Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Minggu, 07 Juli 2013
Khotbah Minggu 21 Juli 2013 Yohannes 15: 9-17
Pengantar:
Bagian ini adalah perintah yang sangat sentral dalam kehidupan orang Kristen yaitu saling mengasihi. Sebelum Yesus naik ke atas kayu salib Ia berpesan pada murid-murid-Nya. Pesan ini kemudian menjadi identitas orang Kristen, yaitu orang-orang yang saling mengasihi. Kita diperintahkan untuk menjadi kudus karena berkaitan dengan Allah kita yang Kudus. Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal dan Roh Kudus untuk menguduskan kita. Kudus berarti kita menjadi murni, setia kepada Tuhan, sejati di hadapan Tuhan. Kudus berarti tidak mendua hati. Perintah untuk saling mengasihi dalam Injil dikaitkan dengan Sepuluh Perintah Allah. Ada seorang yang bertanya apa inti dari Torah, hukum Allah? Yesus menjawab, “Hendaklah engkau mengasihi Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap kekuatanmu, dengan segenap tubuhmu, hatimu, jiwamu dan kasihilah orang lain seperti dirimu sendiri.” Ini adalah dua perintah yang di dalamnya tergantung seluruh perintah Allah.
Penjelasan:
Di FirmanNya, Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita. Sebatas mana kita harus mengasihi sesama kita? Ternyata Tuhan memberi target kepada kita bahwa kita harus mengasihi sesama kita sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita semua. Untuk dapat mencapai target ini harus lahir dari benih Ilahi (1 Yohanes 5:3-4).
Empat berkat yang di janjikan Tuhan kalau kita dapat mengasihi sesama seperti perintah Tuhan:
1. Kamu akan bersukacita (ayat 11).
Setelah mengasihi sesama maka sukacita kita penuh. Sukacita yang bahasa Inggrisnya joy adalah berbeda dengan bahagia (yang bahasa Inggrisnya happiness). Happiness dapat kita buat, berasal dari luar, dan bersifat sementara, contohnya orang-orang yang mencari kebahagian dari dunia di club, bioskop, dll. Tetapi sukacita berasal dari dalam, merupakan buah Roh, dan berasal dari Tuhan.
2. Kamu akan menjadi sahabatNya (ayat 14).
Setelah kita dapat mengasihi sesama maka kita bukan hanya hamba Tuhan lagi, tetapi kita juga menjadi sahabatNya. Sebagai sahabat Tuhan, kita menjadi makin sensitive mendengar suara Tuhan. Karena seperti pada umumnya seseorang memberitahukan isi hati dan rencananya pada sahabatnya, demikian juga dengan menjadi sahabat Tuhan, kita menjadi sensitive mengetahui hal-hal yang tidak di ketahui orang lain.
3. Kamu akan di panggil melayani Dia (ayat 16).
Amanat agung Tuhan adalah agar kita pergi bertemu banyak orang dan mengabarkan Injil, untuk ini perlu terlebih dahulu kita mengasihi sesama. Tuhan tiga kali bertanya kepada Simon Petrus “Apakah kamu mengasihi Aku” sebelum Tuhan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombaNya. Ada tertulis bahwa apa yang kita perbuat untuk sesama yang paling hina, kita telah melakukannya untuk Tuhan, jadi mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama dan sebaliknya. Andai kata Petrus tidak mengiyakan bahwa dia mengasihi Tuhan maka Tuhan juga tidak akan memerintahkan Petrus untuk mengembalakan domba-dombahNya. Kalau kita belum mengasihi Tuhan atau sesama janganlah kita pelayanan karena itu hanya akan merusak domba-domba Tuhan.
4. Kamu akan di berkati untuk memberkati (ayat 16)
Buah dinikmati oleh orang lain bukan yang menghasilkannya, contohnya buah mangga dinikmati oleh orang lain bukan oleh pohon mangga itu sendiri. Setelah mengasihi sesama kita akan mengasilkan buah yang dapat dinikmati orang lain. Orang hidup adalah untuk orang lain, Agustinus dengan radikal dan sangat berani mengatakan, “Jika engkau terus bertanya kehendak Tuhan apa, apakah ini boleh atau tidak, maka kasihilah dan lakukan yang engkau mau. Allah pasti berkenan.” Karena itu marilah kita semua saling mengasihi sesama kita dan menerima ke-empat berkat Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Amen. Dari berbagai sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar