Rabu, 03 April 2013

Khotbah Kebaktian Rumah Tangga 04 Apr 2013. Kisah 3: 11-16

PENDAHULUAN Buku Kisah Para Rasul lebih tepat disebut Buku mengenai Roh Kudus.Warren W. Wiersbe mengatakan bahwa yang lebih tepat sebagai judul kitab ini adalah: “Kisah Umat Allah Yang di beri Kuasa Oleh Roh Kudus.” Hal tersebut adalah logis,mengingat bahwa isi kitab ini sebenarnya lebih banyak menekankan tentang umat Allah yang di beri kuasa oleh Roh Kudus. Berbicara lebih jauh tentang judul kitab ini maka kita akan berhubungan dengan siapa penulis kitab ini. Jika kita mennyakini bahwa penulis kitab ini adalah Dr Lukas, maka kita akan menyimpulkan bahwa kitab ini adalah merupakan jilid yang kedua dari Injil Lukas. II. Penulis Penulis Kisah Para Rasul sama dengan penulis Injil Lukas, keduanya merupakan satu buku dua jilid dan ditujukan kepada seseorang yang bernama Teofilus. Pendapat yang umum tentang siapa penulis Kisah Para Rasul dan Injil Lukas adalah Lukas, seorang dokter medis, karena sering memakai istilah medis. Menurut beberapa ahli bahwa kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan “kami” dimana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis 16:10-17; 20:5 – 21:18; 27:1 – 28:16). III. Tempat & Waktu Penulisan Dalam kitab ini tidak ada ditemukan tentang dimana tempat kitab ini ditulis. Oleh karena itu sampai hari ini tidak ada penafsir yang dapat memastikan suatu tempat sebagai tempat penulisan kitab ini, yang ada hanyalah perkiraan atau dugaan semata. Menurut tradisi sesudah Yerome kitab ini di tulis di Roma, tetapi banyak juga penafsir yang mengatakan bahwa tempat penulisan kitab ini kemungkinan besar adalah di Makedonia, Alexandria. Disamping perkiraan-perkiraan diatas ada juga beberapa penafsir lebih setuju dengan pendapat bahwa tempat penulisannya tidak diketahui. Mengenai waktu penulisan kitab ini Charles F. Feiffer mengatakan bahwa waktu penulisan kitab ini sangat terkait dengan masalah endingnya yang mendadak, oleh karena itu menurut beliau penulisan kitab ini kemungkinan besar adalah pada suatu tanggal yang tidak lama sesudah akhir narasi dan jika demikian maka Kisah Para Rasul ditulis kira-kira tahun 62 M. IV. Tujuan Penulisan Sebagaimana terlihat dalam Kisah Para Rasul fasal 1 bahwa tujuan utama penulisan Kisah Para Rasul adalah untuk menyakinkan Teofilus bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadannya adalah sungguh benar ( Kisah Para Rasul 1:4) Penerima pertama dari surat (kitab Kisah Para Rasul) adalah Teofilus dan jika kita membandingkan antara Injil Lukas 1:1 dengan Kisah Para Rasul 1:1 dapat disimpulkan bahwa penerima Injil Lukas dan Kisah Para Rasul adalah orang yang sama. Tetapi ada yang sangat indah dalam penyelidikan ini, dimana dalam Lukas 1:1 Teofilus di beri gelar sebagai Yang Mulia, gelar ini biasa dipakai kepada orang-orang besar (pegawai pemerintahan yang terpandang). “Diperbaharui Fokus Pelayanannya” Berdoa dengan sungguh dan mintalah kepada Tuhan untuk menyelidiki apa yang menggerakkan dan memotivasi pelayanan saudara. 1. Mengapa orang banyak mengerumuni Petrus dan Yohanes setelah peristiwa penyembuhan seorang peminta-minta di Gerbang Indah Bait Allah? (11,12) 2. Apa yang membuat Petrus dan Yohanes memakai kesempatan itu untuk bersaksi bagi nama Yesus? (12-15) 3. Bagaimana orang peminta-minta itu bisa sembuh? (16) Renungan: Pelayanan adalah suatu tugas yang dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki sesuatu, yang sudah menikmati segalanya, yang sudah besar kepada yang belum memiliki atau menikmati sesuatu, dan kaum papa. Maka tidaklah mungkin seseorang ingin melayani orang lain hanya karena ingin meraih keuntungan atau kesempatan untuk menjadi lebih besar, lebih terkenal, dsb. Sebab pelayanan berarti memberikan diri dan memuaskan orang lain.Penduduk Yerusalem sangat takjub melihat orang yang mereka kenal sebagai peminta-minta di Gerbang Indah Bait Allah, seorang yang lumpuh sejak lahir, hari itu tiba-tiba bisa berjalan mengikuti Petrus dan Yohanes. Mujizat telah terjadi, dan semua itu dilakukan oleh para murid Yesus, yaitu: Petrus dan Yohanes. Orang banyak yang sangat terkesan ini mendatangi kedua rasul itu. Petrus dan Yohanes bisa saja melihat kesempatan ini untuk mengumpulkan pengikut yang dapat menjadi kelompoknya. Mereka bisa menjadi besar dan terkenal. Tetapi mereka yang sudah diubahkan hidupnya oleh Tuhan Yesus, justru melihat hal ini sebagai kesempatan untuk menceritakan tentang Kristus Yesus dan menyaksikan kuasa-Nya. Bukan mereka yang disaksikan, tapi Yesus yang diberitakan dan ditinggikan. Mereka hanya alat Tuhan untuk menyatakan kuasa dan mujizat-Nya. Mereka menyadari bahwa mereka bukan siapa-siapa. Tanpa kuasa dan pertolongan Tuhan Yesus , maka mereka tidak bisa melakukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sebagai murid Yesus Kristus, penting sekali untuk menyadari siapa “aku” ini dihadapan Tuhan. Dalam pekerjaan dan pelayanan di gereja ketika semua hal bisa dikerjakan, ide-ide cemerlang dihasilkan, banyak orang dimobilisasi dan pekerjaan yang besar dilakukan, siapakah yang ada dibaliknya? Saudara, saya atau kita….? bukankah terkadang ada perasaan yang menggelitik untuk mengatakan: ‘itu ide saya, itu karena saya, itu karena saya yang lakukan. Semua karena saya ada maka bisa dilaksanakan’. Mungkin benar, semua karena ide dan pikiran serta kemampuan saudara. Tapi benarkah? Matius 25:14-15, mengingatkan bahwa semua hamba-hamba-Nya diberikan talenta menurut kesanggupan masingmasing. Maka tidak sepatutnya jika ada orang yang menganggap dirinya begitu hebat dan celakanya mencari pujian dan penghargaan manusia untuk semua yang dilakukan. Atau mungkin saudara tidak mencari pujian, tapi ketika ide dan keinginan saudara ditolak banyak orang maka saudara mulai merasa tidak enak hati. Berhati-hatilah, karena dosa keegoisan dan berfokus pada diri sendiri mulai menggoda saudara. Jangan sampai saudara jatuh. Jika nama Yesus dan pekerjaan-Nya menjadi motivasi saudara, maka Tuhan akan memampukan dan menjaga hatimu ketika engkau berhasil atau ketika engkau tidak dihargai manusia. Amen

Tidak ada komentar: