Kita
mengetahui bahwa pada waktu yang lalu muncul film yang berjudul 2012 “The End of The World” karangan Roland Emmerich. Film ini laku di
pasaran karena mengisahkan tentang akhir dari dunia. Film ini juga menggambarkan
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada saat hari kiamat. Di dalam film ini,
digambarkan bagaimana akan terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga
bangunan-bangunan besar runtuh, tanah dan jalan terbelah. Selain itu juga,
digambarkan bagaimana akan terjadi jatuhnya meteor dari langit yang membakar.
Selain itu juga digambarkan bagaimana terjadi tsunami yang menghancurkan
dataran dan pulau-pulau. Itu semua hanya
gambaran-gambaran saja. Latar belakang dibuatnya film ini karena adanya
perhitungan terhadap kalender suku maya di mana pada bulan Desember 2012,
kalender mereka akan habis atau kembali lagi ke angka nol. Selain itu juga ada
isu mengenai planet Nibiru yang akan
melintasi orbit bumi atau bertabrakan dengan bumi pada tahun 2012. Semua itu hanya
prediksi belaka, akan tetapi kita sebagai orang percaya, kita berpegang
sepenuhnya pada Firman Allah. Kita tidak tahu kapan datangnya kiamat? Kita
tidak tahu juga kapan Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya? Semuanya itu
adalah Rahasia Allah.
Kunci dari Matius
25:1-13 ada pada ayat 13 yang menyatakan: Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu
akan hari maupun akan saatnya. Bagaimana kita harus berjaga-jaga dapat dibaca
pada ayat 1-12, dan inti dari 12 ayat tersebut adalah kita termasuk orang yang
bijaksana ataukah orang yang bodoh. Seringkali yang menganggap diri bijaksana
adalah yang bodoh sedangkan yang dianggap bodoh adalah yang bijaksana. Di
tengah dunia yang demikian dimanakah kita bisa menempatkan diri di posisi yang
tepat. Ayat 12 menyatakan: Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Tuhan Yesus hendak menyatakan bahwa di
titik terakhir yang menjadi point adalah bagaimana seseorang berelasi dengan
Tuhan dan mengerti apa yang Tuhan katakan, bagaimana dia menjadi milik Tuhan
dimana Tuhan menjadi gembalanya, bagaimana mereka bersekutu.
1)
Ay 1: ‘Pada waktu itu hal Kerajaan
Surga seumpama ...’.
a) Bagian ini adalah suatu perumpamaan,
dan dalam menafsirkan suatu perumpamaan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan
/ penekanan utama dari perumpamaan itu. Sedangkan detail‑detail / hal
yang kecil-kecil hanya boleh ditafsirkan kalau detail‑detail itu
sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama perumpamaan itu. Detail‑detailyang
tidak sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama
perumpamaan, harus diabaikan.
Dalam
perumpamaan ini terlihat jelas bahwa tujuan / penekanan utama dari perumpamaan
ini adalah supaya kita semua bersiap sedia / berjaga‑jaga menghadapi akhir
jaman / kedatangan Yesus yang kedua kalinya (ay 13).
Detail‑detail
yang tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan, misalnya: apa arti pelita, minyak,
buli‑buli, penjual minyak, bilangan 10, bilangan 5 dsb. Ini semua harus
diabaikan!
Memang
ada banyak orang yang menafsirkan bahwa ‘minyak’ adalah Roh Kudus. Kalau
ditinjau sepintas lalu, kelihatannya cocok, karena 5 gadis yang bijaksana
mempunyai minyak dan ini menggambarkan orang kristen sejati yang mempunyai Roh
Kudus, sedangkan 5 gadis yang bodoh tidak mempunyai minyak, menggambarkan
orang kristen KTP yang tidak mempunyai Roh Kudus. Tetapi kalau kita perhatikan
lebih seksama, terlihat bahwa penafsiran ini tidak bisa dipertahankan, karena:
· kelima
gadis yang bodoh itu bukan tidak pernah mempunyai minyak, tetapi mereka kehabisan minyak (ay 8). Ini tentu
tidak bisa diartikan sebagai orang yang kehabisan Roh Kudus / ditinggal oleh
Roh Kudus, karena ini akan bertentangan dengan Yoh 14:16 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus akan tinggal diri
orang percaya selama‑lamanya.
· kalau
minyak menggambarkan Roh Kudus, lalu apa artinya cadangan minyak yang dibawa
oleh 5 gadis yang bijaksana itu? Apa artinya buli‑buli tempat minyak itu? Apa
artinya membeli minyak? Apa artinya penjual minyak?
b)
Kata‑kata ‘hal Kerajaan Sorga’ menunjukkan bahwa bagian ini berkenaan dengan
gereja / lingkungan kristen (baik asli maupun palsu), tetapi tidak berhubungan
dengan orang kafir total yang ada diluar lingkungan kristen.
Jadi, 5 gadis yang
bijaksana
menggambarkan orang kristen yang sejati, dan
5 gadis yang bodoh menggambarkan orang kristen KTP.
Bahwa
5 gadis yang bodoh itu tidak menggambarkan orang
kafir total, juga terlihat dari fakta bahwa mereka juga mau menyambut
kedatangan mempelai laki‑laki yang jelas merupakan gambaran dari Tuhan Yesus.
2)
Sekalipun bagian ini mempunyai tujuan / penekanan yang sama dengan
Mat 24:45‑51, tetapi dalam bagian ini ada hal‑hal tambahan, yaitu:
a)
Dalam bagian ini ditekankan perlunya
ketekunan dalam bersiap sedia menghadapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kalinya. Tindakan bersiap sedia yang tidak disertai ketekunan sampai akhir,
adalah sia‑sia!
Ada
2 macam penafsiran tentang kata‑kata ‘tidak membawa minyak’ dalam ay 3:
· William
Hendriksen menafsirkan bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukan sekedar tidak membawa
cadangan minyak, tetapi sama sekali tidak membawa minyak. Jadi mereka
hanya membawa pelita yang kosong. Ia juga berkata bahwa ay 7 merupakan
saat pertama kalinya 10 gadis itu mau
menyalakan pelita mereka.
· Mayoritas
penafsir menafsirkan bahwa 5 gadis bodoh itu mempunyai minyak dalam pelita
mereka, tetapi tidak membawa cadangan minyak.
Bahwa
ini merupakan pandangan yang benar, terlihat dengan jelas dari ay 8 dimana
5 gadis bodoh itu berkata: ‘pelita kami
hampir padam’ (: ‘our lamps are going out’).
Jadi
jelaslah bahwa 5 gadis yang bodoh itu juga mengadakan persiapan, tetapi karena
tidak bisa bertekun sampai akhir,
maka semua persiapan mereka sia‑sia sama sekali. Ini menunjukkan bahwa orang
kristen yang bersiap sedia, tetapi tidak bertekun sampai akhir, akan binasa!
Penerapan:
Apakah saudara bertekun dalam mencari Firman Tuhan, mentaati
Firman Tuhan / menguduskan diri, berbakti kepada Tuhan, berdoa, melayani Tuhan dan memberitakan Injil? Atau saudara
sering malas dalam melakukan hal‑hal itu? Kalau ya, bertobatlah dan
bertekunlah, atau semua itu akan sia‑sia belaka!
b) Adalah mungkin bagi seseorang untuk
melakukan persiapan yang tidak / kurang memadai! Ingat bahwa 5 gadis yang bodoh
itu bukannya tidak melakukan persiapan sama sekali. Mereka melakukan persiapan,
yaitu membawa pelita dengan minyak di dalamnya. Tetapi persiapan mereka tidak
memadai karena mereka tidak membawa cadangan minyak.
Kesalahan mereka
terletak bukan pada apa yang mereka lakukan (kontras dengan Mat 24:49
dimana kesalahan hamba itu terletak pada apa yang ia lakukan), tetapi pada apa
yang tidak mereka lakukan (dosa pasif)!
Penerapan:
· Jangan
sekali‑kali membatasi persiapan saudara dengan pemikiran bahwa apa yang saudara
lakukan itu sudah cukup! Misalnya: sudah
cukup saya ke gereja pada hari minggu, saya tidak perlu ikut Pemahaman Alkitab.
Atau, sudah cukup saya ikut Kebaktian dan Pemahaman Alkitab, saya tidak perlu
ikut Persekutuan Doa, dsb. Bisa saja itu sudah cukup dalam pandangan saudara,
tetapi tidak memadai dalam pandangan Allah!
· Hati‑hatilah
dengan dosa pasif, yaitu dosa dimana saudara tidak me-lakukan apa yang
seharusnya saudara lakukan. Contoh: tidak berdoa untuk gereja (bdk.
1Sam 12:23), tidak memberitakan Injil, dsb
3)
Ay 5: ‘mempelai itu lama tidak datang‑datang juga’.
Dalam Kitab Suci
terdapat:
a) Bagian‑bagian
yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera datang keduakalinya, seperti Wah 3:11 22:20.
b) Bagian‑bagian
yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan segera datang / kedatangan Yesus untuk
keduakalinya masih lama (ditinjau dari saat itu, yaitu abad I), seperti
Mat 24:6‑8,14 Mat 25:5,19 Luk 19:11‑12 2Tes
2:1‑8.
Bagian‑bagian ini
tidak bertentangan satu sama lain, karena Tuhan tidak terbatas oleh waktu (bdk.
2Pet 3:8). Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan / mengerti,
karena ini adalah sesuatu yang melampaui akal kita.
4)
Ay 5: ‘mereka semua lalu tertidur’.
Ada bermacam‑macam
penafsiran tentang bagian ini:
a) Ada
yang menafsirkan ‘tidur’ di sini dalam arti negatif / jelek, yaitu bahwa mereka
tidak / kurang berjaga‑jaga.
Ini disebabkan karena
‘tidur’ memang sering mempunyai arti seperti itu (bdk. Mat 26:40 Mark
13:36 1Tes 5:6‑7).
Tetapi, bagaimanapun
juga, terlihat dengan jelas bahwa penafsiran ini tidak sesuai dengan seluruh
perumpamaan, karena dalam perumpamaan itu 5 gadis yang bijaksana, yang
menggambarkan orang kristen sejati yang bersiap sedia menghadapi kedatangan
Yesus yang keduakalinya, ikut tertidur. Dan mempelai laki‑laki tidak mengecam
mereka karena hal itu. Juga, dalam perumpamaan ini, ketidaksiapan digambarkan
dengan ‘tidak dibawanya cadangan minyak’, bukan dengan ‘tidur’.
b) Ada
juga yang menafsirkan bahwa ‘tidur’ berarti ‘mati’, dan ay 6‑7 menunjuk
pada kebangkitan orang mati (bdk. Yoh 5:28‑29).
Ini juga jelas
merupakan penafsiran yang salah, karena penafsiran ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa semua orang sudah mati pada saat Yesus datang keduakalinya,
dan ini bertentangan dengan bagian‑bagian Kitab Suci yang menunjukkan bahwa
pada saat Yesus datang keduakalinya masih ada orang‑orang (baik Kristen maupun
kafir) yang masih hidup (bdk. 1Tes 4:17 Wah 6:15‑17).
c) Calvin menafsirkan bahwa ‘tidur’ di
sini menunjuk pada ‘pekerjaan duniawi / sehari‑hari’
Sekalipun seseorang
betul‑betul berjaga‑jaga terhadap kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetapi
tidak mungkin ia hanya berjaga‑jaga (terus menerus berdoa, belajar
Firman Tuhan, melayani Tuhan, memberitakan Injil, dsb, dan membuang pekerjaan
sehari‑harinya).
Jadi, sekalipun kita
berjaga‑jaga, kita boleh tetap melakukan pekerjaan kita sehari‑hari.
Bandingkan dengan
sekelompok orang Kristen di Korea yang percaya bahwa Yesus akan datang kembali
pada Oktober 1992, yang lalu mem-buang pekerjaannya, menjual rumahnya, bahkan
menggugurkan kandungannya, dan lalu berkumpul di suatu tempat hanya untuk
menunggui kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini jelas merupakan tindakan
extrim yang tidak bisa dibenarkan!
d) ’Tidur’
bisa diartikan secara positif, yaitu sebagai suatu tindakan yang bertujuan
untuk mengumpulkan tenaga dan kesegaran untuk penyambutan mempelai dan pesta
nanti.
Jadi, ‘berjaga‑jaga
senantiasa’ tidak berarti bahwa kita tidak boleh relax, istirahat, santai, cuti
dsb. Semua ini boleh dilakukan asal dengan tujuan supaya kita bisa berjaga‑jaga
/ hidup lebih baik bagi Tuhan (bdk. 1Kor 10:31).
5) Ay 8‑12:
a) Para gadis bodoh itu meminta minyak (ay
8), dan lalu berusaha untuk membeli minyak (ay 10), tetapi akhirnya ditolak
untuk masuk ke pesta!
Ini merupakan
peringatan bagi pertobatan yang terlambat!
Ada penafsir yang
mengatakan:
kerajinan di kemudian
hari tidak bisa menebus kelalaian pada masa lalu).
kesempatan‑kesempatan
yang hilang / disia‑siakan tidak pernah akan kembali / terulang).
Penerapan:
Jangan menunda
persiapan saudara! Lakukanlah sekarang, sebelum semuanya terlambat! Dan kalau
saudara mau rajin / giat bagi Tuhan, rajinlah / giatlah sekarang! Besok mungkin
sudah terlambat!
b) Gadis‑gadis
yang bijaksana tidak mau memberi minyak (ay 9).
Ini bukan merupakan
egoisme, tidak kasih dsb! Memang ada hal‑hal yang tidak bisa kita berikan /
bagikan kepada orang lain, seperti iman, keselamatan (bdk.
Kel 32:31-32 Ro 9:3), ketaatan, hubungan / persekutuan dengan
Tuhan, persiapan menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, dsb.
Ingat baik-baik bahwa
Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya
sendiri (Ro 14:12
Yeh 18:20) dan karena itu jangan harap saudara bisa ‘nunut’ pada
persiapan orang lain! Saudara sendiri harus bersiap sedia menghadapi kedatangan
Yesus yang kedua-kalinya!
c)
Para gadis bodoh itu
mengetok pintu tetapi ditolak (ay 11‑12 bdk. Luk 13:25).
Pada saat itu, kata‑kata
Tuhan Yesus yang berbunyi ‘Ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu’ (Mat 7:7) tidak berlaku bagi orang-orang itu!
Semua orang yang dalam
selama hidupnya mengabaikan ketokan Tuhan Yesus pada pintu hati mereka (bdk.
Wah 3:20), pada akhir jaman akan mengalami penolakan pada saat mereka
mengetok pintu Kerajaan Sorga! Seseorang mengatakan:
mereka yang menolak
untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk
‘pergi / enyah’).
d)
Ay 12: ‘aku tidak mengenal kamu’.
‘I don’t know
you’. Ini ada dalam present tense!
Tetapi dalam
Mat 7:23, NIV menterjemahkan ‘I never knew you’ (= Aku tidak
pernah mengenal kamu), yaitu dalam past tense!
Jadi, kalau pada saat
itu Yesus tidak mengenal saudara, itu menunjukkan bahwa Ia memang tidak pernah
mengenal saudara! Kalau Yesus pernah mengenal saudara, Ia pasti akan mengenal
saudara selama‑lamanya!
Penerapan:
Boleh jadi semua orang
mengenal saudara sebagai orang kristen. Tetapi yang penting adalah: apakah
Yesus mengenal saudara? Apakah saudara sudah pernah datang kepadaNya,
menerimaNya sebagai Juruselamat pribadi dan sebagai Tuhan saudara, dan apakah
saudara mempunyai hubungan pribadi dengan Dia?
Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar