Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Rabu, 09 Oktober 2013
Khotbah Minggu 13 Oktober 2013 Yeremia 31: 31-34
Pendahuluan
Yeremia dilahirkan di Anatot sekitar tahun 650 sM. Ia itu putera Imam Hilkia. Dalam tahun ke-3 pemerintahan raja Yosia (627) ia dipanggil menjadi nabi. Kata-kata kenabiannya yang terakhir diucapkan setelah hancurnya Yerusalem (587/586, bnd: Yeremia 44:1-30).
Kata-kata kenabiannya tidak ada yang diucapkan pada kurun waktu antara tahun 622 dan 609 (tahun raja Yosia meninggal). Boleh jadi pembaharuan ibadat deuteronomis dipandangnya sebagai pemenuhan tuntutan-tuntutannya. Kita banyak diberitahu oleh Kitab Yeremia tentang keadaan para raja Yehuda yang terakhir, terlebih-lebih perihal pengepungan Yerusalem. Orang kerajaan Yehuda diancam dengan hukuman oleh Yeremia karena dosa-dosa mereka. Pandangan salah yang hidup dikalangan luas di tengah rakyat juga dikecamnya. Ditentangnya politik yang resmi.
Ia juga berusaha, agar Zedekia (597-587) memutuskan untuk menyerah pada Babilon. Setelah kota Yerusalem direbut, Yeremia dibebaskan oleh orang-orang Masduk dan sahabatnya Gedalya dijadikan penguasa kota. Setelah Gedalya dibunuh, orang-orang Israel memaksa Yeremia untuk ikut pergi mengungsi. Dengan demikian berakhirlah berita-berita tentang Yeremia. -- Di dalam pengakuan-pengakuan atau monolog-monolognya (Yeremia 11:18-12:6; Yer 15:10-21; 17:12-18; 18:18-23; 20:7-18) Yeremia menunjukkan dirinya sebagai orang saleh dan peka atas sesuatu. Ia seorang yang jujur dan terbawa pada panggilan kenabiannya secara mutlak (Yeremia 16:1-9). -- Kitab-kitab yang dilakukan padanya adalah:
1.Kitab Yeremia 2. Surat Yeremia (Kitab Barukh, Deuteronanika). 3.Ratapan
(1). Isi dan naskah. Corak khas dari tulisan Yeremia adalah hubungan "kata" kenabian yang dikaitkan dengan cerita-cerita. Beberapa di antaranya dibuat dalam bentuk-Aku. Kebanyakan dibuat dalam bentuk-dia. Menyolok sekali perbedaan bentuk naskah pada naskah Masorit. Bukan semua penghapusan dibebankan pada kesalahan-kesalahan terjemahan ataupun salinan. Sebab bagian dari penghapusan itu dibuat dengan sengaja. Adapun garis besar tradisi naskah Masorit adalah:
(a) 1-39 mengungkapkan peristiwa sampai pada jatuhnya Yerusalem (Urutan kronologisnya: 1-
25; janji-janji hari depan: 26-35; penderitaan Yeremia : 36-39).
(b) 40-45 mengungkapkan waktu-waktu berikutnya.
(c) 46-51: Nubuat soal para bangsa asing.
(d) Tambahan historis 52 (2 Raja 24:18-20; 25:21,27-30).
Perbedaan-perbedaan corak, sifat serta sebagian theologi dari bagian perincian itu tergantung dari perbedaan berbagai-macam sumber. Menurut pandangan tradisionil dikatakan, bahwa kata-kata Yeremia dan catatan-catatan autobiografi Kitab itu dikumpulkan oleh --> Barukh (badingkan: bab 36). Para penyelidik modern membagi paraah Kitab itu dalam tiga sampai empat sumber (dengan tambahan-tambahan yang dilakukan di kemudian harinya). Keadaan yang pasti mengenai "naskah aslinya" tidak dapat ditetapkan secara tepat.
Arti teologis Yeremia terutama terletak pada pengertian Tuhan yang jelas dan mirip dengan Hosea. Tuhan adalah mempelai pria bangsa murtad, yang dicintainya dengan kasih abadi. Rakhmat ditawarkanNya sebagai pengganti keadilan. Hubungan perjanjian yang biasanya lebih mudah dipandang yuristis diberi pengertian rokhani dan pribadi oleh Yeremia. Dalam keadaan demikian hubungan perjanjian tidak didasarkan atas suatu ikatan nasional, tetapi didasarkan pada ikatan pribadi dengan Tuhan. Perjanjian yang baru tidak mengenal perintah-perintah dan kewajiban-kewajiban, sebab isinya (mengenal Tuhan) tanpa batas seperti kasih itu sendiri yang tidak terbatasi.
Penjelasan:
“Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Yer 31:33), demikian perjanjian dari Allah kepada umat terpilih, kepada kita semua umat beriman melalui nabi Yeremia. Aneka aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing ‘ada di dalam batin dan tertulis dalam hati’ kita, itulah yang diharapkan oleh Allah bagi kita semua, umat beriman, sehingga juga layak disebut sebagai umat Allah. Apa yang ada di dalam batin dan hati kita masing-masing pada saat ini? Keingingan pribadi atau bersama? Keselamatan jiwa atau penumpukan uang atau harbenda? Agar aturan atau tatanan ada dalam batin dan tertulis di hati kita masing-masing, hendaknya aneka aturan dan tatanan tersebut sering dibaca dan direnungkan, didiskusikan. Atau mungkin baik kita merenungkan dan meresapkan kata atau ayat dari Kitab Suci yang sungguh mengesan bagi, misalnya sabda Yesus hari ini “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”. Bacakan berkali-kali entah untuk diri sendiri atau orang lain kutipan ayat di atas ini sampai anda sendiri atau orang lain entah membencinya atau terpesona olehnya, agar menjadi jelas apakah kita berpikiran seperti Allah, secara spiritual, atau hanya secara manusiawi belaka! Kami mendambakan anda akan terpesona oleh sabda tersebut dan kemudian menghayatinya dalam hidup sehari-hari, sehingga senantiasa dimanapun dan kapapun berpikiran secara spiritual, berpedoman pada keselamatan jiwa dalam cara hidup dan cara bertindak. Kami berharap rekan-rekan yang disebut sebagai ‘rohaniwan atau rohaniwati’ dapat menjadi teladan dalam hal berpikiran seperti Allah.
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.” (Mzm 51:12-15)
Walaupun Israel berkali kali melanggar perintah Tuhan,tetapi Allah melalui nabi Jeremia menubuatkan akan datang waktunya,Allah akan membebaskan mereka dan mengadakan perjanjian baru dengan Israel dan kaum Yehuda. Bukan seperti perjanjiantelah kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah mesir,dan perjanjian itu telah mereka ingkari. Allah mempertegas bahwa Israel telah gagal menepati janji mereka dengan Allah. BangsaIsrael yang telah menerima perjanjian di Gunung(taurat Musa),tapi tak henti hentinya bangsaIsrael melanggar hukum tersebut. Mereka meninggalkan Allah mereka dan pergi menyembah allah allah lain,menyembah berhala berhala yang dilarang oleh Allah. Namun demikian Allah tetap mengadakan pendekatan dengan Israel,dan sekali ini pendekatan yang dilakukan Allah dengan Israel adalah :Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka,dan menuliskannya dalamhati mereka ;maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu.
Perjanjian tersebut betul betul menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa dosa bangsa Israel,serta mengikat dan mempererat hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Allah yang berinisyatif untuk mempedulikan Israel,karena Allah sangat mengasihi bangsaNya .Dia tidak mau kalau bangsaNya terus menderita,seperti orangtua yang baik,walaupun anaknya selalu melawan,tetapi orangtua sangat mengharapkan anak itu bertobat dari kejahatannya,orangtua pasti begitu sabar menunggu kapan anaknya bertobat.Karena orangtua tidak suka hidup anaknya menderita terus karena perbuatannya yang jahat. Apalagi kasih Allah kepada bangsaNya tentu lebih besar dari kasih orangtua kepada anaknya. Demikianlah harapan Allah kepada bangsaNya sangat berharap supaya bangsaNya patuh terhadap perintah Tuhan.
Aku akan menaruh tauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati merereka, itu berarti Tuhan yang berinisyatif menanamkan Firmannya kedalam hati bangsaNya,sehingga bangsaNya patuh kepada perintahNya.Tuhan yang membuat firman itu berakar dalam hati bangsaNya sehingga bangsaNya patuh kepada undang undang Tuhan. Menuliskan dalam hati sehingga tetap dapat dibaca dan diingat akan perintah Tuhan itu.Firman Tuhan itu akan mendarah daging dalam kehidupan mereka.
Perjanjian Baru telah digenapi yang di ikat dengan penebusan darah AnakNya Yesus Kristus.Perjanjian yang baru ini bukan hanya berlaku bagi bangsa Israel saja melainkan bagi semua yang percayakepadaNya.
Kita semua yang telah ditebus oleh Yesus Kristus,tentu kita mengingat pengorbananNya yang begitu besar untuk kita,Dia mengasihi kita dengan kasih yang tiada bandingnya,Dia juga tetap setia terhadap kita,walaupun kita sering berbuat jahat melalui perbuatan,fikiran dan perkataan kita tetapi Allah tetap mengampuni kita.KasihNya dan kesetianNyakepada kita anak anakNya begitu luar biasa sehingga kita diampini dari dosa dosa kita.
Sebagaimana bangsa Israel tadi berkali kali mereka melanggar perentah Allah,sebanarnya kita juga didalam perjalanan hidup kita sekarang ini demikian juga,mungkin bentuk pelanggaran itu yang berbeda,kalau dulu bangsa Israel menyembah berhala berhala,mungkin sekarang berhalanya dalam bentuk materi,jabatan dll.
Perjanjian yang baru itu,memotivasi kita supaya kita berjuang melawan dosa dan mematuhi perentahTuhan sebagai jawaban iman percaya kita kepada Tuhan.Kita lebih bersemangat lagi untuk bersaksi tentang Kebaikan Tuhan didalam hidup kita. Lebih giat lagi memberitakan Firman Tuhan,dan menyatakan tidak allah allah yang lain yang kita sembah seyakatan Allah yang telah memilih kita menjadi anakNya.
Amen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar