Thema:
Membangun Keluarga Yang Takut Akan Tuhan (Thema bln Sep)
“Generasi
Yang Melakukan Perkara Besar”
Keluarga
adalah lembaga pertama dan yang tertua Allah ciptakan dalam dunia ini. Sebelum ada
lembaga-lembaga lain seperti satu bangsa dan gereja, Allah terlebih dahulu menciptakan lembaga keluarga. Karena
Allah mau semua lembaga-lembaga yang ada dibangun di atas keluarga yang benar.
Keluarga adalah inti masyarakat yang
terkecil. Sedangkan inti dari keluarga adalah pasangan suami isteri.
Selanjutnya
anak-anak adalah berkat yang Tuhan tambahkan dan berikan. Hubungan pasangan suami isteri adalah
gambaran hubungan Kristus dengan jemaat, Efesus
5:32. Hubungan yang indah antara Kristus dengan jemaat, Allah gambarkan
melalui hubungan suami isteri yang intim dan mesra, sehingga dapat dilihat oleh
dunia ini.
Sehingga tidak heran
sejak keluarga pertama yakni keluarga Adam dan Hawa menjadi sasaran utama dari
serangan iblis. Sebab:
Satu
keluarga memiliki dampak yang luar biasa.
Satu keluarga yang
telah mengalami pemulihan dapat berdampak membawa
pemulihan kepada satu komunitas.Satu
komunitas yang telah dipulihkan dapat berdampak kepada satu kota.
Kota yang telah
dipulihkan kemudian dapat berdampak kepada satu bangsa, yang akhirnya berdampak
kepada bangsa-bangsa.
Semuanya
diawali dari satu keluarga.
Sebaliknya satu keluarga yang bobrok dan hancur juga dapat berdampak secara
negatif kepada satu komunitas, kota, bangsa dan sampai kepada
bangsa-bangsa. Pesan Tuhan yang
begitu kuat pada hari-hari terakhir ini ialah: Aku akan datang segera.
Sebelum Tuhan Yesus
datang untuk kedua kalinya, memang iblis
bekerja ekstra keras untuk menghancurkan keluarga.
Sebab jika keluarga
hancur dampaknya sangat luas ke berbagai aspek dalam bidang kehidupan
masyarakat yang lain.
Berbagai
cara dipakai iblis untuk menghancurkan keluarga, seperti mengaburkan fungsi atau
peran orang tua, suami isteri.
Begitu banyak para
orangtua tidak lagi melakukan perannya secara maksimal untuk mendidik anak-anak
mereka.
Ulangan
6:4-9 Orangtua
bekerja dari pagi sampai malam, sehingga anak bertumbuh sendiri.
Kurangnya waktu bagi
suami isteri curhat secara terbuka, demikian juga antara orangtua dengan
anak yang membuat ikatan emosional antara sesama anggota keluarga begitu
rapuh. Apa yang harus dilakukan oleh tiap-tiap keluarga, pasangan suami
isteri sebelum kedatanganNya kedua kali?
Setiap keluarga harus menjadi saksi
Kristus, hidup intim
dan kudus dengan Tuhan. Mengerti kehendak dan rencana Allah, dan inilah yg
disebut Generasi Yg Melakukan Perkara
Besar.Dan Generasi ini akan Melakukan 3 Hal yg telah ditetapkan
Tuhan:
1. A.Pola Allah untuk suami Allah
menetapkan suami-suami sebagai imam, nabi dan raja. Sebagai imam, berarti suami bertanggungjawab memimpin mezbah
keluarga dan merawat kerohanian setiap anggota keluarga. Sebagai imam,
suami bertanggung jawab untuk mengerti
apa pesan dan kehendak Tuhan bagi setiap anggota keluarganya. Sebagai raja,
suami berarti sebagai pemimpin tertinggi, kepala dalam struktur satu keluarga.
Suami sebagai penanggung jawab terakhir dalam satu keluarga. Sebagai kepala
berarti siap menjadi contoh, panutan, teladan bagi seluruh anggota
keluarganya. Apakah Anda sebagai suami telah menerapkan pola Allah
tersebut?
B. Pola Allah untuk isteri Allah
menetapkan istri-istri sebagai penolong, pendamping dan penghibur.
Penolong bukan berarti lebih tinggi atau lebih rendah, tetapi sederajat.
Kejadian 1:27. Tetapi Allah memberikan pengurapan sebagai penolong yang
memiliki hal-hal khusus yang tidak dimiliki oleh pria.
C. Pola Allah untuk anak Anak-anak wajib menghormati orang tua
dan menaati dalam segala hal. Keluaran 20:12, Efesus 6:1-3. Menghormati
mengandung pengertian, selalu bertanya kepada orangtua sebelum mengambil keputusan yang prinsipil. Tidak pernah bertanya
kepada orangtua adalah salah satu
pemberontakan anak terhadap orangtua. Tuhan telah memberikan otoritas bagi orangtua untuk mendidik anak,
karena itu setiap anak belajar menghargai otoritas yang Allah berikan bagi orangtua.Apakah
Anda sebagai anak telah menerapkan pola Allah tersebut? Setiap anggota
keluarga perlu menyadari, bahwa keluarga berasal dari Allah, sehingga semua
pola yang Allah tetapkan bertujuan agar apapun yang dilakukan atau dikerjakan
semua harus bermuara untuk kemuliaan Allah.
2. Agar setiap anggota keluarga berbuah Sebab Tuhan telah
memilih kita untuk menghasilkan buah. Yohanes 15:16
A..Suami yang berbuah Kasihnya kepada
Allah terus bertumbuh, mengasihi isterinya dan anak-anaknya walaupun ada
hal-hal yang tidak disenangi, mudah memaafkan isteri, memberi teladan yang baik
bagi seluruh keluarganya. Karakternya baik, komitmennya tinggi, kompetensinya
bertumbuh.
B.Isteri yang berbuah Siap menundukkan diri dalam kepemimpinan suami
dengan kelebihan dan kekurangannya, memaksimalkan potensi suami dan anak-anak,
tidak membiarkan hatinya terluka, membangun rumahnya dengan bijak. Amsal
31:10-31
C.Anak yang berbuahDalam kondisi yang bagaimanapun, selalu
menghormati dan menaati orangtua.Suami, isteri dan anak yang berbuah memiliki
karakter yang baik, komitmen yang tinggi terhadap keluarga dan kompetensi yang
bertumbuh.
3. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup (Roma 12:1).
Persembahan berarti harus ada korban. Tidak ada persembahan tanpa kurban. Suami,
isteri dan anak dalam keluarga harus siap memberikan korban. Korban itu sesuatu
yang tidak mudah, Untuk
menciptakan unity dalam keluarga, perlu pengorbanan, saling peduli, saling
memaafkan tanpa hitung-hitungan. Mengasihi
berarti siap terluka. Mengasihi berarti kadang dilukai dan melukai, tetapi siap mengampuni, kemudian
cintanya bertambah dalam lagi. Itulah kehidupan. Tuhan Yesus akan datang
segera, biarlah setiap keluarga semuanya siap menjadi saksi Kristus dengan
menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, untuk Allah, bagi kemulianNya.
Dengan karakter yang baik, komitmen yang tinggi dan kompetensi yang bertumbuh
keluarga berbuah, sehingga dapat memberikan persembahan yang hidup bagi Dia.
Kita tidak perlu ragu akan janji Allah dalam
kehidupan kita. Apa
saja yang kita minta di dalam nama Yesus pasti akan dikabulkan! Simpanlah janji
ini di dalam hati kita! Yang perlu kita lakukan hanyalah menyembah Tuhan setiap
hari dengan roh kita yang paling dalam. Rindukan agar Roh Kudus memenuhi kita
lebih lagi, sama seperti dalam penglihatan Yehezkiel, mulai dari pergelangan
kaki, naik ke pinggang, sampai akhirnya berenang.
Kata-kata
Yesus bahwa kita akan melakukan
pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaanNya, jelas menunjukkan bahwa kita harus bekerja untuk Dia / melayani
Dia!
Perbuatan besar yang telah Allah
lakukan bagi kita umat-Nya.
1.
Perbuatan besar yang telah Allah lakukan bagi kita umat-Nya.
Mengapa Allah melakukan
perbuatan atau perkara besar bagi
hidup kita umat-Nya? Ada bebera alasan mendasar Allah melakukan perbuatan atau
perkara besar bagi hidup kita, yaitu: (a)
Allah tertarik dengan kita umat-Nya. Pemazmur menulis demikian:
"Supaya terluput orang-orang yang Kaucintai,..." - Mazmur 108:7a; (b)
Allah menyatakan kuasa-Nya untuk memberi
kemenangan bagi umat-Nya. Pemazmur mengungkapkannya demikian:
"...selamatkanlah dengan tangan kanan-Mu dan jawablah aku" - Mazmur
108:7b; (c) Allah menggenapi firman-Nya
supaya umat-Nya dapat bersukacita akan Dia. Pemazmur menulis demikian:
"Allah telah berfirman di tempat kudus-Nya: "Aku hendak beria-ria,
Aku hendak membagi-bagikan Sikhem, dan lembah Sukot hendak Kuukur" -
Mazmur 108:8; (d) Allah membuktikan diri bahwa hanya Dialah satu-satunya
penuntun dan penolong bagi umat-Nya. Pemazmur menulis demikian: "Siapakah yang
akan membawa aku ke kota yang berkubu? Siapakah yang menuntun aku ke
Edom?" - Mazmur 108:11.
2. Bersama Allah kita dapat melakukan
perkara-perkara besar.
Dalam hal apa kita
bisa melakukan perkara-perkara besar bersama Allah? Kita bisa melakukan perkara-perkara
besar bersama Allah dalam hal, yaitu: (a) mengalahkan
musuh itu adalah suatu pekerjaan besar yang dapat dilakukan umat Allah.
Siapa saja musuh yang harus kita kalahkan bersama Allah? Musuh yang harus kita
kalahkan ialah: (1) Iblis - Kisah Para Rasul 13:10; (2) cinta akan dunia ini -
Yakobus 4:4; (3) diri kita sendiri - Amsal 16:18; (b) percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah
suatu pekerjaan besar di mata Allah. Penulis Injil Yohanes menulis demikian:
"Jawab Yesus kepada mereka:
"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya
kepada Dia yang telah diutus Allah" - Yohanes 6:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar