Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Rabu, 09 Oktober 2013
Khotbah Minggu 27 Oktober 2013 Matius 20 : 20-28. “DATANG UNTUK MELAYANI DAN KETAATAN ADALAH HARGA MATI”
Satu sifat dasar manusia yang sangat sulit untuk dihilangkan adalah, selalu mementingkan diri sendiri, dan sering kali tidak perduli dengan orang lain yang ada disekitarnya.
Hal ini yang harus kita perkarakan dengan sungguh-sungguh, karena kalau tidak diperkarakan mulai saat ini maka sifat mementingkan diri sendiri ini akan merusak seluruh gerak hidup kita, dimana sebagai orang percaya kita seharusnya memiliki gaya hidup seperti Kristus hidup.
Gaya hidup seperti Kristus hidup adalah, hidup tidak mementingkan diri sendiri tetapi melihat kepentingan orang banyak diatas segalanya. Sehingga yang Yesus lakukan hanyalah menyelesaikan misi yang ditugaskan oleh Bapa-Nya disorga untuk menjadi pendamai antara manusia dengan Allah, supaya oleh pengorbanan-Nya itu kita dapat beroleh keselamatan di dalam Dia.
Dari kebenaran Firman yang kita baca menunjukan kepada kita, sifat manusia yang selalu mementingkan diri sendiri akan muncul apabila dia melihat ada kesempatan atau peluang yang bisa dipergunakan supaya keadaan hidupnya aman, bagaimanapun caranya yang harus ditempuh akan dipergunakan, walaupun mungkin itu sebuah cara yang licik. Dan hal ini tergambar jelas dalam: Matius 20: 20-21.
Matius 20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Disini kita melihat orang tua ikut mengambil peran untuk menjadi penghubung dengan cara menyampaikan keinginan mereka kepada Yesus. Dan hal ini dilakukan supaya keinginan hati mereka demi kepentingan diri mereka kelak dalam Kerajaan Sorga, yaitu bisa ikut menjadi orang yang terpandang dan berkuasa. Kenapa terpandang dan berkuasa . . ? karena apabila yesus mengabulkan permintaan mereka maka dikemudian hari, mereka bisa duduk sisebelah kanan dan kiri dari orang yang berkuasa yaitu “ YESUS KRISTUS”.
Saat datang kepada Yesus memang mereka menunjukan sikap yang benar, dimana mereka sujud dihadapan-Nya. Tetapi sesungguhnya mereka sujud saat itu, karena mereka memiliki keinginan supaya keinginan mereka bisa dikabulkan oleh Yesus.
Matius 20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Dengan tindakan ini menunjukan bahwa seringkali tanpa sadar, manusia suka untuk mengatur Tuhan supaya melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan manusia, padahal yang sesungguhnya adalah sebagai umat ciptaan Allah, manusia harus tunduk penuh dalam pengaturan Tuhan.
Keadaan ini juga dapat memberi gambaran bahwa seringkali manusia tidak mau tahu atau tidak mau mengerti pikiran Tuhan. Hal ini terjadi saat manusia pertama kali jatuh dalam dosa dan sifat dosa yang terus menempel pada diri manusia sampai saat ini, membuat manusia sudah tidak sepikiran dan tidak selaras dengan pikiran Tuhan.
Pada Matius 20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
Artinya bisa saja Tuhan Yesus berterus terang saat itu dan berkata; kalau kamu mau dimuliakan di dalam Kerajaan Bapa disorga, maka ada harga yang harus dibayar mahal terlebih dahulu, dan harga itu adalah ketaatan menanggung siksaan dan penderitaan akibat dari dosa seluruh umat manusia, bahkan ketaatan itu harus sampai mati diatas kayu salib, dan untuk itulah Aku datang ke dunia ini.
Tapi Tuhan Yesus tidak mau berkata demikian, dan Tuhan Yesus melanjutkan kalimatNya: Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
Ini sama dengan orang yang belum kerja sudah minta gaji dibayar duluan, atau belum lagi menunjukan prestasi dalam pekerjaannya, tetapi sudah minta dipromosikan untuk naik jabatan.
Sebuah jawaban yang sangat gampang terucap dari mulut meraka dengan tidak pernah berpikir apa yang Tuhan Yesus maksudkan dibalik kalimat “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?"
Tuhan Yesus bisa saja berkata dengan kalimat sederhananya seperti ini: “ Kamu minta seperti itu, apakah kamu siap saat ini mati untuk sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu atau untuk seterumu, musuhmu, untuk orang yang membenci kamu, orang yang berhianat terhadap kamu, atau untuk orang yang tidak kamu kenal. . . ?
Ini menjadi gambaran yang jelas untuk kita semua, bahwa seringkali saat kita menginginkan sesuatu yang bisa membuat kita merasa aman, kita akan melakukan tindakan yang tidak lagi melihat atau tidak mau tahu dengan orang lain. Sebab yang penting kita aman dulu, orang lain urusan belakangan.
Peristiwa ini menunjukan kepada kita, betapa Tuhan Yesus begitu taat dalam menjalankan misi yang Ia emban dari Allah Bapa-Nya di Sorga. Dia tidak menempatkan diriNya lagi sebagai pribadi yang berkuasa, tetapi Dia mau mengosongkan dirinya, dan mengambil rupah seorang hamba untuk menjalankan misi Bapa-Nya dalam keadaan-Nya sebagai manusia biasa yang sama seperti kita semua.
Dalam, Matius 20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
Disinilah jelas tergambar ketaatan itu: tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Kalimat yang terucap dari mulut Tuhan Yesus ini menunjukan penundukan diri, ketaatan penuh, serta kerendahan hati, mau ada dalam pengaturan Bapa di Sorga. Sehingga dalam menjalankan misi Bapa, Tuhan Yesus sama sekali tidak mengenakan hakNya sebagai Anak Allah yang berhak untuk memberikan keputusan.
Kalau Tuhan mau bisa saja Dia dia berkata saat itu “Jangan pikirkan diri kamu sendiri, tetapi pikirkan juga keadaan orang lain”. Apa bukti yang sudah kamu perbuat sehingga kamu meminta kedudukan yang demikan ?.
Tanpa sadar seringkali kita menjadi manusia-manusia yang egois di dalam hidup ini dengan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri dan tidak mau melihat kepentingan orang lain.
Firman Tuhan mengingatkan kita dalam, FILIPI 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Contoh ketaatan Tuhan Yesus seperti inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, yaitu kita semua, ” saudara dan saya “ yang mengaku percaya kepada Dia. Ketaatan seperti ini harus menjadi gaya hidup kita yang harus ditunjukan kepada dunia.
Sebuah warisan yang sangat berharga telah ditinggalkan oleh Tuhan Yesus untuk kita semua yaitu: Sebuah gaya hidup yang penuh ketaatan, bahkan ketaatan-Nya sampai mati diatas kayu salib. Warisan gaya hidup seperti inilah yang harusnya dimiliki oleh setiap orang percaya, sayangnya tidak semua orang memiliki kepekaan untuk melihat gaya hidup yang telah Tuhan Yesus tunjukan sebagai sebuah warisan yang berharga.
Orang percaya telah terperangkap dalam sebuah pemahaman yang keliru, yaitu memiliki prinsip sekali selamat tetap selamat, karena Tuhan Yesus telah menebus kita dari dosa. Padahal gaya hidup yang Tuhan Yesus tunjukan kepada kita, harusnya menjadi bukti yaitu untuk dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus dalam kerajaan Bapa di Sorga, kita harus benar-benar hidup didalam ketaatan dengan takut dan gentar dihadapan Tuhan.
Mengapa harus hidup dalam ketaatan dengan takut dan gentar dihadapan Tuhan . . . ? Karena pada waktunya, Allah akan menghakimi dengan tidak memandang muka.
Jadi kita masih harus diperhadapkan dengan dengan penghakiman apabila waktu Tuhan tiba. Kalau masih ada penghakiman berarti masih ada yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Dan yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan adalah seluruh perbuatan dan keadaan hidup kita selama kita masih hidup di dunia apakah berkenan dihadapan Tuhan atau tidak.
Mungkin kita bisa berdalih bahwa kita telah menerima janji keselamatan . . . ! janji itu sangat benar, tetapi jangan buru-buru memberi pengertian sendiri.
YOH 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
YOH 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada diatasnya."
Jadi jelas bagi kita semua, bahwa keselamatan di dalam Kristus Yesus adalah harga mati bagi mereka yang percaya kepada-Nya, tetapi keselamatan itu harus disertai dengan harga yang harus kita bayar selama kita menumpang di dunia ini.
I Petrus 1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Waspadanya dengan cara yang bagaimana . . . ?
I Petrus 1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
Bila kita ingin dikenal Tuhan sebagai anak-anak-Nya, maka kita tidak punya pilihan lain selain memiliki gaya hidup seperti Kristus hidup. Dan jangan pernah sedikitpun memberi hidup kita menuruti gaya hidup dunia ini. Sebab gaya hidup dunia ini hanya akan menyeret kita kedalam kebinasaan kekal.
Layanilah Tuhan selama kita masih bernafas. Beritakanlah injil kerajaan Allah kepada semua orang dimanapun kita berada, karena inilah panggilan kita sebagai orang percaya.
Kristus telah menyelesaikan tugas-nya dalam ketaatan penuh, dan selama kita masih ada di dunia berarti kita harus tetap menjalankan misi Bapa, untuk menjangkau lebih banyak jiwa supaya datang kepada Tuhan. Jangan lagi hidup untuk kepentingan diri sendiri, tetapi hiduplah untuk Tuhan dengan selalu merendahkan diri.
Matius 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Kitapun harus hidup sama seperti kristus hidup yaitu: hidup hanya untuk melayani. Tinggal didalam kesucian dan kekudusan Allah, karena ini standar hidup kekristenan yang sesungguhnya. Kurang dari standar ini berarti tidak berkenan.
I Petrus 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
I Petrus 1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar