Pembukaan:
Ada
sebuah pertanyaan bagi kita semua, “Bagaimana rasanya jika kita hidup dalam
situasi tertekan?” Misalnya saja tertekan karena kehilangan pekerjaan, tertekan
karena pasangan yang tidak setia, tertekan karena diabaikan ataupun diremehkan
oleh orang-orang di sekitar kita, atau tertekan karena melakukan
prinsip-prinsip kebenaran. Bagaimana rasanya? Tentu sangat tidak mengenakkan
bukan? Karena itu bagaimana kita meneriakkan “Merdeka” jika kita masih
merasakan penjajahan di Negara sendiri….?
Untuk
itu, jika kita memang benar-benar mendambakan hidup dalam Yerusalem baru, yang
penuh dengan damai sejahtera, mari mulai saat ini hiduplah dengan kasih. Hidup
dalam kasih yang diwujudkan dalam ketaatan menjalani Firman Tuhan. Sebab, taat
menjalankan Firman Tuhan adalah bentuk kasih kita kepada Tuhan, maupun kepada
sesama. Dan pada akhirnya, bersama-sama dengan Pemazmur, kita dapat mensyukuri
segala berkat dan anugerah Allah,
Khotbah:
Peringatan
kemerdekaan yang ke 69 ini kembali mengingatkan kita bahwa Perjuangan
menjadikan Indonesia merdeka bukanlah hal yang mudah, kekuatan peralatan perang
lawan dihadapi dengan “bambu rucing” , patutlah kiranya berterimakasih kepada
para pejuang kita yang telah mengorbankan dirinya demi Indonesia raya ini, dan
lebih dari itu patutlah kita memuji Tuhan atas kemerdekaan ini, Kemerdekaan ini
adalah Berkat Tuhan yang dicurahkan bangi bangsa kita Indonesia. Untuk itu marilah
kita serukan; hai bangsa Indonesia Pujilah Tuhan, Hai para peminpim jaga dan
pertahankanlah Indonesia Raya ini.
Melalui Mazmur 67 ini
kami melihat ada 3 bagian, doa dan harapan kita untuk mengembalikan “Indonesia
Raya”
Pertama: Kiranya bangsa-bangsa mengenal
jalan Allah.
Mengenal Allah
sesungguhnya dan jalanNya tidaklah hal yang mudah, butuh suatu proses yang
kadang kala sangat panjang sekali. Butuh perenungan, butuh persekutuan. Butuh
Iman. Bdk. Pengakuan Petrus pada Bacaan kita minggu ini.
Mengenal jalan Allah
berarti berjalan dijalan Allah, Hidup dijalan Allah, berserah kepada tuntunan
Tuhan walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan yang kita pikirkan.
Bagaimanakah caranya
supaya bangsa-bangsa lain mengenal Allah? Yaitu dengan umat Israel membagi
berkat-berkat yang mereka terima kepada bangsa-bangsa lain. Demikian juga
sesama kita dapat menerima berkat dari Tuhan Yesus, kalau kita membagikannya
dengan mereka.
Kedua: Kiranya bangsa-bangsa mengakui
pemerintahan Allah.
Bangsa bangsa diajak
bersyukur kepada Tuhan, seperti umat Israel sendiri, karena mereka pun
mengalami dan mengakui karya keselamatan yang Tuhan lakukan
Mengakui pemerintahan
Allah bukan berarti tidak mengakui pemerintahan yang ada, pemerintahan dimana
kita hidup, namun diatas pemerintahan yang ada, Allah-lah yang memerintah.
Harus kita sadari bahwa tanpa kuasa Allah kuasa-kuasa dunia akan berakhir dalam
kefanaan. Hanya kuasa Allah-lah yang kekal.
Ketiga : Kiranya hasil bumi diterima
sebagai pemberian Tuhan yang patut dipuji.
Mazmur ini merupakan
nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel
pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh
wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat
menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain.
Inilah suatu nyanyian
syukur yang mewarisi panggilan Abraham, diberkati untuk menjadi berkat bagi
segala kaum di muka bumi
Berkat yang diterima
bangsa pilihan Allah, seharusnya menjadi kesaksian bagi dunia agar dunia
mengenal Allah (ayat 3). Sebab bangsa-bangsa lain pun perlu mengenal Allah.
Mereka juga membutuhkan kasih karunia-Nya. Selanjutnya dari mulut bangsa-bangsa
akan mengalir puji-pujian kepada Allah, karena mereka mengetahui bahwa Dialah
Allah dan Dia berkuasa (ayat 4-6).
Saudara diakhir
renungan kita Minggu ini, yang berketepatan dengan Dirgahayu 69 Indonesia, mari
demi kecintaan kita bagi bangsa kita ini kita lepaskan berkat seperti berkat
yang diucapkan Imam didalam Nats kita ini :
Tuhan memberkati dan
melindungi engkau (Indonesia)
Tuhan menyinari engkau
(Indonesia) dengan wajahNya dan memberi engkau(Indonesia) kasih karunia
Tuhan menghadapkan
wajahNya kepadamu(Indonesia) dan memberi engkau (Indonesia) damai sejahtera.
Sebagi Penutup kami
mengajak kita bersyukur melalui nyanyian Kidung Jemaat No. 337. “BETAPA KITA
TIDAK BERSYUKUR”
Betapa kita tidak
bersyukur, bertanah air kaya dan subur
Lautnya luas gunungnya
megah, menghijau padang bukit dan lembah
Itu semua berkat
karunia, Allah yang agung maha kuasa
Itu semua berkat
karunia, Allah yang agung maha kuasa.
Amen.
Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar