A. Pengantar
Kitab Ulangan ditulis jauh sesudah
Musa meninggal, meskipun banyak yang beranggapan Kitab ini ditulis oleh Musa
sendiri untuk mempertahankan keaslian dari beberapa isi yang memang disampaikan
oleh Musa sendiri. Namun secara keseluruhan Kitab Ulangan tidak mungkin
ditulis oleh Musa, hal ini diperkuat dari keterangan yang dapat diperoleh dalam
pasalnya yang ke 34 dalam Kitab Ulangan.
B.
Penjelasan Nas
Ulangan 4 ditulis dengan kalimat
langsung dari Musa, sehingga kita dapat meraskan bahwa yang itu adalah suara
dan perkataan Musa sendiri yang menasehati umatnya Israel. Orang bisa
mengatakan, “demikianlah yang dinasehatkan Musa dulu”, atau demikianlah
redaktur menulis dan merekonstruksi ucapan Musa. Sehingga ucapan-ucapan Musa
dalam Kitab Ulangan dapat memperkuat bahwa Musalah penulisnya. Kita percaya
bahwa penulis Kitab Ulangan di zaman kerajaan sebelum Raja Yosia mencoba
seobjektif mungkin mendokumenkan bagaimana Musa menasehatkan tentang
hukum-hukum dan ketetapan Allah bagi bangs Israel. Tidak ada ditemui naskah
lain yang dapat menggugatnya, sehingga oleh gereja-gereja saat ini bisa percaya
bahwa Kitab Ulangan adalah ucapan Musa yang ditulis oleh Deutronomis.
Nas ini berisi
nasehat atau pengajaran Musa kepada bangsa Israel. Nas kita dimulai dengan perkataan Musa: “maka
sekarang….”. Ini menunjukkan tindakan yang harus diambil pada masa kininya,
atau tanggapan yang patut terhadap hal-hal yang baru diceritakan Musa. Tanggapan tersebut bisa positif
(setuju dan dilakukan) mapun negatif (tidak setuju dan tidak dilakukan). Itu
terserah kepada masing-masing umat Israel, yang jelas sebagaimana dinyakini
Musa bahwa barangsiapa melakukan pengajaran yang disampaikannya, yakni hidup
patuh melakukan ketetapan dan peraturan Hukum Allah (“hoq” dan “misypat” = petunjuk tegas yang berasal dari
Tuhan) ia akan hidup (supaya hidup).
Yang dimaksud di sini
suatu hidup yang bahagia karena diatur menurut petunjuk-petunjuk Tuhan dan
dalam persekutuan dengan Dia. Lebih jauh dapat juga dipahami sebagai hidup
kekal, sebab tiap Firman Tuhan adalah “roti hidup” (Ulangan 8:3), dan FirmanNya
menunjukkan jalan ke hidup yang kekal. Pengertian ini mengandung dua aspek: pertama, “hidup” adalah lawan “maut”.
Itu berarti bahwa taat kepada Tuhan adalah jalan untuk mencegah ancaman maut.
Bagi mereka yang sudah mendengar Firman Tuhan serta panggilannya, tidak ada
lagi jalan netral. Mereka harus memilih antara hidup dan maut. Kedua, hidup menunjuk suatu gairah
semangat dan nikmat dalam eksistensi manusia. Hidup adalah lawan kelesuan. Perhatian
terhadap Firman Allah mengantar kepada kelimpahan dan berkat.
C.
Refleksi
1.
Kepemimpinan
Musa patutlah kita teladani, terlebih ditengah-tengah krisis kepemimpinan saat
ini. Walaupun Allah menyatakan bahwa dia tidak akan masuk kenegeri kanaan,
tidak mambuat Musa kendor semangat dalam menyampaikan pengajaran atau nasehat
kepada umat Israel.
2.
Kita
diingatkan bahwa salah satu panggilan dan tugas kita adalah menjadi umat yang
mau mendengar pengajaran yang disampaikan hambaNya. Dalam hal ini sebagaimana
disebutkan dalam Amsal 1:8-9, hendaknya kita seperti seorang anak yang
mendengarkan pengajaran orang tuanya, sebab pengajaran itu bila dilakukan akan
membawa kebahagiaan.
3.
Seperti
Musa, Tujuannya tidak lain, yakni memberikan bimbingan agar kehidupan keristen
dibangunkan. Bukankah kita seharusnya saling membimbing dan saling
menguatkan? Karena itu tugas panggilan ini sangat penting.
KETETAPAN TUHAN ITU
SEMPURNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar