Minggu, 06 Februari 2011

"PESAN DAN KESAN AKHIR TAHUN"

PESAN DAN KESAN UNTUK WARGA DARI HAMBANYA.
SIAPAKAH SAYA…?
Nats : Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? (Mazmur 8:5)

Bacaan : Mazmur 8

Lagu yang berjudul Who Am I? [Siapakah Saya?] karangan Mark Hall dari kelompok musik Casting Crowns, dimulai dengan kalimat demikian: "Siapakah diri saya, sehingga Tuhan segala bumi ingin mengetahui nama saya, ingin merasakan luka yang saya alami?"
Dalam lagu ini, Hall membandingkan hidup kita dengan "bunga yang cepat layu, yang muncul hari ini dan lenyap keesokan harinya ... seperti setitik uap air di udara", yang sebentar kelihatan lalu hilang”. Ia merenungkan, "Apabila kita mengerti betapa kecilnya kita sebenarnya dan betapa luar biasanya Allah, maka kasih Allah akan menjadi lebih besar bagi kita."
Saya kemudian teringat akan pertanyaan Daud dalam Mazmur 8. Saat ia merenungkan langit, bulan, dan bintang, ia merasa takjub oleh Allah alam semesta yang menciptakan dan menopang semuanya itu. Dalam perasaan kagum, ia melontarkan pertanyaan, "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?" (ayat 5).

Mengapa kita menjadi objek kasih, perhatian, dan pemikiran Allah? Dalam lagunya, Hall menjawab pertanyaan itu dengan: "Bukan karena siapa saya, namun karena apa yang telah Engkau lakukan; bukan karena apa yang telah saya lakukan, namun karena siapa Engkau." Karena itu jangan ada seorangpun yang menganggap dirinya bijak, kuat dan sempurna, ingat hidup kita hanya sementara, harta kita hanya sementara, milik kita bukan punya kita.
Siapakah Allah? Dia adalah KASIH. Apakah yang telah Allah lakukan? Dia memberikan Putra-Nya yang tunggal Yesus untuk mati bagi kita dan membayar hukuman dosa kita (1 Yohanes 4:7-9). Tidak mengherankan apabila kita ingin berseru bersama sang pemazmur, "Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" (Mazmur 8:2,10) -

ALLAH MENGASIHI KITA, BUKAN KARENA SIAPA KITA
NAMUN KARENA SIAPA DIA


Tipe Apakah Anda?
Nats : Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi (1Yohanes 4:11)
Bacaan : 1Yohanes 4:11-21

Seseorang pernah berkata, "Ada dua tipe orang di dunia ini. Yang pertama adalah mereka yang masuk ke ruangan dan berkata, "Saya datang!", dan kedua, mereka datang dan yang berkata, "Ah, senang bertemu Anda lagi!"
Betapa berbedanya dua pendekatan di atas! Yang satu berkata, "Lihat saya! Perhatikan saya"; sedangkan yang lain berkata, "Ceritakanlah tentang diri Anda." Yang satu berkata, "Saya orang penting," sementara yang lain berkata, "Andalah yang terpenting." Yang satu berkata, "Dunia ini berputar mengelilingi saya"; tetapi yang lain berkata, "Saya hadir untuk melayani Anda."
Bukankah menyenangkan bila kita dapat menjadi orang tipe kedua, yakni seseorang yang kehadirannya diinginkan oleh orang lain? Seseorang yang berani menyatakan kasih Kristus secara terang- terangan dan tanpa rasa malu?
Perjanjian Baru memberi kita beberapa saran praktis tentang bagaimana caranya menjadi orang yang dapat menunjukkan kasih Kristus. Saran-saran tersebut adalah: Kita diminta untuk memberi hormat kepada orang lain (Roma 12:10), membangun satu sama lain (Roma 14:19), saling memperhatikan (1 Korintus 12:25), saling melayani (Galatia 5:13), saling menolong menanggung beban (Galatia 6:2), saling mengampuni (Kolose 3:13), saling menasihati (1 Tesalonika 5:11), dan saling mendoakan (Yakobus 5:16).

Seharusnya hanya ada satu tipe orang kristiani, yaitu tipe orang kristiani yang "saling mengasihi". Tipe orang seperti apakah Anda? –
ORANG-ORANG YANG MEMILIKI HATI UNTUK ALLAH
JUGA MEMILIKI HATI UNTUK ORANG LAIN
“AYAH, AKU AKAN MENEMUKANMU”
Nats : Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:19)
Bacaan : Yohanes 20:11-18

Dalam bukunya Jesus Among Other Gods, Ravi Zacharias bercerita tentang seorang gadis yang tersesat tanpa harapan di dalam sebuah hutan yang gelap dan lebat. Gadis tersebut memanggil-manggil dan berteriak, tetapi percuma saja. Orangtuanya yang kalut dan sekelompok sukarelawan mencarinya dengan cemas. Dan ketika malam tiba, mereka harus menghentikan pencarian.
Keesokan harinya ketika hari masih pagi, ayah gadis itu masuk lagi ke dalam hutan untuk mencarinya dan melihatnya sedang tidur nyenyak di atas sebuah batu. Sang ayah kemudian memanggil namanya dan berlari mendekatinya. Setelah terbangun karena terkejut, gadis itu lalu mengulurkan tangan kepada ayahnya. Ketika sang ayah menyambut dan memeluknya, gadis itu berulang kali berkata, "Ayah, aku menemukanmu!"
Dengan menerapkan cerita ini pada pencarian Maria Magdalena akan Yesus dalam Yohanes 20, Zacharias mengatakan, "Maria menemukan kebenaran yang paling mengejutkan melebihi semua hal ketika ia datang mencari tubuh Yesus. Ia tidak sadar bahwa orang yang ia temui ternyata adalah Dia yang telah bangkit, dan Dia datang untuk mencarinya."
Kita, orang yang memercayai Yesus, terkadang mengatakan "menemukan" Dia. Namun, mengapa kita mencari-Nya terlebih dahulu? Karena, seperti gembala yang pergi ke dalam kegelapan untuk menemukan satu domba yang terhilang, Allah pun mencari kita. Dia menunggu kita untuk menyadari keadaan kita yang terhilang dan mengulurkan tangan kita kepada-Nya. Dia akan menjemput, memeluk, dan memberi kita kedamaian-Nya -
KETIKA KITA MENEMUKAN KRISTUS
KITA MENDAPATI BAHWA KITALAH ORANG YANG TERHILANG ITU
“KEBENCIAN YANG SEMPURNA”
Nats : Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan (Mazmur 97:10)

Bacaan : Mazmur 97

Coba katakan apa yang Anda benci, maka saya dapat mengatakan orang seperti apa Anda. Kebencian dapat menjadi sisi kuat kebajikan, tetapi ada peringatan dengan huruf kapital berwarna merah yang menyertainya: Hati-hati.
Olive Moore, penulis Inggris abad ke-19, menulis kata-kata ini: “Hati-hatilah menggunakan kebencian …. Kebencian adalah hasrat yang membutuhkan seratus kali energi cinta. Pakailah hanya untuk membenci masalah, bukan orang. Pakailah hanya untuk membenci sikap tidak toleran, ketidakadilan, kebodohan. Kebencian akan menjadi kekuatan manakala kita menggunakannya untuk membenci hal-hal di atas. Kekuatan dan kedahsyatannya tergantung pada banyaknya kita memakai kebencian itu.”
Kita cenderung menghambur-hamburkan sikap benci untuk kesalahan dan perbedaan yang remeh. Komentar lawan politik dapat memancing rasa sengit kita. Surat bernada marah untuk editor sering membesar-besarkan hal-hal remeh karena penyakit kebencian kita salah sasaran. Gereja menjadi retak dan pecah ketika kebencian diarahkan kepada orang-orang, bukan pada kekuatan di sekitar kita yang menghancurkan kehidupan dan harapan.
Orang Methodist kuno yang melakukan perjalanan keliling digambarkan sebagai orang-orang yang tidak membenci apa pun selain dosa. Mereka adalah orang yang secara serius melakukan seruan pemazmur, “Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan!” (Mazmur 97:10), dan Nabi Amos yang mendesak pembacanya untuk “membenci yang jahat dan mencintai yang baik” (Amos 5:15) -

JIKA ANDA TIDAK BISA MEMBENCI YANG JAHAT
ANDA TIDAK BISA MENCINTAI YANG BAIK
RHL.T

Tidak ada komentar: