Sabtu, 17 Oktober 2015

Khotbah Minggu 18 Oktober 2015 Yeremia 8 : 4-7 Thema: “Yang Jatuh Bangun, Yang Berpaling Kembali”


Sejauh burung terbang mengepakkan sayapnya, tetapi ketika senja tiba maka burung pun akan kembali kesarang, masakan bangsa ini tidak tahu dan mau kembali ke jalan yang benar...? Siapa orang yang jatuh yang ‘tak ingin bangkit kembali?. Ada naluri yang alamiah bagi ciptaan Tuhan termasuk manusia untuk mengenali situasi dan kondisi yang terbaik baginya.
Secara alamiah manusiapun pastinya mengetahui kondisi fisiknya sedang prima atau kurang sehat.
Sejak awal penciptaan Tuhan telah menetapkan bahwa kondisi terbaik manusia adalah hidup dalam ketetapan dan perintah Tuhan, dalam Ulangan 28: 1 dikatakan: “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi “.
 Kondisi terbaik manusia tidak terlepas dari Firman yang keluar dari mulut Allah, sebab manusia dijadikan oleh Firman yang keluar dari mulut Allah. Maka kehidupan manusia tidak terlepas dari kesetiaan kepada Tuhan. Dalam Mazmur 119: 105 dikatakan: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.  

KEJAHATAN YEHUDA
Dosa apa saja yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda, tidak hanya dilakukan oleh bangsa itu, tetapi juga oleh para pemimpin dan para imam, bahkan dosa itu justru di awali oleh para imam dan pemimpin. Dosa tersebut diuraikan sbb :
Kejahatan para Imam (Pemimpin) :
1. Para Imam tidak lagi mencari Tuhan (Yer.2:8)
2. Mengajarkan kedamaian yang palsu (Yer.5:12)
3. Para imam dan nabi mencari keuntunga duniawi (Yer.6:13)
Kejahatan Rakyat/Bangsa itu (Kolektif) :
1. Menukar Allah dengan allah (illah) lain (Yer.2:11)
2. Membunuh, Berzinah , Bersumpah Palsu, membakar korban kepada Baal (Yer.7:9)
3. Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan Tofet di lembah Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya laki-laki dan perempuan, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. (Yer 7:31)

SUARA PERTOBATAN
Sedemikian dalamnya dosa dan orang Yehuda, bahkan sesuatu yang tidak pernah timbul didalam hati Tuhan sekalipun telah mereka lakukan. Allah memakai Yeremia untuk mengingatkan orang-orang Yehuda untuk mau meninggalankan dosa-dosanya menunjukkan Kasih Allah yang besar.
Bagaimana Kasih Allah tersebut diwujudkan dalam suara panggilan yang disuarakan Yeremia untuk bertobat :
Ayat (4) Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali ? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali ?
Ayat (5) Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus menerus ? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali.
Ayat (6b) Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya … Sambil berlari semua mereka berpaling, …
Keseluruhan Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak mempersoalkan berapa kali orang tersebut jatuh, atau kepada siapa mereka berpaling, tetapi yang dipertanyakan Allah adalah, tidak kah mereka mengingat siapa mereka sesungguhnya ? bangsa yang telah dibebaskan Allah dari perbudakan Mesir, masakan mereka akan terus jatuh ? Masakan mereka terus berpaling ?

Suara ini juga datang kepada kita hari ini, Allah memanggil anda, memanggil saya secara pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga, gereja lepas gereja bahkan memanggil kita sebagai bangsa untuk KEMBALI, tidak perduli SEBERAPA BESAR KESALAHAN DAN KETIDAK SETIAAN yang anda sudah lakukan, yang penting bagi Tuhan adalah Sdr/Saya  MAU KEMBALI KEPADNYA.
Suara ini juga datang kepada saya, sebagai Hamba Allah, ibu Bapak sebagai Majelis, Ibu Bapak sebagai Ibu dan Bapak didalam keluarga, yang dipercayakan Tuhan untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Masikah kita senantiasa memperbincangkan-nya sebagaimana perintah Allah kepada Yosua ”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati ... (Yos..1:8a) atau masikah kita bertekun dalam membaca kitab suci seperti yang permintaan Paulus kepada Timotius ? Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (1 Tim 4:13)
Atau kita sudah lebih suka memperbincangkan hal-hal lain yang pada akhirnya itu akan memberi keuntungan bagi kita pribadi lepas pribadi ?. Andai kita tidak lagi bersedia untuk MENYUARAKAN SUARA PERTOBATAN bagaimana mungkin mereka yang larut dalam dosa akan kembali ?
Kecaman Tuhan datang atas umatNya yang telah berpaling dari Tuhan bahkan menolak untuk kembali ke jalan Tuhan. Tidak ada rasa bersalah bagi mereka melakukan kejahatan, mereka telah kehilangan naluri sebagai umat Tuhan yang seharusnya menyadari bahwa jalan hidup yang mereka jalani telah salah arah.
Tuhan hendak menyadarkan umat Israel, bahwa mereka telah jatuh dan tersesat. Ada konsekuensi yang harus diterima ketika hidup manusia tidak lagi diterangi oleh Firman Tuhan. Penghukuman yang disuarakan kepada umat Israel adalah konsekuensi atas dosa yang telah mereka lakukan. Penderitaan yang akan mereka terima akibat hati yang bebal menolak uluran tangan Tuhan untuk membangunkan mereka untuk bangkit kembali.
Firman Allah menyapa kita saat ini melihat kembali kondisi kehidupan yang sedang kita lalui saat ini. Apakah kita sedang terjatuh atau telah tersesat salah arah. Tuhan menyuarakan kepada kita untuk mau bangkit dan kembali kepada kondisi semula.
Sebagaimana yang Tuhan katakan bahwa umat Israel tidak pernah mengatakan “Apakah yang telah kulakukan ini!”. Mereka tidak pernah sadar dan mengakui bahwa apa yang telah mereka lakukan telah menyalahi perintah Tuhan. Seperti yang ditulis oleh Paulus di 1 Tesalonika 5:21 “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”. Bahwa segala sesuatu yang kita perbuat dalam kehidupan ini harus kita uji. Dengan demikian dalam pengujian terhadap segala yang kita perbuat dalam hidup ini perlu menyediakan waktu untuk saat teduh dan membutuhkan pengenalan yang baik akan perintah Tuhan.
Tuhan yang telah menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus sebagai anugerah dan rahmat yang agung dari sorga menyatakan kehidupan yang benar kepada kita. Menyuarakan kepada kita untuk bangkit dari keterpurukan hidup dan berbalik arah kembali kepada kuasa Firman Tuhan. Kesempurnaan hidup kita tergantung pada ketaatan kepada Tuhan bukan perlawanan pada kehendak Tuhan.
Tuhan memahami dan melihat apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Dalam nas ini kita bisa melihat bagaimana kasih Allah yang tulus mau mengangkat manusia yang menuju kesengsaraan akibat dosa. Namun kenyataannya walaupun Firman Tuhan sering disuarakan dan diperdengarkan, masih banyak diantara jemaat Tuhan yang sampai saat ini merasa nyaman bahkan merasa tidak berdosa melakukan pekerjaan yang melanggar Firman Tuhan. 
Sikap bebal dan pengerasan hati terhadap sabda Tuhan sudah waktunya untuk dimusnahkan dan disingkirkan dalam hidup ini, supaya anugerah Tuhan masuk memberi kehidupan bagi kita. Mulailah untuk terbuka menerima tawaran keselamatan dari Tuhan. Dalam kesediaan menerima Tuhan bersabda atas hidup kita akan membuat kita semakin dalam mengenal Tuhan. Amen


Tidak ada komentar: