Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Kamis, 16 Januari 2014
Khotbah Matius 3:13-17 Thema : "Melakukan Kehendak Bapa"
I. Pendahuluan
Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
II. Konteks Teks dan Tafsiran
Dengan membandingkan-banding kisah pemberitaan Yohanes yang terpelihara dalam injil Matius dan Lukas dapat diketahui apa yang sesungguhnya dikatakan oleh Yohanes. Ia berkotbah dan membaptis. Ia memberitakan datangnya seorang hakim yang akan bertindak terhadap pendosa dengan murka. Maka, Yohanes menyerukan perlunya pertobatan yang disusul degan tindakan nyata berupa baptisan dalam air sungai Yordan. Baptisam itu dipandangnnya sebagai bukti kesiapsediaan manusia akan kedatangan sorang pembaptis baru. Yohanes menggunakan sarana pembersihan biasa berupa air. Dari dia yang kedatangan-Nya dinantikan itu diharapkan pembersihan melalui Roh Kudus, yaitu melalui kuasa Allah sendiri yang melampaui keampuhan segala sarana fisik. Allah tahu hati manusia, sehingga terhadap pendosa yang tidak mau bertobat ia akan bertindak seperti api. Yesus menemui Yohanes, pemberitaan Yohanes menarik perhatian banyak orang Yahudi. Mereka datang kepadanya untuk dibaptis. Yesus memandang Yohanes sebagai pemberita zaman eskatologis, maka Ia pun pergi kepadanya untuk dibaptis. Dalam cerita ini injil selanjutnya malah ditegaskan bahwa dalam arti tertentu Yesus ingin meneruskan karya Yohanes.
Allah menyatakan diri-Nya kepada Yesus, bagian kedua ini umumnya diberi nama: Epifani (penampakan) atau Teofani (penampakan Allah) dan disusun dalam gaya tulisan-tulisan apokaliptik. Langit terbuka, Roh turun, Yesus melihat-Nya, terdengar suara Ilahi. Semua unsur ini bisa dipakai dalam kisah-kisah yang mengambarkan terjadinya kamunikasi Allah dan manusia. Kisah epifani/teofani ini selalu bertujuan memperkenalkan secara meriah rencana misterius Allah sehubungan dengan pelaksanaan penyelamatan manusia pada akhir zaman. Jenis kisah ini dengan sendirinya bernada misterius dan besuasana ajaib, sebab melalui ungkapan-ungkapan manusiawi hendak dinyatakan suatu ungkapan adikoadrati/illahi, yang sesungguh tidak dapat diungkapkan dalam bahasa manusia secara memuaskan.
Roh turun, bagi bangsa Yahudi yang mengenal gaya dan bahasa kitab suci, roh selalu searti dengan kehadiran Allah yang merasuki orang pilihan-Nya dan memenuhinya dengan kekuatan, kebijaksanaan, kepenuhan karunia adikoadrati demi pelaksanaan suatu misi penting, Bapa menyapa putranya: menurut Injil Markus dan Lukas, suara dari langit menyapa Yesus, engkaulah.....dst, tetapi menurut injil Matius, suara itu menyapa para saksi, termasuk Yohanes pembaptis. Kisah pembaptisan Yesus ini dipahami sebagai kisah tentang pelantikan Yesus sebagai Mesias. Namun selain itu juga, dalam kita ini sangat ditekankan kehadiran intim dan sekaligus penuh kuasa Allah demi Yesus Kristus menjelang pelaksanaan misi-Nya. Yesus dipenuhi roh kudus. Ia putra Allah secara khusus. Untuk menjalankan karya penyelamatan, Yesus diikat secara erat dengan Allah.
Ayat 13: Sungai Yordan adalah adalah sungai palestina yang debit airnya terbesar dan mengalir sepanjang tahun. Jarak lurus sungai ini kira-kira 120 km dari danau Hule hingga laut mati. Tetapi jarak ini menjadi jauh lebih dua kali lipat karena banyaknya belokan sungai ini. Disana Yohanes dijumpai oleh Yesus, dan sungai itu merupakan tempat berkaryanya Yohanes Pembaptis. Tujuan dari Yesus datang kepada Yohanes adalah untuk dibaptis. Yesus tidak datang dengan kereta berapi atau kereta rajawi, bukan sebagai penonton atau kritikus dan tidak pula untuk menyuruh Yohanes membuka kasut-Nya, melinkan sebagai orang biasa, bahkan pendosa. Ia mau tunduk kepada Yohanes yang sedang mengadakan upacara suci. Justru karena sikap-Nya demikian, surga akan beraksi samabil menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah.
Ayat 14-15: Kita menggenapi seluruh kehendak Allah, kata menggenapi dalam injil Matius ini merupakan “memelihara” dan sekaligus “menyempurnakan” dalam arti membawa kepada kesempurnaan baru. Dalam bahasa Aslinya dikatakan “diakosye” yang artinya “kebenaran” dalam arti luasnya diakosyne dapat diartikan sebagai kesetiaan baru dan radikal kepada kehendak Allah dan pada dasarnya mengacu kepada kesesuaian dengan norma kesempurnaan moral sebagai ungkapan kehendak Allah. Dengan melaksanakan kehendak Allah maka manusia menjadi benar “dikaios”. Dalam konteks baptisan yang diselenggarakan oleh Yohanes pembaptis, kata diakosyne mengacu pada rencana atau kehendak Allah yang khusus yang harus digenapkan oleh Yesus. Dengan menerima baptisan, Yesus membuat langkah pertama kearah penggenapan kebenaran itu. Baik Yohanes maupun Yesus menundukkan diri kepada suatu rencana allah yang maknanya akan dinyatakan dalam seluruh kitab Injil; Yesus menjadi orang yang solider dengan para pendosa untuk menyelamatkan mereka dari dosa.
Ayat 16-17: “langit terbuka” adalah suatu ungkapan teologis simbolis yang dipakai lebih dari satu kali dalam Alkitab (Yehezkiel 1:1; Wahyu 19:11) untuk menyatakan bahwa Allah sedang membuka komunikasi dengan dunia, menyampaikan wahyu, firman dan kehendak-Nya kepada manusia di bumi, dan hadir kembali di dunia sehingga surga dan bumi dipersatukan kembali. Burung merpati adalah suatu simbol kehadiran Roh Allah; dalam sebuah teks Rabinik dinyatakan, “Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:2) seperti seekor burung merpati yang terbang berputar-putar di atas anak-anaknya tanpa menyentuh mereka”. Dengan Roh Allah hinggap dan berdiam pada Yesus, Allah, seperti pada permulaan penciptaan dunia, sedang mencipta kembali, kali ini sedang mencipta suatu umat yang di dalamnya Allah senantiasa hadir sebagai Imanuel. “Burung merpati terbang berputar di atas kepala sang Mesias.” Ketika Roh Allah hinggap pada Yesus, suara Allah, “suara dari surga” (lihat juga Yohanes 12:28), menyatakan dan mengukuhkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Anak yang diurapi oleh Roh Allah, sang Mesias. Anak Allah adalah sebuah gelar untuk Yesus sebagai sang Mesias, orang yang diurapi oleh Roh Allah
Turunnya Roh Kudus ke atas Yesus bukan saja menandakan bahwa dia diurapi oleh Roh Allah, menjadi sang Mesias, tetapi juga suatu peristiwa pelantikan Yesus sebagai Anak Allah, sebagai sang Mesias pilihan Allah yang Allah kasihi dan yang kepadanya Allah berkenan, yang ditugaskan untuk “menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yesaya 42:1; bdk. Mazmur 2:1), yakni Taurat yang baru, yaitu seluruh ajaran dan amanat Yesus yang ditulis dalam Injil Matius, yang disarikan sebagai Hukum Kasih (Matius 22:37-39)
Ada tiga hal yang dapat disimpulkan Alasan Yesus Dibaptis:
1. "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (ayat Mat 3:15; bd. Im 16:4; Gal 4:4-5). Melalui baptisan, di depan umum Kristus menyerahkan diri kepada Allah dan kerajaan-Nya sehingga dengan demikian menggenapi tuntutan Allah yang benar.
2. Menempatkan diri-Nya setara dengan orang berdosa sekalipun Ia sendiri tidak perlu bertobat dari dosa (2Kor 5:21; 1Pet 2:24).
3. Menghubungkan diri-Nya dengan gerakan baru dari Allah yang memanggil setiap orang kepada pertobatan; perhatikan pesan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Mesias (Yoh 1:23,32-33).
III. Kesimpulan
Sebagaimana Yesus dalam ksiah ini mau merendahkan diri dihadapan orang banyak, dan seorang Mesias mau mengaku dosa demi manusia berdosa. Yesus yang tidak berdosa menjadi manusia yang berdosa oleh karena manusia. Untuk itu marilah kita didalam kehidupan in, mau mengaku segal dosa dan kesalah kita di hadapan Allah dan melakukan pertobatan. Melakukan pertobatan adalah salah satu hal yang mengarahkan kehidupan kita untuk melakukan kehendak Bapa yang di sorga. Tahun 2014 ini akan menjadi tahun yang kita tahu mau kemana kita melangkah, manusia tidak dapat menyelami bagaimana rencana Tuhan yang indah dan mulia, namu kita manusia haru yakin bahwa Allah senantiasa bersama-sama dengan kita manusia di dalam kehidupan ini. Lagu Puji katakan tiap langkahku diatur oleh Tuhan. Hanya Allah lah yang tetap setia memimpin langkah kehidupan kita. Tetaplah berserah akan Tuhan...Amen....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar