Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Minggu, 23 Juni 2013
"YANG MAHAMULIA" Yehezkiel 1:15-28
Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. (Yehezkiel 1:28b)
Jika kita mencoba membayangkan atau berimajinasi mengenai kemuliaan Tuhan, kita akan menemui kesulitan karena keterbatasan kita. Pengarang atau penyair terbaik sekalipun tak akan dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Pelukis sekaliber Picasso juga tak akan mampu menuangkannya di atas kanvas. Pencipta lagu dan penyanyi tak akan bisa melantunkannya. Pemahat patung kelas dunia pun tak akan sanggup memahat sosok mulia ilahi.
Begitu juga yang dialami Yehezkiel. Betapa ia terbata-bata ketika melihat kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan terlalu dahsyat untuk dapat diuraikan. Tidak heran, ketika kita membaca upaya Yehezkiel menggambarkannya, semakin banyak kata digunakan justru semakin bingung kita membayangkannya. Coba bayangkan ay. 15-28a, misalnya. Sangat sulit, bukan? Karena itu, hanya satu hal yang Yehezkiel perbuat tatkala diperhadapkan pada kemuliaan Tuhan yang begitu dahsyat: sujud menyembah dalam kerendahan hati (ay. 28).
Allah yang Mahamulia, yang jauh melampaui pikiran manusia, tidak bisa digambarkan oleh apa pun di muka bumi ini. Manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang disebut gambar Allah (Kej. 1:26-27). Manusia diciptakan Allah dengan menyandang citra Allah (imago Dei), untuk menyatakan kemuliaan Allah. Nah, apakah hidup kita—perkataan, pikiran, dan perbuatan kita—sudah memuliakan Tuhan? Oleh Yesus Kristus, Sang Manusia Sejati, kita dikuduskan agar layak memuliakan Allah dan mengasihiNya! Mari kita yakinkan diri kita dahulu bahwa Yesus benar-benar Tuhan dan Allah yang kita kasihi ditengah-tengah kehidupan kita dan tiada yang lain selain dari pada Dia yang telah mati dan bangkit untuk kita. “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6:5).
Kasih adalah dasar bagi kita mengenal Kemuliaan Kristus, jika kita memang benar mengasihi Yesus, maka sesulit apapun hidup yang akan kita jalani kita akan tetap setia; apapun yang kita lakukan akan menjadi kemuliaan bagi Tuhan. Semua yang akan kita perbuat adalah karena kasih kita kepada Allah. Hidup baru di dalam Kristus adalah: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku” (Galatia 2:20). RHL
MULIAKANLAH ALLAH DENGAN SELURUH ASPEK KEHIDUPAN KITA KARENA HANYA DIA YANG PATUT DISEMBAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar