Selasa, 19 November 2013

Khotbah Minggu 10 Nopember 2013 GKI Waha Thema: "Allah Orang Yang Hidup dan BERIMAN TANGGUH"

Ayub 19:23-27a; Mazmur 17:1-9; 2 Tesalonika 2:1-5, 13-17; Lukas 20:27-38. Sokrates pernah berkata, “hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dihidupi”. Dalam kalimat tersebut, mengandung makna yang sangat dalam, yang mengatakan kepada kita, bahwa setiap manusia perlu ada waktu untuk berdiam sejenak dan berpikir tentang segala sesuatu dalam hidupnya, baik yang pernah dialami, maupun kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada masa depan dalam kehidupannya. Refleksi yang dalam dan rutin (saat teduh) akan menghantar kita pada suatu titik yang penting, di mana titik itu akan menjadi fokus kehidupan kita, bahkan menjadi kekuatan, dan menuntun kita untuk melakukan sesuatu dengan mengerti tujuannya. Istilah Rick Warren dalam hal ini, adalah, “kehidupan yang digerakkan oleh tujuan”. Dalam pembacaan Minggu ini, Ayub 19:23-27a; Mazmur Daud dalam pasal 17:1-9; dan 2 Tesalonika 2:1-5, 13-17, merupakan bagian-bagian ayat yang ditulis oleh orang-orang yang memiliki hidup reflektif yang kuat, dan jelas dalam kisah-kisahnya, mereka dalam hidup ini digerakkan oleh sebuah tujuan yang jelas dan terfokus. Yaitu Allah sebagai “the first”. Itulah sebabnya, ketika segala macam kondisi dan masalah yang sedang melanda (Ayub dan Mazmur 17:1-9), dan akan melanda (2 Tesalonika 2:1-5;13-17), para tokoh Alkitab tetap teguh pada pengajaran yang benar yang telah mereka terima dari para nabi dan rasul . Pada bagian Injil Lukas 20:27-38, Yesus pun memakai fokus, “the first” itu untuk menjawab pertanyaan orang Saduki yang tidak memiliki landasan teologia yang jelas. Yesus memakai frasa pada Lukas 20:38 yang persis sama dengan Ayub 19 : 25, yaitu, “Tuhan itu hidup.” Inilah teologia yang jelas dan merupakan hasil refleksi Daud, sehingga ketika masalah dalam hidupnya datang, dia mencari Allah yang hidup, dan ketika kedurhakaan akan datang, Paulus menasehatkan jemaat Tesalonika untuk tetap berpegang pada iman kepada Tuhan sebagai sumber segala sesuatu yang benar, atau kebenaran itu sendiri. Refleksi di atas mengajak kita untuk memiliki fokus hidup, di tengah-tengah dunia yang kompleks ini. Bukan hanya bersiap –siap menghadapi pengajaran yang sesat, tetapi juga sebagai perisai dalam menghadapi kesesakan atau pergumulan hidup. Bersama dengan Allah, kita hidup, sebab Dia adalah Allah “orang hidup” Kitab Ayub menampilkan sosok seorang beriman yang tangguh bernama Ayub dalam menghadapi penderitaan. Atas seiizin Tuhan ia mendapat ujian iman. Satu persatu segala miliknya diambil mulai dari anak-anaknya dan harta miliknya. Namun Ayub tetap setia kepada Tuhan “ Tuhan sudah memberi, Tuhan yang mengambil kembali, terpujilahTuhan” ( Ayb 1: 21`) Atas kekokohan iman itu Ayub mendapat ujian kedua. Ia mendapat penyakit yang menjijikan ditambah sikap istrinya yang tidak memberi dukungan moral malah menyuruh Ayub untuk mengutuk Tuhan lalu mati. Tetapi Ayub tidak bergeming dari imannya. Ia berkata “ Jika kita menerima hal yang baik dari Tuhan mengapa kita tidak menerima yang buruk?” ( Ayb 2: 10) Ujian iman ketiga berlangsung. Kali ini ia mendapat hukuman sosial dari teman-temanya Elifa, Bildad, dan Sofar yang mulai menjauhinya. Mereka yakin Ayub menderita karena dosa-dosa yang telah dilakukan. Tapi Ayub tidak percaya intepretasi semacam itu. Ia yakin dirinya tidak bersalah meskipun mengakui pelanggaran kecil yang dibuatnya (Ayb. 13:26;14:4) Ayub mulai kurus kering ( Ayb.19:20) dan sangat menderita. Ujian-ujian itu menjadikan Ayub menyesal mengapa Tuhan membiarkan dirinya hidup. Ayub mulai mempertanyakan keadilan Tuhan. Ia menuduh Tuhan telah memperlakukan dirinya dengan tidak adil ( Ayb.27:2) dan menganggap Tuhan tidak tahu apa yang terjadi, meskipun Ayub sendiri tahu segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah (Ayb 16:20) Inilah bentuk pergumulan dalam jiwa Ayub. Tetapi Ayub yakin pada akhirnya keadilan Tuhan akan dinyatakan kepadanya, Allah itu adalah Allah yg hidup, penebus yg hidup dan penopang yg hidup (Ayb.19:23-27) Ayub menyesali tuduhannya kepada Tuhan dan ia dibebaskan dari pencobaan berat dan dipulihkan dua kali lipat keadaannya dari sebelumnya (Ayb. 42:10) Sdr/I Yang dikasihi Tuhan Yesus..! 1. Sikap iman kepada Allah yang hidup menentukan keselamatan. Keselamatan merupakan anugerah dari Allah, bukan hasil usaha dari manusia. Kita telah memperoleh anugerah iman. Melalui iman, kita diperkenankan untuk melihat karya Allah yang berkenan menebus kita dari kuasa dosa sehingga kita diselamatkan. Bagi kita, kematian dan kebangkitan Kristus merupakan jawaban atas pertanyaan, bahwa apakah nanti akan ada kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Sebab melalui Kristus, kita ditebus oleh kuasa darah-Nya sehingga kita dibebaskan dari kuasa dosa dan maut. Di dalam Kristus tersedia hidup kekal yang memampukan kita untuk bersatu dengan Allah yang hidup. 2.Dia Adalah Allah Orang Hidup, Demikianlah Kita Hidup Di Hadapan Dia. Atau ini adalah pilihan yang lain: bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Itulah yang dikatakan Kitab Suci, bahwa sesungguhnya Dia akan membangkitkan bukan hanya orang-orang percaya, tetapi bahkan orang-orang yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk menghadap penghakiman. Itulah yang diajarkan Kitab Suci. Setiap orang akan mati, tetapi setiap orang akan dibangkitkan untuk menghadapi penghakiman Allah. Tidak ada yang dapat lolos dari penghakimanNya. Sebenarnya, Dalam Lukas 20:38, pernyataan yang sama dibuatnya. Inilah yang kita baca di sana: "Sekarang Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup; sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Apakah artinya, "di hadapan Dia semua orang hidup"? Pernyataan ini, dalam kasus datif bahasa Yunani, berarti bahwa setiap orang hidup oleh kuasaNya dan hidup memberi pertanggungan-jawab kepada Dia. Setiap orang hidup bagi Dia. Pernyataan ini, singkatnya, menyimpulkan kenyataan bahwa segala sesuatu dari kehidupan ini berada dalam tangan Allah. Hidup anda ada di dalam tangan Tuhan. Hidup dalam Tujuan Allah Untuk menghargai kasih karunia Allah sebagai ciptaan baru dalam Kristus Yesus, hidup kita harus punya tujuan yaitu untuk melakukan segala hal yang baik. Tujuan Allah dalam hidup kita harus JELAS dan KUAT dan JANGAN PUTUS ASA meskipun belum kita capai. Contoh : Yusup (Kej 34-37) walaupun rintangan begitu berat menghalanginya ia tidak putus asa untuk menggapai tujuan hidup yang Allah kehendaki dan Yusup juga memiliki iman yang bekerja oleh Kasih (Gal 5:6) Langkah untuk mengunakan iman yang bekerja di dalam kasih agar tujuan Allah tergenapi dan hidup kita diberkati seperti Yusup : Bertindak dengan mengenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11-19) Bersedia iman kita dibentuk dan dimurnikan melalui sesama kita ~ (Amsal 27:17) Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Tetap percaya rencana/tujuan Allah pasti tergenapi dalam hidup kita (Yes 55:8-11) (Yes 55:8) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. (Yes 55:9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yes 55:10) Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, (Yes 55:11) demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.Amen Illustrasi: 1. Percaya akan Mujijat Tuhan msh sama hari ini…. 2. Vocus Kpd Pengharapan jgn masalah

Tidak ada komentar: