Pendahuluan:
Kitab
Kejadian adalah kitab yang pertama dalam Alkitab. Kitab ini dibagi atas 50 pasal dan
berisi dua hal penting: Pertama: Sejarah peristiwa-peristiwa penting. Kedua: Sejarah Bapak-bapak orang beriman.
Melalui dua pembagian ini, dapat dilihat kemahakuasaan Allah dalam setiap
peristiwa penting dan juga kemahakuasaan
kehendak Allah yang bekerja dalam
kehidupan setiap Bapak orang beriman.
Kitab
Kejadian memberikan penjelasan mengenai Manusia sbb: Pertama, manusia adalah ciptaan Tuhan Allah. Manusia bukan hasil
evolusi panjang dan berjuta-juta tahun dari mahluk yang paling sederhana
seperti mikroba, lalu berkembang menjadi mahluk-mahluk yang lebih kompleks yang
disebut binatang kemudian menjadi manusia, seperti anggapan penganjur teori Evolusi Darwin. Manusia, bukan
“percikan api Ilahi” yang terperangkap dalam tubuh yang harus mengalami
pembebasan kepada hakikatnya yang abadi, sebagaimana diajarkan kaum Gnostik,
Kebatinan, Gerakan Zaman Baru, Hinduisme, Budhisme. Manusia adalah “keberadaan
yang adanya diadakan oleh Yang Ada secara kekal”. Dialah Tuhan Allah yang
memulai segala sesuatu dan Ada sebelum segala sesuatu dan Ada dengan
sendirinya.
I.
1) Kej 1 merupakan fakta sejarah:
Ada orang-orang
(golongan Liberal) yang mengatakan bahwa Kej 1-11 bukanlah fakta sejarah,
tetapi sekedar suatu dongeng, illustrasi, perum-pamaan dsb. Ini salah, dan
bahkan sesat! Karena itu hati-hatilah dengan semua pengkhotbah / pendeta /
gereja yang mempunyai pandangan demikian. Perlu diperhatikan bahwa pada awal
dari Kej 1 tidak digunakan kata-kata ‘once upon a time / pada suatu
waktu’ seperti yang digunakan dalam dongeng-dongeng pada umumnya! Tetapi di
sini digunakan kata-kata ‘in the beginning / pada mulanya’ (Kej 1:1).
Ini jelas menunjukkan bahwa Kej 1 itu bukanlah suatu dongeng atau
illustrasi, tetapi merupakan fakta sejarah. Disamping itu:
· Kej
2:1 yang berbunyi: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala
isinya” jelas menunjukkan bahwa Kej 1 adalah fakta sejarah.
· Kel 20:11
yang berbunyi: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menja-dikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya
TUHAN memberkati hari Sabat dan mengu-duskannya”, jelas juga menunjukkan bahwa
Kej 1 merupakan fakta sejarah. Kalau Kej 1 itu hanyalah dongeng,
illustrasi, dsb, maka itu berarti bahwa Allah menetapkan hari ke 7 sebagai hari
Sabat berda-sarkan suatu dongeng! Ini betul-betul tidak masuk akal.
2) Alkitab menyatakan Allah.
Pada awal dari
Alkitab, pada Kej 1:1 sudah dikatakan tentang ‘Allah’. Alkitab memang
menyatakan Allah kepada kita. Jadi, pada waktu meng-hampiri Alkitab, kita harus
mempunyai keinginan untuk mengenal Allah.
Penerapan: Apakah
saudara mempunyai keinginan untuk mengenal Allah? Dan apakah saudara belajar
Firman Tuhan dengan tujuan supaya mengenal Allah atau lebih mengenal Allah?
Kalau tidak, tidak ada guna-nya saudara belajar Alkitab!
3) Allah
adalah pencipta segala sesuatu.
Allah yang disebut
dalam Kej 1:1 itu adalah Pencipta! Ini salah satu bagian Kitab Suci yang
mendasari kalimat pertama dari 12 Pengakuan Iman Rasuli yang berbunyi: “Aku
percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi”.
II) Penciptaan yang dilakukan oleh Allah.
Allah
menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1-2).
Ada suatu teori /
penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap
Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2
terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan tahun
atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kej 1:1, langit
dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadi pemberontakan Lucifer /
Iblis, sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti dalam
Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst Allah melakukan penciptaan ulang.
Dasar dari ‘gap
theory’ ini adalah:
1) Mereka
berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang
tertulis dalam Kej 1:2 – ‘bumi belum berben-tuk dan kosong, gelap gulita
menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa penciptaan
dalam Kej 1:1 sudah sempur-na, tetapi lalu menjadi rusak / kacau karena pemberontakan
Iblis.
2) Dengan
adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu
Geologia yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.
3) Kej
1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’.
NIV menterjemahkan
sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (=
Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).
Ditinjau dari sudut
bahasa Ibrani, kata ‘HAYETAH’ yang diterjemahkan ‘was / adalah’, juga bisa
diterjemahkan ‘became / menjadi’. Kalau dipilih terjemahan ini, maka Kej
1:2 menjadi: ‘Dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong’.
Terjemahan ini cocok dengan ‘gap theory’.
Saya berpendapat bahwa ‘Gap
theory’ ini harus ditolak dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:
a) Kej
1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia
menciptakan yang sempurna secara bertahap.
Penganut ‘gap
theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melaku-kan penciptaan secara
bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka berpendapat bahwa pada waktu
Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej 1:3-dst, maka Allah
melakukannya secara berta-hap. Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan teori ini.
b) Ilmu
Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menen-tukan umur bumi.
Perlu diketahui bahwa
ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata
metode-metode ini menghasil-kan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode
pertama meng-hasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata
meng-hasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb. Disamping itu perlu diketahui bahwa
para ahli ilmu pengetahuan itu kebanyakan adalah orang yang bukan kristen,
bahkan anti kristen. Karena itu, kalau dengan metode tertentu mereka menemukan
bahwa umur bumi adalah jutaan tahun, maka hasil itu dipublikasikan, sedangkan
kalau dengan metode yang lain menghasilkan bilangan ribuan atau puluhan ribu
tahun (sehingga cocok dengan Alkitab), maka hasil itu mereka sembunyikan.
Hal lain yang perlu
diketahui adalah bahwa pada waktu Allah men-ciptakan segala sesuatu dalam
Kej 1, maka semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur
tertentu (yang tidak kita ketahui).
Misalnya:
· Pada
waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi
yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari
ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa
Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
· Pada
waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak
diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah
besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah
pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur
100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
· Demikian
juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah
menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu
berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu
juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!
Karena itu, kalaupun
para ilmuwan jaman sekarang bisa menemu-kan suatu metode penentu umur bumi yang
betul-betul dapat di-percaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi
sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa
tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur
mendekati 5 juta tahun?
c) Kalau ‘gap
theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologia dalam persoalan umur
bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun
(ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah
mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia?
· Kalau
dikatakam bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:
* itu
berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini ber-tentangan dengan
1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama,
Adam menjadi makhluk hidup’”.
* perlu
dipertanyakan: bagaimana manusia itu bisa mati, padahal belum ada dosa?
· Kalau
mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu belum ada manu-sia, maka mereka
tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.
d) Kalaupun
di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam
semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama
sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah
sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta.
Pandangan yang me-ngatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai
harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu me-rendahkan
Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan
Allah itu tidak terlalu berbeda jauh. Amen. Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar