Dalam
Kitab Yeremia ini, Allah menyampaikan Firman melalui Nabi Yeremia yang menubuatkan
kedatangan Mesias dari keturunan Daud. Kedatangan Mesias senantiasa dinantikan
dan diharapkan oleh umat Tuhan pada saat itu, karena dalam pemikiran mereka
yang ketika itu berada dibawah kekuasaan Pemerintah Babel. Secara politik
Mesias adalah pahlawan yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Babel .Band
Yer 29:10-14
Hari
ini, kita mulai memasuki masa adven. Adven berasal dari bahasa latin
“adventus”, yang berarti kedatangan,
dan dalam konteks kekristenan adven berarti kedatangan Tuhan. Dalam hal ini,
kita menantikan/merayakan kedatangan Tuhan Yesus yang telah lahir di bumi ini
sekaligus menantikan kedatangan-Nya yang
kedua kali. Dalam penantian itu kita mempersiapkan diri seutuhnya,
merenungkan bagaimana kita telah diselamatkan oleh kasih Tuhan, dan bagaimana
kita menjalani kehidupan kita di dunia ini. Untuk menolong kita melakukan
perenungan itu, maka setiap minggu adven dilakukan penyalaan lilin, dan hari
ini adalah lilin pertama.
Lilin pertama ini disebut sebagai Lilin Pengharapan/Lilin Nubuat/Lilin
Nabi (Minggu Pengharapan). Lilin Pengharapan ini mau menyatakan bahwa
kedatangan Tuhan Yesus, atau yang pada zaman perjanjian lama lebih dikenal
dengan sebutan Mesias, telah dinubuatkan oleh para nabi. Salah satu nabi yang
menubuatkan kedatangan Mesias itu adalah nabi Yeremia.
Ini adalah suatu janji
pengharapan bagi Yeremia sendiri, dan
bagi bangsa Israel, terutama bangsa Yehuda, yang pada waktu itu sedang berada
dalam situasi terpuruk, baik dalam aspek ekonomi, hukum, sosial-budaya, fisik,
psikis, mental bahkan spiritual. Keterpurukan ini disebabkan oleh ketidak pedulian
bangsa itu, terutama para pemimpinnya pada upaya perbaikan kehidupan bangsa
dalam berbagai aspek tadi. Mereka tidak peduli pada keadilan dan kebenaran,
bahkan tidak peduli pada teguran yang sering disampaikan oleh nabi Yeremia
sendiri. Sementara itu bangsa-bangsa lain di sekitar mereka datang menyerbu dan
menguasai Yehuda. Jadi, bangsa Yehuda pada zaman itu benar-benar bobrok,
kesuraman menguasai mereka, dan ancaman menghampiri mereka dari segala penjuru.
Kita bisa membayangkan bagaimana keadaan orang-orang yang hidup pada zaman itu.
Dalam situasi seperti itulah Tuhan melalui nabi-Nya Yeremia menjanjikan suatu
harapan, yaitu kehidupan masa depan yang jauh lebih baik, dan itu terjadi
ketika Allah sendiri datang memulihkan bangsa-Nya. Allah tahu bahwa bangsa
Yehuda membutuhkan pemulihan, dan pemulihan itu hanya dimungkinkan jika Allah
sendiri yang mengerjakannya.
TUHAN
dalam pemberitaan Yeremia ini menegaskan bahwa Ia pasti menepati janji-Nya. Apa
saja janji yang hendak ditepati-Nya itu? Pemulihan apa saja yang hendak
dilakukan-Nya?
- Menumbuhkan
Tunas keadilan bagi Daud à kepemimpinan bangsa Yehuda yang selama ini
sangat jauh dari prinsip-prinsip keadilan akan segera dipulihkan oleh Tuhan,
dan itu berasal dari keturunan raja Daud.
- Melaksanakan
keadilan dan kebenaran di negeri (Yehuda) à apa yang dirindukan oleh
rakyat selama ini, yaitu keadilan dan kebenaran, akan dilaksanakan oleh Allah
sendiri melalui pemimpin yang ditumbuhkan-Nya itu.
- Membebaskan
Yehuda à pembebasan dari penindasan para penguasa yang lalim, dari
penindasan bangsa lain, dan dari keterpurukan.
- Memberikan
kehidupan yang tenteram bagi Yerusalem à tidak ada lagi ancaman,
tidak ada lagi intimidasi, tidak ada lagi kekuatiran, tidak ada lagi
kegelisahan, tidak ada lagi keputusasaan; sebaliknya yang adalah rasa aman,
rasa nyaman, feel at home, dan rasa damai.
Atas
dasar itulah kemudian kaum Israel dan Yehuda akan dipanggil “TUHAN keadilan
kita”.
Kita
tentunya sudah pernah mengalami masa-masa sulit: dalam keluarga, dalam studi, dalam persahabatan, bahkan dalam kehidupan bergereja. Dalam
kondisi yang sulit, dalam keadaan terjepit, secara manusiawi apa pun bisa
dilakukan; percaya atau tidak, banyak orang yang berperilaku aneh akhir-akhir
ini untuk menutupi suasana hatinya yang gundah-gulana,
banyak orang yang pura-pura gila atau sakit ketika masalah terasa begitu berat
membebani, banyak juga yang benaran gila ketika masalah datang silih berganti
dan akhirnya membuatnya stres/depresi.
Banyak remaja/pemuda yang bunuh diri karena broken-heart, banyak anak yang
tidak terurus karena broken-home,
banyak yang tidak fokus belajar lagi karena SMS-nya tidak dibalas oleh si-dia
atau pesan FB-nya tidak ditanggapi, atau mungkin karena uang belanja yang belum
dikirim oleh orangtua.
Pada saat-saat pencobaan, pada saat-saat adanya
tekanan, kita biasanya merindukan terjadinya hal-hal yang dahsyat atau pun
mukjizat. Dalam situasi yang terjepit, kita kemungkinan mau melakukan apa pun,
bahkan sekalipun hal itu salah. Dalam keadaan darurat, segala kemungkinan bisa
saja kita lakukan, sekalipun mungkin membahayakan diri kita sendiri. Ketika
kita diperhadapkan pada situasi yang sulit, bukan tidak mungkin kita bisa
kehilangan pegangan dan harapan.
Dalam situasi dan kondisi penyakit yang tidak menentu, kita bisa saja “kecewa”
dengan Tuhan, dan mungkin berkata: “apa lagi Tuhan yang Engkau inginkan dariku?
Katanya Engkau adalah Allah yang dahsyat, sumber mukjizat, tapi mana ….???”.
Bukan tidak mungkin kita bisa saja alergi dengan hal-hal yang rohani! Di bawah
tekanan, di bawah ancaman, di dalam kesulitan, di dalam penderitaan, di dalam
kesesakan, di dalam kekecewaan (patah hati), di dalam kebingungan, dan dalam
situasi yang tidak menentu, kita bisa saja menghalalkan segala cara, berbohong,
pura-pura gila, tidak mau makan, berontak, pesimis, bahkan menghujat Tuhan pun
bisa saja terjadi. Sdra/i, orang yang hidup tanpa pengharapan sesungguhnya
sudah tidak memiliki hidup. Mereka yang sudah tidak punya pengharapan adalah
mereka yang hidup dalam kehampaan, tidak mempunyai tujuan hidup, tidak memiliki
semangat hidup, serta melihat hidup ini sebagai sesuatu yang membebani dan
tidak berguna
Namun, pada hari ini kita disemangati oleh Firman Tuhan,
bahwa seburuk dan separah apapun kondisi dan situasi kita saat ini, Tuhan pasti mampu berkarya, Dia mampu
memulihkan kita. Itulah pengharapan kita, dan kita percaya bahwa Tuhan pasti
menepati janji-Nya itu. Pengharapan Kristen adalah sebuah pengharapan yang
diletakkan kepada Tuhan, bahkan walaupun segala sesuatunya sudah nampak
mustahil bagi manusia.
Oleh sebab itu, pengharapan kita hanya
ditujukan kepada Allah saja. Segala
sesuatu yang kita miliki saat ini tidak dapat menjanjikan pengharapan yang
kekal bagi kita. Pekerjaan atau jabatan apapun memang sangat penting, namun
tidak dapat menjanjikan kedamaian dan ketenteraman bagi kita, bahkan seringkali
pekerjaan atau jabatan itu menjadi masalah ketika kita menyalahgunakannya.
Institusi pemerintah dan swasta, termasuk institusi pendidikan dan penegak
hukum, juga tidak dapat memberi kita pengharapan yang sempurna dalam hal
penegakkan kebenaran dan keadilan, bahkan seringkali institusi itu menjadi
sumber ketidakbenaran dan ketidakadilan. Keluarga, teman-teman, rekan kerja,
demikian juga kepandaian bahkan uang, tidak dapat menjanjikan sesuatu yang
pasti bagi kita. Oleh sebab itu kita tidak dapat menaruh pengharapan kita
sepenuhnya di atas semuanya itu. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janji-Nya dan
Dia berkuasa melaksanakan janji-Nya.
Menantikan kedatangan
Tuhan berarti menanti janji-Nya; menanti janji-Nya berarti hidup dalam
pengharapan, atau seperti judul salah satu buku: “bergumul dalam pengharapan” (struggling in hope). Dan
pengharapan kita ialah bahwa Tuhan akan melaksanakan kebenaran dan keadilan di
negara kita ini.
Walaupun
saudara memiliki
teman yang bisa membantu, atau kepandaian ataupun uang yang banyak, janganlah
menaruh pengharapanmu kepada semua itu. Teman tidak selamanya bersedia
membantu, demikian juga kepandaian bukan jaminan kita akan berhasil, uang yang
banyak juga bisa habis. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janjiNya dan Dia
berkuasa melaksanakan janjiNya.
Marilah
kita teguh berpegang
pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia
Heb 10:23
Dia adalah
sumber Pengharapan,
seperti yanag dikatakan oleh Paulus dalam Rom
15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala
sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus
kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
Apa
itu pengharapan?
Harapan adalah sebuah visi untuk untuk hari depan yang lebih baik, yang merubah
kita pada hari ini. Jadi saya mengharapkan sesuatu perubahan yang lebih baik
untuk hari depan saya, namun harapan tersebut tidaklah abstrak. Harapan itu
merubahkan diri saya sekarang ini. Misalnya, saya berharap dapat A untuk
sebagian besar mata kuliah yang saya ikuti. Nah…harapan ini akan memotivasi
diri saya untuk belajar keras sekarang ini. Saya mesti belajar sungguh-sungguh.
Saya akan mengurangi waktu untuk facebook, waktu untuk main game , mengurangi
waktu untuk jalan-jalan di Mall, bahkan waktu untuk tidur. Jika saya berharap,
pekerjaan saya lebih maju dan lebih berhasil, maka harapan itu akan mengubah
diri saya sekarang ini. Saya akan bekerja keras. Amen. RHLT
Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar