Mazmur ini adalah suatu
doa permohonan dan
pengakuan iman yang sangat menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Dapat kita
melihat bagaimana kita diajari bagaimana untuk mengaplikasikan iman dalam
realita kehidupan nyata. Hanya ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan,
pengajaran, keselamatan dan kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber
yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh
pemazmur kepada kita. Bagi pemazmur, tidak ada yang lebih berharga di dunia ini
selain menjadi milik kepunyaan
Tuhan. Sebagai milik kepunyaan Tuhan, maka apapun yang dimiliki adalah dari
Tuhan, untuk Tuhan, karena hanya
oleh karena Tuhanlah manusia berada di dalam dunia ini dan dapat berkarya.
Hanya ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan
kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari
Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.
Di
luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan, keselamatan namun
yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan memperbesar kesedihan
(ay.4). Pemazmur ini mengatakan juga bahwa, “Tuhan adalah bagian warisanku dan
pialaku…”(ayat 5), “aku senantiasa menempatkan Tuhan di hadapanku…”(ayat 8),
“Engkau akan menyatakan kepadaku aluran kehidupan.”
Bagi
orang-orang yang mengandalkan Tuhan, begitu banyak kebahagiaan seindah yang
Tuhan lakukan: “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu
ada sukacita berlimpah-limpah, di
tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (ayat 11), dan itu semua akan hadir
kepada orang-orang yang peduli untuk membangun kehidupannya di atas dasar
pondasi rohani yang kuat, yang sungguh menempatkan Tuhan menjadi dasar
kehidupannya
Di
luar Tuhan bisa saja kita mencari kebahagiaan, kehidupan, keselamatan namun
yang kekal hanya ada pada Tuhan Allah, karena mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di luar Tuhan justru sebaliknya akan memperbesar kesedihan
(ay.4).
Harta dan kepemilikan
kita yang paling besar adalah memiliki iman kepada Tuhan Allah, sebab bagaimana
tidak, bahwa hanya karena Allah sajalah yang dapat membuat:
HATI bersukacita,
JIWA bersorak-sorak
dan
TUBUH diam dengan
tentram
Tidak ada barang
sesuatu apapun yang boleh membuat hidup kita seperti itu selain karena Tuhan.
Inilah harta yang paling berharga yang akan dirasakan oleh setiap orang yang
berlindung kepada Tuhan.
Hal terbesar lagi yang
boleh menguatkan kita bahwa keselamatan itu adalah untuk selama-lamanya, bahwa
orang yang beriman dan berpengharapan kepada Tuhan akan diselamatkan dari dunia
orang mati dan dari kebinasaan namun kehidupan kekal adalah bahagiaan dari
orang yang setia beriman kepada Tuhan. Sebab sengat maut telah dipatahkan oleh
Tuhan Yesus melalui kebangkitanNya dari kematian, sebab: “Barangsiapa percaya
kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada
Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”
(Yoh. 3:36).
Apapun yang boleh kita
miliki baik itu harta kekayaan emas perak uang jika kita tidak memiliki harta
yang sesungguhya tidak akan menjamin sukacita kita. Namun kalaupun kita hanya
cukup makan nasi campur garam jika kita bersama Tuhan tidak akan menghilangkan
sukacita kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita melihat bahwa
kepemilikan harta benda tidak menjamin seseorang boleh hidup dengan tenang,
nyaman dan senang justru ada sebaliknya membuat dia tidak dapat lagi menikmati
apa yang dimilikinya. Seperti yang difirmankan oleh Tuhan Yesus bahwa jika kita
menuruti perintahNya dan tinggal di dalam kasihNya maka: “Sukacita-Ku ada di
dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15: 11).
Semuanya itu boleh
nyata kepada kita jika kita dapat meniru apa yang diperbuat oleh pemazmur ini
dalam kehidupannya, yaitu penyerahan diri secara total kepada Tuhan, bahwa ia
menyerahkan hidupnya dikuasai oleh Tuhan. Dapat kita perhatikan hidup yang
dikuasai oleh Allah:
Ia berdiri disebelah kananku: Maka Aku
tidak goyah
Ia depan: Ada sukacita
berlimpah-limpah
Di tangan kananNya: Ada nikmat
senantiasa
Tidak ada apapun yang
boleh membatasi sukacita anak-anak Allah, apapun yang boleh terjadi dalam hidup
kita tidak akan menggoyahkan kita sebab Allah bersama kita, biarpun saat ini
kondisi kita “sepiring berdua” atau apapun yang boleh terjadi baiklah kita
selalu mengingat janji Tuhan Yesus “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman” (Mat.28:20).
"Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita
berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." Mazmur
16:11
Momen apa yang paling
membuat Saudara
merasakan sukacita? Ada berbagai alasan seseorang mengalami sukacita
dalam hidupnya: seseorang bersukacita saat ia mendapatkan lotere;
ketika merayakan valentine's day dengan teman-teman; saat berada di kursi
pelaminan dengan orang yang dicintainya; ketika memiliki uang banyak;
ketika lulus ujian atau diwisuda sebagai sarjana; ketika dianugerahi
anak; ketika bertemu dengan kawan lama dan sebagainya. Seseorang
yang menderita sakit akan bersukacita ketika dokter menyatakan bahwa ia sudah
sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit; seorang atlet mengalami
sukacita yang luar biasa ketika ia mampu merebut medali emas dalam suatu
kejuaraan; seorang petani bersukacita tatkala musim panen yang
ditunggu-tunggu itu tiba, sehingga rasa-rasanya semua kerja keras yang selama
ini ia lakukan, baik itu membajak, mengairi dan merawat tanaman telah terbayar
sudah. Begitu pula seorang karyawan akan bersukacita ketika tiba waktu
menerima gaji atau mendapat promosi jabatan dari pimpinan.
Namun, berapa lama sukacita itu akan bertahan? Sukacita yang ditawarkan
oleh dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak akan bertahan lama. Lalu,
di manakah kita menemukan sukacita yang sejati dan berlimpah-limpah itu?
Sukacita yang melimpah dan yang tak lekang oleh waktu hanya akan kita temukan
di dalam Tuhan Yesus. Sukacita yang dari Tuhan tidak bergantung pada
situasi dan kondisi yang ada di sekitar kita karena sukacita itu berasal dari
dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di
dalam diri kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati,
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Mungkin kita berkata,
"Teorinya gampang. Prakteknya? Bagaimana bisa bersukacita jika
kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan
lagi bangkrut dan sebagainya?" Rasul Paulus menulis surat himbauan
kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena
menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias
dalam penderitaan dan kesesakan.
"Jangan kamu bersusah hati, sebab
sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!" (Nehemia 8:11b).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar