A. Pengantar
Jemaat Laodikia adalah jemaat yang terkhir dari ketujuh
jemaat yang disapa Tuhan dalam kitab Wahyu.
Jemaat ini istimewa karena inilah satu-satunya jemaat yang tentangnya Kristus
hanya mencela. Tak satupun pujian yang diberikan Tuhan kepada mereka. Hal ini
terjadi karena Jemaat Laodikia tidak memiliki kesungguhan hati. Ada beberapa
hal yang dapat kita pelajari dari jemaat ini.
B. Penjelasan Nas
Ketidaksungguhan Jemaat Laodikia (ay.14-16), Jemaat Laodikia dinyatakan
sebagai jemaat yang tidak memiliki kesungguhan hati dalam mengikuti Tuhan.
Mereka dikatakan sebagai jemaat yang “suam-suam kuku”. Suam-suam kuku berasal dari kata ' KHLIAROS HUDOR', air yang
rasanya tidak enak dan menyebabkan muntah, kalo dewasa ini barangkali dapat
diibaratkan dengan air yang mengandung 'kaporit'. Orang Kristen yang suam
kuku adalah orang Kristen yang merasa nyaman, puas diri dan tidak menyadari
akan kebutuhannya. Orang Kristen yang suam kuku seolah berkat. "Kami
sudah lama percaya kepada Yesus Kristus, kami Kristen udah puluhan tahun.
Inilah gambaran dari jemaat Laodikia.
Gereja Laodikia yang
merasa mandiri, puas diri dan merasa nyaman dan aman itu seolah berkata: “Kami
tidak membutuhkan apa pun!” Namun sementara itu kuasa rohani mereka melemah;
kekayaan materi dan angka statistik mereka hebat menyelubungi mereka seperti
kain kafan menyembunyikan mayat yang membusuk.
Penyebab ketidaksungguhan jemaat di Laodikia
(ay.17-18), Jemaat
Laodikia ada di tengah kota Laodikia. Kota ini sangat istimewa, kota ini
memiliki tiga hal yang dibanggakan: Pertama,
Laodikia Ini terkenal dengan kemakmurannya, sebagai satu pusat kegiatan
perbankan, dan keuangan terbesar di dunia pada saat itu. Keadaan ini
membuat orang Laodikia memiliki mentalitas mandiri, merasa tidak butuh
siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.
Kedua, Laodikia termasyur dengan kerajinan pakaian
jadinya, khususnya yang terbuat dari wol, ini menimbulkan mentalitas yang
sombong, mereka begitu bangga dan yakin diri akan kecantikan dan ketampanannya.
Mereka selalu terobsesi untuk dikagumi orang lain.
Ketiga, Laodikia juga tersohor karena mutu sekolah
kedokterannya, yang berhasil membuat prestasi medis kota ini lebih melambung
lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka produksi. Sehingga mereka
merasa diri selalu sehat khususnya dalam pendengaran dan penglihatan mereka.
Sikap Tuhan atas Ketidaksungguhan Jemaat
Laodikia, Ternyata Tuhan tidak
tinggal diam melihat ketidaksungguhan jemaat Laodikia, ada dua sikap Tuhan
yaitu Tuhan akan menegor dan menghajar (ay 19a). Kata menegur berasal dari kata
“elegcho” yang artinya menunjukkan kesalahan dengan tujuan
menginsafkan seseorang. Bukan hanya menegor tetapi jemaat ini pun akan dihajar
oleh Tuhan, dihajar maksudnya ini merupakan peringatan yang lebih keras.
Solusi Lepas dari Ketidaksungguhan Jemaat
Laodikia (ay 19—22), Tuhan memberikan solusi bagi jemaat Laodikia yaitu: “relakanlah hatimu
dan bertobatlah! Perintah untuk bertobat diawali dengan kerelaan
hati, ini merupakan poin yang penting, pertobatan yang sungguh hanya terjadi
bila ada kerelaan hati. Kerelaan hati digunakan kata “zeloo” artinya
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bertobat.
C. Refleksi
1.
Keadaan rohani jemaat Laodikia dikatakan “Suam-suam kuku”
karena mereka menganggap kekayaan, penampilan dan kesehatan yang mereka miliki
adalah segalanya. Untuk itu berhati-hatilah dalam kemapanan hidup jangan sampai kitapun
memiliki keadaan yang sama dengan jemaat Laodikia.
2.
Kedaaan suam-suam kuku hanya bisa dikalahkan dengan satu tindakan itulah
bertobat dan menerima Kristus dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juruselamat.
3.
Jika kita memiliki kesungguhan hati dalam mengikut Kristus maka kita
akan memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus pada masa
sekarang di dunia dan pada masa yang akan datang di Sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar