Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Selasa, 04 Maret 2014
"SALING MEMBASUH KAKI" YOHANES 13: 1-17 “CARA MERAIH KEBAHAGIAAN”
Membasuh kaki bukanlah kebiasaan kita, oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah makna dari pembasuhan kaki oleh Yesus kepada murid-muridnya. Yesus berkata :”jadi jikalau aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. Wajib saling membasuh, adalah kata kuncinya. Berbahagialah kamu yang melakukannya”.
Semua orang ingin memperoleh kebahagiaan, namun belum tentu semua orang dapat memperolehnya. Dalam ayat di bawah ini YESUS mengajarkan kita cara meraih kebahagiaan.
YOHANES 13 : 17
17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
YESUS mengatakan bahwa jika ingin berbahagia, seseorang harus mengetahui semua ini, maksudnya mengetahui Firman TUHAN dan mau melakukannya. Itu sebabnya apabila kita belum memperoleh kebahagiaan, langkah awal yang harus dilakukan adalah cari tahu lebih banyak tentang Firman TUHAN. Kemudian langkah kedua, lakukan semua Firman yang kita pelajari. Sebagian besar anak TUHAN yang datang ke gereja pasti ingin mengetahui lebih banyak tentang Firman TUHAN. Tetapi, dari sebagian besar di antaranya, hanya sebagian kecil yang mau melakukan Firman. Padahal, YESUS sendiri memberikan kepastian bahwa jika kita mau melakukan Firman maka berkat atau kebahagiaan itu akan diberikan kepada kita.
Ketika YESUS mengatakan: "Jikalau kamu tahu semuanya ini...", sesungguhnya IA tidak hanya mengajarkan Firman saja, tetapi IA juga telah memberikan teladan.
YOHANES 13 : 4 - 5
4 Lalu bangunlah YESUS dan menanggalkan jubah-NYA. IA mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-NYA, 5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-NYA lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-NYA itu.
Teladan yang diberikan YESUS adalah tindakan pembasuhan kaki. Pada perkembangan selanjutnya, apa yang dilakukan YESUS itu menjadi sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh beberapa gereja. Padahal, apa yang dilakukan YESUS ini bukan hanya sekedar tradisi yang harus dilakukan, melainkan ada makna yang sangat dalam yang terkandung di dalamnya. Makna inilah yang seharusnya benar-benar kita lakukan dalam hidup kita, bukan hanya sekedar membasuh kaki secara lahiriah. Untuk itu kita akan mempelajari satu persatu tentang makna dari pembasuhan kaki yang YESUS lakukan terhadap murid-murid.
Sebelum membasuh kaki murid-murid, YESUS menanggalkan jubah-NYA. Apa arti menanggalkan jubah? Jubah merupakan atribut atau tingkat sosial seseorang. Contohnya, seorang pengemis memiliki atributnya sendiri, yakni jubah khas pengemis yang digunakannya. Orang buta pun memiliki jubah tersendiri; kalau zaman sekarang atribut orang yang buta adalah tongkat khusus untuk orang buta. Itu sebabnya ketika YESUS hendak membasuh kaki murid-murid, IA menanggalkan jubah-NYA. Artinya, YESUS menanggalkan atribut ke-Illahian-NYA. IA merendahkan Diri, dengan mengambil rupa seorang hamba.
Mengapa banyak orang Kristen yang hidupnya tidak diberkati? Karena ia kurang atau bahkan tidak mau merendahkan hati. Buktinya, banyak orang yang mengalami banyak kesusahan, bahkan kematian, karena gengsinya atau kesombongannya sendiri.
Setelah itu YESUS menuangkan air ke dalam sebuah basi (baskom) dan mulai melakukan pekerjaan utamanya yakni membasuh kaki yang bermakna penyucian atau pengampunan dosa yang diberikan kepada kita. Penyucian (pembasuhan kaki) yang dilakukan YESUS berbeda dengan penyaliban yang dialami oleh YESUS. Penyaliban YESUS berkaitan dengan pengampunan dosa manusia secara keseluruhan, yaitu ketika seseorang mengakui YESUS sebagai TUHAN dan Juruselamat di dalam hidupnya. Sedangkan penyucian yang digambarkan melalui pembasuhan kaki berbicara tentang penyucian yang dilakukan YESUS bagi orang yang telah beriman.
Sekalipun seseorang telah menjadi orang percaya dan telah menerima pengampunan dosa melalui salib KRISTUS, pada kenyataannya dia masih dapat berbuat dosa karena memang tidak ada manusia yang sempurna; suatu saat dia masih dapat berbuat dosa. Atas dasar kesadaran seperti ini, kita harus selalu meminta kepada TUHAN agar IA membasuh seluruh jalan kehidupan kita.
Setelah YESUS membasuh kaki murid-murid, IA menyeka kaki mereka dengan kain lenan yang terikat di pinggang-NYA. Yang menjadi pertanyaan adalah, setelah kaki dibasuh, mengapa harus diseka untuk dikeringkan? Tindakan YESUS ini bermakna agar keadaan kita kembali seperti semula. Kaki yang semula kering -namun kotor- dicuci hingga bersih, lalu diseka sehingga kering kembali. Seolah-olah kaki mereka tidak pernah kotor, dan juga seolah-olah tidak pernah dicuci. Makna rohaninya, IA tidak mengingat kesalahan yang pernah kita perbuat.
Ada hal penting dari tindakan YESUS dalam hal membasuh kaki murid-murid: YESUS yang mengambil inisiatif untuk melakukannya. Padahal seharusnya manusia yang berbuat dosa yang berinisiatif memohon pengampunan. YESUS justru mengambil inisiatif untuk menyucikan murid-murid di tengah-tengah ketiadaan kesadaran dari murid-murid tentang "kaki" mereka yang kotor. Berarti YESUS sudah menyiapkan pengampunan bagi kita, sehingga kapan pun kita memintanya, IA akan memberikannya. Itu sebabnya setiap awal bulan kita melakukan Perjamuan Kudus, tujuannya adalah untuk mengingatkan kita bahwa pengampunan itu telah IA berikan bagi kita. Selain itu juga mengingatkan kita bahwa sepanjang perjalanan hidup kita, ketika "kaki" kita menginjak sesuatu yang kotor, IA juga tetap memberikan pengampunan tersebut. Tujuannya adalah agar kita menerima kembali kebahagiaan dari DIA.
YOHANES 13 : 6 - 7
6 Maka sampailah IA kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-NYA: "TUHAN, ENGKAU hendak membasuh kakiku?"7 Jawab YESUS kepadanya: "Apa yang KU-perbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Ketika YESUS sampai kepada Petrus, ia memunculkan suatu pertanyaan kepada YESUS. Dari hal ini ada pelajaran positif yang dapat kita ambil yakni Petrus memiliki sifat selalu ingin belajar. Bahkan ia juga ingin mengetahui arti tindakan yang dilakukan YESUS itu.
Seharusnya sebagai orang yang percaya, kita memiliki sikap seperti Petrus yang selalu ingin belajar Firman TUHAN. Sikap kurang mau belajar lebih dalam tentang Firman terkadang menjadi kendala sehingga kita tidak menerima kebahagiaan. Tidak seorang pun dari kedua belas murid itu yang mengerti tindakan YESUS membasuh kaki mereka. Tetapi, hanya Petrus yang mau bertanya.
Aplikasinya dalam hidup kita adalah jika ada Firman TUHAN yang tidak kita mengerti, tanyakan kepada TUHAN tentang maksud dari Firman itu. Dengan demikian kita mengetahui artinya dan setelah itu melakukannya.
Jawaban yang diberikan YESUS: "Apa yang KU-perbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Mengapa Petrus belum mengerti? Sebab saat itu ia belum menyangkal YESUS; ia belum mengerti bahwa ia membutuhkan penyucian dari dosanya itu.
YOHANES 13 : 8 - 10
8 Kata Petrus kepada-NYA: "ENGKAU tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab YESUS: "Jikalau AKU tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam AKU." 9 Kata Simon Petrus kepada-NYA: "TUHAN, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10 Kata YESUS kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
Dalam ayat di atas, YESUS menekankan bahwa pengampunan atau penyucian dosa benar-benar mutlak diperlukan oleh semua orang percaya. Sebab jika tidak menerima pengampunan dosa, kita tidak akan mendapat bagian di dalam YESUS. Kehidupan kekristenan kita akan sia-sia. Jadi sepanjang jalan kehidupan ini, ketika kita melakukan dosa, kita harus mau datang dan minta pengampunan dosa dari TUHAN. YESUS memang sudah menyediakan pengampunan bagi setiap orang percaya, namun jika kita tidak mau datang kepada-NYA dan minta pengampunan dari YESUS, pengampunan yang telah disediakan itu tidak akan kita terima. Jadi kunci untuk memperoleh kebahagiaan dan agar kebahagiaan itu tidak hilang, mohonlah pengampunan dosa dari TUHAN.
Dari reaksi yang diberikan Petrus agar YESUS membasuh tubuhnya, ada pelajaran lain yang dapat kita ambil, yakni YESUS menjelaskan perbedaan antara baptisan dengan pengampunan dosa. Sebab itu YESUS berkata: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya..." Hal ini harus kita mengerti dengan sungguh-sungguh. Sebab banyak anak TUHAN yang konseling, mengatakan bahwa dahulu ia telah dibaptis selam, namun beberapa waktu selanjutnya ia mulai meninggalkan TUHAN. Sekarang ia kembali kepada jalan TUHAN. Ia menemui saya dan bertanya, apakah perlu dilakukan baptis ulang. Untuk menjawab pertanyaannya ini saya bacakan perkataan YESUS dalam Yohanes 13:10 ini. Yang diperlukan olehnya adalah pembasuhan kaki (penyucian dari dosa) dan bukan mandi (baptisan). Caranya adalah melakukan pemberesan dosa di hadapan ALLAH dan mohon pengampunannya, bukan dengan cara baptis ulang. Sebab baptisan cukup satu kali seumur hidup, tetapi pembasuhan harus dilakukan terus menerus selama kita masih menjalani hidup di dalam dunia ini.
YOHANES 13 : 11
11 Sebab IA tahu, siapa yang akan menyerahkan DIA. Karena itu IA berkata: "Tidak semua kamu bersih."
Kaki kedua belas murid dibasuh oleh YESUS, termasuk kaki Yudas Iskariot yang pada akhirnya menghianati YESUS dengan jalan menjual DIA. Selain Yudas Iskariot, Petrus juga menyangkal YESUS. Ketika Petrus meminta pengampunan, ia mendapatkan pengampunan. Bagaimana dengan Yudas Iskariot? Apakah ia juga memiliki hak yang sama dengan Petrus, hak untuk diampuni? Sudah tentu Yudas Iskariot juga memiliki hak yang sama dengan Petrus. Namun, ketika Yudas sadar bahwa ia telah berdosa, Yudas tidak mau datang kepada TUHAN untuk memohon pengampunan. Yudas tidak memperoleh pengampunan bukan karena TUHAN tidak menyediakan pengampunan baginya, tetapi karena Yudas sendiri yang tidak mau datang kepada-NYA.
Dari sikap yang diambil Yudas Iskariot, kita belajar bahwa jika hingga saat ini kita masih belum mengalami kebahagiaan, itu bukan karena TUHAN tidak menyediakannya bagi kita. Itu karena kita sendiri yang belum mau datang kepada-NYA untuk merendahkan diri dan meminta pengampunan dari TUHAN.
Karena Petrus mau mengambil kesempatan untuk menerima pengampunan yang disediakan oleh YESUS, rasul yang pertama kali dijumpai pasca kebangkitan-NYA adalah Petrus. Sebab itu, baiklah kita menjadi seperti Petrus yang selalu ingin belajar Firman dan mau mengambil kesempatan untuk menerima pengampunan yang disediakan oleh TUHAN.
KOLOSE 3 : 13 – 14
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti TUHAN telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Terhadap sesama, kita harus sabar satu dengan yang lain. Sekalipun pada kenyataannya kesabaran itu telah mencapai ambang batas, yang harus tetap kita perbuat adalah memberikan maaf terhadap orang yang telah menyakiti kita sekalipun orang itu belum mengakui kesalahannya dan belum meminta maaf kepada kita. Nasehat yang diutarakan rasul Paulus adalah agar kita mengampuni orang yang menaruh dendam terhadap kita. Orang yang mendendam terhadap kita adalah orang yang belum mengakui kesalahannya kepada kita apalagi meminta maaf. Perintah ini merupakan perintah yang wajib kita lakukan sebagai anak-anak ALLAH. Memang hal ini cukup sulit. Tetapi sebagai sebuah kewajiban, kita harus mau melakukannya.
Ketika saya belum menjadi seorang Pendeta (baru berstatus sebagai anak Pendeta), saya terheran-heran melihat apa yang dilakukan oleh Papa (Pdt. Dr. Benny Santoso) terhadap hamba-hamba TUHAN. Beberapa hamba TUHAN yang datang kepada Papa dengan tujuan untuk meminta sumbangan guna membangun gereja. Tetapi di belakang Papa, hamba TUHAN yang sama telah menyebarkan berita yang kurang baik tentang Papa. Bahkan Papa pun mengetahui hal tersebut. Tetapi ketika hamba TUHAN itu kembali mendatangi Papa, kembali meminta bantuan, beliau tetap memberikan bantuan dana bagi mereka. Padahal, Papa sendiri belum memiliki gedung Gereja. Pada saat itu saya merasa aneh dengan apa yang telah Papa perbuat. Tetapi sekarang saya mengerti bahwa apa yang dilakukan oleh Papa adalah untuk melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai hamba ALLAH dalam hal melaksanakan Firman TUHAN. Keteladanan yang Papa berikan itu mendorong saya untuk melakukan hal yang sama. Sehingga berkat-berkat yang telah TUHAN sediakan dapat saya raih secara sempurna.
YOHANES 13 : 15 – 16
15 sebab AKU telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah KU-perbuat kepadamu. 16 AKU berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
Perkataan YESUS memang terlihat sederhana, tetapi jika kita perhatikan lebih teliti, ada suatu pengertian yang sangat dalam. YESUS telah memberikan teladan kepada kita, murid-murid-NYA. Kemudian IA berkata: "Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya..." Jadi, jika kita tidak mau melakukan seperti apa yang dilakukan oleh YESUS, berarti kita telah merasa lebih tinggi dari YESUS. Alkitab mencatat, pribadi yang ingin melebihi ALLAH adalah setan. Oleh karena ia mau melebihi TUHAN, ia tidak mau melakukan perintah TUHAN. Jadi jika kita tidak mau melakukan seperti apa yang dilakukan oleh YESUS berarti kita adalah anak setan. Dan ingat, setan binasa oleh karena kesombongannya.
YAKOBUS 5 : 16
16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Saling mengaku dosa di sini bukanlah pengakuan dosa yang berkaitan dengan perbuatan yang berdosa terhadap TUHAN, tetapi berbuat kesalahan kepada sesama. Perlu dibedakan antara dosa terhadap sesama dengan dosa terhadap TUHAN. Contohnya, seorang suami yang berbuat salah terhadap istrinya, ia harus mengaku dosa kepada ALLAH juga kepada istrinya. Dengan melakukan hal ini, Firman TUHAN mengatakan bahwa kita akan sembuh (persoalan kita akan terselesaikan). Jika hingga hari ini kita belum melakukan hal ini, yakni saling mengakui dosa, lakukanlah seperti apa yang TUHAN perintahkan bagi kita. Dengan berlaku demikian, yakni mau mendengar Firman dan melakukannya dengan penuh kerendahan hati, maka seluruh hidup kita akan dipulihkan dan diberkati oleh TUHAN. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar