Sabtu, 23 Juli 2016

Khotbah Minggu 24 Juli 2016 Kejadian 18:16-21 “Keadilan Allah Dalam KemahakuasaanNya”




Sebab Aku telah memilih dia, supaya diporintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya" (ay.19)
Setelah Tuhan berinisiatif mendatangi Abraham untuk menyampaikan dan menegaskan Janji-Nya, Tuhan berencana akan meneruskan perjalanan Abraham pergi ke Sodom dan Gomora. Pada saat itu Tuhan masih menyembunyikan maksud-Nya kepada Abraham. Sebenarnya, dapat saja saat itu Tuhan langsung menghilang dan muncul di kota Sodom. Tetapi Tuhan memilih untuk berjalan ke Sodom bersama Abraham. Mengapa Allah tidak langsung pergi ke Sodom dan menunggu disana? Alasannya adalah Tuhan tidak dapat berkumpul dengan orang-orang berdosa; Tuhan hanya berkumpul dengan orang-orang beriman. Di sinilah kita melihat perbedaan antara orang kafir dan orang beriman.
Abraham yang dipanggil oleh Tuhan keluar dari negerinya dan menuju negeri yang akan ditunjukkan oleh Tuhan kepadanya. Abraham yang menerima dengan iman kemudian menjadi orang yang diberkati dan menjadi berkat. Untuk itu Tuhan menghendaki Abraham hidup taat, berjalan menurut jalan-jalan-Nya agar ia memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadanya. Ketika Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, sekalipun realisasi dari janji-janji tersebut tampak mustahil secara akal manusia, Abraham tetap percaya. Menjadi orang yang diberkati dan
Menjadi berkat adalah melalui iman kepada Tuhan. Banyak diantara orang Kristen saat ini menganggap berkat merupakan kebaikan dan keuntungan bagi mereka sendiri. Perspektif Tuhan sangat berbeda. Berkat merupakan bentuk kesaksian akan karya Tuhan dalam hidup kita, sehingga melaluinya nama Tuhan harus dimuliakan.   Pasal 18 ayat 17  dan 18 berkata: Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Kedua pertanyaan ini menjelaskan relasi sebenarnya antara Allah dan Abraham serta bagaimana sesungguhnya arti kehadiran Abraham bagi Allah. Kedua  pertanyaan ini penting direnungkan dalam kaitan dengan rencana Allah bagi umatNya. Allah memiliki rencana indah bagi umatNya dan Allah memperhatikan pergumulan orang-orang yang berseru kepadaNya.
         Abraham sangat bergembira saat malaikat Tuhan datang mengunjunginya. Abraham menjamu ketiga tamunya (18:2) dengan makanan yang terbaik. Abraham sangat terhormat didatangi malaikat Tuhan dan karenanya Abraham dengan sukacita memberikan pelayanan yang terbaik dan turut mendengarkan apa yang menjadi tujuan dan rencana Allah bagi kehidupannya. (18:16) Mengapa malaikat Tuhan datang kepada Abraham? Paling tidak 3 (tiga ) hal yang hendak direncanakan Tuhan: (1) bahwa Sara akan mengandung atau memiliki keturunan tahun depan (18:10); (2) bahwa keturunan Abraham hidup menurut jalan Tuhan sebagai pelaku kebenaran dan keadilan Allah dan  (3) bahwa orang-orang Sodom dan Gomora akan dimusnahkan karena dosanya.
         Untuk rencana yang pertama dan kedua, Abraham (18:10-14) diberitahu bahwa Sara akan mengandung dan memikili anak laki-laki sebagai bukti janji Allah bagi keluarga Abraham.   Dan  untuk rencana ketiga Tuhan pun memberitahukannya kepada Abraham. Tuhan tidak menyembunyikan apa yang menjadi niat hatiNya kepada orang-orang Sodom dan Gomora. Di sini kita mendapati bagaimana Tuhan menjelaskan rencanaNya dan melibatkan umatNya untuk mengerti rencana Tuhan. Tuhan tidak menutup-nutupi apa yang hendak dilakukanNya bagi orang-orang Sodom dan Gomora yang hidup dalam dosa..
         Mengapa Abraham diberitahu Tuhan mengenai rencanaNya menghukum orang-orang Sodom dan Gomora? Pertama, Abraham adalah orang pilihanNya untuk hidup taat dihadapanNya. Abraham yang harus meninggalkan keluarga besar di tanah Ur-Kasdim demi panggilannya hidup bersama Tuhan. Abraham telah meninggalkan segala kenyamanan hidup untuk bergantung sepenuhnya pada janji Tuhan yang akan memberkati keluarganya dan keturunannya; Kedua,  Abraham mendapat kepercayaan Tuhan  menjadi pelaku keadilan dan kebenaran sesuai dengan kehendak Allah untuk menyatakan kekudusan Tuhan di tengah-tengah bangsa penyembah berhala.  Hanya Abraham yang dipercaya Allah sebagai alat kemuliaanNya.
Kebenaran firman Tuhan hari ini  yang dapat dipelajari:            
Pertama. Memahami tujuan dan rencana Allah (18:16-21). Mengapa Abraham dipercaya dan diberitahukan tujuan dan rencana-rencanaNya oleh Tuhan? Bukankah Tuhan punya otoritas untuk menyembunyikan apa yang jadi tujuan dan rencanaNya? Jawabannya: sebab Abraham adalah orang pilihan yang dipercaya menjadi saluran berkat bagi semua bangsa di bumi. Selain itu, Abraham adalah satu-satunya manusia dalam Alkitab yang disebut "sahabat" Allah ( 2 Tawarikh 20: 7 , Yesaya 41:8 , Yakobus 2:23), dan sahabat yang baik dalam  berbagi rahasia intim satu sama lain.     Ini adalah kebenaran yang penting . Ada perbedaan antara seorang hamba dan seorang teman. Seorang hamba mungkin tidak tahu tujuan tuannya, tapi tidak demikian dengan seorang sahabat ( Yohanes 15:15 ).
           Dalam Injil Yohanes 14 dan 15 , Yesus mengajak murid untuk menikmati persahabatan dengan-Nya. Namun, Ia menjelaskan bahwa persahabatan itu didasarkan pada ketaatan (Yohanes14:21, 23). Dapatkah Saudara mengatakan bahwa Saudara secara aktif dan sengaja berusaha menaati Kristus dengan sungguh-sungguh dalam seluruh area kehidupan saudara? Apakah Saudara sudah lama menjadi sahabat-Nya dan memiliki persekutuan yang intim denganNya tiap-tiap hari 1 x 24 jam sepanjang umur saudara? Jika saudara masih ragu, bimbang dan kuatir tentang hidup saudara bersama Tuhan Yesus,  mustahil saudara dapat memahami dan mengerti tujuan dan rencana Tuhan bagi hidup Saudara, bahkan dalam kaitan dengan keselamatan orang lain. Saudara harus  membangun persekutuan yang intim dengan Tuhan lewat pujian, doa, pembacaan Firman dan ketaatan dalam firmanNya.
        Kedua,  hidup di dalam jalan Tuhan. Abraham   disebut juga Bapa segala orang percaya; Bapa orang beriman. Tidak hanya ketaatannya mempersembahkan Ishak sebagai persembahan bagi Tuhan, tetapi kesungguhan hidupnya untuk bergantung pada janji Tuhan.  Abraham dipilih Allah agar keturunannya hidup menurut jalan Tuhan. Abraham dipilih untuk menjadi berkat bagi seluruh bumi, dan  panggilannya dimulai dengan cara paling sederhana yakni  “supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan” (18:19).  Agar menjadi keluarga yang diberkati Allah, maka Abraham wajib mendidik anak-anaknya dan keturunannya hidup benar di hadapan Tuhan. Anak-anak dan keturunan Abraham sendiri yang pertma-tama menjadi teladan dalam melakukan firman Allah dalam seluruh hidup mereka dengan selalu setia beribadah dan taat mengerjakan perintah Tuhan.
        Pertanyaannya, sudahkah saudara memiliki prioritas utama hidup di dalam jalan Tuhan? Apakah jalan hidup saudara adalah jalan yang menyimpang yang menuju kebinasaan?  Apakah jalan saudara adalah jalan yang lebar dan bukannya jalan yang sempit seperti yang diajarkan Tuhan Yesus? Apakah Saudara turut membantu dengan menghabiskan waktu bersama anak-anak Saudara Anda untuk mempelajari jalan Tuhan? Apakah Saudara membantu mereka untuk "menjaga jalan TUHAN? dan tidak menyimpang darinya agar anak-anak saudara hidup dalam kelakuan yang bersih?
         Adalah tugas kita sebagai orang tua menjalankan tanggung jawab sama seperti Abraham dalam mendidik anak-anak dan keturunannya hidup dalam jalan Tuhan. Hal ini bukan terjadi secara otomatis tetapi karena adalah keteladan dari kesalehan orang tua        ( Ul 6:6-9 ; Maz 132:11-12 , lihat juga Efesus 6:04 ).
          Dalam Injil Matius 18: 6-7 ""Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.” Perkataan Yesus ini sangat keras! Tuhan Yesus mengingatkan agar anak-anak kita jangan hidup dalam kesesatan sebab murka Allah akan menyala-nyala buat mereka yang mengajarkan kesesatan. Kiranya kita menjadi orang tua yang bertanggung jawab dalam menjaga jalan Tuhan dan mendidik anak-anak kita hidup di jalan Tuhan dengan selalu mendoakan mereka, membimbing mereka kepada firman Tuhan, mengajari mereka hidup dalam pengampunan dan perdamaian dan mendorong mereka menjadi sabahat-sahabat Tuhan Yesus yang setia. Tuhan memberkati kita. Amin. Dari Berbagai sumber

Tidak ada komentar: