A. Pengantar
Bagi orang Timur,
menyambut tamu dengan penuh keramahan adalah suatu keharusan, yang biasanya
ditandai dengan penyuguhan minuman atau makanan, apalagi kalau tamu itu merupakan
orang yang kita hormati. Bahkan ada orang yang mau saja berutang hanya untuk
menyambut tamunya.
B. Penjelasan Teks
Teks kita hari ini
berbicara mengenai dua tokoh yang secara garis keturunan sangat dekat, tetapi
sangat berbeda dalam hal penyambutan atau pelayanan kepada seorang tamu agung
mereka, yaitu Yesus yang saat itu datang berkunjung ke kampung atau rumah
mereka. Kisah ini ditulis “hanya”oleh
Lukas bukan untuk mempertentangkan kedua tokoh ini, bukan untuk
mempertentangkan aktifitas mereka berdua, bukan juga untuk menyatakan bahwa
yang satu lebih rohani sedangkan yang lain lebih duniawi karenanya tidak perlu.
Kisah ini ditulis untuk mengajak pembacanya menentukan “prioritas” dalam
hidupnya.
Sebenarnya tidak ada yang salah
dengan Marta; toh apa yang dia
lakukan dengan kesibukannya itu adalah untuk melayani Yesus, bukan untuk
dirinya sendiri. Adalah manusiawi juga kalau dia kesal, uring-uringan, dan
akhirnya mengeluh kepada Yesus karena saudaranya “Maria” yang seolah-olah tidak
peduli dengan kesibukannya itu dan hanya duduk saja dekat kaki Yesus
mendengarkan perkataan-Nya.[1] Tapi apa yang terjadi?
Ketika Marta dengan lumayan kasar mengeluh kepada Yesus tentang saudaranya yang
nampaknya malas itu, maka Yesus menjawab dengan lemah lembut tapi tegas. “Marta, Marta ...”. Kata-kata Yesus di
sini tidak untuk menyalahkan Marta dan menganggap kesibukan melayaninya salah.
Pelayanan Marta dapat dianggap baik, namun dalam penilaian Yesus tindakan Maria
adalah yang terbaik sebab ia memperhatikan hal yang perlu pada saat itu. Marta
ternyata telah dikuasai oleh kekuatiran, kesusahan dan kesibukan dengan banyak
perkara (dengan banyak kegiatan) dan melupakan sesuatu yang sangat berharga
pada saat itu, yaitu satu kesempatan emas yang tidak akan terulang lagi, “mendengarkan
perkataan Tuhan Yesus” yang sedang berkunjung ke rumah mereka. Yesus sebenarnya
tetap menghargai apa yang Marta lakukan untuk melayani Dia, tapi Yesus juga
mengingatkan bahwa Marta seharusnya berlaku seperti saudaranya Maria, mampu
menentukan/memilih prioritas pada kesempatan kunjungan-Nya itu; dan itulah yang
dikatakan Yesus tadi di ayat 42: tetapi
hanya satu yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan
diambil dari padanya. Artinya, Maria telah mempergunakan kesempatan yang ada untuk mendapatkan yang
terbaik, yaitu firman kehidupan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus.
Teks
ini mengajarkan bahwa pelayanan kepada Yesus tidaklah harus disalahtujukan
sedemikian rupa hingga seseorang tidak mempunyai waktu untuk belajar
daripada-Nya; adalah lebih baik menghormati Dia dengan mendengarkan kepada-Nya
daripada menyediakan kebutuhan-Nya secara berlebihan.Duduk dekat Yesus
menandakan kesediaan menerima firman-Nya, dan penyerahan diri pada bimbingan
firman Tuhan itu.
C.
Pokok-pokok Renungan
1)
Kisah ini mendesak kita untuk merenungkan apa yang kita utamakan dalam hal
mengikut Yesus. Melakukan perbuatan baik demi Yesus maupun memelihara hubungan
intim dengan Dia dalam doa dan perenungan firman Tuhan, keduanya baik dan
penting. Prioritas kita orang modern adalah seperti Marta yang mengutamakan
bahkan tenggelam dalam berbagai kegiatan yang banyak dan terkesan monumental.[2] Yesus
menginginkan prioritas sebaliknya. Mengapa? Sebab dengan duduk dekat kaki Yesus
dan mendengarkan Dia, kita sedang mengisi hidup kita dengan sesuatu yang sangat
bermakna, sesuatu yang memiliki nilai hidup bersama Yesus. Hanya apabila kita
selalu lebih dulu mendengarkan suara Yesus kita akan memiliki prioritas hidup
yang benar dan mengerti tindakan-tindakan apa harus kita ambil.
2)
Banyak orang yang setiap menit meng-update statusnya di fb, tapi sangat jarang
meng-update pengetahuan, persekutuan dan perenungannya akan Firman Tuhan.
Banyak orang sekarang yang karena kesibukan atau kegiatan yang sebenarnya bisa
diatur, justru terhalangi dalam mendengarkan dan bersekutu dengan Tuhan. Karena
kecapaian, acara tv, asyik fb, maka tidak ada lagi waktu untuk duduk dengan
tenang, berdoa dan merenungkan Firman Tuhan.Kesibukan duniawi merupakan
jerat/perangkap bagi kita ketika kesibukan itu menghalangi kita untuk
mendengarkan dan bersekutu dengan Tuhan.
3)
Banyak orang yang tenggelam dalam kesibukannya, terutama mereka yang “penggila
kerja” (workaholic), seolah-olah hidup mereka tidak bermkna kalau tidak sibuk;
banyak juga yang seolah-olah sibuk (SBU); sehingga mereka tidak mempunyai waktu
lagi untuk duduk dengan tenang mendengarkan firman Tuhan dan bersekutu dengan
Kristus.
D.
Aplikasi
1.
Mengutamakan yang Rohani daripada yang Duniawi
Seperti
yang ditunjukkan oleh Maria dan Marta, yang dilaksanakan oleh Maria ialah
pelayanan Rohani sedangkan yang dilaksakan oleh Marta ialah pelayanan
Jasmaniah. Yesus berkata bahwa yang dilaksanakan oleh Maria-lah yang terbaik
daripada yang dilaksanakan oleh Marta. Maka dengan demikian Tuhan berkehendak
kepada hal-hal yang rohaniah daripada yang Jasmaniah dalam pelayanan.
Kekriatenan
sekarang cendrung seperti yang dilaksanakan oleh Marta, yakni dengan
mengutamakan pelayanan yang jasmaniah. Jemaat juga teridentivikasi demikian,
sebab ketika ada kebaktian dengan acara makan-makan disitulah masuk dalam
daftar beribadah.
2.
Jangan Cemburu tehadap orang yang melayani Tuhan dengan caranya
Marta
cemburu dengan apa yang dilakukan oleh Maria dalam melayani Yesus, Maria
mendengarkan Firman Yesus sendiri dan hal itu dicemburui oleh Marta, dengan
segala ketidak mengertiannya tentang kebenaran.
3.
Memilih yang terbaik
Banyaknya
pilihan dalam kehidupan ini hendaknya menambah kekritisan kita untuk memilih
yang terbaik. Namun pilihan yang utama tetap Tuhan Allah sebab hanya Dia Maha
Baik/Maha Kasih. Pilihan waktu dan kegiatan hendaknya dipilih dengan
kebijaksanaan yang dari Allah. Maka dengan mendengarkan Firman saat ini,
diminta kepada seluruh umat agar lebih mengutamakan Allah dan kebenarannya. Hal
itu sama dengan lebih mengutamakan mendengarkan Firman Allah pada waktu yang
ada daripada mengerjakan hal-hal yang lain dengan berbagai keperluan-keperluan
sementara. Sebab ciri orang yang percaya di dalam Allah akan mengutamakan Allah
dan itulah Kasih yang terbesar. Setelah kita mengutamakan Allah maka kekuatiran
akan hilang, perkara-perkara akan kalah, sebab Tuhan Allah itu adalah Kasih dan
Kebenaran yang membawa Damai sejahtera serta kehidupan yang Kekal.
D.
Penutup
Jadi,
tidak ada yang salah dengan berbagai kegiatan atau kesibukan kita di dunia ini;
persoalannya adalah bagaimana kita mampu menyediakan waktu dan tempat untuk
suatu hal yang utama dalam hidup, prioritas yang tidak bisa diambil dari pada
kita, bagian yang terbaik, yaitu “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataan-Nya”. Dengan demikian hidup kita akan semakin bernilai dan bermakna,
baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah.
Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar