Pendahuluan
Dalam dunia kerajaan
yang identik dengan perang, perisai biasanya dipakai sebagai senjata untuk
menghadapi, melawan dan melindungi diri dari serangan musuh. Oleh karena itu
kata “Akulah Perisaimu” yang menjadi thema kita ingin menekankan bahwa Allah
akan menjadi senjata Abram dalam menghadapi dan melawan serangan-serangan
musuh.
Bahagian pasal ini
merupakan perjanjian Allah dengan Abram. Allah meyakinkan Abram bahwa allah
akan tetap menyertai,melindungi dan memberkati Abram. Berkat yang dijanjikan
Allah menimbulkan pertanyaan Abram,karena dia pada saat itu belum mempunyai
anak (keturunaan),sedangkan dia dan istrinya sarah sudah lanjut usia.
Allah berkata kepada
Abram bahwa berkat - berkat yang akan diterimanya bukan untuk elieser
hambanya,tapi untuk anak nya sendiri yang akan lahir dari istrinya sarah.
Allah juga
mengingatkan apa yang pernah dijanjikan Allah bahwa keturunannya seperti
bintang – bintang dilangit. Walau janji Allah itu sulit diterima secara
logika,tapi Abram percaya sehingga dia diterima Allah sebagai orang yang benar.
Khotbah:
Orang percaya sering kali mendapatkan
dirinya berada di antara janji Allah dan pengalaman pribadinya sendiri, janji Allah
sudah jelas, tetapi keadaan-keadaan tidak membawa kepada penggenapan janji
itu. Kegagalan dalam situasi ini bukan dipihak Allah, melainkan dipihak
manusia.
Apa yang berlaku bagi
orang percaya sekarang ini berlaku juga untuk Abraham. Allah telah memberikan
janji yang luar biasa kepadanya, namun berbagai peristiwa, menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian mendalam dalam hatinya, sehingga ia mulai
takut. Mengadakan perjalanan melintasi negri yang asing tidaklah mudah.
Kelaparan telah mendorongnya ke Mesir dan ia meninggalkan Mesir dengan perasaan
malu ketika ia kembali ke Kanaan.
Ia bertindak sebagai
penengah dalam suatu pertengkaran yang hebat antara gembalanya dan para gembala
Lot, penyerbuan raja-raja dari Timur, dan penawaran Lot juga telah mempersulit
keadaan, sudah tentu Abraham sama seperti kebanyakan orang, bingung dan takut
tentang berbagai keadaan-keadaan yang sulit.
Pada suatu keadaan
Tuhan menampakkan diri kepada Abraham “dalam suatu penglihatan” dan ini
merupakan pernyataan Allah yang kelima kepadanya, dan setiap kali Allah
menampakkan diri selalu mengacu kepada suatu penglihatan yang diprakarsai oleh
Allah. Inilah sarana yang dipakai Allah untuk berkomunikasi dengan
Abraham serta meyakinkan Abraham bahwa dalam kesengsaraannya. Allah
adalah “perisai dan upahmu ….. Sangat besar ungkapan ini menyatakan bahwa Allah
akan melindunginya dan juga akan menggenapi semua Janji-janji Allah
kepadanya. Tanggapan Abraham menunjukkan keprihatinan yang mendalam
karena ia tidak mempunyai anak sebagai ahli waris.
Abraham bertanya
kepada Allah” Apakah yang mewarisi rumahku adalah Beliezer orang Damsyik
itu.?” Disini Abraham sedang mengusulkan kepada Allah untuk mengadopsi
anak. Karena dengan tidak mempunyai anak dianggap sebagai kutukan oleh kaum
wanita timur, tetapi yang lebih dirisaukan oleh Abraham yaitu ahli waris.
Laki-laki untuk mewarisi harta bendanya dan berkat-berkat dimasa depan yang
dijanjikan Allah kepadanya. Abraham menyimpulkan bahwa Ia dan Sarah sudah
tidak mungkin lagi mempunyai anak, karena sudah tua. Tetapi Allah tidak
mau menggunakan cara ini (mengadopsi anak), untuk menggenapi janjinya kepada
Abraham, Allah berkata “orang ini tidak akan menjadi ahli warismu”, yang
menjadi ahli warismu adalah anakmu sendiri bukan seorang hamba yang
diadopsi.
Allah melihat
Abraham sedang mengalami kekecewaan dan kesukaran maka Allah menyuruh dia untuk
melihat kelangit dan berkata “hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat
menghitunngnya” Allah menjanjikan keturunan yang tak terhitung banyaknya
seperti bintang-bintang.
Abraham percaya kepada
Tuhan dan Allah membenarkan dia, atau menyatakan dia benar. Artinya:
Abraham mempunyai hubungan yang benar dengan Allah yaitu dengan penuh kesetiaan
dan ketaatan hatinya terarah pada Tuhan dalam kepercayaan tanpa
kebimbangan. Tuhan memberkati. Amen.