Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Kamis, 16 Januari 2014
Khotbah Minggu 19 Januari 2014 Yesaya 49:1-7 Thema : "Kesetian Hamba yang melayani".
I. Pendahuluan
Yesaya berarti “Tuhan adalah keselamatanku”. Kitab Yesaya ini ditulis dalam tiga kurun waktu yaitu: tahun 740-700 s.M, Masa pembuanga (587-535 s.M). dan masa pasca pembuangan (sekitar 530 s.M). Yesaya memberitakan penghukuman Allah atas kejahatan Israel, kaena bangsa Israel tidak hidup dalam kekudusan Allah. Allah itu adalah Allah yanng Mahakudus maka Israel Israel mestilah hidup kudus, beribadah yang benar, menegakkan keadilan, kesetiaan, dan hidup dengan kekudusan sesuai hukum Taurat. Yesaya menyerukan pertobatan sebagai satu-satunya jalan untuk dapat diselamatkan. Yesaya juga menekankan tentang pengharapan baru tentang keselamatan Israel yang mengalami pembuangan. Peristiwa pembuangan menimbulkan keputusasaan Israel. Namun Yesaya meengajak umat yang terbuang supaya ber-pengharapan, Tuhan masih mengasihi dan akan menyelamatkan Israel melalui seorang “hamba” yang dipahami sebagai Mesias. Yesaya juga menekankan dan menegaskan kedatangan Mesias dari keturunan daud sesuai janji Allah. Mesias menjadi terang dunia yang menyelamatkan seluruh bangsa-bangsa yang hidup dalam kegelapan.
Yesaya dipanggil Tuhan menjadi nabi pada tahun kematian Uzia. Penglihatan tentang pemanggilannya itu dilukiskan dalam Yesaya 6. Yesaya melihat Tuhan duduk di atasnya takhta-Nya dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci, dengan serafim berdiri di sebelah atas-Nya. Dua sayap dipakai serafim itu untuk menutupi mukanya dan dua sayap dipakai untuk menutupi kaki-Nya dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang lalu berseru “Kudus, kuduslah Tuhan semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya”.
II. Tafsiran Teks
Hamba Tuhan, sebagaimana digambarkan dalam kitab Deutero-Yesaya, mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Tuhan. “Lihat itu hambaKu yang kupegang.....aku telah menruh Rohku ke-atasnya (Yes. 42:1)”. Hamba Tuhan itu harus menderita, dalam pendertitaan Hamba Tuhan itu ada segi baru yang sebelumnya belum pernah muncul dalam kesaksian Perjanjian Lama yaitu hamba Tuhan harus menderita sebagai penganti orang lain dan demi Keselamatan-an orang lain. Dalam ayat 3 Allah mengatakan kepada Yesaya “engkau adalah hambaKu”. Tugas dari hamba Tuhan itu adalah untuk mengembalikan kehidupan orang-orang Israel kepada kehidupan yang takut akan Tuhan.hamba Tuhan mempunyai misi kepada Israel. Dia adalah orang yang memulihkan Israel. Di tengah-tengah situasi yang dihadapi oleh bangsa Israel itu Yesaya dipiliha Allah untuk menjadi Nabi “menyuarakan suara kenabian yaitu suara kebenaran Allah”. Yesaya menjalani tugasnya sebagai nabi yang adalah hamba Tuhan bagi Israel. Ada dua dimensi Allah memanggil nabinya : yang pertama adalah dimensi terkait dengan karakter dan kehidupan peribadinya, dimensi yang kedua: terkait pergumulan konteks dimana kemudianpribadi yang dipanggil diutus ke tempat itu. Maka penting bagi setiap pribadi yang dipanggil mengetahui dan melaksanakan tugasnyaa sebagai hamba Tuhan. Hamba dapat dikatakan sebagai pelayan, istilah pelayan dalam PL berasal dari bahasa Ibrani “ebed” yang artinya budak, hamba, pelayan, sedangkan dalam PB kata ini berasal dari bahasa Yunani “doulos” yang artinya sebagai hamba (budak). Dapat dikatakan secara sederhana kaata ini berarti orang yang bekerja untuk keperluan orang lain atau untuk melaksanakan kehendak orang lain. Dan hamba dalam kata ini tidak sama dengan pekerjaan upahan. (Bnd. Kata hamba ini sering digunakan oleh Yesus Kristus kare2na kata ini bukanlah suatu kehinaan atau pekerjaan yang hina melainkan hamba itu menunjukkan kesetiaan diri di hadapan Allah. Teladan hamba orang Kristen terdapat dalam Yesus Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani “Mar 10:45”).
Yesaya dipanggil dan diutus sebagai hamba Tuhan di tengah-tenagah pergumulan bangsanya. Secara spritual , Israel adalah umat yang tidak lagi setia pada Tuhan. Menjelang pembuangan mereka terbukti lebih mengandalkan bangsa lain dibanding Tuhan. Itu sebabnya, Tuhan mengizinkan Israel ditawan dan dibuang di Babel (pergumulan sosial-politik). Ada 3 tugas hamba yang diberikan kepada Yesaya pada Yesaya 49:1-7 “Pertama. Menyatakan keagungan Allah (ayat 3) tugas ini menuntut Yesaya untuk menceritakankebesaran, keagungan dan kuasa Allah yang sepatutnya diandalkan bangsa Israel. Kedua. Mengembalikan Yakub kepada-Nya (ayat 5) melalui Yesaya Israel dipanggil untuk mengutamakan Tuhan sehingga restorasi rohani akan berdampak pada tegaknya “suku-suku Yakub” (ayat. 6) yang terserak dalam pembuagan. Ketiga, menjadi terang bagi bangsa-bangsa (ayat 6), Ketika israel dapat dipulihkan maka seluruh Israel akan heran dan turut serta dalam mengakui keagungang dan kuasa Allah dalam kehidupan mereka. Dan dengan demikian bangsa Israel mampu menjadi teladan dan terang bagi bangsa-bangsa lain yang ada disekelilingnya. Ketiga hal inilah tugas dari Yesaya di tengah-tengah bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan Babel.
III. Kesimpulan
Sebagaimana Yesaya diutus di tengah-tengah bangsa Israel ketika bangsa itu hidup dalam pembuangan, demikianlah kita sebagai orang –orang yang percaya kepada Allah yang menyatakaan dirinya melalui Yesus Kristus harus mampu menjadi Yesaya-yesaya baru untuk memberitakan suara kenabian di dalam konteks kehidupan yang penuh dengan kegelapan ini. Harga mati seorang hamba Tuhan adalah rela menderita demi kemuliaan Tuhan. Orang yang percaya adalah orang yang menerima Anugerah Tuhan. Maka setiap orang yang telah menerima keselamatan dari Allah, maka ia adalah hamba Tuhan yang dipanggil untuk memberitakan pekerjaan Allah di tengah-tengah duni. Pelayanan apapun dan dimanapun tidak pernah lepas dari persoalan . Namun tantangan dan pelayanan dan kehidupan yang dihadapi di masa sekarang ini tidak menyurutkan semnagatnya dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan Allah. Sebagai hamba Tuhan kita bertugas untuk mengumpulkan kembali orang-orang Kristen yang hidup dalam kegelapanan yang terpecah berai. Selamat menjadi hamba, jadilah sebagai hamba yang melayani bukan untuk dilayani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar