Rabu, 05 Januari 2011

Mateus 14: 22 - 33

Rancangan Khotbah Keb. Rumah
Mateus 14 : 22 – 33

Pendahuluan/Penjelasan:

Sebelum perikop ini, sudah lebih dahulu diuraikan tentang kuasa-kuasa yang diperbuat Yesus
( menyembuhkan seorang yang sakit kusta 8:1-4; hamba seorang perwira 5-13; ibu mertua Petrus 14-17 angin ribut diredakan 23-27 dua orang yg kerasukan 28-34 orang yg lumpuh disembuhkan 9:1-8 anak kepala rumah ibadat-perempuan yang sakit pendarahan memberi kuasa kepada murid-murid-Nya atas roh-roh jahat 10:5-15 dan lain2), yang menjelaskan bahwa Dia berkuasa atas sakit penyakit, atas kematian atas roh-roh jahat atau setan, dan dibalik penyembuhan ilahi itu terkandung inti dari pengajaran-Nya yaitu: memperhatikan kehidupan kita baik pribadi-pribadi maupun kelompok dan massa. Dengan semua peristiwa itu orang semakin mengenal siapa Dia. Ia adalah anak manusia yang dijanjikan Allah lewat para nabi, Ia datang untuk memberikan pengampunan dosa.
Dalam perikop khotbah ini, lebih dahulu dijelaskan bahwa Ia segera memerintahkan para murid-muridNya naik ke perahu untuk menyeberangi danau, dan sementara itu Ia menyuruh orang banyak itu pulang; mengapa Tuhan Yesus memaksa mereka demikian....? Menurut Yoh 6:15 bahwa orang banyak itu menghendaki supaya Ia menjadi raja, raja orang Jahudi, begitu juga maksud para murid-Nya menjadikan Dia seorang raja. Namun, bagi Yesus rencana itu adalah rencana yang berbahaya. Suatau cobaan dari iblis untuk mencobai Dia dari segi kuasa dan kemuliaan duniawi. Oleh sebab itu, Ia berpisah, mereka disuruh sendirian naik perahu untuk menyeberangi danau itu, dan Ia masih tinggal sendirian di daratan sendirian. Setelah Ia berdoa, maka Ia melihat perahu para murid-Nya telah berada di tengah danau. Perahu itu sedang digoncang oleh gelombang laut karena angin sakal. Mereka kepayahan mendayung perahu supaya jangan tenggelam. Dan kira-kira jam tiga malam, ketika itulah Ia datang menolong dengan kualitas yang prima, Ia berjalandiatas air, mereka terkejut dan menyangka itu hantu sehingga menimbulkan ketakutan, namun setelah Yesus berseru “tenanglah” mereka baru percaya. Petrus segera menginginkan peristiwa ajaib itu dialaminya, tetapi karena rasa ketakutan dan keyakinan yang masih kurang ia tenggelam.

Penerapan/Kesimpulan:

Dari peristiwa Yesus berjalan di atas air dan meredakan angin sakal, nyatalah beberapa pelajaran tentang pribadi Yesus:
1. Ia berkuasa atas angin sakal seperti halnya terhadap kuasa-kuasa jahat atau setan.
2. Iman murid-murid (teristimewa Petrus) yang kurang itu, dituntut untuk lebih percaya terhadap kuasa yang diperbuat-Nya.
3. Yesus tidak saja melayani orang banyak, tetapi juga memberi perhatian terhadap individu (Petrus) bahkan kepada kelompok murid-Nya di dalam perahu di tengah danau, bagiNya nilai pribadi-pribadi dan nilai orang banyak adalah sama. Ia bukan hanya mengajar dengan baik dan penuh hikmat seperti khotbah di atas bukit, tetapi juga mempraktekkan apa yang diucapkan-Nya.
Ada beberapa yang dapat kita terapkan dalam kehidupan Gereja dari peristiwa ini:
1. Kita harus senantiasa mengucap syukur kepada Dia, percaya dan menyembah Dia, karena Yesus berkuasa atas segala kuasa, atas angin sakal yang melanda kehidupan ini dan juga penyakit yang melanda hidup kita.
2. Janganlah Gereja dan kita bersandar kepada kemampuan dan kekuatan kita, tetapi hendaklah Gereja dan kita semata-mata bersandar kepada kuasa Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Amin RHL

Tidak ada komentar: