Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Jumat, 24 Agustus 2012
Khotbah Minggu 26 Agustus 2012 Mazmur 34 : 15 – 22 “Jadilah orang jujur dan benar, Tuhan pasti melindungi”
Pendahuluan
Dalam setiap kesempatan, kita sering berkata, “Tuhanlah perlindunganku”. Kalimat ini di satu sisi mau menunjukkan keyakinan dari dalam diri seseorang bahwa Tuhanlah sumber perlindungannya. Dari sisi yang berbeda, kita juga dapat melihat kalimat ini sebagai permohonan, agar Tuhan senantiasa melindungi kita dalam berbagai persoalan dan pergumulan yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan ini.
Demikian hal dengan dengan penulis Mazmur 34 ini. Dia ingin menggambarkan bagaimana Tuhan melindungi dirinya dari berbagai bahaya dan ancaman dalam hidupnya. Imannya ingin bersaksi, Tuhanlah sumber perlindungannya! Dalam berbagai tantangan dan ancaman, pemazmur juga berseru, agar Tuhan melindunginya senantiasa. Dan ketika Allah menunjukkan kuasa perlindunganNya bagi orang percaya yang berseru kepadaNya, apa yang mau menjadi respon kita? Pemazmur berseru, “jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!” (ayat 15). Hidup dalam kebenaran dan kedamaian yang berasal dari Tuhan! Itulah yang harus menjadi jawaban setiap orang percaya atas anugerah perlindungan dari Allah. Mengapa itu harus dilakukan? Sebab sesungguhnya Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, entah dalam situasi yang bagaimanapun dalam hidup kita, Tuhan selalu hadir! Dalam susah, Tuhan menopang kita, dalam kesesakan Tuhan melegakan kita, dalam teriak minta tolong, Tuhan menjawab kita, dalam sukacita, Tuhan mengingatkan kita untuk bersyukur, dalam segala hal, Tuhan hadir!
Menjadi orang jujur, orang baik, orang benar adalah cita-cita dan keinginan, harapan semua orang. Tidak ada seorang pun di dunia ini ingin di sebut sebagai orang yang tidak baik, tidak jujur, tidak benar. Sebab itu manusia berusaha untuk selalu mendapatkan sebutan sebagai orang jujur, orang baik dan orang benar.
Namun ketika kita membaca Roma 3 : 10 – 18 tentu kita akan tersentak...(baca). Timbul pertanyaan masih adakah harapan bagi manusia yang adalah debu tanah ini untuk dapat melakukan kebaikan, kejujuran dan kebenaran yang pada gilirannya dapat disebut sebagai orang baik, orang jujur dan orang benar ?
Pepatah kuno yang menjadi salah satu falsafah orang Cina mengatakan : ”Sekali lancung di ujian, selama hidup tidak dipercaya lagi”. Sekali saja manusia berbuat salah, berlaku tidak jujur, bekerja tidak benar maka selama hidupnya tidak akan dipercaya lagi. Dari sisi yang lain kita akan menilai bahwa ini sungguh tidak adil namun itulah kenyataan yang sering kita saksikan dalam kehidupan bermasyarakat bahkan berjemaat. Apa bila seseorang pernah berbuat salah, berbuat kekeliruan, berbuat ketidak jujuran maka untuk selama-lamanya dianggap tidak ada lagi yang baik dari dirinya. Segala sesuatu yang diperbuatnya pasti dinilai tidak baik bahkan semua hal-hal baik yang pernah dilakukannya tidak akan diingat lagi selain kejahatannya saja. Ini sangat ironis ! Ini masih fenomena diantara manusia biasa, masih memiliki standar penilaian normal. Bagaimana lagi dimata orang-orang yang sok suci, sok baik, sok jujur, sok hebat yang menganggap diri lebih benar, lebih dan lebih. Pastilah penilaian ini akan lebih parah.
Pendalaman Nats Ef 6 : 10 – 20; Mzm 34 : 15 – 22 secara garis besar dapat kita catat antara lain:
1. Rasul Paulus dalam surat peringatannya kepada Jemaat di Efesus agar mereka memahami penggunaan segala perlengkapan hidup, perlengkapan bertingkah laku yang disebutnya dengan perlengkapan rohani. Orang-orang Efesus mengenal dengan baik apa yang disebut dengan perlengkapan perang dan strategi perang untuk mengalahkan musuh bahkan membunuh musuh sekalipun yaitu : senjata, politik tipuan. Dan sekarang karena sudah mengenal perlengkapan perang jasmani maka kenalilah perlengkapan rohani yaitu seluruh senjata Allah dan segala komponennya yang tidak boleh lalai untuk menggunakannya (Ikat pinggang, bajuzirah, kasut kaki, perisai untuk menangkis panah, ketopong, pedang Roh serta berjaga).
2. Apabila segenap perlengkapan perang pada poin diatas itu di gunakan, diaktifkan dengan baik dan benar pada tempatnya maka semua itu akan memberi arti dan manfaat yang besar. Semuanya akan menjadi pelindung bahkan pengantar pada kemenangan demi kemenangan.
3. Mazmur 34 sebagai bahan utama khotbah ini menampilkan salah satu senjata kemenangan Daud untuk mendapatkan keselamatan hidupnya menghadapai Abimelekh dimana kunci utama disana adalah berada dalam lindungan Tuhan. Sehebat apapun musuh yang di hadapi namun ketika ada dalam lindungan Tuhan itu pasti aman.
4. Tentu semua orang rindu untuk berada dalam lindungan Tuhan yang menjadikan hidupnya, keluarganya, usahanya aman. Maka kunci yang harus di pegang adalah : jauhilah yang jahat karena yang jahat itu sangat dekat dengan kehidupan manusia, Tuhan pasti akan menjadi lawan orang yang berbuat jahat (Mzm 34:17). Lakukanlah yang baik (band Gal 5:22), Tuhan mau mendengar doa dan seruan orang yang melakukan kebenaran yang sesungguhnya (Mzm34:18, 20) dan carilah dan usahakan, upayakan, ikut campurtangan demi perdamaian (Mzm 34 : 15) yang pada kenyataannya sungguh susah dilakukan. Coba kita perhatikan berapa banyak waktu dan biaya yang dihabiskan di meja perundingan untuk sebuah perdamaian? – Tuhan dekat, Tuhan peduli, Tuhan memiliki rasa solidaritas yang tinggi (bukan sekedar teori dan pemanis bibir) buat orang-orang yang patah hati, putus cinta, terpinggirkan.
Aplikasi
1. Hidup yang berkemenangan adalah ketika menggunakan senjata rohani dengan baik dan benar.
2. Hidup yang diberkati adalah saat kita mengusahakan kebenaran, kejujuran dan kebaikan di mata Tuhan.
3. Wariskan kebenaran kepada anak cucu kita (3 Yoh 1:4, Amsal 11 : 25; 19 : 22)
4. Dalam kehidupan dewasa ini, kita punya banyak musuh! Kita bermusuh dengan kekecewaan, kita bermusuh dengan kesedihan, kita bermusuh dengan kesusahan, kita bermusuh dengan keputusasaan dan masih banyak lagi. oleh sebab itu, siapa yang mampu mengalahkan semua musuh kita itu? Hanya dalam naungan kekuatan yang berasal dari Tuhanlah kita mampu mengalahkannya! Amen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar