Sabtu, 14 Desember 2013

Khotbah Minggu Advent IV, 22 Desember 2013 Matius 3:1-12 "Persiapkan Jalan Untuk Tuhan"

Pendahuluan Yohanes Pembaptis berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat. 3:1-2) Kata “bertobat” (Yunani = perubahan pikiran atau berbalik arah). Jika demikian, menurut Yohanes untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, seseorang perlu mengubah pikirannya dari cara hidup dalam “keakuan”, bahkan dalam “kesombongan rohani” berbalik arah dengan mengakui pemerintahan Kristus yaitu mewujudkan kasih dan keadilan sebagaimana yang selalu diajarkan dan dinampakkan dalam kehidupan Tuhan Yesus. Benturan demi benturan yang terjadi di sekeliling kita, apakah itu di tempat kerja, di tempat kita melayani, atau bahkan dalam kehidupan keluarga kita, sering mengobarkan api kebencian dan permusuhan. Namun justru di tempat inilah kita dipanggil oleh Kristus untuk mengobarkan api cinta-kasih, pengampunan dan kemurahan hati. Sekarang, dalam masa Adven ini, kita dipanggil untuk menundukkan diri dan mengijinkan Kristus memerintah serta mengendalikan seluruh kehidupan kita, sehingga kita dimampukan untuk menghadirkan damai sejahtera Kristus ditengah situasi bangsa yang sedang mengalami berbagai musibah, demikian juga peristiwa kekerasan, kecenderungan suka pamer “kehebatan diri sendiri”, dan tidak peduli pada yang lain. Penjelasan 1. Hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis adalah Pintu masuk bagi Yesus Kristus memulai karya keselamatan dunia. (ay 1-3), Penampilan Yohanes Pembaptis di padang gurun menjadi sangat fenomenal karena : Ø Masyarakat yang haus akan perobahan sosial dan agama tiba-tiba terbangun dari mimpi lama akan kedatangan Mesias, hampir semua kalangan melihat sudah tiba saatnya janji itu digenapi. Ø Pilihan tempat pelayanan Yohanes Pembaptis di padang gurun, kemudian menegaskan betapa dalamnya kerinduan masyarakat akan kedatangan zaman pembaruan itu, sehingga jarak yang jauh dari kota ke padang gurun, serta segala kesulitan dan ancaman yang tidak sedikit di padang gurun pun sama sekali tidak dihiraukan penduduk Yerusalem dan seluruh Yudea. Ø Tema khotbah Yohanes Pembaptis benar-benar menantang seluruh umat yang merindukan kembali persekutuan yang intim dan tulus dengan Allah, sebab tidak ada orang yang boleh datang bersekutu denganNya di dalam kenajisan oleh satu titik dosa pun. Oleh karena itu, seruan Yohanes Pemnbaptis yang mengatakan :“Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat“ ay 2, memang menggetarkan hati seluruh umat itu dan menggerakkan jiwa mereka dengan tidak ragu-ragu memberi diri mereka dibaptis. 2. Profil Yohanes Pembaptis sebagai perintis kedatangan Mesias meyakinkan umat akan penggenapan firman Tuhan (ay 4-6). Penulis injil Matius meyakinkan pembaca Injil ini, bahwa kedatangan penduduk Yerusalem dan seluruh Yudea ke padang gurun untuk menerima baptisan pertobatan secara tidak langsung dipengaruhi oleh penampilan Yohanes Pembaptis. Masyarakat luas dengan cermat memerhatikan penampilan Yohanes Pembaptis, baik dari tata busana dan pola makan serta gagasan yang diucapkannya. Penampilan Yohanes dilihat sebagai penampakan kembali sosok Elia, nabi legendaris Israel. Elia yang penuh kharisma mendemonstrasikan kepada seluruh umat Israel bahwa Yahwe adalah satu-satunya Allah yang hidup, tidak ada Allah lain kecuali Yahwe (1 Raja 18:20-39), seakan hidup kembali. Artinya profil Yohanes Pembaptis memiliki andil yang besar juga dalam meyakinkan umat akan kebenaran khotbah pertobatan yang disampaikannya. 3. Yohanes Pembaptis pemimpin gembala yang menggunakan tongkat dan gadanya dengan baik (ay 7-10). Sebagaimana yang diperlihatkan Yohanes Pembaptis, bahwa teguran keras justru pertama-tama dialamatkan kepada para pemimpin umat yang dinilai korup, tidak setia dan munafik, yaitu orang-orang Farisi dan Saduki. Yohanes Pembaptis tidak ragu-ragu menegur mereka sebagai keturunan ”Ular beludak” (ay 7) dan juga teguran disampaikan kepada seluruh umat, bahwa rasa nyaman berdiri dibalik kebesaran nama Abraham secara genealogis sama sekali tidak bisa mengubah kehidupan dan masa depan mereka. Oleh karena itu Yohanes pembaptis berseru agar mereka berhenti dari rasa nyaman dan kebanggaan masa lalu yang semu, tetapi mereka harus benar-benar menanam dan memelihara pohon yang baik dan yang menghasilkan buah yang baik. Sebab nama besar Abraham tidak menghalangi ”kapak” penghukuman Tuhan untuk menebang habis orang-orang yang tidak menghasilkan buah yang baik (ay 8). 4. Pemimpin gembala mengarahkan seluruh hidup dan pelayanannya kepada kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus (ay 11-12). Apapun yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh seseorang pemimpin dalam pelayanannya harus diukur dari siapakah yang mendapat kemuliaan dan kehormatan melalui pelayanan tersebut ? Yohanes Pembaptis dengan jelas menunjukkan bahwa seluruh hidup dan pelayanannya bermuara pada pengagungan nama Yesus Kristus, Mesias yang dinanti-nantikan seluruh umat. Yohanes Pembaptis dengan rendah hati menempatkan posisi dan seluruh pencapaiannya jauh dibawah apa yang dikerjakan dan dicapai oleh Yesus Kristus. Hal itu jelas sekali dari pernyataan simbolis ”aku membaptis kamu dengan air”, lalu memperhadapkannya dengan apa yang akan dilakukan Yesus Kristus ”Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan Api” (ay 11). Apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis sama sekali tidak sebanding dengan apa yang dilakukan Yesus Kristus, hasila khir yang dicapai oleh pelayanan Yohanes Pembaptis hanya sebatas menjadi anggota komunitas Yahudi dddalam agama Yahudi yang fana, tetapi apa yang dihasilkan oleh pelayanan Yesus Kristus menjadi jalan menuntun setiap orang percaya masuk ke dalam Kerajaan Allah yang kekal. Renungan Oleh Karena itu firman Tuhan yang menjadi khotbah dalam minggu Advent yang ke IV ini, mengajak seluruh umat untuk meneladani Yohanes Pembaptis agar hidup dan melakukan tugas panggilan masing-masing untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan membangun KerajaanNya didunia ini, dimana nama Tuhan Yesus Kristus akan diagungkan dan dimuliakan sepanjang masa. Melalui firman ini juga kita diingatkan untuk merenungkan sejauhmana kita telah merespon kerinduan warga gereja dan masyarakat melihat wujud Kerajaan Allah ditengah-tengah situasi yang kering saat ini. Gereja harus lebih konkrit memikirkan pelayanan yang sungguh-sungguh menarik perhatian dan mendorong warga jemaat melibatkan diri bagi terciptanya pertobatan sosial sebagai wujud dari pengenalan akan datangnya Kerajaan Allah. Firman ini juga mengajak para pelayan gereja untuk memberikan keteladanan bagaimana hidup sederhana dan bertanggungjawab, dimana perkataan dan pengakuan verbal benar-benar sama dan sebangun dengan perilaku dan pelayanannya. Yohanes memberitakan penghakiman dan undangan pertobatan. Dua hal ini disampaikan Yohanes supaya kita bisa menyiapkan diri untuk menyambut kerajaan Surga. Pertama, penghakiman, Tuhan pasti melakukan penghakiman kepada umat-Nya. Penghakiman dimulai dari gereja, orang-orang yang terdekat, pemimpin agama. Kita sebagai orang Kristen harus berhati-hati karena kita dibenarkan bukan karena jabatan ataupun latar belakang kita secara keturunan. Banyak orang Kristen terjebak dalam tradisi kekristenan, tetapi tidak ada pertobatan sungguh-sungguh. Yohanes menginginkan pertobatan yang sejati. Ia seorang yang jujur dan berani sehingga umurnya pendek. Banyak orang Kristen ingin seperti Ayub (kekayaan), Daud (kekuasaan), ataupun Salomo (kebijaksanaan), tetapi jarang dari kita yang ingin menjadi Yohanes Pembaptis yang penuh dengan kejujuran dalam memberitakan firman Tuhan. Dari Berbagai Sumber

Tidak ada komentar: