Adilkah itu...? demikian satu kalimat pertanyaan dalam satu tulisan seorang penulis yang membahas tentang korupsi. Kita yakin bahwa negara kita cukup makmur, subur, dan kaya yang seharusnya cukup untuk memberi kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tetapi kenikmatan hanya dimiliki oleh sekelompok manusia saja. Kita lihat saja anggota DPR yang terhormat sudah gajinya gede, malah harus disuguhi lagi dengan ratusan juta untuk memutuskan satu UU atau Peraturan. Gubernur, Walikota dan Bupati.... semuanya berlomba untk mencari kenikmatan sendiri, tanpa pernah memikirkan bahwa masih banyak masyarakat yang jauh dibawah garis kemiskinan, yang untuk makan sajapun kurang.
Kami bergerak menuntut kebenaran dan keadilan...! demikian terdengar teriakan-teriakan dari ratusan demonstran yang menentang apa yang dinamakan "menuntut hak-hak sipil". Demikian lah berbagai macam seruan dalam zaman kita ini yang terdengar menyinggung soal kebenaran dan keadilan. Dunia perlu kebenaran akan tetapi kebenaran yang diperlukan itu tampaknya telah diganti dengan kepalsuan dan kemunafikan, penipuan dan dusta. Manusia mencari keadilan, akan tetapi yang muncul adalah hal-hal yang tidak wajar, tindakan sewenang-wenang, sandiwara keadilan, pertunjukan kekuasaan dan kekuatan serta kekejaman.
Orang banyak bertanya...! "Apakah sebenarnya kebenaran itu"..? Dimanakah sumber kebenaran itu...? Ada orang yang langsung menjawab: Suara hati nurani adalah hal yang menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Banyak orang berpegang pada akal pemikiran dan logika sebagai ukuran, dan ada pula yang menentukan persoalan kebenaran itu atas dasar kebiasaan atau opini yang populer.
Manusia yang bersifat fana ini cenderung berharap pada pemikiran sendiri atau pada suara hati nurani sendiri. Akan tetapi apabila manusia hanya bergantung pada batasan ukuran ini, maka ia akan melihat dan percaya terhadap perbuatan dusta dan kepalsuan sebagai perbuatan kebenaran, yang seperti ini akan jatuh kedalam mala petaka. Yes 5:20 berkata: "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang menguah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit". Lebih jauh dikatakan dalam Roma 1: 22,25a : "Mereka berbuat seolah-olah merekapenuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta...! Kebenaran menurut pendapat manusia adalah relatip sekali, kecuali jika kebenaran itu adalah menurut kehendak Allah.( 2 Tim 3;16; Joh 14:6). Karena itu Carilah Tuhan dan takutlah akan Dia, maka kita akan memperoleh Kebenaran itu. Kebenaran dan keadilan adalah mutlak diperlukan oleh tiap bangsa didunia ini, oleh tiap manusia. Joh 8:32.
Maka berjalan dalam kebenaran Tuhan tidaklah cukup diperoleh melalui ritus, ritual atau pengajaran keagamaan. Kita semua sebenarnya telah tahu apa yang baik dan jahat. Apalagi kini kita telah mampu mengakses berbagai informasi dan pengetahuan yang tanpa batas melalui berbagai fasilitas multi-media dan alat komunikasi. Tetapi seluruh pengetahuan kita tersebut sama sekali tidak menyelamatkan dan menolong kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan. Mereka sekedar alat penunjuk jalan, tetapi bukan jalan. Padahal kita membutuhkan jalan kebenaran yang sesungguhnya. Jalan kebenaran Tuhan yang sesungguhnya adalah sang Kristus. Sebab Dialah sang busur Allah di mana Allah telah mengungkapkan seluruh kasih karunia dan keselamatan di dalam namaNya. Dengan karya penebusanNya Kristus telah membinasakan dan menghancurkan seluruh kuasa dosa, sekaligus Dia menjaga umatNya sebagai gembala yang baik. Jika demikian, apakah kehidupan kita telah berpola kepada kehidupan Kristus yang mau merendahkan diri saat Dia dibaptiskan, mau diuji dan dicobai saat Dia berada di padang gurun dan mau memberitakan Injil keselamatan agar tercipta keselamatan yang utuh? Untuk itu kita perlu merespon panggilan Kristus untuk terus bertobat dan memberlakukan Injil dalam kehidupan kita sehari-hari. Amen
3 komentar:
Good good good......
Thx....! God Bless You
Saya mengucapkan terimakasih bila anda memberi komentar atas tulisan di blog ini
Posting Komentar