Bagaimana
caranya menyukakan hati Tuhan?
Kita menyukakan hati Tuhan dengan perbuatan nyata, yaitu bagaimana dalam
seluruh langkah hidup kita memperoleh perkenanan Tuhan. Maksudnya, melakukan
segala sesuatu dengan sikap hati yang benar. Di mana pun dan kapan pun dan
melalui segala apa pun juga Tuhan menghendaki kita melakukan segala hal dengan
sikap hati yang benar.
Sikap
hati yang benar ini sejatinya bukan untuk kepentingan Tuhan, sebab Ia tidak membutuhkan apa-apa
dari diri kita. Tetapi Ia menghendaki agar ciptaan-Nya yang juga adalah
anak-anak keturunan-Nya memiliki
karakter seperti diri-Nya. Bapa di surga adalah sempurna, maka kita pun
harus sempurna (ay. 48). Seperti
apakah sikap hati yang menyenangkan hati-Nya itu? Sebelum berkata “Kamu harus
sempurna,” Tuhan Yesus menasihati agar orang percaya tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan, tetapi harus mengasihi musuh. Bila orang menampar pipi kanan,
kita memberi pipi kiri; kita harus mendoakan orang yang menganiaya kita. Agar
kita mempedulikan sesama kita yang membutuhkan pertolongan tanpa sikap
diskriminatif, Ia mengatakan bahwa Bapa juga memberi hujan dan matahari kepada
semua orang tanpa memandang muka. Itulah contoh perbuatan nyata yang memperoleh
perkenanan Tuhan.
Kalau kita simak
Keluaran pasal 21 ternyata ini merupakan peraturan-peraturan
yg diberikan Tuhan kepada para pemimpin Israel untuk menegakkan keadilan di
antara orang-orang Israel supaya tidak terjadi kekacauan , anarki, perang antar suku, dsb. Jadi ini adalah hak
dari pemerintah yg menjadi hukum untuk mengatur keadilan bagi suatu bangsa. Roma 13:1-2, 4 mengatakan bahwa
pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan kemarahan Allah atas mereka yg
berbuat jahat! Jadi sebenarnya yg dimaksud dengan firman "mata ganti mata,
dst" adalah peraturan/hukum yg diberikan oleh suatu pemerintah untuk
menegakkan keadilan bagi rakyatnya.
Ayat 39 mengatakan
supaya kita jangan melawan orang yg berbuat jahat bahkan kalau ditampar pipi
kanan hendaklah kita memberikan pipi kiri kita. Sepertinya ayat ini tidak masuk
akal. Masakah Allah mengajarkan kita untuk pasrah saja, diam saja ketika
berhadapan dengan orang jahat? Yang dimaksud dengan ayat ini bukanlah supaya
kita pasrah saja menghadapi kejahatan.
Yak 4:7 mengatakan supaya kita tunduk kepada Allah tetapi melawan si Iblis. Ef
6:18 juga mengajarkan supaya kita melawan kejahatan. Jadi yg dimaksud di sini
adalah janganlah mendendam karena
dijahati oleh orang lain. Janganlah suka membalas perbuatan jahat orang
lain. Menampar pipi kanan berarti menampar dengan punggung tangan. Hal ini
merupakan penghinaan bagi orang Yahudi. Bahkan ketika kita dihina oleh orang
lain janganlah mendendam karena dendam itu tidak baik. Anak Tuhan hendaklah
belajar untuk memiliki kasih Kristus, memiliki
pengampunan terhadap orang-orang yg bersalah kepada kita. Bukankah Yesus
juga mengajar kita untuk berdoa mohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan
kita seperti kita juga mengampuni orang-orang yg bersalah kepada kita? (Mat
6:12)
Ayat 40: Pada zaman Yesus,
kalau orang yg tidak mampu suka menggadaikan bajunya sebagai jaminan atas
hutangnya. Tetapi jarang yg mau menggadaikan jubahnya karena jubah adalah
sebuah primer bagi orang Yahudi pada zaman itu. Jubah dipakai untuk melindungi
tubuh dari teriknya matahari di siang hari dan melindungi tubuh dari dinginnya
angin gurun di malam hari. Arti dari ayat ini adalah untuk mengajar kita
belajar untuk mengalah kepada orang lain.
Ayat 41 merupakan
suatu kebiasaan yg terjadi pada zaman itu. Biasanya merupakan suatu paksaan yg
dilakukan oleh tentara Roma terhadap orang Yahudi untuk melakukan suatu
pekerjaan (Bandingkan Mat 27:32). Orang sering melakukan suatu pekerjaan,
tindakan karena terpaksa. Setiap orang yg melakukan sesuatu karena terpaksa
biasanya menghasilkan hal-hal yg negatif, mematikan kreativitas; tidak ada suka
cita, yg ada hanyalah perasa19:18 an tertekan dan kedukaan. Sebaliknya kalau
orang yg berpikir positif melakukan apa saja yg semula terpaksa akan
menghasilkan hal-hal yg positif untuk dirinya maupun untuk orang lain. Ayat 41-42 ingin mengajarkan kita supaya
janganlah memikirkan diri sendiri, hanya mau melakukan hal-hal yg kita
sukai saja. Padahal sebenarnya kita juga bisa melayani orang lain meskipun
terkadang kita tidak menyukai hal itu. 1 Kor 10:31 mengatakan supaya kalau kita
melakukan sesuatu hendaklah itu dilakukan untuk memuliakan Tuhan. Suka atau
tidak suka kita harus belajar untuk melayani sesama kita.
Ayat 43 merupakan
tafsiran dari para rabi Yahudi padahal aslinya tidak begitu. Imamat 19:18
mengatakan suapay janganlah kita menuntu balas, janganlah dendam dan hendaklah
kita mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Ayat 44 yg mengatakan
supaya kita mengasihi musuh kita sepertinya tidak realistis. Secara natural
kita mengasihi orang yg mengasihi kita dan membenci orang yg tidak kita sukai.
Terlebih lagi untuk mengasihi musuh kita. Sulit!!! Tetapi masalahnya Gal 5:23
mengatakan bahwa salah satu dari buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Kalau
Roh Kudus ada di dalam diri kita maka seharusnya ada penguasaan diri sedemikian
rupa, ada kesadaran untuk belajar mengampuni dan menerimanya. Ayat 44 ini juta
mengajarkan kita berdoa untuk orang yg menjadi musuh kita. Mengapa? Allah bukan
hanya meminta kita untuk mengampuni orang yg bersalah terhadap kita dan
menerimanya. Tetapi selain itu kita juga harus mendoakan dia karena hanya
Tuhanlah yg mampu mengubah manusia. Kita percaya Tuhanlah yg menciptakan
manusia. Sebagai yg membuat manusia hanya Tuhan yg mampu untuk mengubah dan
membentuknya. Hal ini ingin mengingatkan kita untuk selalu menyertai Tuhan
dalam segala perbuatan.
Ayat 45-48 ingin mengajarkan kita bahwa anak Tuhan
harus serupa dengan Bapaknya. Zaman dulu orang tua sering berpesan supaya
hendaklah setiap keturunan menjaga nama baik nenek moyang mereka. Jadi arti
sempurna dalam ayat 48 ini bukan berarti kita harus sama seperti Tuhan seratus
persen. Yang dimaksud dengan sempuran di sini adalah memiliki kedewasaan penuh,
bukan seperti anak-anak lagi tetapi dewasa dalam pemikiran dan tindak tanduk
kita. Kasih Tuhan seperti matahari yg bersinar untuk orang baik dan orang
jahat. Jadi hendaklah kita jangan suka memilih-milih kalau hendak mengasihi
atau melayani.
Kesimpulan:
Ajaran yang diberikan oleh Yesus walau sulit bukan berarti sesuatu yang tidak mungkin.Yesus adalah model kita,melalui kasih dan pengampunanNya terhadap mereka yang menganiayaNya (Luk.23:34).Seorang penulis Kristen Alfred Plummer (1841-1926) menulis: Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita dengan kebencian,iri dan dengki, membalas kebaikan dengan kebaikan adalah suatu hal yang manusiawi. Sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat ilahi.Kita tidak akan pernah bisa bahagia dan damai sejahtera jika masih menyimpan dendam dan kebencian.
Ajaran yang diberikan oleh Yesus walau sulit bukan berarti sesuatu yang tidak mungkin.Yesus adalah model kita,melalui kasih dan pengampunanNya terhadap mereka yang menganiayaNya (Luk.23:34).Seorang penulis Kristen Alfred Plummer (1841-1926) menulis: Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita dengan kebencian,iri dan dengki, membalas kebaikan dengan kebaikan adalah suatu hal yang manusiawi. Sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat ilahi.Kita tidak akan pernah bisa bahagia dan damai sejahtera jika masih menyimpan dendam dan kebencian.
Melakukan lebih
dari yang diharapkan oleh orang lain,ini menunjukkan sikap bahwa hidup dan
perbuatan kita yang tidak tergantung pada apa yang kita dengar dan apa yang
kita terima dari orang lain ( bnd Roma 12:2) .Hidup kita haruslah tergantung
dari pemeliharaan Allah,bagaimana Allah telah menunjukkan keadilanNya dengan
memberikan kita hidup dari apa yang telah Dia sediakan.
Panggilan untuk menjadi seorang kristen dan hidup
bermakna adalah panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Caranya dengan mencintai
Tuhan Allah melalui cinta terhadap sesama. Untuk itu kita harus memahami
kebutuhan dan perasaan orang lain. Kita harus belajar mengampuni dan meredakan kemarahan kita. Untuk itu kita
perlu menjalin hubungan erat dengan Tuhan. Bila ini sudah terjadi maka kita
akan mudah mengampuni kesalahan sesama. Bila kita rajin berdoa untuk
berkomunikasi dengan Tuhan maka segala masalah dapat kita selesaikan dengan
pertolonganNya.
Kuncinya
adalah komunikasi.
Segala masalah bisa kita komunikasikan secara terbuka. Bila hal ini kita
lakukan maka hidup kita akan mengalamai pertumbuhan dan perkembangan
pribadi. Komunikasi adalah saling tukar pikiran dan perasaan.
Perikop ini ingin mengajarkan kita untuk
bercermin sudahkah kita bersikap dewasa atau masih kekanak-kanakan? (Bandingkan
Ibrani 15:11-14). Sudahkan kita mencerminkan sifat dan karakter Allah di dalam
kehidupan kita sehari-hari?. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar