya akan kita temukan di dalam Tuhan Yesus.  Sukacita yang dari Tuhan tidak bergantung pada situasi dan kondisi yang ada di sekitar kita karena sukacita itu berasal dari dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
     Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di dalam diri kita.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati,  "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!  Sekali lagi kukatakan:  Bersukacitalah!"  (Filipi 4:4).  Mungkin kita berkata,  "Teorinya gampang.  Prakteknya?  Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan lagi bangkrut dan sebagainya?"  Rasul Paulus menulis surat himbauan kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias dalam penderitaan dan kesesakan.
"Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!"  (Nehemia 8:11b).



Tidak ada komentar: