Selasa, 04 Maret 2014

SEMUA KARENA CINTA : "KASIH LEBIH PENTING DARI SEGALA SESUATU" 1 Kor 13: 1-12

Rasul Paulus menulis: “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.”(1 Kor 13:1-3) Catatan kita atas ayat-ayat ini ialah: Kasih itu melebihi kemampuan berbahasa. Kasih itu melebihi karunia bernubuat. Kasih itu melebihi karunia pengetahuan. Kasih itu melebihi karunia iman. Kasih itu melebihi perbuatan baik. Kasih itu melebihi pengorbanan Mengapakah kasih itu begitu penting dan begitu hebat? Karena kasih itu adalah karakter dasar Allah. Allah tidak mungkin dipisahkan dari sifat utama-Nya ini. Oleh karena kasih-Nya itulah segala sesuatu diciptakan, segala sesuatu dipelihara, segala sesuatu diperintah dengan seksama, manusia diselamatkan dan dibaharui. Tidak ada Allah yang tanpa kasih dan tidak ada kasih tanpa Allah. Dan kasih Allah itu tidak terukur. Oleh karena itu Pemazmur berkata: “Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!”(Maz 117:1,2) B. KARAKTERISTIK KASIH ALLAH Kasih Allah disebut kasih agape yaitu kasih pengorbanan. Kasih yang hanya untuk mengasihi dan tidak menuntut balas. Secara asali kasih agape itu hanya dimiliki oleh Allah sendiri. Tetapi kepada orang percaya kasih itu dikaruniakan, sehingga dengan pertolongan Roh Kudus orang percaya sanggup untuk melakukannya. Dunia memiliki keempat kasih yang terdahulu, tetapi dengan kasih agape. Orang percaya yang lahir baru akan hidup berdasarkan kasih agape. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menangung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.”(1 Kor 13:4-8) 1. KASIH ITU SABAR Kesabaran ditandai dengan sikap penuh pengertian, tidak mudah marah, tidak mudah patah hati, tidak mudah menyerang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah putus asa, tidak mudah menjadi sakit hati, bersikap tenang, tabah menghadapi segala perkara, tahan terhadap pencobaan, tidak terburu nafsu. Kasih memampukan kita untuk bersabar terlebih saat disalahi, dikritik, atau diabaikan. Kasih sabar menunggu untuk melihat efek baik dari kesabaran itu sendiri. “Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.”(Ams 14:29) “Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.”(Ams 15:29) “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”(Ams 16:32) 2. KASIH ITU MURAH HATI Murah hati adalah cara untuk melakukan perbuatan baik. Kemurahan hati ditandai dengan suka/mudah memberi, tidak pelit, penyayang dan pengasih, suka menolong, baik hati, tidak jual mahal, suka memberi penghargaan disertai dengan penampilan yang simpatik. Perhatikanlah pernyataan Tuhan Yesus ini: “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”(Mat 5:2-5) 3. KASIH ITU TIDAK CEMBURU Ada dua istilah untuk cemburu, yaitu “jealous” dan “envious”. Jealous adalah cemburu yang beralasan, yaitu cemburu karena yang bersangkutan memiliki hak untuk cemburu. Misalnya cemburu kepada suami atau kepada isterinya sendiri. Envious adalah cemburu yang tidak beralasan, karena tidak punya hak untuk cemburu. Misalnya mencemburui suami/isteri orang atau orang lain sama sekali. Jealous adalah tindakan wajar dan layak, tetapi envious tidak boleh dilakukan. Secara luas envy bisa berkembang kepada masalah-masalah sosial. Misalnya cemburu kepada keberuntungan dan keberhasilan sesama. Bisa berkembang juga ke masalah-masalah moral. Misalnya cemburu ketika sesamanya lebih baik, lebih disukai orang, dsb. Perhatikan pengajaran Tuhan Yesus dalam Mat 20 Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. Pekerja yang datang lebih dahulu cemburu kepada pekerja yang datang kemudian karena upah yang mereka terima sama. Kecemburuan itu meluas kepada pemilik kebun anggur karena kemurahan hatinya dengan memberi upah yang sama kepada pekerja-pekerjanya itu. Kasih agape tidak pernah merasa tersaingi. Tidak merasa iri terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, bahkan turut bangga dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki mereka demi kemuliaan Allah. “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.”(Ayb 5:2) “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”(Ams 14:30) 4. KASIH ITU RENDAH HATI Kasih agape tidak membanggakan diri sendiri, tidak berusaha untuk menonjolkan dan menyombongkan diri dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Tidak juga menganggap diri lebih tinggi/lebih berharga daripada orang lain. Tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan membesar-besarkan kelemahan orang lain. Perhatikan doa orang Farisi ini: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”(Luk 18:11,12) “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”(Luk 18:13) Tuhan Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Luk 18:14) 5. KASIH ITU TIDAK SOMBONG Kasih agape tidak menghargai diri sendiri secara berlebihan, tidak congkak, tidak pongah, tapi penuh kerendahan hati. Kasih agape mau mengakui kelemahan diri sendiri dan mau mengakui bahwa dirinya membutuhkan orang lain, mau dan mampu menerima/memuji kelebihan orang lain. Sikap keliru telah dilakukan oleh Rehabeam. Pada saat Salomo, ayahnya, mangkat, rakyat mohon kepadanya agar beban mereka diringankan. Tetapi dengan keangkuhannya dia menjawab:“Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."(1 Raja 12:10,11) “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.”(Yes 2:11,17) 6. KASIH ITU SOPAN Kasih agape mau menghormati dan menghargai orang lain. Kasih agape dapat menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Kasih tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika maupun perbuatan-perbuatan amoral (biadab), tahu adat dan berkelakuan baik. Kasih agape penuh dengan kelemah-lembutan dan menjaga kehormatan orang lain. Perhatikan kelakuan Amnon terhadap Tamar. Sebagai kakak semestinya Amnon melindungi dan menjaga kehormatan Tamar, adiknya. Tetapi tidak demikian kenyataannya. Amnon merusak kesucian Tamar dengan memperkosanya.(2 Sam 13) Firman TUHAN menasihatkan: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.”(Roma 13:13) “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.”(1 Kor 14:40) 7. KASIH ITU TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN SENDIRI Kasih agape tidak mengekploitasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri, tidak mengejar kepentingan dan kepuasan diri sendiri, tidak mengorbankan orang lain,, tidak berharap akan imbalan, tidak menjual nama baik untuk mencari keuntungan pribadi. Kasih agape berusaha senantiasa menjadi sahabat yang menyenangkan untuk semua orang bagi kemuliaan-Nya. Ingatkah Saudara tentang Yudas, si Bendahara korup itu? (Yoh 12:6) Atau kebohongan Ananias dan Safira? (Kis 5) Janganlah kita berbuat seperti mereka. Perhatikan ayat ini: “Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”(1 Kor 10:24) 8. KASIH ITU TIDAK PEMARAH Kasih agape sangggup mengendalikan diri dan menanggung segala sesuatu yang menyakitkan dengan kepala dingin dan lapang dada. Tidak mudah bereaksi negatip terhadap kesalahan, dapat mengerti dan menerima kekecewaan tanpa harus sakit hati. Jika terpaksa harus marah maka tidak sampai mengumpat, mengutuk, menyumpahi dan tidak terus-menerus marah sampai matahari tenggelam. Marah memang tidak dilarang oleh TUHAN, tetapi disarankan untuk marah dengan kasih. Perhatikan pernyataan firman ini: “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.”(Maz 4:5) Atau “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”(Ef 4:26) Tetapi belakangan firman TUHAN katakan: “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”(Kol 3:8) 9. KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN Kasih agape tidak mudah mendendam dan menjadi kepahitan. Mudah mengam-puni dan melupakan kesalahan. Ia lebih suka menyampaikan segala sesuatu dengan jujur dan benar sekalipun menyakitkan daripada sesuatu yang menyenangkan tetapi meracuni. Ia mudah berbaikan dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu. TUHAN tidak membenarkan kita menyimpan kesalahan orang lain, sekalipun mungkin kita benar. Sebab dengan menyimpan kesalahan orang lain, persoalan bisa berkembang menjadi lebih serius. Suatu contoh buruk kita dapati pada kisah pembantaian penduduk Sikhem oleh anak-anak Yakub. Pembantaian itu berakar pada persoalan pemerkosaan Dina oleh Sikhem, anak Hemor, raja negeri itu di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal. Sebenarnya Sikhem dan ayahnya sudah berdamai, tetapi oleh karena dendam yang membara, maka hal itu berakhir dengan pembantaian habis-habisan.(Kej 34) “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”(Mat 5:23,24) 10. KASIH ITU ADIL Kasih agape penuh empati terhadap kemalangan orang lain. Kasih agape tidak menekan atau menyetujui perbuatan yang melanggar firman TUHAN dan hukum, sehingga membuat orang lain menderita. Sungguh merupakan perbuatan yang memprihatinkan apa yang telah diperbuat oleh Izebel terhadap Nabot (1 Raja 21). Orang benar itu harus meninggal karena ketidakadilannya. Demikian juga dengan penyaliban Tuhan Yesus. Betapa sukacitanya orang-orang Farisi dapat menyalibkan Tuhan Yesus, sekalipun mereka tidak mempunyai alasan untuk berbuat demikian. Untuk itu firman Allah memperingatkan: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”(1 Tim 6:11) 11. KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU Kasih agape tidak menjatuhkan dan mencemooh kelemahan atau kegagalan orang lain, tetapi menjaga kehormatan sesama dengan penuh pengertian. Kasih agape tidak akan pernah membuka aib siapapun, sekalipun harus menanggung rugi semuanya bagi puji hormat kemuliaan-Nya. Suatu lukisan indah telah digambarkan oleh Bapa yang baik (Luk 15). Ketika si Anak bungsu bertobat dari dosa-dosanya dan memohon pengampunan, si Ayah tidak pernah mengungkit-ungkit kesalahan anaknya. Tidak menanggapi sama sekali segala ucapan permohonan maaf yang disampaikan oleh anaknya, tetapi dengan segera dia memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk mengadakan pesta menyambut kedatangan anaknya. Perhatikanlah pernyataannya ini: “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.”(Luk 15:21,22) 12. KASIH ITU PERCAYA SEGALA SESUATU Kasih agape mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih agape memilih percaya segala yang baik dari orang lain dan menerima mereka apa adanya. Perhatikan firman ini: “Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Jangan-lah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.”(Ams 3:29,30) 13. KASIH ITU MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU Kasih agape selalu optimis bahwa hari depan akan lebih baik daripada hari ini. Kasih agape tidak pernah menyerah dan putus asa. Kasih agape akan selalu berjuang untuk meraih yang terbaik, untuk kebahagiaan bersama dengan TUHAN dan sesamanya. Mereka tidak dihantui ketakutan dan kecemasan. Kata-kata iman mewarnai suasana kehidupan sehari-hari. Halangan dan rintangan, susah payah dan sakit-penyakit tidak pernah menyurutkan cita-cita yang luhur dan mulia. Pengharapan senantiasa berbicara tentang sesuatu yang baik di masa yang akan datang. Seorang percaya tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu memerlukan sesamanya. Apakah yang kita harapkan dari sesama kita? Yang baik, bukan? Sebagaimana kita menghadapkan segala sesuatu yang baik dari sesama kita, hendaklah kita melakukannya terlebih dahulu untuk mereka. Apabila kita sudah melakukan apa yang baik bagi sesama kita, maka percayalah bahwa sesuatu yang baik pun akan datang kepada kita. “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”(Kol 1:23) “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”(Ibr 6:20) 14. KASIH ITU SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU Kasih agape berpegang teguh pada komitmen. Kasih mula-mula tak akan pernah surut dengan banyaknya persoalan. Kasih tetap menjaga sukacita dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih menjaga kemurnian dalam pencobaan dan tetap tegar bertahan dalam ujian. Kasih semakin berakar kuat di dalam TUHAN di tengah tantangan kehidupan. Perhatikanlah betapa banyak beban yang ditanggung oleh Daud karena kasihnya kepada Saul. Sebelum menjadi raja Saul pernah duakali melempar lembing kepadanya, memburunya di padang belantara, menjebaknya dengan meminta mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin, dsb, tetapi Daud tidak mengenal putus asa dan tetap mengasihi Saul. Hal itu terbukti dengan bagaimana Daud meratapi kematian Saul dan menghukum orang yang mengaku membunuhnya (1 Sam 18-26;2 Sam 1) “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”(Roma 5:3-5) “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”(Yak 1:2-4) 15. KASIH ITU TIDAK BERKESUDAHAN Kasih agape tidak pernah menjadi pudar karena waktu, usia, sakit-penyakit, kesukaran maupun tantangan. Kasih tidak pernah berhenti berharap, tidak pernah memilih yang buruk sebagai penyelesaian masalah. Kasih agape selalu menjaga eratnya dan indahnya persahabatan. Kasih adalah bagian dari iman dan pengharapan, namun kasih berbeda dari keduanya. Sebab iman dan pengharapan akan berakhir setelah kita berjumpa muka dengan muka dengan TUHAN di sorga, tetapi di dalam sorga kita tetap hidup di dalam kasih. Seperti firman-Nya katakan: “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”(1 Kor 13:13). Amen

Tidak ada komentar: