Kita
mengetahui bersama bahwa penolakan kepada orang-orang Kristen masih terus
berlangsung hingga saat ini, baik itu yang dialami orang orang Kristen
mula-mula sampai kepada kita saat ini, mulai dari tindakan diskriminasi,
susahnya mendirikan rumah ibadah dan pengerusakan tempat ibadah.
Dalam
surat Petrus ini mengingatkan kita bahwa ternyata itu adalah kebahagiaan dan sukacita kita. Mengapa
kita harus bersukacita: Pertama,
bahwa ternyata bagaimanapun hambatan yang dialami oleh gereja ternyata tidak
dapat menghambat Firman Allah menyebar ke seluruh dunia. Kedua, Kekuatan Allah memelihara kita karena iman kepadaNya. Ketiga, penderitaan dan pergumulan yang
kita hadapi diizinkan Allah untuk memurnikan iman kita. Keempat, hambatan dan
tantangan yang di hadapi oleh Gereja adalah bukti bahwa orang Kristen memegang
iman yang benar sebab kuasa duniawi pasti akan menolak kebenaran yang
sesungguhnya. Sehingga patutlah kita bersukacita, sebab iman yang kita miliki
adalah sungguh adalah benar-benar jalan keselamatan. Pengharapan kita yang kuat di dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus
adalah karena kebangkitanNya dari antara orang mati. Bahwa kita kita memiliki
iman yang sejati yaitu kepada Kebenaran yang berkuasa atas kehidupan dan
kematian. Sehingga kita memperjuangkan iman di dalam dunia ini adalah untuk
keselamatan jiwa. Karena itulah kita percaya, bersukacita yang walaupun kita
tidak melihatNya.
Hidup kita saat ini
adalah hidup karena anugerah Allah yang melahirkan kita kembali menjadi kepada
hidup yang penuh pengharapan. Dengan kelahiran baru di dalam Yesus Kristus kita
akan menerima: Suatu bagian yang tidak dapat binasa, Yang tidak dapat cemar,
Yang tidak dapat layu, Yang tersimpan di sorga bagi kamu (ay. 4).
Maka
bagaimana kita hadir
ditengah-tengah dunia sebagai orang-orang yang lahir baru? Paulus mengatakan
pada Timoteus yaitu sebagai “manusia Allah”. Bagaimana selama kita hidup iman
kita tetap murni tanpa noda sebagaimana Kristus telah menyelamatkan kita.
Bagaimana kita tampil ditengah-tengah kehidupan orang yang belum diselamatkan
oleh Kristus kita tampil sebagai ciptaan baru sebagai manusia Allah.
Diharapkan dari kita tidak asal-asalan dalam mengikut
Kristus, tidak asal-beriman asal-percaya. Hal inilah yang perlu kita bangun
ketika kita beriman diantara orang-orang yang menolak bahkan membenci Kekristenan. Semakin mereka membenci kita
harus semakin terbuka kepada mereka bahwa kita adalah manusia Allah ditengah-tengah
dunia ini.
Disinilah sukacita
kita, bahwa ketika penolakan, kebencian yang kita hadapi dari orang-orang yang
membenci orang yang beriman kepada keselamatan Kristus justru menuntut iman
kita untuk memperlihatkan kualitasnya yang terbaik bukan malah sebaliknya
membuat kita semakin takut untuk beriman. Dalam
1 Petrus 2:20 dikatakan “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah”. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar