Surat ini tidak
memberitahukan kepada kita identitas penulisnya. Tetapi kalau membandingkan
surat ini dengan Injil Yohanes, para ahli berpendapat bahwa penulis yang sama
menulis kedua maha karya ini, ditilik dari gaya bahasa dan penulisan.
Menurut sejarah
gereja, Rasul Yohanes tinggal di kota Efesus pada akhir hidupnya. Jadi ada
kemungkinan besar Yohanes berada di Efesus waktu dia menulis surat ini. Kita
tahu dari tradisi gereja bahwa Rasul Yohanes hidup sampai akhir abad pertama,
sehingga kebanyakan ahli teologi berpendapat bahwa surat Yohanes yang pertama
ini ditulis disekitar tahun 90.
Rasul Yohanes menulis
tujuannya di dalam 1 Yoh.5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak
Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Rupanya ada banyak
nabi-nabi palsu yang mengajarkan ajaran-ajaran mereka yang palsu dan
menyesatkan banyak orang dari kebenaran. Dari apa yang ditulis Rasul Yohanes di
dalam surat ini, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa nabi-nabi palsu itu
berasal dari satu golongan mula-mula yang dikemudian hari disebut “gnostik”
dari kata bahasa Yunani yang berarti “pengetahuan.” Pada akhir abad I
merebaknya sebuah ajaran sesat mengenai Kristus, yaitu dikenal dengan ajaran
Gnostisisme (segala benda adalah jahat). Mereka menyatakan bahwa Yesus tidak
mungkin Allah, dan ada yang mengatakan bahwa Kristus adalah manusia tetapi
bukan Allah. Melihat situasi yang demikian maka Yohanes berusaha untuk
mengembalikan kebenaran tentang Kristus, bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Agar
orang-orang yang sudah setia kepada Kristus pada saat itu dan sebagai anak-anak
Allah tidak tersesat oleh ajaran tersebut. Karena Yohanes menyadari bahwa kaum
Gnostis bukan orang-orang Kristen yang sejati dan Yohanes menegaskan agar
anak-anak Allah yang sebenarnya bisa menunjukkan cirri-ciri sebagai anak-anak
Allah yang sejati.
Penjelasan
Kalau
umumnya kita mengenal "kasih" dengan membaca surat Rasul Paulus di 1Kor.13,
maka bacaan kita kali ini merupakan penggalan dari ajaran "kasih"
yang ditulis oleh Rasul Yohanes di 1Yoh.3.
Secara
umum seluruh pasal 3 ini diberi perikop oleh Alkitab LAI sbb:
-
1Yoh.2:28-29 ~ 3:1-10 Anak-anak Allah
-
1Yoh.3:11-18 Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru
-
1Yoh.3:19-24 Keyakinan di hadapan Allah
Dari
perikop ini, akan timbul pertanyaan ... keyakinan bagaimana di hadapan Allah?
Rasul
Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang
nampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada
kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, dengan tidak
mengasihi saudara dan sesama manusia seperti Kristus mengasihi seluruh manusia.
Jika demikian, apakah masih layak disebut anak-anak Allah?
Jemaat kristus pada
waktu itu mengalami apa yang dikatakan sebagai: "Tuduhan hati yang
menyebabkan hidup menjadi tidak tenang". Mereka bergumul dengan
orang-orang yang mereka benci karena orang-orang tersebut "jahat" dan
akhirnya membuat mereka diliputi "keraguan" karena mereka sadar bahwa
mereka tidak bisa melakukan apa yang Tuhan perintahkan untuk saling mengasihi (ay.18).
Ketidak-mampuan untuk bisa saling mengasihi itulah yang membuat jemaat Kristus
pada waktu itu mulai "menuduh hati mereka sendiri" bahwa mereka tidak
pantas dan tidak layak" menjadi pengikut Kristus. Keraguan yang timbul
inilah yang dimaksud Rasul Yohanes di dalam kalimat/frasa: "sebab jika
kita dituduh olehnya," (ay.20) dan "jikalau hati kita
tidak menuduh kita," (ay.21).
Uraian kali ini, akan
menyorot tentang "keraguan" ini dan cara mengatasinya yang diberikan
Allah melalui Rasul Yohanes.
1. Mengatasi Keraguan
dengan Kasih terhadap sesama
1Yoh.3:18-19
3:18 Anak-anakku,
marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19 Demikianlah kita
ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh
menenangkan hati kita di hadapan Allah,
Kasih bagi anak-anak
Allah bukanlah kata benda atau kata sifat, tetapi "kasih" adalah kata
kerja. Hanya dengan menjalankan kasih yag disertai tindakan saja, maka kita
boleh mendapat ketenangan bahwa kita mendapat jaminan dalam Kasih Allah.
Perkataan Kristus di Mat.5:16
(Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.) mendasari untuk
bagaimana sebenarnya tindakan kasih anak-anak Allah seharusnya dilaksanakan dan
bukan hanya diperagakan secara verbal/ucapan belaka.
2. Mengatasi keraguan
dengan Kebesaran Allah.
1Yoh.3:20
3:20 sebab jika kita
dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui
segala sesuatu.
Allah menghendaki
domba gembalaannya mendapatkan "padang yang berumput hijau dan air yang
tenang". Bukan hidup dengan kekuatiran dan ketidakpastian terhadap
gembalanya. Perhatikan ucapan Kristus di Yoh.10-27-28 (10:27 Domba-domba-Ku
mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 10:28
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.).
Perhatikan juga, bahwa
tujuan Rasul Yohanes menulis surat ini adalah untuk menguatkan dan mengarahkan
jemaat Kristus atas iman percaya mereka karena mereka dikacaukan oleh
ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Jadi, kemungkinan besar, ada pula
ajaran-ajaran yang menyatakan bahwa "keselamatan diperoleh dari
pengetahuan istimewa", juga bahwa keselamatan kita akan terluput karena
kesalahan masa lalu, dosa orangtua kita, dll dsb. Dan hal ini menyebabkan
keraguan atas keyakinan para pengikut Kristus.
Di sinilah Rasul
Yohanes menguatkan dengan mengatakan, bahwa bila kita telah menerima Yesus
sebagai Juruslamat kita, dan dengan saling mengasihi dalam perbuatan ~ maka
walaupun ada keraguan dalam hati kita, tetapi Allah Maha Tahu tentang hati
anak-anakNYA. bandingkan dengan Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
3. Mengatasi keraguan
dengan Iman Percaya
1Yoh.3:21-24
3:21 Saudara-saudaraku
yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai
keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang
kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala
perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:23 Dan inilah
perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan
supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus
kepada kita.
3:24 Barangsiapa
menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang
telah Ia karuniakan kepada kita.
Keragu-raguan kita
dapat kita atasi dengan:
- Iman Percaya
terhadap kekuatan doa dengan hidup menuruti segala perintahNYA dan berbuat apa
yang berkenan kepadaNYA (1Yoh.3:21-22)
- Iman Percaya dalam
Yesus Kristus Anak ALLAH dan menjalankan perintah mengasihi yang diberikan
Yesus Kristus. (1Yoh.3:23)
- Iman Percaya bahwa
Roh Kudus yang adalah Allah berdiam di dalam kita (1Yoh.3:24) = Bandingkan
dengan Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
PENUTUP
Merangkum uraian di
atas, maka pelajaran yang kita dapat kita ambil untuk kehidupan kita sekarang
adalah:
1.
Kasih adalah berupa tindakan yang diambil dalam kebenaran (ay.18). Kebenaran
mana bersumber pada Yesus Kristus dan pengajaranNYA. Sehingga ketika kita
mengenal kebenaran dalam ajaran Kristus, hati kita boleh tenang di hadapan
Allah (ay.19).
2.
Allah lebih mengenal kita dari pada kita mengenal diri sendiri (ay.20). Oleh
karena itu sepatutnyalah kita menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian hati
melainkan pada belas kasihan Allah. Betapapun kuat dan hebatnya suara hati
menuduh, kita dapat menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan.
Inilah dasar keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (ay.21).
3.
Ketika menghampiri Allah, kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan
yang berkenan pada-Nya (ay.22). Ini merupakan bukti, bahwa kita memiliki relasi
dengan Allah yaitu relasi yang dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (ay.23).
Sangat penting diperhatikan, bahwa ketulusan hati yang penuh kasih hanya muncul
jika atau karena percaya sepenuhnya kepada Yesus Kristus.
4.
Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita (ay.24). Roh yang diberikan
pada kita merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar