Kamis, 05 Januari 2017

Khotbah Minggu 08 Jan 2017 Matius 3:13-17 Tema : “KepadaNyalah Aku Berkenan”



Sdr2 yang dikasihi Tuhan Yesus
Setiap orang pasti memiliki rencana, cita-cita, mimpi, baik untuk dirinya,keluarga bahkan untuk gereja dan masyarakat. Dan pasti ketika kita menyusun rencana itu kita merasa bahwa itu baik menurut pertimbangan kita. Apapun rencana kita dalam tahun yang baru ini pasti kita akan mengupayakan agar rencana kita itu akan terwujud, mungkin juga kita juga tidak lupa mendoa kan agar Tuhan mengabulkannya. Kita gembira jika rencana atau impian kita menjadi kenyataan. Tetapi bagaimana seandainya impian atau rencana kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan? bukankah sering kali kita kecewa, sedih, dan marah kepada Tuhan? Tuhan mahatahu, Dia tahu perjalanan hidup kita kedepan,sementara pandangan kita sangatlah terbatas, Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, Tuhan akan membelokkan atau menggagalkan rencana kita jika rencana itu mendatangkan celaka bagi kita. Bahkan terkadang Tuhan mengizinkan masalah datang merintangi jalan kita demi kebaikan kita
Rencana Tuhan memang tidak selalu rasional, Ia melakukan hal-hal besar yang tidak kita pahami. Ketika Tuhan menutup pintu yang satu, berarti ada pintu yang lain yang akan dibukakan, yaitu yang lebih baik bagi kita. Dia tidak akan menizinkan hal-hal terjadi dalam hidyup kita kecuali Dia punya tujuan. Oleh karena itu untuk memahami rencana Tuhan diperlukan ketaantan dan kerendah hatian. Sebab rencana Tuhan selalu mendatangkan damai sejahtera (Yeremia 29:11).
Isi
Secara umum dapat kita lihat peristiwa pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes pembaptis disungai Yordan dengan seruan pertobatan yang disampaikannya dan juga ketika Yesus datang untuk dibaptis oleh Yohanes sepertinya memperlihatkan bahwa Yesus sama seperti orang-orang yang lain yang adalah berdosa. Namun demikian dengan sangat kontras diberitakan bahwa walaupun Yesus datang untuk dibaptis bukanlah ingin menandakan bahwa Yesus adalah orang berdosa, tetapi seperti dikatakan oleh Yesus bahwa “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mzm. 2:7; Yes. 42:1) sebab suara yang datang dari sorga dengan jelas telah membedakan Yesus dari orang-orang disekitarNya yang datang untuk dibaptis. 
Kemudian suara dari sorga yang mengatakan “Inilah AnakKu yang Kukasihi,kepadaNyalah Aku berkenan” ingin juga menyatakan bahwa identitas Yesus bukanah berasal dari pernyataan manusia namun langsung dari sorga, bahwa Yesus adalah benar-benar berasal dari Sorga. Jelaslah bahwa Yesus bukanlah manusia biasa dan Injil Sinoptik menempatkan kisah ini sebagai permulaan pelayanan Tuhan Yesus. Pembaptisan Yesus bukanlah karena dosa ataupun cela pribadiNya, namun adalah karena dosa manusia, karena Yesus akan hadir ditengah-tengah kehidupan manusia yang berdosa menjadi Juruselamat. 
Dalam pembaptisan Tuhan Yesus kita dapat melihat teladan dan juga janji keselamatan dari Allah. Keselamatan dari Allah telah datang di dalam Yesus Kristus untuk penghapusan dosa manusia dan dalam Yesaya 42 diberitakan bahwa “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan” dan juga akan “menjadi terang bagi bagsa-bangsa”. Penyelamatan Yesus adalah untuk semua bangsa dan akan dilakukanNya dengan merendahkan diriNya. Hal ini dapat juga kita lihat pada pembaptisan Tuhan Yesus, bahwa Ia mau memberikan diriNya ditengah-tengah umat yang berdosa dan merendahkan diriNya di sungai Yordan untuk dibaptis oleh Yohanes.
Identitas Yesus sebagai Anak Allah yang datang dengan kerendahan hati dan penuh ketaatan mengingatkan kita juga bagaimana kita sebagai anak-anak Allah memiliki sikap teladan yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus dan demikian halnya juga dengan Yohanes Pembaptis yang memperlihatkan sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan Yesus.
Aplikasi
Ketaatan kepada Tuhan akan memampukan kita untuk mengerti dan melihat rencana Tuhan dalam hidup. Mula-mula Yohanes menolak membabtis Yesus, karena ia merasa bahwa Yesus jauh lebih besar darinya. Tetapi setelah Yesus menjelaskan Yohanespun tunduk melakukannya. Kadang-kadang kita keberatan atau bersikeras untuk tidak mentaati Tuhan karena kita kurang mengerti, karena kita memakai pikiran kita, padahal banyak sekali perbuatanNya yang ajaib. Tetapi ketika kita sudah tahu, sudah diberi penjelasan kita seharusnya sudah tunduk.
Ketaatan membutuhkan pengorbanan, Yesus menganggap babtisan itu penting, karena itu jauh dari Galilea Ia datang ke Yordan untuk dibabtis oleh Yohanes. Yesus mentaati BapaNya dalam segala hal.Penyerahan diriNya membawaNya dari puncak popularitas menuju keadaan dimana Dia akan ditinggalkan, dari keadaan di elu-elukan orang banyak menuju pada penderitaan dan kesendirian. Oleh karena itu marilah dengan kerelaan hati kita taat kepada Tuhan dalam segala hal, karena kita tahu bahwa terlalu besar jumlah berkatNya kepada kita untuk dihitung (maz 40:6). Percayalah kepada Tuhan, Dia yang memegang kendali. Dengan demikian kita bisa berserah, relaks, tidak khawatir atau stress. Jangan merasa kecewa, marah, kecil hati ketika rencana kita tidak seperti yang kita harapkan. Percayalah Tuhan menyediakan yang lebih baik bagi kita.
Amen.

Tidak ada komentar: