Rabu, 07 September 2016

Khotbah Minggu POUK KP 11 September 2016 Yohanes 14:12-14; 1 Kor 1: 26



Thema: Membangun Keluarga Yang Takut Akan Tuhan (Thema bln Sep)
“Generasi Yang Melakukan Perkara Besar”

Keluarga adalah lembaga pertama dan yang tertua Allah ciptakan dalam dunia ini. Sebelum ada lembaga-lembaga lain seperti satu bangsa dan gereja, Allah terlebih dahulu menciptakan lembaga keluarga. Karena Allah mau semua lembaga-lembaga yang ada dibangun di atas keluarga yang benar. Keluarga adalah inti masyarakat yang terkecil. Sedangkan inti dari keluarga adalah pasangan  suami isteri.
Selanjutnya anak-anak adalah berkat yang Tuhan tambahkan dan berikan. Hubungan pasangan suami isteri adalah gambaran hubungan Kristus dengan jemaat, Efesus 5:32. Hubungan yang indah antara Kristus dengan jemaat, Allah gambarkan melalui hubungan suami isteri yang intim dan mesra, sehingga dapat dilihat oleh dunia ini.
Sehingga tidak heran sejak keluarga pertama yakni keluarga Adam dan Hawa menjadi sasaran utama dari serangan iblis. Sebab:
Satu keluarga memiliki dampak yang luar biasa.
Satu keluarga yang telah mengalami pemulihan dapat berdampak membawa pemulihan kepada satu komunitas.Satu komunitas yang telah dipulihkan dapat berdampak kepada satu kota.
Kota yang telah dipulihkan kemudian dapat berdampak kepada satu bangsa, yang akhirnya berdampak kepada bangsa-bangsa.
Semuanya diawali dari satu keluarga. Sebaliknya satu keluarga yang bobrok dan hancur juga dapat berdampak secara negatif kepada satu komunitas, kota, bangsa dan sampai kepada bangsa-bangsa. Pesan Tuhan yang begitu kuat pada hari-hari terakhir ini ialah: Aku akan datang segera.
Sebelum Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, memang iblis bekerja ekstra keras untuk menghancurkan keluarga.
Sebab jika keluarga hancur dampaknya sangat luas ke berbagai aspek dalam bidang kehidupan masyarakat yang lain.
Berbagai cara dipakai iblis untuk menghancurkan keluarga, seperti mengaburkan fungsi atau peran orang tua, suami isteri.
Begitu banyak para orangtua tidak lagi melakukan perannya secara maksimal untuk mendidik anak-anak mereka.
Ulangan 6:4-9 Orangtua bekerja dari pagi sampai malam, sehingga anak bertumbuh sendiri. 
Kurangnya waktu bagi suami isteri curhat secara terbuka, demikian juga antara orangtua dengan  anak yang membuat ikatan emosional antara sesama anggota keluarga begitu rapuh. Apa yang harus dilakukan oleh tiap-tiap keluarga, pasangan suami isteri sebelum kedatanganNya kedua kali?
Setiap keluarga harus menjadi saksi Kristus, hidup intim dan kudus dengan Tuhan. Mengerti kehendak dan rencana Allah, dan inilah yg disebut Generasi Yg Melakukan Perkara
Besar.Dan Generasi ini akan Melakukan 3 Hal yg telah ditetapkan Tuhan:
1. A.Pola Allah untuk suami Allah menetapkan suami-suami sebagai imam, nabi dan raja. Sebagai imam, berarti suami bertanggungjawab memimpin mezbah keluarga dan merawat kerohanian setiap anggota keluarga. Sebagai imam, suami bertanggung jawab untuk mengerti apa pesan dan kehendak Tuhan bagi setiap anggota keluarganya. Sebagai raja, suami berarti sebagai pemimpin tertinggi, kepala dalam struktur satu keluarga. Suami sebagai penanggung jawab terakhir dalam satu keluarga. Sebagai kepala berarti siap menjadi contoh, panutan, teladan bagi seluruh anggota keluarganya. Apakah Anda sebagai suami telah menerapkan pola Allah tersebut?
B. Pola  Allah untuk isteri Allah menetapkan istri-istri sebagai penolong, pendamping dan penghibur. Penolong  bukan berarti lebih tinggi atau lebih rendah, tetapi sederajat. Kejadian 1:27. Tetapi Allah memberikan pengurapan sebagai penolong yang memiliki hal-hal khusus yang tidak dimiliki oleh pria.
C. Pola Allah untuk anak Anak-anak wajib menghormati orang tua dan menaati dalam segala hal. Keluaran 20:12, Efesus 6:1-3.  Menghormati mengandung pengertian, selalu bertanya kepada orangtua sebelum mengambil keputusan yang prinsipil. Tidak pernah bertanya kepada orangtua adalah salah satu pemberontakan anak terhadap orangtua. Tuhan telah memberikan otoritas bagi orangtua untuk mendidik anak, karena itu setiap anak belajar menghargai otoritas yang Allah berikan bagi orangtua.Apakah Anda sebagai anak telah menerapkan pola Allah tersebut? Setiap anggota keluarga perlu menyadari, bahwa keluarga berasal dari Allah, sehingga semua pola yang Allah tetapkan bertujuan agar apapun yang dilakukan atau dikerjakan semua harus bermuara untuk kemuliaan Allah. 
2.  Agar setiap anggota keluarga berbuah Sebab Tuhan telah memilih kita untuk menghasilkan buah. Yohanes 15:16 
A..Suami yang berbuah Kasihnya kepada Allah terus bertumbuh, mengasihi isterinya dan anak-anaknya walaupun ada hal-hal yang tidak disenangi, mudah memaafkan isteri, memberi teladan yang baik bagi seluruh keluarganya. Karakternya baik, komitmennya tinggi, kompetensinya bertumbuh.
B.Isteri yang berbuah Siap menundukkan diri dalam kepemimpinan suami dengan kelebihan dan kekurangannya, memaksimalkan potensi suami dan anak-anak, tidak membiarkan hatinya terluka, membangun rumahnya dengan bijak. Amsal 31:10-31 
C.Anak yang berbuahDalam kondisi yang bagaimanapun, selalu menghormati dan menaati orangtua.Suami, isteri dan anak yang berbuah memiliki karakter yang baik, komitmen yang tinggi terhadap keluarga dan kompetensi yang bertumbuh. 
3. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup (Roma 12:1). Persembahan berarti harus ada korban. Tidak ada persembahan tanpa kurban. Suami, isteri dan anak dalam keluarga harus siap memberikan korban. Korban itu sesuatu yang tidak mudah,  Untuk menciptakan unity dalam keluarga, perlu pengorbanan, saling peduli, saling memaafkan tanpa hitung-hitungan. Mengasihi berarti siap terluka. Mengasihi berarti kadang dilukai dan melukai, tetapi siap mengampuni, kemudian cintanya bertambah dalam lagi. Itulah kehidupan. Tuhan Yesus akan datang segera, biarlah setiap keluarga semuanya siap menjadi saksi Kristus dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, untuk Allah, bagi kemulianNya. Dengan karakter yang baik, komitmen yang tinggi dan kompetensi yang bertumbuh keluarga berbuah, sehingga dapat memberikan persembahan yang hidup bagi Dia.

 Kita tidak perlu ragu akan janji Allah dalam kehidupan kita. Apa saja yang kita minta di dalam nama Yesus pasti akan dikabulkan! Simpanlah janji ini di dalam hati kita! Yang perlu kita lakukan hanyalah menyembah Tuhan setiap hari dengan roh kita yang paling dalam. Rindukan agar Roh Kudus memenuhi kita lebih lagi, sama seperti dalam penglihatan Yehezkiel, mulai dari pergelangan kaki, naik ke pinggang, sampai akhirnya berenang.

Kata-kata Yesus bahwa kita akan melakukan pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaanNya, jelas menunjukkan bahwa kita harus bekerja untuk Dia / melayani Dia!
Perbuatan besar yang telah Allah lakukan bagi kita umat-Nya.
1. Perbuatan besar yang telah Allah lakukan bagi kita umat-Nya.
Mengapa Allah melakukan perbuatan atau perkara besar bagi hidup kita umat-Nya? Ada bebera alasan mendasar Allah melakukan perbuatan atau perkara besar bagi hidup kita, yaitu: (a) Allah tertarik dengan kita umat-Nya. Pemazmur menulis demikian: "Supaya terluput orang-orang yang Kaucintai,..." - Mazmur 108:7a; (b) Allah menyatakan kuasa-Nya untuk memberi kemenangan bagi umat-Nya. Pemazmur mengungkapkannya demikian: "...selamatkanlah dengan tangan kanan-Mu dan jawablah aku" - Mazmur 108:7b; (c) Allah menggenapi firman-Nya supaya umat-Nya dapat bersukacita akan Dia. Pemazmur menulis demikian: "Allah telah berfirman di tempat kudus-Nya: "Aku hendak beria-ria, Aku hendak membagi-bagikan Sikhem, dan lembah Sukot hendak Kuukur" - Mazmur 108:8; (d) Allah membuktikan diri bahwa hanya Dialah satu-satunya penuntun dan penolong bagi umat-Nya. Pemazmur menulis demikian: "Siapakah yang akan membawa aku ke kota yang berkubu? Siapakah yang menuntun aku ke Edom?" - Mazmur 108:11.
2. Bersama Allah kita dapat melakukan perkara-perkara besar.
Dalam hal apa kita bisa melakukan perkara-perkara besar bersama Allah? Kita bisa melakukan perkara-perkara besar bersama Allah dalam hal, yaitu: (a) mengalahkan musuh itu adalah suatu pekerjaan besar yang dapat dilakukan umat Allah. Siapa saja musuh yang harus kita kalahkan bersama Allah? Musuh yang harus kita kalahkan ialah: (1) Iblis - Kisah Para Rasul 13:10; (2) cinta akan dunia ini - Yakobus 4:4; (3) diri kita sendiri - Amsal 16:18; (b) percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah suatu pekerjaan besar di mata Allah. Penulis Injil Yohanes menulis demikian: "Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah" - Yohanes 6:29

Tidak ada komentar: