Tambahan
Khotbah 23 April 2017 Minggu Quasimodogeniti
Songon
Poso2 na imbaru tubu.
Alasan Bersukacita
Baca: Mazmur 16:1-11
Mazmur hari ini mengajarkan dan menggambarkan dengan jelas bahwa hanya ada satu sumber sukacita, sumber kebahagiaan, sumber perlindungan, dan sumber keselamatan. Tidak ada sumber lainnya yang kekal di luar Tuhan. Harta dan kepunyaan kita yang terbesar adalah beriman kepada Allah. Hanya di dalam Dialah hati kita bersukacita, jiwa kita bersorak-sorak, dan tubuh kita akan diam dengan tenteram (ay. 9). Bahkan, hanya Dia yang mampu melepaskan kita dari jurang kebinasaan (ay. 10), yaitu dengan menganugerahkan keselamatan kekal melalui kematian Kristus. Selain Tuhan, tidak akan ada yang mampu menjanjikan dan melakukan hal-hal hebat tersebut kepada Anda dan saya.
Apakah alasan kita bersukacita? Jabatan yang baik? Keuangan yang cukup hingga beberapa tahun ke depan? Tiket liburan ke luar negeri? Apa pun yang kita miliki, jika kita tidak memiliki harta yang sesungguhnya, hal itu tidak akan menjamin
sukacita kita. Harta
yang fana pada akhirnya hanya mampu memuaskan
secara sementara. Sebaliknya, penyerahan diri kepada Sumber Sukacita yang
sejati akan membuat kita tidak pernah goyah dan tetap bersukacita dalam setiap
keadaan. Alasannya? Karena Dia selalu menyertai kita.
SUKACITA YANG SEJATI
TIDAK DIPERJUALBELIKAN,
NAMUN DIANUGERAHKAN UNTUK MENDATANGKAN KEPUASAN KEKAL Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di dalam diri kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Mungkin kita berkata, "Teorinya gampang. Prakteknya? Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan lagi bangkrut dan sebagainya?" Rasul Paulus menulis surat himbauan kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias dalam penderitaan dan kesesakan.
"Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!" (Nehemia 8:11b).
NAMUN DIANUGERAHKAN UNTUK MENDATANGKAN KEPUASAN KEKAL Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di dalam diri kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Mungkin kita berkata, "Teorinya gampang. Prakteknya? Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan lagi bangkrut dan sebagainya?" Rasul Paulus menulis surat himbauan kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias dalam penderitaan dan kesesakan.
"Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!" (Nehemia 8:11b).
Mengapa banyak orang
kristiani tidak mengalami sukacita yang merupakan
buah Roh dalam Galatia 5:22?
Dalam bukunya yang
berjudul Laugh Again (Tertawa Lagi),
Charles Swindoll menuliskan tiga hal
yang sering menjadi "pencuri sukacita", yakni kekhawatiran, tekanan batin,
dan ketakutan.
Ia mendefinisikan
kekhawatiran sebagai "kegelisahan yang berlebihan akan suatu hal yang
mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi". (Dan biasanya tidak terjadi.)
Tekanan batin diartikan sebagai "ketegangan yang berlebihan terhadap
situasi yang tidak dapat kita ubah atau kontrol". (Padahal Allah mampu.)
Dan ketakutan, menurut Swindoll, adalah "kecemasan yang sangat terhadap
bahaya, kejahatan, atau penderitaan". (Dan hal itu hanya akan memperbesar
masalah kita.)
Swindoll mengatakan
bahwa untuk membentengi diri dari "pencuri sukacita", kita harus
memiliki keyakinan yang sama seperti yang dikatakan Paulus dalam Filipi 4:4.
Setelah mengucap syukur atas jemaat Filipi (1:3-5),
ia menyakinkan mereka bahwa "Ia, yang memulai
pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya" (ayat 6).
Apa pun yang membuat sdr2
khawatir, tertekan, dan ketakutan, tidak dapat menghalangi Allah untuk terus
bekerja dalam hidup Anda. Kita dapat hidup dengan keyakinan bahwa Dia mengatur
segalanya. Kita dapat memasrahkan segalanya kepada-Nya.
Bentengi diri Anda
dari "pencuri sukacita" itu dengan memperbarui keyakinan Anda kepada
Allah setiap pagi. Lalu tenangkan hatimu dan bersukacitalah -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar