Pendahuluan Yesaya berarti “Tuhan adalah keselamatanku”.
Kitab Yesaya ini ditulis dalam tiga kurun waktu yaitu: tahun 740-700 s.M, Masa
pembuanga (587-535 s.M). dan masa pasca pembuangan (sekitar 530 s.M). Yesaya
memberitakan penghukuman Allah atas kejahatan Israel, kaena bangsa Israel tidak
hidup dalam kekudusan Allah. Allah itu adalah Allah yanng Mahakudus maka Israel mestilah hidup kudus, beribadah yang benar, menegakkan
keadilan, kesetiaan, dan hidup dengan kekudusan sesuai hukum Taurat. Yesaya
menyerukan pertobatan sebagai satu-satunya jalan untuk dapat diselamatkan.
Yesaya juga menekankan tentang pengharapan baru tentang keselamatan Israel yang
mengalami pembuangan. Peristiwa pembuangan menimbulkan keputusasaan Israel.
Namun Yesaya mengajak umat yang terbuang supaya ber-pengharapan, Tuhan masih
mengasihi dan akan menyelamatkan Israel melalui seorang “hamba” yang dipahami sebagai Mesias. Yesaya juga
menekankan dan menegaskan kedatangan Mesias dari keturunan daud sesuai janji
Allah. Mesias menjadi terang dunia yang menyelamatkan seluruh bangsa-bangsa
yang hidup dalam kegelapan. Mesia sebagai Hamba Tuhan yang dimaksud ialah
tertuju kepada Tuhan Yesus sebab
dalam perikop ini seorang hamba yang dimaksud ialah seorang yang dipersiapkan sejak semula, sebelum ia dilahirkan. Ia
seorang hamba yang datang dengan perkataan seperti sebilah pedang tajam yang
menembus hati nurani orang yang mendengarkannya, bahkan ia mempunyai anak panah yang melambangkan hukuman Allah bagi setiap
orang yang tidak menerima Firman Allah tersebut. Ia adalah seorang hamba yang
di dalam diriNya kelak menyatakan keangungan Allah. Seorang hamba yang sanggup
memenuhi segala tuntutan Allah dari bangsa Israel bahkan mengembalikan Israel
sejati yakni membawa setiap orang menjadi umat percaya dan menjadi umat yang
mengenal Tuhan sampai ke ujung dunia. Ia juga adalah seorang hamba yang
ditolak, dikecewakan, dimusuhi, dihina, dijijikkan semua orang dan pada akhirnya
kepadanya bangkit segala bangsa memberi hormat dan pembesar-pembesar dunia
sujud menyembahnya.
Hamba Tuhan
yang mempunyai tugas mulia yakni menjadi Terang bagi bangsa-bangsa agar keselamatan
dari Allah diterima oleh seluruh dunia. Untuk tujuan ini Tuhan memanggil,
hambanya. Pemilihan adalah Otoritas Tuhan, pemilihan
adalah Inisitif Tuhan, bukan kemauan atau prestasi seseorang. Tuhan
menyertai dan memberi kuasa kepada hambaNya. Tuhan menyertai dan melindunginya
seperti anak panah yang disembunyikan dalam tabung panahnya. Karena itulah
hamba Tuhan tersebut sanggup melakukan tugasnya dengan baik, memberitakan
perkataan Tuhan dengan tajam dan tepat sasaran seperti pedang yang tajam dan
anak panah yang runcing. Ia tidak takut terhadap apa pun sebab Tuhan yang telah
memilih dan memanggilnya, maka Tuhan pula yang akan menyertainya.
Menerima Yesus
berarti menerima terang hidup. Kesediaan kita hidup dalam terang itulah yang membuat jalan hidup kita tetap
terarah ke depan untuk menjalani tahun
yang baru ini. Menerima Yesus sebagai hamba Tuhan berarti menyadari diri
juga sebagai hamba Tuhan dalam arti tertentu. Menjadi hamba Tuhan berarti
mengakui otoritas Tuhan sebagai sang
pemilik hidup ini sehingga mau tidak mau kalau Allah mau kita harus
menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Hamba
Tuhan memikirkan kepentingan orang lain (persekutuan) dan bukan kepantingan
diri sendiri. Ia bukan menganggap diri ‘kurang’ tapi ‘kurang’ memikirkan
kepentingan diri, tetapi kepentingan Allah. Seorang hamba Tuhan tidak berusaha ‘memanfaatkan’ Allah demi
tujuan-tujuan mereka, tetapi mereka membiarkan
Allah memakai mereka demi tujuan-tujuan Allah. Mereka berpikir sebagi hamba
yang menyenangkan tuannya di Sorga dan bukan menjadi tuan yang menuntut
kesenangan dari orang lain. Hamba Tuhan yang baik mempertanyakan apa yang ia
kerjakan dan bukan menyelidiki apa yang orang lain kerjakan. Hamba Tuhan
terpanggil membawa terang dan bukan sumber kegelapan. Hamba Tuhan yang baik
mendasarkan identitasnya di dalam Hamba Tuhan yang sejati yakni Kristus. Bagaimana
dengan kita?
Didalam Kitab Yesaya ada empat nyanyian tentang hamba
Tuhan. (Fsl. 42:1-4; 49: 1-7 ; 50:4-9; 52:13-53:12) . Fasal 49 ini merupakan nyanyian kedua dari empat nyanyian tersebut
yang menceritakan tentang karakter,
karya dan pengalaman seorang hamba Tuhan.
Dari nyanyian ini kita melihat ada 3 peranan Tuhan yang
digambarkan, yaitu:
(1) Ia telah memilih dan memanggil
orang-orang yang telah ditentukanNya untuk menjadi hambaNya;
Pemilihan
adalah Otoritas Tuhan, pemilihan adalah Inisitif Tuhan, bukan kemaauan atau
prestasi seseorang.
Yesus berkata
didalam Yohanes 15:16; ”bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…..dst.
(2)
Ia yang akan melindungi, menyertai
serta memberi kemampuan kepada hamba-hambaNya untuk melakukan tugas yang sudah
Allah tentukan bagiNya; Tuhan tidak pernah membiarkan kita, melepaskan kita
ketika kita diutus untuk memberitakan
berita kesalamatan. Ada janji, ada jaminan, bukan hanya kemenangan
sementara tapi kemenangan yang kekal.
Tuhan
menyertai dan melindunginya seperti anak panah yang disembunyikan dalam tabung
panahnya. Karena itulah hamba Tuhan tersebut sanggup melakukan tugasnya dengan
baik, memberitakan perkataan Tuhan dengan tajam dan tepat sasaran seperti pedang
yang tajam dan anak panah yang runcing. Ia tidak takut terhadap apa pun sebab
Tuhan yang telah memilih dan memanggilnya, maka Tuhan pula yang akan
menyertainya.
Ketika masih
anak-anak, dan terjadi perkelahian dan ada ketakukan menghadapi lawan, Jika saat
itu Bapa kita mengatakan, jangan takut, hadapilah dia, aku akan membantumu,
biasanya kata-kata seperti ini menjadi sugesti yang memberikan kekuatan untuk
menghadapi lawan tersebut. Apalagi tugas kita adalah: “Maju tak gentar membela
yang benar” hati dengan kalimat ini, jangan sampe salah diucapkan apalagi
dijalankan; “Maju tak gentar membela yang bayar”.
Dengan
mengingat bahwa semua kemampuan yang kita miliki dalam melayaniNya adalah
karena penyertaan Tuhan, itu juga berarti panggilan harus kita gunakan dengan
baik untuk Tuhan, bukan menyombongkan diri.
(3) Allah juga menentukan tugas hamba yang
dipilihNya;
Ada 3 Tugas
penting seorang hamba:
Pertama: Menyatakan keagungan Tuhan (ay-3)
Tugas ini
menuntut kita untuk menceritakan kebesaran dan keagungan Tuhan yang layak
diandalkan.
Kata
“memceritakan” = memberikan kesaksian, Rasul di dalam I Korintus 9:16
menuliskan: ”……sebab itu adalah keharusan bagiku.Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan injil” (“keharusan”)
Bandingkan
juga Kesaksian Yeremia didalam Yeremia 20:9; ”Tetapi apabila aku berpikir:
"Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi
nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya,
tetapi aku tidak sanggup”.
Kedua: Mengembalikan Yakub kepadaNya(ay-5)
Artinya
melalui Yesaya Israel dipanggil untuk mengutamakan Tuhan sehingga restorasi rohani akan berdampak pada
tegaknya suku-suku Yakub. Panggilan kita sebagai hamba kini juga untuk
menegakkan “suku-suku Yakub”, bangsa yang terpilih, Imamat yang rajani, bansa
yang kudus (I Pet 2:9).
Ketiga:Menjadi terang bagi bangsa-bangsa (ay-6)
Ketika Israel
dipulihkan bangsa-banghsa lain akan terheran heran dan turut mengakui
kedaulatan Allah yang disembah Israel.
Menjadi terang
seperti Yohanes pembaptis yang tampil menunjuk kepada Yesus (Bacaan; Yohanes
1:29-42). Yohanes Pembaptis, yang merendahkan dirinya, ia adalah “seorang
Pelopor yang bersedia dilupakan”.
Menjadi terang juga berarti kita bertanggung-jawab atas “kegelapan-kegelapan “
yang ada disekitar kita.
Amen. Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar