Kamis, 23 Januari 2014

"PERPECAHAN DALAM JEMAAT KORINTUS" I Korintus 1: 10-17

Pembahasan: Jemaat Korintus adalah jemaat yang melimpah dengan karunia Roh. Jika kita melihat surat-surat Paulus, hanya jemaat Roma yang dapat menyamai karunia Roh yang Tuhan berikan kepada jemaat Korintus. Hampir semua karunia Roh dimiliki oleh jemaat ini. Ini mungkin disebabkan perkenan Tuhan saat Paulus menginjili kota ini. Dalam Kisah 17-18, diceritakan bagaimana pembentukan jemaat Korintus dilakukan. Oleh Lukas, penulis kitab Kisah Rasul, penginjilan Paulus di Korintus diperbandingkan dengan penginjilan Paulus di Efesus. Mengenai ini, akan kita bahas pada subyek I Korintus 3. Namun yang perlu diketahui, penginjilan Paulus di Korintus dilakukan dengan hikmat Tuhan, bukan hikmat manusia. Karenanya Tuhan memberkati jemaat ini (Kisah 17:9-10). Namun, jemaat ini juga menjadi lambang gereja yang penuh dengan perpecahan. Seperti banyak buku sejarah mengomentari mengenai kota Korintus, demikianlah jemaatnya hidup dalam eskalasi sosial budaya kota pelabuhan yang kental dengan kemaksiatan. Korintus selain sebagai kota pelabuhan, juga adalah kota industri di Akhaya. Begitu pesatnya perkembangan kota yang kini menjadi bagian negara Yunani, penduduk kota Korintus juga hidup dalam kerentanan filtrasi pengaruh luar. Karena itu, dalam jemaat berkembang berbagai doktrin. Pengaruh paling kuat adalah pengetahuan filsafat yang dikenal dengan istilah Gnosis. Pengetahuan ini didasarkan atas filsafat Plato yang mengajarkan dunia idea. Dalam dunia fana yang kita tempati ini, terdapat pula sebuah dunia maya yang sama posisinya dengan dunia ini. Jadi, jika di dunia ini hidup Yesus, maka dalam dunia maya ada pribadi yang sama yang dikenal dengan nama Kristus. Jika orang Kristen telah menjadi percaya, maka di dunia maya mereka sudah selamat. Tubuh di dunia ini tidak penting lagi. Apa yang terjadi dan apa yang dilakukan manusia Kristen sudah tidak penting lagi, karena mereka telah selamat. Inilah dasar pengajaran Gnosis Korintus kala itu. Maka, tidak heran kalau Paulus menulis banyak tentang tata cara kehidupan etis Kristen. Paulus harus menggambarkan konsep Allah tentang tubuh manusia (pasal 3, 5), pandangan Kristen terhadap perselisihan (pasal 4, 6), tentang percabulan (pasal 6), tentang perkawinan (pasal 7), tentang makanan (pasal 8), tentang cara pandang terhadap pimpinan (pasal 9), tentang Israel (pasal 10), tentang wanita (pasal 11), tentang karunia Roh (12-14), tentang kebangkitan tubuh (pasal 15) dan tentang hidup dalam jemaat universal (pasal 16). Sementara surat Paulus kepada jemaat Korintus yang kedua lebih menekankan doktrin daripada kehidupan jemaat di dunia ini. Jadi, betapa miskin dan tak terkendalinya jemaat Korintus dalam kehidupan kerohanian mereka, sementara karunia Roh begitu melimpahnya. Parahnya lagi, jemaat Korintus ini justru menampakkan pribadi yang kerdil rohani, di tengah-tengah kelimpahan kasih karunia. Betapa tidak menjadi kerdil rohani, jika mereka meng-kotak-kan diri mereka dalam berbagai golongan. Mereka menyebut diri sebagai golongan Paulus, Apolos, Kefas dan Kristus. Perselisihan ini nampaknya sangat tajam sampai harus dilaporkan oleh keluarga Kloe kepada Paulus yang langsung menjadwal untuk datang lagi ke Korintus. Ini adalah sikap kanak-kanak rohani, bahkan penyesatan jemaat. Pengajaran sesat, berasal dari kata CULT dalam bahasa Inggris yang sering kita terjemahkan sebagai kultur atau kultus atau budaya. Kultus hanya boleh diberikan kepada Tuhan, bukan yang lain. Ketika kita mulai mengkultuskan seseorang, maka itu sudah menjadi penyesatan. Jemaat Korintus ini menggambarkan kehidupan pribadi kita saat ini. Bagaimana kalau kita melihat ke dalam jemaat itu sendiri? Antar majelis saling tuding. Banyak jemaat muncul bukan karena penginjilan melainkan perselisihan. GKPI Gang Sado...GKPI Marindal...GKPI Ciliwung Bandung dan masih banyak lagi yang saling serang memperebutkan mimbar ibadah. Belum lagi perselisihan terselubung di dalam organisasi yang terkesan harmonis. Banyak hal-hal yang menunjukkan bahwa sesungguhnya surat Korintus ini ditujukan kepada kita semua termasuk GKPI. Mari kita melihat dengan cara pandang Tuhan. Kalau kita memang ingin mempermuliakan nama Tuhan, hentikan membangun kerajaan sendiri. Jangan hidup dalam tempurung gedung ibadah, karena gereja telah mendunia. Bersatu dan nyatakan perbedaan denominasi sebagai kekayaan khasanah yang Tuhan berikan. Dukung satu dengan lainnya. Jangan meng-kotak-kan gereja dengan organisasi, termasuk kartu anggota. Mari kita muliakan Tuhan dengan kekayaan kasih karuniaNya dan sesuai talenta yang Dia berikan kepada kita. Amen

Tidak ada komentar: