Terus Mengasah Pikiran
Pada usia lanjut, bagaimana Musa mengungkapkan
keinginannya memperdalam hubungannya dengan Allah?
Pengalaman hidup diperoleh seiring dengan
berlalunya waktu. (Ayub
12:12) Namun, kemajuan rohani tidak otomatis diperoleh dengan bertambahnya
usia. Jadi, ketimbang sekadar mengandalkan cadangan pengetahuan yang diperoleh
dahulu, hamba-hamba Allah yang loyal berupaya ’menambah ilmunya’ seraya tahun
demi tahun berlalu. (Amsal 9:9)
Sewaktu diberi tugas oleh Yehuwa, Musa berusia 80 tahun. (Keluaran 7:7)
Pada zamannya, hidup hingga usia itu tampaknya dianggap luar biasa, karena ia
menulis, ”Masa hidup kami tujuh puluh tahun; dan . . . karena
memiliki keperkasaan khusus, delapan puluh tahun.” (Mazmur 90:10)
Namun, Musa tidak pernah merasa terlalu tua untuk belajar. Setelah puluhan
tahun melayani Allah, menikmati banyak hak istimewa, dan mengemban berbagai
tanggung jawab yang serius, Musa memohon kepada Yehuwa, ”Beri tahukanlah
kiranya jalan-jalanmu kepadaku, agar aku mengenal engkau.” (Keluaran 33:13)
Musa selalu ingin memperdalam hubungannya dengan Yehuwa.
=Bagaimana Daniel terus mengasah pikirannya hingga usia 90-an, dan apa
hasilnya?
Nabi Daniel,
kemungkinan saat berusia 90-an, masih sibuk menyelidiki tulisan-tulisan kudus.
Apa yang ia pahami dengan mempelajari ”buku-buku”—antara lain mungkin Imamat,
Yesaya, Yeremia, Hosea, dan Amos—mendorongnya untuk mencari Allah melalui doa
yang sungguh-sungguh. (Daniel 9:1, 2)
Doa itu dijawab sewaktu ia diberi penglihatan mengenai kedatangan Mesias dan
masa depan ibadah yang murni.—Daniel 9:20-27.
Usia tua tidak mesti menjadi penghalang untuk
mempelajari konsep-konsep yang baru dan sulit. Orang-orang berusia 60-an,
70-an, dan 80-an tidak menjadi penghalang Memberitakan Injil krn (Markus 13:10)
”Allah senang akan
korban-korban yang demikian”. Sungguh besar berkat yang kita nikmati karena
adanya orang-orang yang loyal di antara kita!—Ibrani 13:16.
#.
Bagaimana usia
lanjut Daud menambah bobot kata-kata
yang dicatat di Mazmur
37:23-25?
Meskipun Daud sering
mengalami perubahan keadaan , ia tetap yakin bahwa perhatian Allah kepada
hamba-hamba-Nya yang loyal tidak pernah berubah. Menjelang akhir kehidupannya,
Daud menggubah nyanyian yang kini dikenal sebagai Mazmur 37.
@.
Bagaimana rasul Yohanes
menjadi teladan kesetiaan sekalipun mengalami kemerosotan fisik dan usia
lanjut?
Di Patmos, ia diberi penglihatan berupa
Penyingkapan yang membangkitkan rasa takut, yang dengan cermat ia tuangkan ke
dalam tulisan. (Wahyu
1:1, 2) Menurut pendapat umum, ia dibebaskan dari pengasingan pada
pemerintahan Kaisar Romawi Nerva. Setelah itu, kira-kira pada tahun 98 M,
kemungkinan sewaktu berusia 90 atau 100 tahun, Yohanes menulis Injil dan ketiga
surat yang menyandang namanya.
Riwayat
Ketekunan yang Tidak Akan Pudar
%. Bagaimana
orang-orang yang telah terganggu kesanggupan berkomunikasinya bisa menunjukkan
pengabdian mereka kepada Allah?
Meskipun tidak bisa
mengutarakannya dengan kata-kata, mereka mengatakan kepada Allah dalam hati,
”Betapa kucintai hukummu! Sepanjang hari, itulah yang kupikirkan.” (Mazmur 119:97)
Allah sendiri mengenal orang-orang yang ”memikirkan namanya”, dan Ia menghargai
betapa berbedanya orang-orang seperti itu dibandingkan dengan mayoritas umat
manusia, yang sama sekali tidak memedulikan jalan-jalan-Nya. (Maleakhi 3:16; Mazmur 10:4)
Betapa menenteramkan untuk tahu bahwa Allah senang akan renungan hati kita!—1 Tawarikh 28:9; Mazmur 19:14.
Apa Jawaban Saudara?
• Mengapa usia tua
tidak mesti menghambat seseorang untuk mencapai sesuatu?
• Bagaimana
saudara-saudari lansia dapat terus menunjukkan pengabdian yang saleh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar