Biasanya orang karena
bergaul akrab akan mengenal sahabatnya lebih dekat, dan dapat mendeskripsikan sahabatnya
itu. Hidup para murid semakin dekat
dengan Yesus. Mereka telah melihat karya Yesus saat mereka menemani Yesus
melayani. Seharusnya, mereka semakin tahu siapa sebenarnya Sang Guru itu. Benarkah para
murid demikian?
Bukankah baru saja
mereka salah mengerti nasihat Yesus mengenai ragi? Strategi Yesus untuk mendapatkan pengakuan
jujur para murid adalah dengan lebih dahulu menanyakan pandangan orang lain
mengenai diri-Nya (13). Baru kemudian Yesus menanyakan pandangan atau pengenalan para murid secara
pribadi. Simon Petrus mewakili para murid menjawab bahwa Yesus adalah Mesias,
Anak Allah (16). Yesus menyebut Simon berbahagia bukan karena kemampuannya
menjawab tepat melainkan karena ia telah menerima anugerah penyataan Allah
Bapa.
Dengan
pengenalan yang benar akan Mesias, tanggung jawab memimpin jemaat juga
diberikan. Petrus, dipercaya memimpin para rasul untuk menggembalakan gereja. Sedangkan gereja itu
sendiri didirikan atas dasar Yesus. Perhatikan kata Petrus yang berarti batu
(Yun. Petros) sedangkan kata batu karang (Yun. Petra) artinya batu karang yang
besar. Petrus dan para rasul diberi otoritas untuk mengelolanya (19).
Bergaul
akrab dengan Yesus secara fisik ternyata tidak cukup untuk mengenal Dia secara
tepat. Perlu penyataan dari Allah. Buktinya, Petrus masih salah mengerti misi
Yesus (22). Sebelum bisa bergaul akrab
dengan Yesus seseorang perlu memiliki relasi hidup dengan-Nya. Pengakuan iman
Petrus yang mewakili para rasul menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki relasi
yang benar dengan Yesus.
Dengan
relasi yang benar, kita harus hidup akrab dengan Yesus yaitu dengan membaca dan
merenungkan firman-Nya. Kehidupan yang akrab melalui firman-Nya akan
mengokohkan pengakuan iman yang keluar dari hati dan pikiran yang paling dalam.
Pengakuan yang benar diiringi oleh tindakan yang tepat membuktikan bahwa kita
adalah pengikut Yesus yang sejati.
Pentingnya Sebuah
Pengakuan Iman
Mengapa
Yesus menuntut pengakuan murid-murid-Nya tentang siapakah diri-Nya? Seberapa
pentingnyakah sebuah pengakuan iman bagi Dia? Dari bacaan Alkitab hari ini,
dapat kita saksikan bahwa Tuhan Yesus menuntut sebuah pengakuan yang jujur dan tulus dari para murid-Nya. Bukan dari
pendapat orang mengenai siapakah diri-Nya, melainkan sebuah pengakuan iman yang
murni yang dihidupi langsung oleh murid-Nya. Dari sini kita belajar bahwa
ternyata Yesus tidak menghendaki setiap orang yang mengaku sebagai murid-Nya-orang
yang menyebut dirinya Kristen-tidak berani secara jujur menunjukkan posisi imannya kepada dunia. Setiap
orang Kristen dituntut untuk berani
menunjukkan statusnya sebagai orang percaya. Ini sebuah pergumulan bagi
setiap kita yang hidup dalam zaman postmodern yang pluralis seperti ini. Zaman
di mana desakan untuk menghindari sebuah klaim pengakuan iman kepada Kristus
begitu besar, karena pengakuan iman seperti itu dianggap sebuah fanatisme
agama. Pandangan ini jelas salah karena justru saat Yesus sedang berada di
daerah Kaisarea Filipi, Yesus menanyakan pengakuan iman para murid. Kaisarea
Filipi pada zaman itu adalah sebuah kota besar yang melambangkan pusat
kekuasaan dan kebudayaan dunia. Di kota seperti inilah Tuhan menuntut para
murid berani menyatakan pengakuan iman mereka. Kalau hanya bergantung kepada
kata orang ; ini yang membuat kita belum mengenalnya dengan sungguh-sungguh.
Dan bisa saja itu tidak benar, hanya perkiraan saja.
Petrus muncul dengan
pernyataan yang 100
% benar dan sebenarnya dia sungguh mengenal Yesus. Petrus mengatakan : Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Bila kita ingin kembali
ketika pemilih murid-murid pertama di Matius 4:18-22, Yesus menjadikan Petrus
murid yang pertama. Tanpa ada bantahan dan pertanyaan, Yesus mengatakan : Mari
dan ikutlah Aku? Akhirnya Petrus dan Andreas serta Yohanes dan Yakobus
mengikuti Yesus. Pernyataan Petrus membuat dia menjadi Murid yang utama bagi
Yesus, bahkan Yesus menetapkan atas Petrus gereja awal di dunia ini. “Engkau
adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam
maut tidak akan menguasainya”, “kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga,
apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga”. Betapa luarbiasanya kuasa yang diberikan
Yesus kepada Petrus di situ.
Sebenarnya
apa yang dikatakan oleh Yesus terhadap
Petrus tentang terbentuknya gereja bukanlah makna harafiah. Tetapi Yesus
mau menjelaskan bahwa melalui pelayanan Petrus dan Iman kepada Yesus akhirnya
munculnya jemaat pertama. (bandingkan di Kisah 2 tentang Pentakosta). Dari
pengakuan Petrus itulah makna Gereja yang sesungguhnya yaitu kumpulan
orang-orang percaya yang dipersatukan di dalam nama Yesus Kristus. Gereja tidak
hanya gedungnya (fisiknya) tetapi gereja juga adalah persekutuan orang-orang percaya.
Yesus pernah mengatakan : barang siapa berkumpul dua atau tiga orang di dalam
namaKu disitulah aku berada
Inilah
tantangan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Di tengah-tengah arus besar
yang menampilkan sosok gereja seakan-akan hanya menjadi tempat hiburan, pelepas
penat bahkan pembiusan diri dari pergumulan dunia, beranikah kita dengan
lantang tetapi tetap rendah hati menyaksikan kekristenan kita sesuai dengan
pengakuan iman kita? Beranikah kita seperti Simon Petrus yang dengan terus
terang mengakui Yesus sebagai satu-satunya pusat pengakuan iman dan hal itu
sekaligus berarti sebagai pusat hidup dan ibadah? Amen
Dari
berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar