Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Senin, 30 Desember 2013
Khotbah Akhir Tahun 31 Desember 2013 Thema: “PENGAMPUNAN “ Mateus 6: 12
Satu tahun kita melaksanakan Kegiatan baik Kebaktian maupun PA Rumah Tangga, hampir setiap 2x se- minggu kita bertemu, mendengarkan Firman Tuhan, bersenda gurau dan sebagainya. Apakah yang dapat kita petik dari setiap pertemuan itu….? Lam paltak do Holong ni Roha I, manang lam ngali-ngali. Pemazmur dalam Maz 133: 1 menjelaskan indahnya Persaudaraan yang rukun. Dalam nats ini kehidupan persekutuan dan persaudaraan yang rukun digambarkan dengan menggunakan 2 zat cair; yaitu minyak yang baik dan embun gunung Hermon .
Penggunaan minyak sering kita jumpai dalam Perjanjian Lama, dipakai untuk melaksanakan pengurapan dalam peristiwa ibadah kepada seseorang yang akan memangku jabatan istimewa. Misalnya dalam 1 Samuel 10:1; Samuel menuangkan minyak atas kepala Saul ketika ia memangku jabatan sebagai raja. Itu berarti bahwa minyak dipakai sebagai lambang pengurapan dari Roh Kudus, sehingga melalui minyak yang dituangkan dalam persekutuan ibadat menandai kehidupan yang diurapi sebagai seorang hamba Tuhan ditengah-tengah jemaat. Kerukunan tidak akan dapat terwujud dalam kehidupan manusia baik dalam Persekutuan marga kita, jika kehidupan persekutuan kita belum menjadi kehidupan yang diurapi oleh Tuhan Allah.
Embun gunung secara umum dipakai untuk menggambarkan kesegaran dalam kehidupan ini. Bukankah kini banyak orang setelah melewatkan hari-hari kerja yang penat, ingin berlibur ke tempat yang sejuk…? Hati yang sejuk akan selalu mengundang kita untuk tersenyum kepada sesama kita, unang murhing marnida dongan’ masihol sai naeng pajumpang.
Agar persekutuan kita benar2 mendapat Berkat kita harus saling:
MENGAMPUNI
Tuhan Yesus mengerti betapa berbahayanya dosa tidak mengampuni kesalahan orang lain, dan betapa pentingnya Tuhan harus memberi pengertian tentang hal ini kepada anak-anak-Nya. Oleh sebab itu Ia menaruh hal mengampuni orang lain di dalam deret kalimat doa Bapa kami (Matius 6:9-13).
Pentingnya pengampunan terhadap sesama:
1. Mengampuni orang lain adalah perintah tegas dari Tuhan yang harus dipatuhi. Mengampuni orang lain ini adalah perwujudan tindakan kasih. Bila seseorang tidak mengampuni orang lain, itu berarti ia tidak mengasihi sesamanya. Bila ia tidak mengasihi sesamanya itu berarti ia adalah seorang “pembunuh” (1Yoh. 3:15, Why. 21:8). Seorang pembunuh tidak akan masuk dalam kerajaan Allah.
2. Mengampuni orang lain ialah syarat untuk menerima pengampunan dari Allah. Agar kita menerima pengampunan dari Tuhan kita harus mengampuni orang lain (Mat. 6:14-15; 18:35). Dalam doa Bapa kami jelas disinggung hal mengampuni orang lain, bahwa seperti kita mengampuni orang lain demikianlah Bapa mengampuni kita.. Pengampunan dari Tuhan tidak dapat dipisahkan dari pengampunan kita kepada orang lain. Bila kita tidak mengampuni sesama kita Tuhan juga tidak akan mengampuni kita.
3. Mengampuni orang lain adalah jalan agar doa kita diresponi atau ditanggapi Allah (Mrk. 11:24-26). Dari ayat-ayat ini telah ternyata bahwa jawaban doa dan respon Tuhan terhadap doa kita sangat berkaitan dengan pengampunan kita kepada orang lain. Kalau doa-doa kita mau terjawab, maka kita harus membereskan hubungan kita dengan sesama, dalam hal ini mengampuni saudara kita. Oleh sebab itu kalau kita menjumpai kenyataan doa-doa kita tidak diresponi oleh Bapa, patut kita memeriksa hidup kita dan menemukan penyebabnya, bukan tidak mungkin penyebabnya adalah tidak mengampuni sesama kita.
4. Mengampuni sesama agar tidak ada akar pahit di dalam hati kita (Ibr. 12:14-15). Ada banyak sakit penyakit yang tak disebabkan oleh virus atau baksil pada mulanya, tetapi disebabkan oleh hati yang tidak mau mengampuni orang lain. Ilmu kedokteran membuktikan bahwa suasana jiwa yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Akar pahit ini bisa timbul di hati istri terhadap suami, atau sebaliknya, mertua terhadap menantu sebaliknya, relasi bisnis dll. Tidak sedikit orang yang sakit oleh karena kepahtian terhadap sesamanya. Lepaskan pengampunan kepada suami, istri, menantu, mertua atau siapapun yang melukai hatimu dan terimalah kesembuhan.
5. Tuhan tidak menghendaki kita kehilangan sahabat dan saudara oleh kesalahan kita sendiri dengan tidak mengampuni orang lain (Ibr. 12: 14-15). Hidup berdamai dengan semua orang, maksudnya adalah agar kita tidak bertikai dengan siapapun dengan alasan apapun. Barangkali orang lain yang menciptakan atau memulai pertikaian tetapi kita harus dapat mengampuni.
Cara Kita Mengampuni
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita dalam Matius 18:21-23. Dalam perikop ini Petrus mencoba menawarkan kepada Tuhan Yesus satu bentuk pengampunan yang luar biasa yang lebih tinggi dari pola pengampunan yang biasa dilakukan dalam masyarakat Yahudi. Orang Yahudi biasa memberi batas mengampuni orang lain 3x; sama seperti orang Indonesia ( Ingat nyanyian 1x kau sakiti hati ini masih kumaafkan….dst) Petrus mencoba menawarkan lebih tinggi sedikit, yaitu 7 kali. Tetapi ternyata jawaban Tuhan Yesus jauh sekali dari pola pikir dan konsep hukum yang ditawarkan manusia. Tuhan Yesus memberikan konsep baru tentang pengampunan ini, yaitu: 70 x 7 kali.
Maksud dari ajaran Tuhan Yesus tentang mengampuni 70 x 7 kali adalah:
(1) Bahwa tidak ada alasan atau sebab apapun yang boleh diterima untuk tidak mengampuni orang lain.
(2) Cara kita mengampuni orang lain harus sesuai dan sama persis sebagaimana Allah mengampuni kita (Ef. 4:32; Kol. 3:13). Ini bukan hal yang mudah, tetapi pasti bisa dilakukan. Tuhan memberikan standar ini tentu dengan hikmat dan pertimbangan-Nya yang sangat bijaksana dan itu pasti telah disesuaikan dengan kemampuan manusia untuk melakukannya.
Pengampunan yang diajarkan Tuhan ini berarti sebuah pengampunan yang tidak bersyarat, artinya: Pertama, mengampuni semua kesalahan, ini berarti tidak ada sesuatu yang kita anggap sebagai kesalahan yang tidak dapat diampuni. Kedua, melupakan kesalahan-kesalahan, ini berarti kita tidak membangkit-bangkitkan kesalahan orang lain dengan membicarakannya dengan orang lain pula. Ketiga, tidak menghukum. Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus mengampuni dengan segenap hati (Mat. 18:35). Tidak menghukum dengan segala cara, misalnya tidak mau berdamai, tidak mau memberi salam, mencela dan merusak nama baik orang yang kita anggap telah bersalah kepada kita.
Akhirnya kita harus membalas kejahatan dengan kebaikan (Rm. 12:21). Tuhan akan menunjukkan siapa yang berdiri dipihak-Nya. Berdiri dalam kebenaran dan kasih Allah. Kepada orang-orang seperti inilah Allah memberikan penghargaan-Nya; Yaitu: Otoritas dalam hidup ini. Asa boi lam tu dengganna Punguanta di taon na ro, mardame ma hita sama hita.
Jadi modal kita di thn 2014 ini spy sukses...? dalam Amsal;23:17-21 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.- jika engkau berjalan dalam kebenaran.
Tahun 2014 ini kita harus : BERTUMBUH DALAM ANUGERAH DAN PENGENALAN AKAN TUHAN Taboto aha do na mansai porlu di ngolu on. Mat 4:4
II Petrus 3 : 18 - Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Amin. Pdt. R.H.Lumbantobing, S.Th.MA
Rabu, 18 Desember 2013
"38 Renungan Singkat; Topik Rasa Syukur/Ucapan Syukur"
1. Yang Terpenting
Nats : Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! (Mazmur 30:5)
Bacaan : Mazmur 30
Saat badai tornado dahsyat menerjang daerah Will County, Illinois, seorang ayah muda sedang duduk sambil menimang bayinya yang baru berusia 3 minggu. Setelah angin ganas yang menderu-deru itu reda, dan keadaan mulai tenang, rumah laki-laki itu telah lenyap, begitu pula bayinya. Namun, menurut sebuah laporan berita, ia berhasil menemukan bayinya di lapangan dekat rumahnya dalam keadaan hidup dan selamat! Begitu pula dengan anggota keluarganya yang lain.
Ketika ditanya seorang reporter apakah ia marah karena kehilangan segala harta bendanya, ia menjawab, "Tidak, saya justru bersyukur karena bayi dan keluarga saya selamat. Sebagian orang tidak seberuntung saya. Tak ada lagi yang lebih penting dari itu semua."
Sering kali suatu tragedi berguna untuk mengingatkan kita akan apa yang sesungguhnya penting dalam hidup ini. Ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, dengan mudah kita terbuai oleh apa yang kita miliki. Kita menjadi terikat dengan begitu banyak hal yang tidak penting dan tidak berguna. Kita terlalu asyik dengan mobil, rumah, perabotan, alat-alat rumah tangga, pakaian, dan segala gemerlap kehidupan modern yang tidak terhitung banyaknya. Namun, saat semuanya lenyap, dan yang tertinggal hanyalah hal-hal yang penting, seperti pada kejadian badai tornado di Illinois, kita serasa diingatkan kembali bahwa kehidupan itu sendiri sudah cukup menjadi alasan untuk memuliakan Allah.
Sudahkah Anda meluangkan waktu pada hari ini untuk memuliakan Allah atas anugerah kehidupan dan orang-orang tempat kita saling berbagi? Itulah yang terpenting –Dave Branon
SAAT ANDA BERPIKIR BAHWA SEGALA SESUATU BERJALAN DENGAN BAIK,
BERSYUKURLAH KEPADA ALLAH
2. Alasan untuk Memuji
Nats : Besarlah Tuhan dan sangat terpuji (Mazmur 48:2)
Bacaan : Mazmur 48
Allah. Pernahkah Anda duduk diam dan mengagumi betapa agung dan mulianya Allah, Juruselamat kita? Hari ini, marilah kita diam sejenak untuk merenungkan kemuliaan dan kebesaran-Nya.
Untuk mempermudah, berikut ini adalah beberapa gambaran tentang Allah yang saya temukan saat membaca Mazmur 1-48.
Tuhan adalah perisai (3:4), sumber ketenteramanku (4:9), Rajaku (5:3), Hakim (7:9), Yang Mahatinggi (7:18), tempat perlindunganku (9:10), penolong anak yatim (10:14), Raja untuk selama-lamanya (10:16), Tuhan adalah adil (11:7).
Allah adalah kekuatan, bukit batu, kota benteng, dan kubu pertahananku (18:2-4;28:1;31:4), penyelamatku (18:3), sandaranku (18:19), Penebusku (19:15).
Dia adalah gembalaku (23:1), Raja Kemuliaan (24:7), Tuhan semesta alam (24:10), Allah penyelamatku (25:5), terang dan keselamatanku (27:1), kekuatan dan perisaiku (27:1;28:7).
Dia adalah Allah yang mulia (29:3), Tuhan Allah yang setia (31:6), Allah yang hidup (42:3), penolong dalam kesesakan (46:2), Raja yang besar atas seluruh bumi (47:3).
Semua gambaran itu sudah cukup untuk direnungkan dalam satu hari. Bahkan cukup untuk dijadikan bahan perenungan untuk selama-lamanya!
Mulai hari ini, mari kita menyembah Allah kita yang menakjubkan dengan kesungguhan hati. Dialah satu-satunya Allah yang memberi kita begitu banyak alasan untuk memuji Dia –Dave Branon
PUJIAN ANDA KEPADA ALLAH
TIDAK AKAN PERNAH TERLALU BANYAK
3. Seberapa Pantas?
Nats : Bukan karena jasa-jasamu Tuhan, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki (Ulangan 9:6)
Bacaan : Ulangan 9:1-6
Saya ingat saat kulkas bekas kami akhirnya rusak. Sebagai pasangan yang baru menikah dan bekerja pada lembaga pelayanan kristiani, saya tidak punya cukup uang untuk memperbaikinya. Karena tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa, saya menelepon seorang kawan yang berkecimpung dalam bisnis elektronik. Ia berjanji akan membantu kami mengatasi masalah itu. Malamnya saya mendapati sebuah kulkas yang masih baru di dapur kami. Saya pun bertanya-tanya dalam hati, "Apa yang telah saya lakukan sehingga pantas mendapatkan bantuan sebesar ini?"
Kita cenderung beranggapan bahwa kita layak menerima bantuan tulus dari orang lain. Ketika kita sukses dalam hal tertentu, kita juga cenderung berpendapat bahwa kita pantas mendapat kesuksesan itu. Keberhasilan bisa membuat kita sombong dan jauh dari Allah.
Dalam Ulangan 9, kita membaca bagaimana Allah mengingatkan bangsa Israel akan alasan keberhasilan mereka. Allah ingin umat-Nya mengingat bahwa Dialah yang memimpin mereka memasuki negeri baru untuk menggenapi rencana dan janji-Nya. Mereka berhasil karena Allah, bukan karena kebenaran hati mereka sendiri (ayat 4,5). Allah tahu mereka akan tergoda untuk menjadi bangsa yang tak tahu berterima kasih manakala di Tanah Perjanjian mereka menjadi makmur.
Sikap tak tahu berterima kasih adalah cobaan yang juga kita alami di masa sekarang ini. Jika usaha kita berhasil, pastikan agar kita tidak lupa bersyukur kepada Allah atas kebaikan, pertolongan, dan perlindungan-Nya --Albert Lee
KITA TIDAK BUTUH LEBIH BANYAK HARTA UNTUK DISYUKURI
KITA HANYA PERLU LEBIH BANYAK BERSYUKUR
4. Bintangnya Tidak Cukup!
Nats : Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (1Tawarikh 16:34)
Bacaan : Mazmur 147
"Saya suka bermain dengan bintang," kata seorang gadis kecil kepada pendetanya yang datang berkunjung. Gadis kecil ini harus terus berada di tempat tidurnya karena menderita kelainan tulang belakang yang parah. Ia meminta agar tempat tidurnya diletakkan sedemikian rupa sehingga ia dapat melihat langit dan memandangi bintang- bintang. "Saya sering terjaga di tengah malam dan tidak bisa tidur lagi," katanya kepada sang pendeta, "dan saat itulah saya bermain dengan bintang-bintang."
Karena perkataan si gadis menimbulkan rasa ingin tahu, sang pendeta bertanya kepadanya, "Bagaimana caranya kamu dapat bermain dengan bintang-bintang? Gadis kecil ini menjawab, "Saya memilih satu bintang dan berkata, 'Itu Ibu'. Saya menunjuk bintang lain dan berkata, 'Itu Ayah'. Untuk setiap bintang, saya menyebutkan satu orang atau satu hal yang saya syukuri dalam hidup ini; saudara- saudara saya, dokter saya, teman-teman saya, anjing saya." Ia terus menyebutkan berbagai macam hal, sampai akhirnya ia berseru, "Tapi jumlah bintang di langit tidak cukup untuk menyebutkan semuanya!"
Pernahkah Anda merasakan hal yang sama saat merenungkan berkat- berkat Allah yang tercurah atas diri Anda? Tentu saja Anda tidak akan pernah dapat menyebutkan semua berkat jasmani, rohani, yang bersifat sementara, dan yang kekal. Namun, alangkah baiknya jika dari waktu ke waktu kita mengingat semua karunia-Nya dengan penuh rasa syukur. Ketika Anda melakukannya, seperti gadis kecil itu, Anda juga akan berseru, "Jumlah bintang di langit tidak cukup untuk menyebutkan semuanya!" --Richard De Haan
RASA SYUKUR DIAWALI OLEH INGATAN AKAN HAL-HAL YANG BAIK
5. Selamanya Berutang
Nats : Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa (Mazmur 23:6)
Bacaan : Mazmur 23
Terkadang sangat membantu bila kita bersedia meluangkan waktu sejenak untuk bersaat teduh, mengingat kembali kehidupan kita yang lalu, dan meninjau betapa kita berutang budi kepada Allah atas kebaikan dan belas kasihan-Nya. Tentu saja tidak ada dua kisah hidup pribadi yang sama. Namun, kita semua dapat menggemakan kata-kata Daud, sang raja penyair, dalam Mazmur 23:6. Daud menulis demikian, "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku." Jika kita mempercayai Yesus Kristus, perkataan itu akan merangkum seluruh pengalaman hidup kita.
Kebaikan Allah memberikan apa yang tidak layak kita terima; belas kasihan-Nya menahan apa yang seharusnya kita terima. Dalam kepedihan dan penderitaan, Bapa surgawi dengan setia memenuhi kebutuhan kita, menghibur hati, dan memberi kita kekuatan untuk menanggung beban yang harus kita tanggung. Meskipun kita adalah orang percaya, kita tetap berdosa dan tidak memenuhi standar kudus yang ditetapkan oleh Putra-Nya, Yesus Kristus. Namun, Dia tetap mencurahkan pengampunan- Nya dalam jiwa kita saat kita mengaku dosa. Kita bisa saja menganggap diri sebagai orang yang baik, tetapi kita harus tetap mengakui bahwa "kita telah mengabaikan hal-hal yang seharusnya kita kerjakan, dan telah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya kita lakukan" (The Book of Common Prayer).
Kiranya rasa syukur senantiasa memenuhi hati kita, karena kebaikan dan belas kasihan Allah akan menyertai kita sepanjang jalan menuju kemuliaan. Selamanya kita berutang budi kepada-Nya sepanjang masa --Vernon Grounds
KARENA ALLAH MEMBERIKAN SEGALA SESUATU KEPADA KITA
KITA BERUTANG SEGALA PUJIAN BAGI-NYA
6. Pujian Sepenuh Hati
Nats : Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! (Mazmur 47:8)
Bacaan : Mazmur 47
Saya bertanya-tanya apa yang Allah pikirkan mengenai cara kita bernyanyi di gereja. Yang saya maksudkan bukan mengenai kualitas suara, melainkan ketulusan ucapan kita. Jika kita mau jujur, judul nyanyian pujian yang diplesetkan berikut ini mungkin lebih tepat mengungkapkan isi hati kita saat menyanyikannya:
"Sebagaimana Adanya Aku" menjadi "Bukan Aku yang Sebenarnya". "O Betapa Aku Mengasihi Yesus" menjadi "O Betapa Aku Menyukai Yesus." "Aku Serahkan Segalanya" sebenarnya adalah "Aku Serahkan Sebagian". "Dia Adalah Segalanya Bagiku" artinya "Dia Sedikit Artinya Bagiku". Yesus mengatakan bahwa kita harus menyembah-Nya dalam kebenaran (Yohanes 4:24). Bernyanyi dengan segenap hati dan penuh kesadaran merupakan suatu tantangan serius bagi kita (Mazmur 47:8).
Marilah kita jawab tantangan itu dengan mencari pertolongan Allah untuk menjadikan judul asli dari nyanyian pujian di atas sebagai ungkapan hati kita yang sebenarnya. Dalam pertobatan dan tanpa kepura-puraan, marilah kita berpaling kepada-Nya sesuai dengan diri kita apa adanya. Dalam hadirat-Nya yang penuh pengampunan, marilah kita nyatakan kasih yang sungguh-sungguh kepada Yesus dengan berserah sepenuhnya kepada Dia.
Pada akhirnya, Yesus benar-benar akan menjadi segala-galanya bagi kita. Kita akan mampu bernyanyi dengan jujur tentang Yesus Kristus dan tentang kasih kita kepada-Nya. Ketika menyanyikan kidung pujian dengan segenap hati bagi Tuhan (Efesus 5:19), marilah kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran --Joanie Yoder
MENYANYIKAN PUJIAN BAGI ALLAH
MENJAGA HATI ANDA SELARAS DENGAN DIA
7. Inikah Saat untuk Berdoa?
Nats : Tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6)
Bacaan : Filipi 4:1-7
Saat menghadapi cobaan, banyak orang sering memutuskan untuk menjadikan doa sebagai usaha terakhir. Saya mengenal seorang pria yang sedang berjuang mati-matian melawan kanker. Ketika orang-orang melihat kanker itu berangsur-angsur memperburuk tubuh dan gaya hidupnya, seseorang berkata, "Ya, mereka telah mencoba segalanya. Saya kira inilah saatnya untuk mulai berdoa."
Seorang pria lain sedang menghadapi masa-masa yang sangat sulit dalam pekerjaan. Itu merupakan krisis besar yang sangat berpengaruh terhadap dirinya dan masa depan perusahaannya. Ia tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya ia berkata, "Saya telah mencoba segala yang saya ketahui untuk keluar dari situasi ini, tetapi tak ada yang berhasil. Ini saatnya untuk mulai berdoa."
Dalam kedua contoh di atas, doa telah dipandang sebagai jalan keluar terakhir untuk mengatasi masalah. Hanya setelah pilihan-pilihan lain tersisihkan, maka orang mengambil keputusan untuk berdoa. Doa akhirnya menjadi usaha terakhir ketika sudah tidak ada jalan lain.
Doa seharusnya merupakan tindakan pertama yang kita lakukan, bukannya tempat pelarian terakhir. Tuhan menjawab doa, dan Dia ingin agar kita senantiasa datang kepada-Nya dengan membawa seluruh kebutuhan kita (1Tesalonika 5:17). Alkitab mengatakan kepada kita "janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa" (Filipi 4:6).
Jadi, jangan menunggu lagi. Setiap waktu adalah saat yang tepat untuk berdoa --Dave Egner
DOA HENDAKNYA MERUPAKAN LANGKAH AWAL
BUKANNYA TEMPAT PELARIAN TERAKHIR KITA
8. Mencari Kebahagiaan
Nats : Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga (Matius 5:3)
Bacaan : Matius 5:1-10
Setiap orang mencari kebahagiaan, dan orang menempuh banyak jalan untuk mencoba menemukannya. Mereka mencarinya melalui uang, pesta pora, program pengembangan diri, mobil bagus, rumah mewah, atau pencapaian suatu tujuan.
Itu adalah daftar yang salah. Daftar yang benar dapat dijumpai dalam Matius 5. Yesus mengajar kita bahwa kebahagiaan yang terdalam dan tak pernah habis, diperoleh karena mempunyai hubungan baik dengan Allah. Dia berkata bahwa kita diberkati, atau berbahagia, ketika kita:
o Miskin di hadapan Allah -- mengenali kebutuhan yang mendalam akan Allah.
o Berdukacita -- menyadari keburukan dosa dan benar-benar bertobat karenanya.
o Lemah lembut -- menunjukkan pengendalian diri, bahkan apabila kita diperlakukan tidak adil.
o Lapar dan haus akan kebenaran -- rindu untuk menjadi kudus dan murni.
o Murah hati -- menunjukkan kemurahan kepada orang lain, sama seperti Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada kita.
o Suci hatinya -- berlaku setia dan sungguh-sungguh dalam penyembahan kita kepada Kristus.
o Pembawa damai -- membagikan kedamaian yang ditawarkan oleh Kristus, dan mengusahakan damai dengan orang lain.
o Dianiaya -- rela menderita demi Kristus.
Anda sedang mencari kebahagiaan? Ikutilah cara Yesus --Dave Branon
KEBAHAGIAAN TERGANTUNG PADA SIAPA DIRI ANDA
BUKAN PADA APA YANG ANDA MILIKI
9. Duri atau Mawar?
Nats : Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan Tuhan tentang nasib buruk mereka (Bilangan 11:1)
Bacaan : Bilangan 14:1-11
Dua orang anak laki-laki sedang memakan buah anggur. Salah seorang dari mereka berkata, “Anggurnya manis, ya?” “Memang,” sahut anak satunya, “tapi bijinya banyak sekali.” Sembari berjalan menyusuri kebun, anak yang pertama berseru, “Lihat, mawar-mawar merah yang besar dan indah itu!” Anak yang satunya berkomentar, “Mawar itu penuh duri!” Saat itu hari terasa panas sehingga mereka mampir ke sebuah kedai untuk membeli minuman soda. Setelah meneguk minumannya beberapa kali, anak yang kedua mengeluh, “Botolku sudah setengah kosong.” Dengan cepat anak yang pertama menyahut, “Botolku masih setengah penuh!”
Banyak orang seperti anak yang berpikiran negatif dalam cerita di atas. Mereka senantiasa memandang kehidupan ini melalui kaca yang gelap. Seperti halnya orang-orang Israel dalam Kitab Suci yang kita baca hari ini, mereka mengeluh dan bersungut-sungut ketika seharusnya mereka memuji Tuhan atas pemeliharaan-Nya yang murah hati. Namun syukur kepada Allah, tidak semuanya demikian. Ada orang-orang yang memerhatikan sisi-sisi positif dan mereka tampak ceria, gembira, dan penuh syukur. Mereka bersikap realistis terhadap sisi suram kehidupan, tetapi tidak cemberut dan rewel.
Anda dapat mengatasi pikiran yang negatif. Siapa pun Anda dan bagaimanapun keadaan Anda, ada banyak hal yang senantiasa dapat Anda syukuri. Renungkanlah kasih Allah bagi Anda. Pujilah Dia atas pemeliharaan-Nya. Kemudian, daripada mengeluh tentang “duri”, lebih baik bersyukurlah atas “mawar” yang indah —Richard De Haan
DARIPADA MENGGERUTU KARENA TAK MENDAPAT YANG DIINGINKAN
BERSYUKURLAH KARENA TAK MENDAPAT YANG LAYAK ANDA TERIMA
10. Menata Pikiran
Nats : Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)
Bacaan : Filipi 4:4-9
Beberapa tahun yang lalu saya membaca sebuah kisah tentang seorang wanita kristiani berusia 92 tahun yang buta. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, ia selalu berpakaian rapi. Rambutnya selalu tersisir rapi dan ia berdandan dengan sangat cantik. Setiap pagi ia menyambut hari yang baru dengan penuh semangat.
Setelah suaminya meninggal pada usia 70 tahun, wanita itu merasakan perlunya pindah ke panti wreda supaya mendapatkan perawatan yang layak. Pada hari kepindahannya itu, seorang tetangga yang baik hati mengantarkannya ke panti wreda dan menuntunnya menuju ruang tunggu. Karena kamarnya belum disiapkan, maka ia menunggu di ruang tunggu dengan sabar selama beberapa jam.
Ketika akhirnya seorang petugas datang menjemputnya, ia tersenyum manis sembari mengarahkan alat bantu jalannya menuju lift. Petugas itu menggambarkan keadaan kamarnya kepadanya, termasuk gorden-gorden baru yang dipasang di jendela kamarnya. “Saya menyukainya,” sahut wanita buta itu. “Tapi Bu Jones, Anda kan belum melihat kamar Anda,” sahut petugas itu. “Hal itu tidak ada pengaruhnya bagi saya,” timpalnya. “Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Entah saya menyukai kamar saya atau tidak, hal itu tidak tergantung pada bagaimana penataan kamar saya. Itu tergantung pada bagaimana saya menata pikiran saya.”
Alkitab mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” (Filipi 4:4). Ingatlah selalu akan semua yang telah dilakukan Yesus bagi Anda dan bersyukurlah. Demikianlah seharusnya Anda menata pikiran Anda —David Roper
KEBAHAGIAAN HIDUP ANDA
TERGANTUNG PADA KUALITAS PIKIRAN ANDA
11. Allah Hidup!
Nats : Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu (Mazmur 30:13)
Bacaan : Mazmur 30
Martin Luther, teolog besar abad ke-16, pernah merasa khawatir dan putus asa dalam waktu lama. Suatu hari istrinya berpakaian kabung berwarna hitam.
“Siapa yang meninggal?” tanya Luther.
“Allah,” sahut istrinya.
“Allah!” tukas Luther terkejut. “Bagaimana kamu bisa berkata begitu?”
Istrinya menjawab, “Yang kumaksud caramu menjalani hidup saat ini.”
Luther menyadari cara hidupnya saat itu menggambarkan seolah Allah telah mati dan tak lagi melindungi mereka dengan kasih-Nya. Ia pun mengubah penampilannya yang murung menjadi penuh rasa syukur.
Terkadang cara hidup kita pun menggambarkan seolah-olah Allah telah mati. Ketika putus asa, kita dapat membaca kitab Mazmur. Sebagian penulis kitab itu menghadapi masa-masa yang suram dan susah, tetapi mereka memiliki satu kebiasaan yang menjaga agar mereka tidak makin tenggelam, yakni bersyukur kepada Allah. Misalnya, Daud menulis, “Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari ... Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu” (Mazmur 30:12,13).
Menghadapi segala situasi dengan penuh syukur bukanlah suatu bentuk penyangkalan atas kesulitan. Cara itu justru menolong kita melihat situasi tersebut melalui cara pandang Allah, yakni melihat sebagai kesempatan untuk merasakan kuasa dan kasih-Nya.
Tiap kali Anda mengucap syukur kepada Allah di tengah situasi yang sulit, sesungguhnya Anda sedang menyatakan, “Allah hidup!” —Joanie Yoder
DARIPADA MENGELUHKAN DURI BUNGA MAWAR
SYUKURILAH MAWAR YANG MEREKAH DI ANTARA DURI-DURI
12. Dipenuhi Rasa Syukur
Nats : Marilah kita … senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya (Ibrani 13:15)
Bacaan : Roma 1:18-22
Sepanjang sejarah, banyak budaya yang mengkhususkan waktu tertentu untuk mengungkapkan syukur. Di Amerika Serikat, hari Pengucapan Syukur pertama kali dirayakan para pendatang dari Inggris. Di tengah kesukaran yang hebat, kehilangan orang-orang terkasih, dan kekurangan bahan makanan, mereka tetap percaya bahwa mereka diberkati. Mereka memilih untuk merayakan berkat Allah dengan berbagi makanan dengan penduduk asli Amerika yang telah membantu mereka bertahan hidup.
Kita sadar bahwa kita telah kehilangan makna perayaan pengucapan syukur yang sebenarnya. Kita mengeluh bahwa hari Pengucapan Syukur kita “tidak beres” karena cuaca buruk, makanan yang kurang enak, atau flu yang menjengkelkan. Sebenarnya kitalah yang “tidak beres”. Kita terlena oleh berkat-berkat yang seharusnya dapat menjadikan setiap hari sebagai hari pengucapan syukur, bagaimanapun keadaan kita.
Billy Graham menulis, “Tidak mengucap syukur adalah dosa, sama halnya dengan berbohong, mencuri, bertindak amoral, atau melakukan dosa-dosa lain yang disebutkan Alkitab.” Kemudian ia mengutip Roma 1:21, salah satu dakwaan Alkitab terhadap manusia yang memberontak. Dr. Graham menambahkan, “Tak ada satu pun yang dapat lebih cepat membuat kita menjadi orang yang pahit hati, mementingkan diri sendiri, dan tidak puas, selain hati yang tidak bersyukur. Dan tidak ada yang lebih sanggup memulihkan kepuasan dan sukacita akan keselamatan kita selain roh yang tulus untuk mengucap syukur.”
Mana yang menggambarkan keadaan Anda? —Joanie Yoder
MENGUCAP SYUKUR ADALAH SIKAP YANG MEMULIAKAN ALLAH
13. Sudahkah Anda Bersyukur?
Nats : Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur ... bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya (Mazmur 100:4)
Bacaan : Mazmur 100
Suatu hari dalam perjalanan ke tempat kerja, saya melihat stiker mobil yang berbunyi: “Sudahkah Anda berterima kasih pada tanaman hijau hari ini?” Tanaman memang penting bagi keseimbangan alam. Mereka melepaskan oksigen ke udara. Mereka pun menjadi sumber makanan, bahan bakar, obat, dan bahan bangunan.
Apakah stiker mobil itu menyatakan bahwa karena kita begitu tergantung pada tanaman, maka kita semestinya mengucapkan terima kasih kepadanya? Jika itu yang diyakini oleh sang sopir, ia harus belajar banyak tentang siapa yang pantas menerima rasa syukur.
Alam menyimpan kesaksian yang mengagumkan mengenai kebijaksanaan Sang Pencipta. Saling ketergantungan dari satu bentuk kehidupan pada kehidupan lain, membuat kita menyadari bahwa kita sebenarnya adalah bagian dari sebuah sistem kompleks yang bercirikan keindahan dan keseimbangan. Akan tetapi, penyembahan terhadap alam mengingatkan kita akan celaan Paulus bagi mereka yang “memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya” (Roma 1:25). Hanya Allah yang layak disembah! Dia menggerakkan dunia dan menopangnya dengan kekuatan-Nya.
Ya, hidup benar-benar mengagumkan, dan perasaan mendalam karena rasa syukur terhadap kehidupan sering terpancar dari diri kita. Tetapi kita harus memusatkan pengabdian bagi Dia yang tak hanya menyediakan udara yang kita hirup, tetapi juga yang memberi kita hidup abadi melalui iman akan Kristus.
Saya lebih suka jika stiker mobil itu berbunyi: “Sudahkah Anda berterima kasih kepada Allah hari ini?” —Dennis De Haan
KETIKA ANDA MEMIKIRKAN SEGALA SESUATU YANG BAIK
BERSYUKURLAH KEPADA ALLAH
14. Lepaskan Balon Anda!
Nats : Aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya Tuhan, ... dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu (2Samuel 22:50)
Bacaan : 2Samuel 22:1-8
Para peserta konferensi pada sebuah gereja di Nebraska diberi balon-balon yang berisi gas helium. Kemudian mereka diminta untuk melepaskan balon-balon tersebut di tengah-tengah kebaktian, yaitu pada saat mereka merasa ingin mengungkapkan sukacita. Sepanjang kebaktian, balon-balon tersebut membumbung naik satu per satu. Akan tetapi, di akhir kebaktian, sepertiga peserta belum melepaskan balon mereka. Saya lalu bertanya-tanya, apakah mereka tidak dapat memikirkan satu alasan pun untuk memuji Allah.
Raja Daud pasti telah melepaskan balonnya pada saat menyanyikan lagu pujian yang tercatat di dalam kitab 2 Samuel 22. Ia bersukacita karena Allah telah melepaskan ia dari semua musuhnya (ayat 1). Sebelumnya, pada saat bersembunyi dari Raja Saul di padang gurun yang berbatu, ia telah belajar bahwa rasa aman yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah (1 Samuel 23:25). Hati Daud merasa harus "menyanyikan syukur" dan "menyanyikan mazmur", karena Tuhan telah menjadi bukit batu, kubu pertahanan, penyelamat, kota benteng, perlindungan, dan Juruselamat baginya (2 Samuel 22:2,3,50).
Berperan sebagai apakah Tuhan di dalam hidup Anda? Pemberi kedamaian di waktu kacau? Penghibur di tengah kehilangan? Pengampun dosa? Kekuatan di dalam tugas yang sulit?
Ambillah selembar kertas dan tuliskanlah daftar ucapan syukur Anda. Lalu luangkan waktu untuk memuji Allah atas segala keberadaan-Nya dan segala yang telah dilakukan-Nya.
Lepaskanlah balon Anda! —AMC
PUJIAN ADALAH LUAPAN HATI YANG BERSUKACITA
15. Mengapa Saya?
Nats : Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring (Lukas 17:15)
Bacaan : Lukas 17:11-19
Beberapa tahun lalu, seorang remaja acak-acakan dan kurang dapat menyesuaikan diri bernama Tim (bukan nama sebenarnya) menyatakan kepercayaannya kepada Kristus dalam sebuah KKR penginjilan. Beberapa hari kemudian, masih berpenampilan acak-acakan tetapi bermandikan kasih Kristus, ia dikirim ke rumah saya supaya saya dapat menolongnya menemukan gereja yang tepat. Itulah awal ia bergereja dengan saya.
Walaupun Tim memerlukan dan menerima banyak pertolongan kasih dalam pertumbuhan rohani serta dalam santun sosial dasar, ada satu karakter yang tetap tidak berubahkasihnya kepada Juru Selamat yang belum terjinakkan.
Setelah kebaktian Minggu, Tim bergegas menghampiri saya, ia tampak kebingungan. Ia berseru, Mengapa saya? Saya terus bertanya-tanya kepada diri saya sendiri, kenapa saya? Oh, tidak, pikir saya, ia menjadi salah satu orang kristiani yang suka mengeluh. Tetapi lalu dengan tangan terentang, ia meneruskan, Dari semua orang di dunia yang lebih hebat dan lebih pintar dari saya, mengapa Allah memilih saya? Lalu ia bertepuk tangan dengan sukacita.
Selama bertahun-tahun saya mendengar banyak orang kristiani, termasuk saya, bertanya, Mengapa saya? ketika menghadapi masa sulit. Tetapi Tim adalah orang pertama bagi saya yang mengajukan pertanyaan itu berkaitan dengan berkat Allah. Banyak orang yang juga bertobat pada waktu yang bersamaan dengan Tim, tetapi saya bertanya-tanya, berapa banyak dari mereka yang dengan rendah hati bertanya, Mengapa saya? Semoga kita pun sering mempertanyakannya JEY
MENGUCAP SYUKUR SEHARUSNYA
MENJADI SIKAP YANG MENGALIR TERUS-MENERUS
16. Fokus yang Benar
Nats : Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)
Bacaan : Mazmur 90
Kita menyebut tahun-tahun akhir hidup seseorang sebagai “usia senja”. Tetapi apakah masa itu benar-benar indah? Bagi sebagian orang, masa tua memang indah. Tetapi bagi banyak orang, bahkan bagi orang kristiani, usia senja mungkin penuh dengan kepahitan dan keputusasaan.
Untuk meminimalkan hal tersebut, kita harus menetapkan tujuan untuk memperoleh fokus yang benar sejak masih muda. Robert Kastenbaum memahami hal ini. Ia menulis, “Saya merasa semakin bertanggung jawab atas masa depan saya dan atas semua orang yang hadir dalam hidup saya. Jika diberi kesempatan hidup sampai tua, saya akan menjadi orang tua seperti apa? Jawaban pertanyaan itu sangat tergantung pada pribadi seperti apa saya saat ini.”
Ketika memerhatikan orang-orang tua yang merasa puas, saya mendapati bahwa fokus kitalah, bukannya perasaan kita, yang lebih menentukan orang macam apa kita kelak. Saya pernah mengunjungi wanita saleh berusia sembilan puluhan yang merasa setiap sendi dan bagian tubuhnya sudah renta. “Usia tua bukan untuk pengecut!” rintihnya jujur. Seperti biasa, rintihannya justru menjadi jalan untuk memuji kebaikan Allah. Fokus untuk mengucap syukur yang dimulai sejak masih muda, membelah awan dan memungkinkan sinar matahari menembusnya.
Entah bagaimana perasaan Anda, apa yang menjadi fokus Anda hari ini? Apakah itu salah satu ucapan syukur kepada Yesus dan anugerah kehidupan kekal yang diberikan-Nya? Jika demikian, Anda akan bertumbuh lebih menyenangkan seiring bertambahnya usia -JEY
MENJADI PRIBADI SEPERTI APA ANDA KELAK
TERGANTUNG PADA PILIHAN-PILIHAN YANG ANDA AMBIL HARI INI
17. Seni yang Hilang
Nats : Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu …. Dan bersyukurlah (Kolose 3:15)
Bacaan : Kolose 1:9-14
Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Kolose, tetapi ia mendengar semua hal tentang jemaat itu dari Epafras. Ia tahu bahwa gereja itu sedang mengalami serangan dari guru-guru palsu, sehingga ia sungguh-sungguh berdoa untuk jemaat ini (Kolose 1:9-14; 2:4-7).
Di antara permohonannya, Paulus meminta supaya mereka dengan penuh sukacita mengucap syukur kepada Bapa karena Dia telah melepaskan mereka dari kuasa kegelapan dan memindahkan mereka ke dalam Kerajaan Putra-Nya (1:12,13). Kita pun perlu mengucap syukur untuk hal-hal yang telah dilakukan Kristus bagi kita.
Ucapan syukur tampaknya adalah seni yang hilang di masa kini. Warren Wiersbe menggambarkan masalah ini di dalam tafsirnya tentang Kitab Kolose. Ia bercerita tentang seorang murid sekolah Alkitab di Evanston, Illinois, yang menjadi anggota regu penyelamat. Pada tahun 1860, sebuah kapal kandas di tepi Danau Michigan dekat Evanston, dan Edward Spencer berulang kali berjalan di air beku untuk menyelamatkan 17 penumpang kapal. Dalam proses penyelamatan itu, kesehatannya menjadi buruk. Beberapa tahun kemudian, pada hari pemakamannya, diketahui bahwa ternyata tidak ada satu pun orang yang diselamatkannya mengucapkan terima kasih kepadanya.
Marilah kita sering meluangkan waktu untuk mengingat bagaimana Allah telah menyelamatkan kita dari kematian kekal dan telah memberikan kehidupan kekal melalui Putra-Nya. Pastikan bahwa kita tidak pernah membiarkan ucapan syukur kepada Bapa menjadi seni yang hilang -DCE
DENGAN BERLATIH
SETIAP ORANG DAPAT MENGUASAI SENI BERSYUKUR
18. Pentingnya Berterima Kasih
Nats : Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring (Lukas 17:15)
Bacaan : Lukas 17:11-19
Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem ketika sepuluh orang kusta mendekati Dia. Sambil berdiri jauh-jauh, sebagaimana yang seharusnya dilakukan penderita kusta, mereka berseru kepada-Nya: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" (Lukas 17:13).
Ketika Yesus melihat mereka, Dia memberikan perintah, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan dalam perjalanan, mereka sembuh.
Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali, tersungkur di kaki Yesus, dan bersyukur kepada-Nya. "Di manakah yang sembilan orang itu?" tanya Yesus. Pertanyaan yang bagus.
Yesus menunjuk pria yang penuh ucapan syukur itu sebagai seorang Samaria orang luar mungkin untuk menekankan perkataan-Nya bahwa "anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang" (16:8). Kata "cerdik" dalam bahasa aslinya berarti "penuh perhatian". Kadang kala orang-orang dunia memiliki tata krama yang lebih baik daripada para pengikut Yesus.
Dalam kesibukan hidup, kita mungkin lupa untuk mengucapkan terima kasih. Seseorang telah melakukan sesuatu bagi kita memberi hadiah, melakukan suatu tugas, menyampaikan khotbah yang tepat, memberikan perkataan nasihat atau penghiburan. Namun, kita lalai untuk berterima kasih.
Apakah ada seseorang yang telah melakukan sesuatu untuk Anda minggu ini? Teleponlah teman Anda itu atau kirimkan sebuah kartu ucapan terima kasih. Lagi pula, kasih "tidak melakukan yang tidak sopan" (1Korintus 13:5)
KITA TIDAK MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HAL
UNTUK DAPAT BERTERIMA KASIH
KITA HANYA PERLU LEBIH BERTERIMA KASIH
19. Perpustakaan yang Hilang
Nats : Rumput menjadi kering, ... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya (Yesaya 40:8)
Bacaan : Yesaya 40:6-8
Bagian yang paling saya senangi di perpustakaan adalah sejarah dan majalah. Bagaimana dengan Anda? Bayangkanlah jika pada suatu Sabtu pagi Anda datang ke perpustakaan, tetapi hanya menemukan bahwa buku-buku favorit Anda telah menjadi tumpukan abu.
Berabad-abad yang lalu, hal itulah yang terjadi ketika ribuan buku di Perpustakaan Alexandria dilanda kebakaran. Pada zaman kuno, Alexandria merupakan tempat untuk melakukan penelitian. Lalu pada hari yang membawa bencana di tahun 47 SM, Julius Caesar membakar kapal-kapalnya di pelabuhan Alexandria agar tidak jatuh ke tangan musuh. Api itu segera menyebar ke dok dan gudang senjata angkatan laut, dan akhirnya menghancurkan 400.000 gulungan tulisan yang berharga di dalam perpustakaan.
Tragedi semacam itu menunjukkan betapa mudahnya materi-materi tertulis itu rusak. Kenyataan ini membuat kelangsungan Alkitab kita sebagai suatu mukjizat. Firman Allah telah melalui berbagai peristiwa pembakaran, kerusuhan, revolusi, penganiayaan, dan bencana. Namun, para ahli teologi berkata bahwa naskah-naskah itu telah terpelihara dengan akurat setelah diperbanyak selama ribuan tahun.
Allah mengilhamkan penulisan Kitab Suci (2Timotius 3:16) dan telah berjanji untuk memeliharanya sepanjang abad (Yesaya 40:8). Pada kesempatan berikutnya saat Anda membuka Alkitab, luangkanlah waktu untuk merenungkan betapa berharganya Alkitab itu, dan bersyukurlah kepada Allah yang telah menjaganya tetap aman bagi Anda
BUKU-BUKU TERLARIS DATANG DAN PERGI
NAMUN FIRMAN ALLAH TETAP TINGGAL UNTUK SELAMA-LAMANYA
20. Anda Suka Mengeluh?
Nats : Bangsa itu bersungut-sungut di hadapan Tuhan ... dan ketika Tuhan mendengarnya bangkitlah murka-Nya (Bilangan 11:1)
Bacaan : Bilangan 11:1-10
Alkisah, ada seorang petani yang terkenal karena sikapnya yang negatif. Suatu hari seorang tetangga berhenti dan mengomentari tanaman si petani yang tumbuh dengan subur. "Anda pasti sangat gembira dengan panen tahun ini," katanya. Si petani dengan enggan menjawab, "Ya, betul, memang kelihatannya baik. Tetapi hasil bumi yang istimewa ini sangat sulit ditanam."
Bangsa Israel juga suka mengeluh. Dengan penuh keajaiban Allah telah memelihara mereka selama menempuh perjalanan melalui gurun yang ganas, tetapi mereka terus-menerus mengeluh. Misalnya, mereka mengomel tentang manna yang disediakan dengan begitu murah hati oleh Allah. Ketika teringat akan ikan, timun, melon, bawang prei, bawang merah, dan bawang putih dari Mesir, mereka pun merajuk, "Tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat" (Bilangan 11:6). Betapa tidak bersyukurnya mereka!
Kadang-kadang kita juga cenderung memikirkan hal-hal yang negatif daripada yang positif. Kita menggerutu dan melawan Tuhan, saat kita seharusnya memuji Dia atas berkat-berkat-Nya yang tiada habisnya. Saat Allah mengizinkan kekecewaan dan kehilangan terjadi dalam hidup ini demi kebaikan rohani kita, maka kita begitu larut untuk membiarkan hal-hal itu mengalihkan perhatian kita dari kasih Allah.
Apabila kita tergoda untuk mengomel dan tidak bersyukur, ingatlah akan peringatan dari Bilangan 11:1, "Bangsa itu bersungut-sungut di hadapan Tuhan ... dan ketika Tuhan mendengarnya bangkitlah murka-Nya" -
SEBAGIAN ORANG MENJALANI HIDUP DENGAN BERSUNGUT-SUNGUT
21. Berterima Kasih
Nats : Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (Kolose 3:17)
Bacaan : Kolose 3:12-17
Tolong dan terima kasih adalah sebagian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita. Tak ada yang segembira orangtua atau kakek dan nenek, saat seorang anak mengucapkan kata-kata itu untuk pertama kalinya dan tahu hubungan antara meminta dengan sopan dan menerima dengan berterima kasih.
Namun saya yakin bahwa saat kita tumbuh dewasa, kita lebih terlatih untuk berkata "tolong" daripada "terima kasih", terutama kepada Bapa surgawi. Kita lebih memusatkan perhatian kepada kebutuhan yang mendesak daripada apa yang sudah kita terima; kita lebih banyak memohon daripada menaikkan pujian. Allah memang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan segala kebutuhan kita, tetapi Dia juga mendorong kita untuk membiasakan diri berterima kasih.
Dalam Kolose 3:15, Paulus mengajarkan kepada setiap pengikut Yesus Kristus "hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu". Dan tiga kali ia mengingatkan kita untuk tetap bersyukur kepada Allah: "bersyukurlah" (ayat 15); bernyanyi dengan penuh syukur kepada Tuhan (ayat 16); "lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (ayat 17).
Dr. Michael Avery, presiden Sekolah Alkitab Allah di Cincinnati, Ohio, berkata, "Aroma harum dari jiwa yang bersyukur menghormati dan memuliakan Allah. Hal itu mengusir kemuraman dan mendatangkan kedamaian yang indah serta pengharapan yang penuh berkat. Rasa syukur mendorong kemurahan hati."
Bersyukur kepada Allah itu baik -
BERSYUKUR SEHARUSNYA MERUPAKAN SIKAP
YANG TERUS MENERUS, BUKAN KADANG-KADANG
22. Kunjungan Rasa Syukur
Nats : Aku meminta perhatianmu terhadap Febe .... Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri (Roma 16:1,2)
Bacaan : Roma 16:1-16
Berdasarkan penelitian beberapa dokter di Amerika Serikat, menghitung berkat yang Anda terima dapat meningkatkan kesehatan jasmani. Para sukarelawan yang mencatat berkat setiap minggu, lebih jarang mengeluh sakit dan tidak enak badan dibanding para sukarelawan yang hanya mencatat pertengkaran-pertengkaran atau kejadian biasa setiap hari.
"Kunjungan rasa syukur" dikembangkan oleh Dr. Martin E.P. Seligman untuk meningkatkan kesehatan emosi yang kuat. Ia memberi anjuran kepada orang-orang agar memikirkan seseorang yang telah membuat perubahan besar dalam hidup mereka. Ia meminta mereka untuk menuliskan kisah tentang bagaimana orang itu telah membantu mereka, mengunjungi orang tersebut, dan membacakan kisahnya keras-keras. Tes itu menunjukkan bahwa setahun kemudian, orang-orang yang melakukan itu menjadi lebih bahagia dan dilaporkan bahwa tingkat depresi mereka berkurang. Bahkan yang lebih penting adalah mereka memikirkan bagaimana cara berterima kasih kepada orang yang berarti bagi mereka!
Rasul Paulus memiliki daftar panjang orang-orang yang telah membantunya dan kepada siapa ia berutang budi (Roma 16:1-16). Ia menulis bahwa Febe telah "menjadi pelayan", Priska dan Akwila telah "mempertaruhkan nyawa" baginya, dan Maria telah "bekerja keras" untuknya. Ia menghabiskan waktu untuk menuliskan rasa terima kasihnya dalam sebuah surat kepada jemaat di Roma.
Siapakah yang telah membantu untuk membentuk kehidupan Anda? Dapatkah Anda melakukan kunjungan syukur, demi kebaikan mereka dan diri Anda? -
RASA SYUKUR JANGAN HANYA DILAKUKAN KADANG-KADANG
TETAPI JADIKANLAH SEBAGAI SUATU KEBIASAAN
23. Saat Semua Tampak Indah
Nats : Maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan (Ulangan 6:12)
Bacaan : Ulangan 6:10-19
Bagi banyak orang, hidup ini tampak menyenangkan. Pekerjaan mereka berhasil. Rumah atau apartemen tidak butuh diperbaiki. Rekening uang di bank mereka surplus. Keluarga sehat dan bahagia. Teman-teman pun setia.
Akan tetapi, saat yang menyenangkan dapat menimbulkan bahaya. Pada saat seperti itu, kenyamanan dan kesenangan duniawi dapat menjadi sangat penting sehingga kita tidak memberi banyak tempat bagi Allah dalam pikiran kita. Kesejahteraan dapat segera menjadi tolok ukur kepuasan hidup.
Allah tahu bahwa hal seperti di atas dapat terjadi pada anak-anak-Nya pada saat mereka memasuki Tanah Perjanjian. Oleh sebab itu, Dia mengingatkan mereka agar tidak melupakan sumber dari segala anugerah yang mereka terima (Ulangan 6:12). Dia memberi perintah yang jelas agar mereka:
o takut kepada Tuhan (ayat 13);
o melayani Dia (ayat 13);
o tidak berpaling kepada ilah-ilah lain (ayat 14);
o tidak mencobai Tuhan (ayat 16);
o berpegang pada perintah-perintah-Nya (ayat 17); dan
o melakukan apa yang baik dan benar (ayat 18).
Para sejarawan pernah berujar bahwa dorongan iman biasanya menurun pada saat-saat yang sejahtera. Namun, hal itu tak perlu terjadi pada kita jika kita belajar dari pengalaman orang Israel dan patuh pada perintah-Nya.
Marilah kita selalu mengingat Allah, terutama ketika semua terasa indah -
KESEJAHTERAAN DAPAT MENJADI ALAT PENGUJI KARAKTER
YANG LEBIH BAIK DARIPADA KEMISKINAN
24. Ucapan Syukur
Nats : Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus (Kolose 3:17)
Bacaan : Kolose 2:6,7; 3:12-17
Selama berabad-abad, manusia dari berbagai bangsa menyelenggarakan pesta panen untuk mengucapkan syukur atas anugerah alam dan berkat dalam kehidupan. Pada tahun 1863, Presiden Abraham Lincoln menetapkan sebuah hari libur nasional di Amerika Serikat sebagai "hari untuk mengucapkan syukur dan memuji kebaikan Bapa".
Kolumnis Washington Post, Richard Cohen menganggap bahwa sebagian besar hari libur dirusak oleh semangat perniagaan. Namun, hari raya Pengucapan Syukur sampai sekarang masih tetap sesuai dengan tujuannya. Ia berkata, "Hari ini adalah hari yang luar biasa. Ini adalah hari yang penuh dan seluruhnya tentang pengucapan syukur."
Entah apa yang dilakukan orang lain, tetapi kita sebagai pengikut Kristus memiliki hak istimewa dan tanggung jawab untuk terus mengucap syukur setiap hari, di sepanjang tahun yang kita jalani. Paulus mendorong jemaat Kolose untuk terus bertumbuh di dalam Kristus dan senantiasa berlimpah dengan ucapan syukur (Kolose 2:6,7). Kita melakukan semua hal "dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah, Bapa kita" (Kolose 3:17).
Pengumuman resmi dari Abraham Lincoln itu juga menyatakan bahwa seluruh berkat yang kita terima adalah "karunia luar biasa dari Allah yang Mahatinggi, yang, meskipun membenci dosa-dosa kita, Dia tetap berbelas kasihan".
Hari ini adalah hari yang pantas bagi kita untuk mengucapkan syukur kepada Allah. Begitu juga besok dan hari-hari yang akan datang -
SUKACITA HIDUP TIMBUL DARI HATI YANG MENGUCAP SYUKUR
25. Mengingat-ingat
Nats : Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Mazmur 103:2)
Bacaan : Mazmur 103:1-5
Kadang-kadang kita terbangun dengan persendian yang nyeri, semangat yang lesu, dan bertanya-tanya bagaimana kita bisa menyingkirkan kelesuan kita serta dapat menjalani hari-hari dengan baik.
Berikut ini ada sebuah ide: Berusahalah mengucap syukur kepada Allah seperti Daud. Pikirkan dan ingatlah kembali semua "kebaikan" Allah yang layak Anda syukuri (Mazmur 103:2). Ucapan syukur akan membuahkan sukacita.
Bersyukurlah kepada Allah atas pengampunan-Nya. Dia "mengampuni semua kesalahanmu" (ayat 3), dan "melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut" (Mikha 7:19).
Bersyukurlah kepada-Nya atas kesembuhan Anda (ayat 3). Allah menggunakan kelemahan dan sakit penyakit untuk menarik Anda lebih dekat kepada kasih dan kepedulian-Nya. Dan, suatu hari ketika Tuhan datang kepada Anda, Dia akan menyembuhkan semua sakit penyakit Anda.
Bersyukurlah kepada-Nya atas penebusan hidup Anda dari kehancuran (ayat 4). Ini lebih dari sekadar menyelamatkan Anda dari kematian dini. Ini pembebasan dari kematian itu sendiri.
Bersyukurlah kepada-Nya karena memahkotai hidup Anda dengan "kasih setia dan rahmat" (ayat 4).
Bersyukurlah kepada Dia yang memuaskan hasrat Anda (ayat 5). Dialah sumber kepuasan Anda. Setiap hari, Dia memperbarui kekuatan dan semangat Anda. Dengan demikian semangat Anda akan naik dan membubung seperti rajawali.
"Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (ayat 2) -
UNGKAPAN SYUKUR ADALAH INGATAN AKAN HATI YANG GEMBIRA
26. Hidup Setiap Hari
Nats : Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta (Ams. 15:15)
Bacaan : Amsal 15:13-31
Ketika Tamer Lee Owens merayakan ulang tahunnya yang ke-104, ia berterima kasih atas "tawa, Tuhan, dan hal-hal kecil" yang membuatnya bertahan hidup. Wanita itu masih dapat menemukan sukacita setiap hari dengan mengobrol, berjalan-jalan, dan membaca Alkitab seperti yang telah dilakukannya sejak kecil. "Saya tidak tahu berapa lama lagi Dia mengizinkan saya tinggal di sini," katanya. "Saya hanya bersyukur kepada Tuhan atas semua yang diberikan-Nya kepada saya."
Kebanyakan orang tidak mencapai usia 104 tahun, tetapi kita dapat belajar dari Tamer Lee bagaimana cara menikmati setiap hari yang diberikan kepada kita.
Tawa -- "Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat" (Ams. 15:13). Kebahagiaan sejati dimulai jauh di lubuk hati kita dan terpancar di wajah kita.
Tuhan -- "Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan" (ay. 33). Jika Allah menjadi fokus utama hati kita, Dia dapat mengajarkan jalan-Nya kepada kita melalui setiap pengalaman hidup.
Hal-hal Kecil -- "Lebih baik sepiring sayur dengan kasih daripada lembu tambun dengan kebencian" (ay. 17). Memelihara hubungan yang penuh kasih dan menikmati hal-hal mendasar dalam hidup jauh lebih penting daripada kekayaan dan kesuksesan.
Tidak semua orang akan hidup hingga usia lanjut, tetapi kita dapat menjalani hidup dengan baik setiap hari -- melalui tawa, Tuhan, dan hal-hal kecil --DCM
Dunia ini penuh dengan kebaikan --
Hal-hal kecil yang mendatangkan kesenangan --
Namun Kristus memenuhi hidup kita dengan sukacita
Yang melampaui segala harta dunia. -
KEBAHAGIAAN BUKANLAH TUJUAN
MELAINKAN PERJALANAN HARI DEMI HARI
27. Bersyukurlah
Nats : Adalah baik untuk menya-nyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi (Mazmur 92:2)
Bacaan : Mazmur 92
Mazmur 92 adalah sebuah "Nyanyian untuk hari Sabat", tempat istirahat bagi mereka yang mengalami kesesakan.
Nyanyian ini diawali dengan pujian: "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan." Hal ini membawa kebaikan bagi kita karena kita dapat berpaling dari pikiran yang resah dan tidak tenang kepada pikiran yang memberitakan "kasih setia-[Nya] di waktu pagi dan kesetiaan-[Nya] di waktu malam" (ayat 3). Allah mengasihi kita dan selalu setia! Dia membuat kita selalu bersukacita (ayat 5).
Nyanyian pujian tidak hanya membuat kita bersukacita, tetapi juga membuat kita menjadi bijaksana. Kita mulai memahami sesuatu yang berhubungan dengan kebesaran Allah dan rancangan kreatif dalam segala sesuatu yang dilakukan-Nya (ayat 6-10). Kita mendapatkan hikmat yang tersembunyi bagi mereka yang tak mengenal Allah. Orang fasik bisa "berkembang" dan "bertunas seperti tumbuh-tumbuhan" untuk sementara waktu (ayat 8), namun akhirnya mereka akan layu.
Sebaliknya, orang benar dipersatukan dengan Allah yang tinggal dalam kekekalan (ayat 9). Mereka "bertunas seperti pohon kurma" dan "seperti pohon aras di Libanon" (ayat 13), lambang keindahan yang anggun dan kekuatan yang kokoh. Itu semua karena mereka telah "ditanam di bait Tuhan" (ayat 14). Akar mereka menancap masuk ke dalam lahan kesetiaan Allah; mereka menikmati kasih-Nya yang tak akan pernah padam.
Bersyukurlah dan pujilah Tuhan hari ini! -
Oh, bersyukurlah kepada Allah di surga,
Mata air kasih yang kekal,
Rahmat-Nya teguh sepanjang masa
Bertahan, dan akan berlanjut sampai kekal. -
HATI YANG SELARAS DENGAN ALLAH
AKAN SENANTIASA MENYANYIKAN PUJIAN BAGI-NYA
28. Bersyukur Sepanjang Masa
Nats : Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! (1Tawarikh 16:34)
Bacaan : 1Tawarikh 16:8-13,23-36
Kidung pujian yang indah ini, "We Plow the Fields [Kita Membajak Sawah]," kerap dinyanyikan di Amerika Serikat selama hari Pengucapan Syukur pada bulan November. Bagi saya, kidung pujian itu mengingatkan kita pada banyak keluarga yang berbagi hidangan tradisional selama musim panen.
Namun, saya terkejut ketika mendengar lagu itu dinyanyikan di gereja selama bulan Juni, melenceng dari konteks hari besar tradisional itu. Saya jadi sadar bahwa bersyukur kepada Allah atas kebaikan dan pemeliharaan-Nya harus menjadi perayaan yang berkelanjutan bagi umat-Nya.
Untuk sebuah acara perayaan nasional yang istimewa, Raja Daud menulis sebuah lagu untuk memimpin bangsanya memuji Allah pada masa itu, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! ... Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan!" (1Tawarikh 16:8,10). Hingga kini lagu ini bertahan menjadi bagian dalam buku kidung pujian di Israel yang tak henti-hentinya dinyanyikan (Mazmur 105:1-15).
Dua abad silam, Matthias Claudius menulis:
Kami bersyukur kepada-Mu, Bapa, atas segala hal
yang cemerlang dan indah; /
Masa menabur dan masa menuai, kehidupan kami,
kesehatan kami, makanan kami; /
Tak ada yang mampu kami berikan kepada-Mu atas segala kasih
yang Engkau curahkan selain yang Kaukehendaki, kerendahan hati
kami dan hati yang penuh syukur. /
Segala anugerah yang baik di sekeliling kami berasal dari surga; /
Syukur kepada Tuhan, oh syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya.
Ada banyak hal yang bisa kita syukuri setiap hari. Allah senantiasa menyediakan segala kebutuhan kita. Dengan demikian, mari kita merayakan hari Pengucapan Syukur sepanjang masa -
BAGI ORANG KRISTIANI, MENGUCAP SYUKUR BUKAN SEKADAR PERINGATAN
MELAINKAN SEBUAH CARA HIDUP
29. Bangkitnya Sang Raja
Nats : Sesaat lagi dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup (Yohanes 14:19)
Bacaan : Yohanes 14:1-6
Kita mengagumi siapa pun yang bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan kekalahan. Pada tahun 2001, majalah Sports Illustrated menampilkan sebuah artikel tentang kebangkitan-kebangkitan terbesar sepanjang masa. Yang mengejutkan, mereka menempatkan kebangkitan Kristus di urutan pertama. Di situ ditulis, "Yesus Kristus, pada tahun 33 Masehi menghadapi para kritikus dan membuat orang-orang Romawi tercengang dengan kebangkitan-Nya."
Betapa bijaksananya perkataan itu! Dalam daftar mana pun tentang kebangkitan-kebangkitan dalam sejarah, kemenangan Kristus atas kematian memang pantas mendapat tempat yang utama. Sesungguhnya, kebangkitan-Nya masuk dalam golongan yang melampaui kebangkitan lainnya.
Pada akhirnya, kematian akan menang atas kehidupan. Saat seseorang meninggal, ia tidak mungkin hidup lagi -- setidaknya tidak di dunia ini. Namun, tidak demikian dengan Yesus. Dia telah berjanji kepada para murid bahwa setelah disalibkan oleh musuh-musuh-Nya, Dia akan bangkit -- menang atas kematian. Matius mencatat hal ini dalam injilnya, "Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan ... lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga" (16:21). Dan, memang itulah yang terjadi pada Juru Selamat kita.
Kebangkitan Yesus Kristus meyakinkan kita bahwa dengan iman di dalam Dia, kita pun akan hidup kembali ketika kita dibangkitkan dari kubur (Yohanes 11:25,26) -
Ketika Yesus mati di salib yang keji,
Mereka yang berdiri menonton mengira, "Ini sudah berakhir";
Namun, dapatlah perkataan-Nya kita percayai:
"Jika engkau percaya kepada-Ku, engkau tidak akan mati." --Hess
KUBUR KOSONG ADALAH DASAR IMAN KITA
30. Rayakan Kebebasan
Nats : Sebab Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:2)
Bacaan : Roma 6:15-23
Setelah diculik dan disandera selama 13 hari, lalu akhirnya dilepaskan, juru kamera berita dari Selandia Baru, Olaf Wiig, sambil tersenyum lebar berkata, "Kini saya merasa lebih hidup dibandingkan sepanjang hidup saya yang lalu."
Untuk beberapa alasan yang sulit dimengerti, dibebaskan ternyata lebih menggembirakan daripada hidup bebas.
Untuk mereka yang menikmati kebebasan setiap hari, sukacita Olaf merupakan peringatan yang baik tentang bagaimana kita begitu mudah melupakan betapa kita sangat diberkati. Hal ini juga berlaku dalam hidup rohani. Siapa pun di antara kita yang sudah lama menjadi orang kristiani sering lupa bagaimana rasanya menjadi hamba dosa. Kita dapat berpuas diri dan bahkan kurang bersyukur. Namun, Allah mengirimkan peringatan melalui seseorang yang baru bertobat. Ia dengan sukacita memberi kesaksian yang menggugah tentang apa yang sudah Allah lakukan di dalam hidupnya. Dan, kesaksian itu sekali lagi mengingatkan kita tentang sukacita yang kita rasakan saat kita dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:2).
Apabila kebebasan telah menjadi hal yang biasa bagi Anda, atau bila Anda cenderung memusatkan perhatian pada apa yang tidak dapat Anda lakukan, pikirkanlah hal ini: Anda bukan hanya tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi Anda juga dibebaskan agar menjadi kudus dan menikmati hidup kekal di dalam Kristus Yesus! (Roma 6:22).
Rayakanlah kebebasan Anda di dalam Kristus dengan menyediakan waktu untuk mengucapkan syukur kepada Allah atas hal-hal yang dapat dan bebas Anda lakukan sebagai pelayan-Nya -
HIDUP BAGI KRISTUS
AKAN MEMBERIKAN KEBEBASAN SEJATI
31. Sisi Lain Terima Kasih
Nats : [Kasih] tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (1Korintus 13:5)
Bacaan : 1Korintus 13
Pasangan muda yang baru saja dikaruniai anak menerima hadiah atas kelahiran bayi mereka. Mereka sangat berterima kasih atas hadiah tersebut, maka sang ibu mengambil kartu ucapan terima kasih, menulis pesan indah, dan siap mengirimkannya.
Namun entah bagaimana, kartu itu tertimbun di tumpukan kertas pekerjaan dan tak pernah terkirim. Ucapan terima kasih itu terlupakan. Pemberi hadiah menunggu, tetapi tak ada ucapan terima kasih yang datang.
Hubungan menjadi renggang ketika satu keluarga mengira ucapan terima kasih telah dikirimkan, sementara yang lain menganggap tidak adanya ucapan terima kasih adalah sikap yang tidak sopan. Kegagalan untuk mengirimkan kartu, membuat pemberi hadiah merasa diremehkan, tidak dihargai, dan diabaikan.
Di antara banyak kata-kata penting, alangkah baiknya bila kita bisa menyampaikan dua kata berharga ini, yaitu "Terima kasih". Selain bahwa mengucapkan terima kasih sangat penting, ada sisi lain yang mesti kita perhatikan. Jika kita memberi hadiah kepada orang lain, kita harus melakukannya dengan tulus tanpa mengharapkan balasan apa pun, termasuk ucapan terima kasih kembali. Kasih yang sejati memberi tanpa mengharapkan balasan.
Kasih, sebagaimana digambarkan dalam 1 Korintus 13:4, "sabar dan baik hati" dan tidak pernah mencari keuntungan diri. Kasih tidak pernah memendam kesalahan, bahkan saat seseorang lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang kita lakukan. Sisi lain dari ucapan terima kasih adalah hati tulus yang mencerminkan kasih Allah yang sempurna kepada kita -
KASIH YANG SEJATI TIDAK BERSIFAT MENGIKAT
32. Lumbung
Nats : Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! (Yakobus 5:8)
Bacaan : Yakobus 4:13-17; 5:7-11
Himne berjudul Come, Ye Thankful People, Come sering dinyanyikan pada kebaktian pengucapan syukur kristiani. Himne yang ditulis pada 1844 oleh Henry Alford itu diawali dengan ucapan syukur kepada Allah atas hasil panen yang berhasil dikumpulkan sebelum musim dingin. Akan tetapi, himne itu sebetulnya lebih dari sekadar rasa syukur atas berkat hasil bumi. Himne itu berakhir dengan fokus pada "panen" Allah akan umat-Nya ketika Kristus datang:
Ya Tuhan, segeralah datang
Ke lumbung panenan akhir-Mu:
Kumpulkan umat-Mu,
Bebas dari penderitaan,
bebas dari dosa;
Dimurnikan selamanya,
Tinggal selamanya dalam hadirat-Mu:
Datanglah, bersama semua malaikat-Mu, datanglah --
Dirikanlah lumbung panenan yang mulia.
Ketika kita mengucap syukur atas pemenuhan kebutuhan materi, sangatlah penting untuk mengingat bahwa rencana kita tidak pasti dan hidup kita bagaikan uap yang cepat berlalu (Yakobus 4:14). Yakobus mendorong kita untuk bersikap seperti petani yang menunggu tanamannya bertumbuh dan siap dipanen. "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!" (5:8).
Ketika kita bersyukur kepada Allah karena telah menyediakan berbagai kebutuhan kita, ingatlah akan kedatangan kembali Yesus Kristus yang telah dijanjikan. Dengan penantian yang sabar, kita hidup bagi-Nya dan menanti datangnya hari ketika Dia datang untuk mengumpulkan tuaian kemenangan-Nya -
AMIN, DATANGLAH, TUHAN YESUS! --Wahyu 22:20
33. Berdoa dan Bekerja
Nats : Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka (Nehemia 4:9)
Bacaan : Nehemia 4:1-23
Mana yang lebih penting; berdoa atau bekerja? Ada yang berkata bahwa berdoa lebih penting, sebab tanpa berdoa kita tidak bisa melakukan apa-apa. Namun ada juga yang mempertanyakan, buat apa banyak berdoa, tetapi tidak bekerja?
Bagi Nehemia, kedua hal ini tak perlu diadu tingkat kepentingannya. Mari simak apa yang ia lakukan. Saat menghadapi tantangan dan ancaman dari Sanbalat dan Tobia, Nehemia menaikkan doa kepada Tuhan agar rencana musuhnya digagalkan. Namun, Nehemia juga menyuruh orang-orangnya agar tetap berjaga-jaga supaya dapat mengantisipasi bila sewaktu-waktu ada serangan musuh (ayat 9).
Dari Nehemia kita belajar bahwa doa adalah hal yang sangat penting, tetapi bekerja juga hal yang tidak kalah penting. Dalam film Facing The Giants, seorang pendeta bertutur kepada sang pelatih futbol tentang dua petani yang sama-sama berdoa meminta hujan kepada Tuhan. Petani yang pertama hanya berdoa, tetapi ia tidak mempersiapkan ladangnya untuk menerima hujan. Sedangkan petani yang kedua bukan hanya berdoa, tetapi juga mempersiapkan ladangnya. Jika kemudian Tuhan memilih; kepada petani mana Tuhan akan menurunkan hujan? Tentu yang kedua, karena dengan mempersiapkan ladang, ia beriman bahwa doanya akan dikabulkan.
Ketika menghadapi rintangan dalam hidup ini, mari kita datang kepada Tuhan. Sampaikan segala keluh kesah kita kepada-Nya, dan percayalah bahwa Tuhan pasti akan menolong. Namun sementara itu, kita pun harus waspada dan memikirkan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Tak hanya berdoa, kita harus bekerja juga -
BERDOA DAN BEKERJA
ADALAH DUA HAL YANG HARUS DILAKUKAN BERSAMA-SAMA
34. Prioritas Hidup
Nats : Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)
Bacaan : Matius 6:19-24
Yang adalah salah satu aspek penting dalam hidup manusia. Bergulirnya aktivitas ekonomi yang menyertakan uang tak akan pernah habis. Bahkan, Benjamin Franklin mengeluarkan slogan "time is money", seakan-akan seluruh hidupnya hanya diprioritaskan dan ditujukan untuk mendapat uang. Bukankah dewasa ini ada banyak orang yang dibutakan oleh uang? Sebenarnya uang bukan sesuatu yang jahat. Hanya, kita perlu menjagai sikap hati kita terhadap uang.
Itulah yang hendak Tuhan Yesus nyatakan kepada kita. Penumpukan harta yang tanpa tujuan sebenarnya justru akan membuat manusia khawatir. Atau, membuat manusia percaya pada diri sendiri secara berlebihan. Dan yang paling parah, membuat hidup manusia dikuasai oleh uang. Itulah inti perkataan Tuhan Yesus (ayat 24). Tuhan menegaskan bahwa di mana hati kita berada, di situlah prioritas hidup kita cenderung berada. Bila hati kita ada pada harta, maka seluruh waktu, pikiran, dan tenaga, kita konsentrasikan untuk mengumpulkan harta pula.
Tuhan Yesus tidak mengecam orang kaya. Buktinya, Zakheus pun dipanggil menjadi murid-Nya (Lukas 19:5). Namun Tuhan ingin agar kita memprioritaskan hubungan dengan-Nya di tengah rutinitas mencari nafkah setiap hari. Ketika kita menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari, hendaknya kita tetap memancarkan kasih Tuhan. Dengan demikian, cara kita mencari uang pun akan dipengaruhi oleh sikap hati. Inilah kuncinya agar kita tidak terjerumus dalam sikap cinta uang, yang merupakan akar dari segala kejahatan di bumi ini. Mari melihat ke dalam diri. Apa prioritas hidup kita hari ini? -
UANG MENJADI BERHARGA SAAT IA MENJADI HAMBA
DAN BERBAHAYA SAAT MENJADI TUAN ATAS KITA
35. Katedral Sang Janda
Nats : Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4)
Bacaan : Matius 6:1-4
Seorang raja membangun katedral, namun tidak menghendaki siapa pun memberikan sumbangan. Ia ingin dikenang sebagai pembangun tunggal katedral itu. Begitulah. Katedral itu berdiri dengan sebuah plakat yang menyatakan bahwa sang raja adalah pembangunnya.
Namun, suatu malam sang raja bermimpi. Seorang malaikat menghapus plakat itu dan menuliskan nama seorang janda miskin untuk mengganti namanya. Mimpi itu terulang dua kali. Saat terbangun, raja segera memerintahkan agar janda itu dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan gemetar janda itu berkata, "Paduka, hamba sangat mengasihi Tuhan dan sangat ingin terlibat dalam pembangunan katedral ini. Namun, karena rakyat dilarang memberi bantuan apa pun, saya hanya menyediakan jerami untuk kuda yang mengangkut batu-batuan."
Kisah di atas menggambarkan motivasi orang dalam memberikan persembahan. Ada yang memberi demi unjuk kedermawanan, agar tidak disebut orang kaya yang kikir. Ada pula yang memberi supaya dapat mengontrol gereja dan hamba Tuhan. Orang-orang seperti itu, menurut Yesus, sudah menerima upahnya (ayat 2).
Si ibu janda mewakili orang yang memberi berdasarkan kasih, bahkan dengan pengorbanan. Kalau ia didakwa melanggar perintah raja, bukankah ia mesti menanggung hukuman? Meski tampak remeh dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pemberiannya juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan katedral tersebut. Mari kita melihat kembali motivasi kita dalam memberi persembahan. Apakah kita bersikap seperti sang raja? Atau, seperti si janda miskin? -
PERSEMBAHAN KITA DITAKAR BUKAN BERDASAR JUMLAHNYA
TETAPI BERDASAR KASIH DAN PENGORBANAN YANG MENYERTAINYA" (Yohanes 1:41)
36. Bikin Hidup Lebih Hidup
Nats : Mereka akan makan tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN (Hosea 4:10)
Bacaan : Hosea 4
Kalau kita berjalan-jalan di mal, menonton TV, atau membaca majalah, maka kita akan melihat banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan. Secara tidak langsung kita dibuat untuk selalu tidak puas dengan apa yang kita miliki sekarang. Selalu ada barang yang lebih baru, lebih baik, lebih canggih, dan berbagai lebih lainnya. Kebohongan terbesar yang ditawarkan adalah kalau Anda punya ini, Anda akan bahagia.
Bacaan hari ini berkisah mengenai imam dan bangsa Israel yang tidak setia. Ketika membaca daftar "dosa" yang dipampangkan, mungkin kita berpikir bahwa itu "kasus" bangsa Israel (ayat 2), bukan saya. Saya tidak berzina; saya setia kepada pasangan saya. Ya, mungkin kita setia kepada pasangan, tetapi baiklah kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita setia kepada Tuhan?
Tuhan berjanji memberkati orang yang takut dan setia kepada-Nya. Salah satu berkat Tuhan yang mungkin sangat jarang dibahas adalah, "karunia untuk menikmati apa yang Allah berikan" (Pengkhotbah 4:17,18). Ada orang-orang yang luar biasa kaya, tetapi tidak bisa menikmati kekayaannya karena Tuhan tidak mengaruniakan kuasa untuk menikmatinya (Pengkhotbah 6:2). Dalam bacaan kita, Tuhan berfirman bahwa umat yang meninggalkan-Nya akan makan tetapi tidak menjadi kenyang. Melakukan banyak hal, tetapi tidak membuahkan hasil. Itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan.
Mari kita memeriksa hidup kita sejenak. Apakah kita tidak merasa puas? Apakah kita sedang merasa kurang? Apakah kita tidak bisa menikmati hal-hal yang Tuhan berikan? Jika ya, ini saatnya berbalik kepada Tuhan. Dia menanti Anda. Sekarang
KITA TIDAK BUTUH LEBIH BANYAK BARANG LAGI UNTUK BAHAGIA
KITA BUTUH TUHAN LEBIH DALAM LAGI UNTUK BAHAGIA
37. Selidikilah Dirimu
Nats : Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tid (2Korintus 13:5)
Bacaan : 2Korintus 13:1-10
Anda adalah orang yang ...; menurut saya, Anda cenderung ...; seperti yang sering saya katakan, Anda itu ...." Demikianlah contoh ungkapan sehari-hari yang sering ditujukan kepada kita, atau sebaliknya, kerap kita tujukan kepada orang lain. Ya, manusia cenderung lebih pintar menilai orang lain daripada memeriksa diri sendiri. Padahal, ketika satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yang lain mengarah ke diri sendiri.
Paulus mengajak jemaat Korintus untuk lebih banyak menyelidiki diri sendiri ketimbang menilai orang lain (2Korintus 13:5). Sebab bagi Paulus, menyelidiki diri sendiri sangat penting dalam pertumbuhan rohani. Saat seseorang berani menyelidiki diri sendiri, berarti ia berani melihat kondisi hidupnya apa adanya, termasuk kelemahannya. Dengan menyadari kelemahan diri sendiri, orang dapat bercermin dan terbuka kepada Allah yang menyelidiki hati. Lalu mengambil langkah untuk memperbaiki diri. Hasilnya, ia lebih tahan uji dibandingkan mereka yang tak pernah memeriksa batin sendiri dan malah asyik menilai apa yang tampak dari orang lain.
Sudahkah kita membangun kebiasaan untuk menyelidiki diri sendiri? Atau, kita hanya pintar "mengutak-atik" hidup orang lain dan marah apabila orang lain meneliti hidup kita? Mari memperbanyak waktu untuk melihat ke dalam diri supaya kita lebih waspada dan juga toleran terhadap orang lain. Orang yang selalu sedia memeriksa batinnya setiap saat ibarat seseorang yang rajin membersihkan rumahnya dari debu dan sampah. Hati kita pun akan bersih bila kita bersedia selalu membersihkannya bersama dengan Allah -
BERANILAH MELIHAT KE DALAM DIRI
AGAR KELUAR BUAH YANG BAIK DARI HIDUP INI
38. Parfum Kristus
Nats : Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan (2Korintus 2:16)
Bacaan : 2Korintus 2:12-17
Durian adalah buah paling aneh. Rasanya nikmat, tetapi baunya busuk. Jika ingin mencoba, tutup dulu hidungmu sebelum buahnya menyentuh bibirmu." Begitu Mark Twain menulis tentang durian ketika ia mengunjungi Asia Tenggara. Para pecinta durian pasti tidak sependapat. Bagi kebanyakan kita, durian berbau harum! Aroma durian bahkan dipakai untuk membuat es krim dan kue. Rupanya setiap orang menilai bau secara berbeda. Apa yang berbau harum bagi seseorang, bisa dianggap berbau busuk bagi orang lain.
Menurut Paulus, tiap-tiap orang kristiani juga menebarkan bau "parfum Kristus". Di mana pun, bau "parfum pengenalan akan Kristus" itu terpancar lewat sikap, kata-kata, dan tindak-tanduk kita. Hidup kita adalah kesaksian. Namun, ini bukan berarti semua orang spontan akan menyukai kita! Bagi yang mencintai Tuhan, kesaksian kita akan dipandang sebagai "bau harum". Mereka suka berada di dekat kita. Sebaliknya bagi yang menolak Tuhan, kesaksian kita dianggap sampah "berbau busuk". Perlu dihindari. Tidak heran jika ada orang yang membenci kita hanya karena kita beriman pada Kristus. Jika itu terjadi, jangan lepaskan cara hidup kristiani hanya supaya disukai semua orang. Paulus meminta kita tetap berbicara "sebagaimana mestinya" (ayat 17).
Sudahkah "bau parfum" Kristus memancar semerbak dari cara hidup Anda? Apakah orang-orang di sekitar Anda bisa mencium "aroma" Kristus yang unik melalui kata dan kerja Anda? Ataukah Anda secara sengaja menyingkirkan "parfum" Kristus itu karena malu atau takut orang-orang mengenali Anda sebagai pengikut-Nya? -
TIDAK ADA DURIAN YANG TAK BERBAU
TIDAK ADA ORANG KRISTIANI YANG TAK PUNYA PARFUM KRISTUS
Minggu, 15 Desember 2013
"TATA IBADAH NATAL 24 DESEMBER 2013"
Petunjuk
:
IBADAH berlangsung secara otomatis; tanpa aba-aba atau informasi !
Jangan LUPA mematikan Hand-Phone
Saat pembacaan prolog liturgi dimulai, petugas liturgi sudah tampil ke depan
P
=
Pemimpin
Koordinator
=
J = Jemaat
Firman
=
Pr = Pria
Liturgis
=
W = Wanita Organis =
PP = Pemuda Pemudi Song Leader =
Pdt = Pendeta
I. PERSIAPAN :
Pelayan : Berdoa di Konsistori
Persiapan (Barisan Prosesi Memasuki Gereja) Jemaat dipersilahkan bangkit
berdiri; tanpa aba-aba
“Sungguh Lembut Tuhan Yesus Memanggil” (dinyanyiakan dengan setengah suara)
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil
Memanggil aku dan kau,
Lihatlah Dia prihatin menunggu
Menuggu aku dan kau
Reff: Hai mari datanglah,
kau yang lemah mari datanglah
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil,
Kau yang sesat marilah
II. KEBAKTIAN : Liturgis :
1. VOTUM/INTROITUS & DOA
P : Di dalam Nama Allah Bapa dan Nama Anak-Nya Yesus Kristus dan di
dalam Persekutuan dengan Roh Kudus ibadah perayaan Natal ini dibuka
J : Nyanyikanlah nyanyian baru bagiNya, petiklah kecapi dan bersorak- soraklah bagi nama-Nya yang kudus dan mulia
P : Hanya dekat Allah saja aku tenang, dan dari pada-Nyalah
keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah
J : Sang Jurus’slamat telah lahir di kandang domba, sang raja mulia yang
membawa kedamaian dan syalom di tengah-tengah dunia, tidak ada
alasan bagi umat manusia untuk mengangungkan nama-Nya yang kudus.
P : Engkau Tuhan janganlah menahan Rahmat-Mu atas kami, kasih,
kesetiaan, dan kebenaran-Mu kiranya senantiasa menjaga kami.
J : Berkenanlah kiranya Engkau ya Tuhan, untuk melepaskan kami dari
kutukan Dosa dan maut
P : Pertolongan Tuhan tidak terbatas bagi siapapun, Dia datang untuk
membebaskan kita dari kesengsaraan dosa dan ketertindasan; Pujilah Tuhan sebab Ia baik dengan segala rahmat dan karunia-Nya
J : Segala bangsa akan datang kepada terang yang ajaib itu, dan raja-raja
akan tunduk kepada cahaya-Nya yang mulia dan itulah yang senantiasa
menerangi kita; Terpujilah Allah Tritunggal,
P : Marilah kita berdoa
Ya Tuhan kami, Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus;
lepaskanlah kami dan luputkanlah kami oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepada kami dan selamatkanlah kami; sebab
Engkaulah harapanku ya Tuhan, kepada-Mulah kami bertopang mulai
dari kandungan; biarlah mulut kami penuh dengan puji-pujian kepada-
mu. Beritahukanlah jalan-jalan yang kudus kepada kami ya Allah hingga
kami boleh merasakan harapan yang penuh sukacita hanya bersama-
sama dengan Engkau, Terpujilah Engkau ya Tuhan kami; Ialah yang
empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
P+J : Amin....
2. Bernyanyi KJ NO 100 : 1 “ MULIAKANLAH ” DO = D 4 KETUK
____ ____
5 . 5 4 l 3 . 0 0 l 5 . 5 4 l 3 . 0 5 5 l 6 6 0 5 5 l
Mu - lia-kan-lah, mu- lia- kan -lah Tuhan Allah, Tuhan
Pr : Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Maha tinggi !
Damai sejaht’ra turun ke bumi bagi orang pengasihanNya
Muliakanlah Tuhan Allah! Muliakanlah Tuhan Allah !
W : Damai sejahtra turun ke bumi; damai sejahtra turun ke bumi
bagi orang bagi orang pengasihanNya,
bagi orang pengasihanNya, pengasihan-Nya.
Pr+W : Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Maha tinggi !
Damai sejahtra turun ke bumi bagi orang pengasihanNya
Amin, Amin, Amin.
3. RESPONSORIA : DOA PENGAKUAN
P : aku akan berkata kepada Tuhan: Engkaulah tempat perlindungan ku dan
kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai,
J : Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasehat
dan keperkasaan, roh pengenalan dan taku akan TUHAN
P : Ya, kesenangan-Nya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan
menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan
menurut kata orang
J : Tetapi Ia menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan
menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri
dengan kejujuran, ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti
dengan tongkat, dan dengan nafas mulut-Nya, Ia akan membunuh orang
fasik
P : Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikatpada pinggang
J : Tidak akan ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk, di
seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan
pengenalan akaN TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya
P : Dia Raja yang senantiasa di cari oleh suku-suku bangsa dan tempat
kediaman-nya akan menjadi mulia. Bapa Pengasih dan penyayang,
tolong kami saat merayakan natal malam ini untuk berlaku murah hati
sama seperti malaikat yang bernyanyi merdu, seperti gembala Efrata
yang datang bersujud di palungan dan seperti orang Majus yang
beribadah dengan pemberian tulus. Kiranya kebaikanMu mengalir dari
setiap hati yang bersyukur dan mulut yang memuji namaMu. Tutuplah
pintu kebencian dan bukakan pintu kasih di hati kami. Bebaskan kami
dari yang jahat dengan kuasa Kristus dan ajarkan kami bersukaria dengan
hati yang bening. Kiranya sukacita natal membuat kami berbahagia
sebagai anak-anakMu dan menjadi pembawa damai sejahtera dengan
pikiran dan hati yang penuh sukacita dan mengampuni. Demi nama
Tuhan Yesus Kristus, yang lahir sebagai juruselamat hidup kami. Segala
Kemuliaan dan pujian hanya bagi Allah di tempat yang Maha tinggi.
P+J : AMIN
4. Bernyanyi KJ NO 101 : 1 + 3 “ ALAM RAYA BERKUMANDANG ” DO=G 4 KETUK
___ __ ___ ___ __
3 3 3 3 5 l 5 . 4 3 1 l 3 3 2 3 3 5 l 5 . 4 3 . :
A-lam ra - ya ber- kumandang o-leh pu-ji- an mu- li- a
Pr : Alam raya berkumandang oleh pujian mulia
dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema.
PP : Glo…….ria in excelsis Deo !
Glo…….ria in excelsis Deo !
W : Sudah lahir Jurus’lamat itu berita lagunya
Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan padaNya
PP Glo…….ria in excelsis Deo !
Glo…….ria in excelsis Deo !
5. LITURGI-I : Penciptaan dan Jatuhnya Manusia ke Dalam Dosa
PROLOG Liturgi
P Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati
J Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukai-Nya
P Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya
J Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan : Tuhan itu Pengasih dan Penyayang
P Mari kita dengarkan Liturgi-I
1. Salah seorang Pria Kejadian 1 : 1 - 4 Pria
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan Kosong; gelap-gulita menutupi samudra raya, dan roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah “ jadilah terang ”. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNya-lah terang itu dari gelap.
Respons : Jemaat Pria
Mazmur 19 : 2
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya.
2. Salah seorang Wanita Kejadian 1 : 6, 11, 20, 24 Wanita
Berfirmanlah Allah : “ Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.
Berfirmanlah Allah : “ Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji , supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi. ” Dan jadilah demikian.
Berfirmanlah Allah : “Hendaklah dalam air berkeriapan mahluk yang hidup dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis mahluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar .” Dan jadilah demikian.
Respons : Jemaat Wanita
Mazmur 104 : 24
Betapa banyak perbuatan-Mu ya Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
3. Salah seorang PP Kejadian 1 : 26 - 27 PP
Berfirmanlah Allah: “ Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi ”
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Respons : Jemaat PP Efesus 2 : 10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamNya.
4. Salah Seorang Penatua Kejadian 3:1–4, 22-23 Penatua
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “ Tentulah Allah berfirman : Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan ? ”
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu : “ Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati ”. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Berfirmanlah Tuhan Allah: “ sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat : maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya “.
Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah darimana ia diambil.
Respons : Semua Jemaat Mazmur 90 : 7 – 8
Sungguh kami habis lenyap karena murka-Mu dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.
6. PADUAN SUARA :
7. LITURGI-II : Nubuatan
PROLOG Liturgi
P Dengarkanlah Aku berdiam diri, hai pulau-pulau ; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru
J Sebab Aku mencurahkan air ke tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak-cucumu.
P Mari kita dengarkan Liturgi-II
1. Seorang Pria Yesaya 9 : 1; 40 : 3 Pria
Bangsa yang berjalan di dalam kekelaman telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Ada suara yang berseru-seru: “ Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita !
Respons : Jemaat Pria
Yesaya 40 : 4
Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah Yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran
2. Seorang Wanita Mazmur 24 : 9 Wanita
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan !
Respons : Jemaat Wanita Mazmur 24 : 10
Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan ? “ Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan ! ”
3. Seorang PP Yesaya 11 : 1 – 2 PP
Suatu tunas akan ke luar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan
Respons : Jemaat PP Yesaya 11 : 3a
Ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan
4. Seorang majelis Mikha 5 : 1 Majelis
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Respons : Semua Jemaat Zakharia 9 : 9
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem ! Lihat, rajamu datang kepadamu; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai , seekor keledai beban yang muda.
8. BERNYANYI KJ No 109 : 1 + 3 “ Hai Mari Berhimpun ” Do = G 4 Ketuk
1 l 1 . 5 1 l 2 . 5 . l 3 2 3 4 l 3 . 2 ‘ 1 l 1 . 7
. . .
Hai ma - ri, ber- him - pun dan ber-su- ka- ri- a ! tu- rut se - ……..
Hai mari, berhimpun dan bersukaria ! turut semua ke Betlehem !
Lihat yang lahir Raja bala sorga ! Sembah dan Puji Dia
Sembah dan Puji Dia, Sembah dan Puji Dia, Tuhanmu
Gembala dipanggil dari padang raya
Menuju palunganNya yang rendah
Kitapun turut bergegas ke sana! Sembah dan puji Dia,
Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia Tuhanmu!
9. LITURGI-III : Kelahiran Yesus Kristus
PROLOG Liturgi
P Besar kasih Allah dalam putraNya, yang datang ke dunia demi manusia
J KasihNya mengallir bagaikan sungai deras; mendamaikan hati, enyahkan cemas
P Dunia dirangkul dengan kasihNya, dan dosa manusia dihapuskan-Nya
J Padamu, padaku dilimpahkanNya, warisan sorgawi besar dan baka
P Mari kita dengarkan Liturgi-III
1. Seorang wanita Lukas 1 : 30 – 31 Wanita
Jala didok suru-suruan i ma tu nasida : Unang ho mabiar, ale Maria; ai dapotan asini Rohado ho di Debata. Gabe-gabean ma ho, tubuan anak ma ho; Jesus ma bahenonmu goarna !
Respons : Paduan Suara Lukas 1 : 68 – 69
Pinuji ma Tuhan i, Debata ni Israel, ala ditopot bangsona jala dipatupa haluaonna. Dipatindang do di hita tanduk, haluaon, di bagas ni si Daud naposona i.
2. Seorang wanita
Lukas 2 : 6 – 7 Wanita
Jadi di na-disini nasida, gok ma ari ni hangoluanna. Ditubuhon ma anak buha-bajuna, diborhosma, dipeakkonma tu bagasan panggagatan, ala so adong inganan na asing di parmianan nasida
Respons : Paduan Suara (Lukas 2 : 8 – 9)
Jadi adong ma marbongin di ladang na disini angka parmahan, mangingani pinahan nasida. Jadi didapothon sada surusuruan ma nasida, jala marsinondang ma sangap ni Tuhan i humaliang nasida, gabe mabiar situtu ma.
3. Seorang wanita Lukas 2 : 10 – 11 Wanita
Alai didok surusuruan i ma tu nasida: Unang mabiar hamu; ai barita halalas ni roha godang do huboan tu hamuna, parsaulian ni sandok bangso i.
“ Ai naung tubu do di hamu saborngin on, di huta ni si Daud, sipalua i, ima Kristus, Tuhan i ! “
Respons : Paduan Suara Lukas 2 : 12 – 14
On ma partinandaan di hamu : Poso-poso do dapothonmuna, na binorhos peak di panggagatan. Jala tompu ma adong dongan ni surusuruan i torop angka parangan parbanua ginjang, dipuji nasida do Debata, mandok : Hasangapon ma di Debata di ginjang, dame ma di tano on, di angka jolma halomoan i.
10. BERNYANYI KJ No 85 : 1 – 2 “Ku Songsong Bagaimana “ Do=Bes 4 Ketuk
. . . . . . .
1 l 5 5 6 7 l 1 . 1 ‘ l 3 2 1 1 l 7 1 . 0 :
Ku songsong ba-gai- ma - na ya Yesus, da-tang Mu ?
Ayat-1 Pria : Kusongsong bagaimana, ya Yesus, datang Mu ?
Engkau Terang buana, Kau surya hidupku
Wanita : Kiranya Kau sendiri, penyuluh jalanku,
supaya ku yakini tujuan janjiMu
Ayat-2 Wanita : Kaum sion menaburkan, kembang di jalanMu;
ku ikut mengelukan, Dikau dihatiku,
Pria : Kunyanyi Hosiana, ya Raja, tolonglah,
PadaMulah kiranya, hambaMu berserah
11. CANDLE LIGHT : Organ - O, Holly Night Narator: PP
Selama proses menyalakan LILIN, diiringi organ serta Lampu dipadamkan
Pendeta menyalakan lilin (yang dipegang) oleh petugas dari lilin besar, kemudian : petugas menyalakan lilin warga jemaat
12. BERNYANYI KJ No 92 : 1 “Malam Kudus “
dan BE NO. 54 : 2–3 “ Sonang ni Borngin na i “ Do = Bes 6 Ketuk
Setelah semua Lilin di depan menyala, Jemaat berdiri; tanpa aba-aba
__ __ . . .
5 . 6 5 3 . . l 5 . 6 5 3 . . ‘ l 2 . 2 7 . . l 1 . 1 5 . . ‘ l
So- nang ni bor- ngin nai, u - ju ro Je- sus i
• Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus, ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang
• Denggan ni bornginna i, uju ro Jesus i !
Tu parmahan di Betlehem i, dipaboa na di surgo i
Nunga ro Sipangolu, Jesus, Tuhanta i
• Godang ni tua disi, di na ro Jesus I
Tung malua pardosa muse, sian hamagoanna sude
Ala ro Sipangolu, Jesus, Tuhanta i
(Jemaat dipersilahkan duduk kembali; tanpa aba-aba)
13. LITURGI-IV : AMANAT DAN HARAPAN
PROLOG Liturgi
P Malam ini, kami telah mendengar kembali berita NATAL yang tak pernah usang
J Kami yang hidup di abad ini, tetap berharap dan bertekad untuk menyemarakkan pemberitaan, kesaksian dan pelayanan kami, dalam mewujudkan Damai Sejahtera Kristus
P Mari kita dengarkan Liturgi-IV
1. Seorang wanita Lukas 21 : 36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
2. Seorang wanita Roma 15 : 4 + 13
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala suka cita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
3. Seorang wanita I Petrus 1 : 13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugrahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus
4. Seorang wanita I Timotius 4: 10
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya,
14. PADUAN SUARA :
15. MEDLEY
Di malam sunyi bergemah nyanyian mulia
Malaikat turun mendekat dengan beritanya
Sejahtra bagi dunia, tlah datang penebus
Heninglah bumi mendengar nyanyian yang kudus.
Gita sorga bergema lahir Raja mulia !
Damai dan sejahterah turun dalam dunia.
Bangsa-bangsa, bangkitlah dan bersoraklah serta,
Permaklumkan kabar baik: Lahir Kristus, Trang ajaib !
Gita sorga bergema, lahir Raja mulia !
Puteri sion nyanyilah; soraklah, Yerusalem
Mari sambut Rajamu. Raja damai trimalah !
Puteri sion, nyanyilah; soraklah Yerusalem !
16. Khotbah :
17. KIDUNG PUJIAN KJ 110: 2 DI BETLEHEM TLAH LAHIR SEORANG PUTERA
Hatiku kubenamkan di dalam kasihNya;
padaNya kuserahkan diriku slamanya
sungguh, sungguh, diriku slamanya
18. PADUAN SUARA :
19. PERSEMBAHAN
NATS Matius 2 : 11
Untuk menghantarkan persembahan kita, demikianlah firman Tuhan:
“ Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, Ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu mas, kemenyan, dan mur “
20. DOA PERSEMBAHAN : Hadirin Dipersilahkan Berdiri
Mari kita berdoa untuk persembahan yang telah kita kumpulkan !
21. BERNYANYI KJ NO. 93: 4 TUMBUHLAH TUNAS BARU
Mari menyambut “Amin” atas karunia
Ya Yesus, kami yakin; ya Tuhan tolonglah
agar dengan syukur kami memuji Dikau di kerajaanMu
22. Doa Penutup & Berkat
Mari kita berdoa : … Bapak kami yang di sorga ……………………..
23. BERKAT
24. PDT + J : AMIN… …AMIN… …AMIN !
III. SELESAI
Pendeta Resort, BPHR, dan Panitia mengucapkan :
Selamat Hari Natal 2013
&
Tahun Baru 2014
Hadiri & Meriahkanlah !!!
PERAYAAN NATAL 25 DESEMBER 2013
Dan Perjamuan Kudus
PEMBERITAHUAN
Dalam acara NATAL malam ini, disediakan Amplop Bakti NATAL PUSAT GKPI; yang akan dipersembahkan besok dalam Kebaktian Perayaan NATAL tgl 25 Des 2013 saat kolekte ke Depan.
Khotbah Natal, 25 Desember 2013 Matius 1:18-25 “KELAHIRAN YESUS KRISTUS”
Pendahuluan:
Melalui pengalamannya sebagai seorang hamba Tuhan Karl Bart, seorang teolog dari Swiss, mengungkapkan bahwa “keberanian adalah rasa takut yang telah disertai dengan doa”.
Ungkapan ini secara nyata dialami oleh Maria dan Yusuf ketika mereka menghadapi situasi kehidupan yang sulit dan sangat menakutkan. Maria mengalami kebingungan dan terus bertanya dalam hati dan doanya, mengapa aku Tuhan? aku kan hanya seorang wanita biasa dari keluarga yang biasa-biasa, berasal dari Nazaret, tempat yang diabaikan dan tidak pernah diperhitungkan. Mengapa aku Tuhan? aku kan telah bertunangan dan jika aku hamil di luar pernikahan, maka semua orang di kampungku akan menyeret dan melempariku dengan batu, sesuai dengan hukum yang berlaku. Tapi……jika itu yang menjadi kehendakMu ya Tuhan, aku ini hambamu, lakukanlah sesuai dengan rencanaMu, pakailah hidupku agar bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Demikian juga pergumulan yang terjadi dalam diri Yusuf, mengapa aib ini harus terjadi pada tunanganku? aku sungguh mengasihinya dan kita sudah berjanji akan saling menjaga hidup yang kudus dihadapan Allah. Mengapa peristiwa ini terjadi dalam kehidupanku, kala aku berada di ambang kebahagiaan akan menikahi dambaan hatiku? Yusuf mengalami ketakutan, kebingungan, namun ia berserah pada kehendak Tuhan.
Pilihan dan panggilan Tuhan untuk menghadirkan Kristus dalam diri seseorang ternyata mengandung resiko yang tidak ringan dan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Namun apapun resiko yang harus dihadapi, seseorang pasti akan punya keberanian untuk menghadapinya, asal kan tetap taat dan berharap dalam doa akan penyertaan dan campur tangan Tuhan.
Penjelasan:
Natal adalah sesuatu yang khusus bagi setiap orang percaya, dan identitas yang tidak dapat dipisahkan dari kekristenan. Ada banyak orang atau tetangga yang tidak pernah kita lihat pergi ke gereja, tiba-tiba di bulan Desember, ada pohon Natal di rumahnya, bahkan dia sendiri pergi ke gereja. Memang, Natal adalah identitas kekristenan, tetapi seringkali kita hanya disibukkan dengan hal-hal lahiriah, sehingga tidak dapat memahami makna Natal yang sebenarnya. Melalui Matius 1:18-25, ada tiga perkara penting yang harus selalu kita ingat saat merayakan Natal:
Natal berbicara tentang Allah yang peduli dengan manusia
Dunia ini telah menjadi dunia yang egois, sehingga sulit menemukan orang yang peduli dengan orang lain. Akibatnya, dunia ini terasa kacau, hidup lebih menyakitkan, karena masing-masing orang hanya peduli pada kepentingan dan kesenangannya sendiri. Oleh sebab itu, ada jurang yang semakin tajam dalam hidup ini: yang kaya semakin bertambah kaya, dan yang miskin semakin ditekan sehingga semakin miskin.
Kekristenan yang sejati tidak mementingkan diri sendiri. Alkitab berkata “pergi dan jadikan sekalian bangsa muridKu”, secara kekristenan itu memang berbicara tentang penginjilan, tetapi secara sosial, itu berbicara bagaimana Allah mengajarkan kita untuk peduli dengan orang lain.
Ø Allah unik dalam jalanNya
Allah kita unik dalam jalanNya, dengan kata lain jalanNya sulit untuk kita pahami. Kita memang tidak percaya bahwa Allah beranak dan punya anak, tetapi yang kita percayai yakni bahwa Allah telah turun menjadi manusia, dan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehNya manusia dapat beroleh keselamatan selain di dalam nama Yesus.
Allah unik dalam jalanNya, sehingga kita tidak tahu sampai kapan, tidak tahu mengapa, dan tidak tahu bagaimana. Tetapi kita tahu, bahwa rencanaNya pasti akan digenapi dalam hidup kita. Itulah mengapa kita tidak berkecil hati. Di balik keunikan jalanNya, Allah membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal, dan tidak pernah mempermalukan orang yang berharap kepadaNya.
Ø Kasih Allah belum lengkap tanpa respon manusia
Memang, Allah memberitahukan semuanya kepada Yusuf. Tetapi Yusuf tidak akan menerima dan mengalami segala sesuatu jika dia tidak meresponinya. Artinya, tidak hanya Allah yang berbuat, tetapi Yusuf juga perlu melakukan sesuatu. Allah tidak membutuhkan siapapun yang tidak mau meresponiNya. Alah tidak membutuhkan seseorang karena kebesaran atau kehebatannya, melainkan seseorang yang mau meresponiNya.
Kasih Allah belum lengkap tanpa respon manusia. Kasih Allah yang sepihak itu harus menjadi kasih yang lengkap ketika kita meresponiNya. Allah telah melakukan segalanya untuk kita, dan waktu kita meresponi kasihNya, di sana kita bisa melihat indahnya kuasa Natal. Mungkin, ada banyak hal baik yang belum terjadi dalam hidup kita, karena kita tidak meresponiNya. Karena Yusuf mau meresponi, maka Yusuf melihat pertolongan Tuhan, Ketaatan akan selalu mendatangkan hasil bagi orang percaya.
Dalam kisah yang dicatat Matius di perikop ini lebih menceritakan mengenai pergumulan seorang manusia bernama Yusuf dalam menanggapi rencana besar Allah bagi manusia. Beberapa kali Matius menekankan bahwa peristiwa kelahiran Yesus ini adalah karya Allah Roh Kudus dan pesan ini pun disampaikan malaikat Tuhan kepada Yusuf. Dengan kata lain penulis kitab berusaha mengajak kita melihat bahwa semua proses kelahiran Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah, bukan hanya kepada Maria, tetapi juga kepada Yusuf yang mendapat pesan khusus melalui sebuah mimpi. Allah menggunakan malaikat sebagai pengantara untuk menyampaikan pesan kepada Yusuf agar jangan menceraikan Maria. Bahkan kelahiran Yesus ini pun sudah direncanakan Allah jauh pada zaman sebelum mereka, dan sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian jelaslah bahwa Allah sudah mempersiapkan rencana keselamatan bagi manusia sejak lama, bahkan sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej.3:15). Dalam menggenapkan rencanaNya, Allah memakai orang-orang tertentu, baik itu para nabi di zaman PL, Yohanes Pembaptis yang hidup di antara zaman PL dan PB, hingga yang terdekat melalui Yusuf dan Maria. Masing-masing pribadi ada peranan secara khusus, bahkan termasuk para malaikat sebagai pembawa berita. Yusuf dan Maria memainkan peran yang Allah percayakan kepada mereka dengan ketundukan pada rencana Allah. Yusuf dan Maria mau dipakai Allah dan itu ditunjukkan melalui ketaatan mereka dan kesediaan mereka untuk menjalani hidup seperti yang Allah tentukan bagi mereka, walau ada risiko atau kesulitan yang harus dihadapi karena ketaatan tersebut. Namun Yusuf tidak melarikan diri, melainkan percaya bahwa Anak itu adalah Imanuel. Hingga hari ini Allah masih bekerja menggenapkan pekerjaanNya melalui manusia-manusia, diantaranya adalah kita. Sediakah kita menjadi orang kepercayaan Allah? Orang kepercayaan yang tetap setia mengerjakan kehendak Allah dengan taat, bahkan ketika ada risiko/kesulitan yang kita hadapi? Menjelang peringatan Natal, mari merenungkan dan mengambil tindakan atas pertanyaan: Apa yang akan kita lakukan bagi Allah untuk menunjukkan kepadaNya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercayaiNya?
Tuhan ingin kita juga memiliki hidup yang taat kepada Firman Tuhan. Tuhan ingin kita seperti Yusuf mencintai Firman Tuhan, menggumuli dan melakukannya dalam hidup. Ketaatan kita kepada Firman Tuhan akan membentuk karakter hidup kita semakin lama semakin baik, menjadikan kita bijaksana dalam hidup dan bahkan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain. Ketaatan kita kepada Firman Tuhan akan memproses hidup kita semakin berkualitas dan memuliakan Dia. Persoalannya, sudahkah Firman Tuhan mengubahkan hidup kita? Atau Firman Tuhan hanya penghias bibir kita; hanya menambah pengetahuan kita. Apakah Firman Tuhan sudah kita praktekkan dalam hidup kita. Seberapa banyak Firman Tuhan mengubahkan hidup kita. Atau kita di gereja mengangguk-angguk tetapi setelah keluar dari gereja kita lupa dengan apa yang kita iyakan di dalam gereja?
Pada waktu Yusuf hendak melaksanakan rencanaNya itu, ternyata Malaikat Tuhan datang berbicara kepada Yusuf lewat mimpi. Tuhan mencegah niat Yusuf untuk menceraikan tunangannya itu. Sebelumnya, Yusuf sama sekali tidak tahu rencana keselamatan dari Tuhan. Itu sebabnya, melalui mimpi Tuhan berfirman kepada Yusuf bahwa anak dalam kandungan Maria itu berasal dari Roh Kudus. Anak dalam kandungan yang kelak disebut Yesus itu sedang menjalankan misi penebusan bagi dosa manusia. Maria dan Yusuf dilibatkan dalam misi itu. Oleh sebab itu Yusuf diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai istrinya.
Sebenarnya perintah dari Tuhan bukanlah hal yang gampang bagi Yusuf. Ia bisa saja tidak MENTAATI PERINTAH TUHAN ITU. Pertama, peristiwa itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa maria mengandung dari roh kudus. Kedua, Jika Yusuf mengambil Maria sebagai Istrinya, maka ia tentu akan memiliki TUGAS yang sangat tidak gampang dalam rencana Allah. Saudara lihat dalam perjalanan berikutnya, bagaimana Yusuf membawa keluarganya mengungsi ke Mesir karena ancaman Herodes. Yusuf kemudian membawa keluarganya ke Nazaret dan bersama dengan Tuhan Yesus hidup disana. Saudara juga ingat bagaimana Yusuf dengan Maria berusaha mencari Yesus di bait Allah ketika ia berumur 12 tahun. Tugas dan tanggung jawab Yusuf besar. Apakah Yusuf menolak? Ternyata tidak.
Dalam ayat 24 dikatakan “sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat itu kepadanya.” Yusuf tidak bersoal jawab dengan Tuhan; Yusuf tidak mengajukan sejumlah argumentasi atau alasan untuk menolak perintah Tuhan. Yusuf TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN MENTAATI perintah Tuhan.
Kehebatan atau kemampuan luar biasa yang kita miliki ketika mendengar perintah Tuhan adalah mengajukan banyak sekali alasan-alasan untuk menolak perintah Tuhan. Tuhan memberikan banyak perintah kepada kita, namun banyak sekali alasan yang kita kemukakan untuk menolak perintah Tuhan.
- Perintah untuk beribadah kepada Tuhan dengan setia. Alasan: ada tamu, ada
undangan, sakit perut, pekerjaan banyak, capek, waktu untuk keluarga.
- Perintah untuk melayani Tuhan: Alasan: tidak ada waktu, saya tidak suka orang itu.
- Masih banyak perintah lain yang kita tidak patuhi dengan alasan-alasan yang begitu
banyak. Amin. Dari berbagai Sumber
Langganan:
Postingan (Atom)