Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Minggu, 08 September 2013
Khotbah Minggu 22 September 2013 Kisras 4: 23-31 Thema: “Memberitakan Firman di Tengah2 Bangsa Yang Lain”
Pendahuluan:
Para pengkritik Alkitab menyatakan bahwa mujizat adalah sesuatu yang tidak masuk akal, jadi tidak mungkin terjadi. Atau kalaupun terjadi, itu dulu. Sekarang mujizat sudah tidak dikerjakan Tuhan lagi. Tentu saja anggapan-angapan itu adalah anggapan kosong yang dibantah oleh banyak ayat di dalam Alkitab yang menegaskan tentang mujizat. Kita percaya bahwa mujizat masih berlangsung sampai akhir zaman. Bagaimana mujizat bisa terjadi?
1. FAKTOR KEMAHAKUASAAN ALLAH
Dalam ayat 24 disebut tentang Allah yang “menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.” Ini adalah pengakuan tentang kemahakuasaanNya. Ia tidak dibatasi oleh apapun untuk mengerjakan mujizatNya. Kalau Allah mahakuasa maka mustahil Ia tidak bisa melakukan mujizat. Sebaliknya, justru karena Ia mahakuasa, maka harapan kita akan mujizatNya tidak akan sia-sia. Ia melakukan mujizat yang kreatif. Ceritakanlah pengalaman tentang mujizat yang dibuat Allah dalam hidup Anda!
2. FAKTOR KERINDUAN MANUSIA
Kemahakuasaan Allah akan termanifestasi dalam kerinduan manusia. Kerinduan kita muncul dalam dua hal:
a. IMAN. Dalam pengajaran Yesus kepada murid-muridNya terdapat beberapa contoh tentang pentingnya iman. Seorang perempuan yang sembuh dari pendarahan, kesembuhan hamba seorang perwira, pohon ara yang kering, dan masih banyak hal lain; menegaskan bahwa mujizat terjadi jika manusia percaya dan beriman. Iman bukan saja masalah percaya, tetapi mempercayakan. Beban apakah yang sedang Anda hadapi? Sharingkan di dalam kelompok!
b. DOA. Petrus dan Yohanes dalam nats ini menceritakan tentang pergumulan yang terjadi dalam kehidupan gereja mula-mula. Lalu mereka mengambil langkah untuk berseru kepada Allah di dalam doa. Dan doa yang mereka naikkan tersebut membawa hasil yang sangat luar biasa. Ketika umat-Nya berseru dalam doa, Allah turun tangan menyatakan jawaban-Nya. Kuasa itu turun saat mereka berdoa. Roh Kudus bekerja luar biasa, saat mereka tekun bersehati didalam doa saat itu Roh Kudus mencurahkan kuasaNya dan keberanian itu timbul, bukan saja keberanian tetapi juga tanda-tanda dan mujizat, sehingga banyak orang dijamah oleh kuasa tersebut dan mereka bertobat. Dalam Kisah Rasul 5:12-16, menuliskan betapa hebatnya kuasa yang bekerja didalam hidup mereka. Demikian juga dengan kita saat ini, Roh Kudus bukan sudah undur, tetapi tetap sama seperti saat pertama kali dicurahkan diatas loteng Yerusalem. KuasaNya tetap sama seperti sedia kala, tetapi bedanya sekarang sudah jarang umatNya yang sehati didalam doa (Yesaya 30:15). Seberapa penting doa, didalam pertemuan ibadah? Doa hanya sebuah hiasan disaat pembukaan liturgi ibadah dan penutup liturgi ibadah, segelintir orang ditugaskan berdoa dengan sebutan doa kawal. Apa yang dikawal? Bukankah pertemuan ibadah itu adalah pertemuan didalam doa-doa sehati? Dapatkah petemuan ibadah kita jaman ini membangkitkan kuasa Allah? Banyak umat Kristen memberitakan injil bukan dengan kuasa, tetapi dengan hikmat, ilmiah, masuk akal dan dengan cara-cara yang “smart”. Pernakah rasul-rasul dan Yesus mengajarkan memberitakan injil dengan cara hiburan? Mengadakan pertunjukan enterteiment untuk menarik hati anak manusia sehingga mau mengenal Yesus? Memewahkan tempat pertemuan sehingga menarik kaum tersesat? Memasukan hiburan dan selera muda untuk menjangkau orang muda? Bacalah 2 Timotius 2:22, kita malah diajarkan untuk menjauhi nafsu orang muda, tetapi sekarang gereja telah “dilengkapi” dengan nafsu orang muda, penuh dengan selera muda, nuansa club dan pub. Dapatkah semua itu menobatkan orang, membawa mereka didamaikan dengan Allah lewat Yesus Kristus? Hanya kuasa Roh Kudus yang dapat menjamah dan mengubah hidup seseorang. Ya hanya kuasaNya saja. Yesus bukan subtitusi hiburan duniawi, tetapi Yesus adalah jalan menuju kehidupan.
Penutup/Kesimpulan
Jangan pernah takut memberitakan Injil ini pesan moral yang kita dapatkan. Injil harus diberitakan, karena :
• Perintah Tuhan Yesus (Mrk 1 : 17, Mat 28 : 19-20)
• Keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus (Yoh 14:6; Kis 4:12) tugas setiap orang percaya untuk memberitakannya.
• Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1: 16)
• Penginjilan adalah focus pelayanan Kristus “Bersaksi sebagai gaya hidup“
Amen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar