Sdr2
yang dikasihi Tuhan Yesus
Setiap
orang pasti memiliki rencana,
cita-cita, mimpi, baik untuk dirinya,keluarga bahkan untuk gereja dan
masyarakat. Dan pasti ketika kita menyusun rencana itu kita merasa bahwa itu
baik menurut pertimbangan kita. Apapun rencana kita dalam tahun yang baru ini
pasti kita akan mengupayakan agar rencana kita itu akan terwujud, mungkin juga
kita juga tidak lupa mendoa kan agar Tuhan mengabulkannya. Kita gembira jika
rencana atau impian kita menjadi kenyataan. Tetapi bagaimana seandainya impian
atau rencana kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan? bukankah sering
kali kita kecewa, sedih, dan marah kepada Tuhan? Tuhan mahatahu, Dia tahu
perjalanan hidup kita kedepan,sementara pandangan kita sangatlah terbatas,
Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, Tuhan akan membelokkan atau menggagalkan
rencana kita jika rencana itu mendatangkan celaka bagi kita. Bahkan terkadang
Tuhan mengizinkan masalah datang merintangi jalan kita demi kebaikan kita
Rencana
Tuhan memang tidak selalu rasional, Ia
melakukan hal-hal besar yang tidak kita pahami. Ketika Tuhan menutup pintu yang
satu, berarti ada pintu yang lain yang akan dibukakan, yaitu yang lebih baik
bagi kita. Dia tidak akan menizinkan hal-hal terjadi dalam hidyup kita kecuali
Dia punya tujuan. Oleh karena itu untuk memahami rencana Tuhan diperlukan
ketaantan dan kerendah hatian. Sebab rencana Tuhan selalu mendatangkan damai
sejahtera (Yeremia 29:11).
Isi
Secara
umum dapat kita lihat peristiwa pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes pembaptis
disungai Yordan dengan seruan pertobatan yang disampaikannya dan juga ketika
Yesus datang untuk dibaptis oleh Yohanes sepertinya memperlihatkan bahwa Yesus
sama seperti orang-orang yang lain yang adalah berdosa. Namun demikian dengan
sangat kontras diberitakan bahwa walaupun Yesus datang untuk dibaptis bukanlah
ingin menandakan bahwa Yesus adalah orang berdosa, tetapi seperti dikatakan
oleh Yesus bahwa “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita
menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mzm. 2:7; Yes. 42:1) sebab suara yang
datang dari sorga dengan jelas telah membedakan Yesus dari orang-orang
disekitarNya yang datang untuk dibaptis.
Kemudian
suara dari sorga yang mengatakan “Inilah AnakKu yang Kukasihi,kepadaNyalah Aku
berkenan” ingin juga menyatakan bahwa
identitas Yesus bukanah berasal dari pernyataan manusia namun langsung dari
sorga, bahwa Yesus adalah benar-benar berasal dari Sorga. Jelaslah bahwa
Yesus bukanlah manusia biasa dan Injil Sinoptik menempatkan kisah ini sebagai
permulaan pelayanan Tuhan Yesus. Pembaptisan Yesus bukanlah karena dosa ataupun
cela pribadiNya, namun adalah karena dosa manusia, karena Yesus akan hadir
ditengah-tengah kehidupan manusia yang berdosa menjadi Juruselamat.
Dalam pembaptisan Tuhan
Yesus kita dapat melihat teladan
dan juga janji keselamatan dari Allah. Keselamatan dari Allah telah datang di
dalam Yesus Kristus untuk penghapusan dosa manusia dan dalam Yesaya 42
diberitakan bahwa “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau
memperdengarkan suaranya di jalan” dan juga akan “menjadi terang bagi
bagsa-bangsa”. Penyelamatan Yesus adalah untuk semua bangsa dan akan
dilakukanNya dengan merendahkan diriNya. Hal ini dapat juga kita lihat pada
pembaptisan Tuhan Yesus, bahwa Ia mau memberikan diriNya ditengah-tengah umat
yang berdosa dan merendahkan diriNya di sungai Yordan untuk dibaptis oleh
Yohanes.
Identitas Yesus sebagai
Anak Allah yang datang
dengan kerendahan hati dan penuh ketaatan mengingatkan kita juga bagaimana kita
sebagai anak-anak Allah memiliki sikap teladan yang diperlihatkan oleh Tuhan
Yesus dan demikian halnya juga dengan Yohanes Pembaptis yang memperlihatkan
sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan
Yesus.
Aplikasi
Ketaatan kepada Tuhan
akan memampukan kita
untuk mengerti dan melihat rencana Tuhan
dalam hidup. Mula-mula Yohanes menolak membabtis Yesus, karena ia merasa
bahwa Yesus jauh lebih besar darinya. Tetapi setelah Yesus menjelaskan Yohanespun tunduk melakukannya. Kadang-kadang kita
keberatan atau bersikeras untuk tidak mentaati Tuhan karena kita kurang
mengerti, karena kita memakai pikiran
kita, padahal banyak sekali perbuatanNya yang ajaib. Tetapi ketika kita
sudah tahu, sudah diberi penjelasan kita seharusnya sudah tunduk.
Ketaatan membutuhkan
pengorbanan, Yesus
menganggap babtisan itu penting, karena itu jauh dari Galilea Ia datang ke Yordan untuk dibabtis oleh
Yohanes. Yesus mentaati BapaNya dalam segala hal.Penyerahan diriNya
membawaNya dari puncak popularitas menuju keadaan dimana Dia akan ditinggalkan,
dari keadaan di elu-elukan orang banyak menuju pada penderitaan dan
kesendirian. Oleh karena itu marilah dengan kerelaan hati kita taat kepada
Tuhan dalam segala hal, karena kita tahu bahwa terlalu besar jumlah berkatNya
kepada kita untuk dihitung (maz 40:6). Percayalah kepada Tuhan, Dia yang
memegang kendali. Dengan demikian kita bisa berserah, relaks, tidak khawatir
atau stress. Jangan merasa kecewa, marah, kecil hati ketika rencana kita tidak
seperti yang kita harapkan. Percayalah
Tuhan menyediakan yang lebih baik bagi kita.
Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar