Secara keseluruhan
kitab Matius ini menekankan tindakan yang nyata dan murni, dan dalam perintah
tersebut diteguhkan bahwa Allah menyertai (Lih. 1:23; 28:20). Jadi, lakukan dan
percaya!! Pada perikop kali ini bercerita ‘tentang membayar pajak kepada
Kaisar’. Secara umum, tentu sudah sering kita mendengar cerita tentang pajak
tersebut. Dan umumnya tidak jarang pendeta berkhotbah perikop ini dan
menekankan menjadi “warga negara yang baik”, tetapi apakah hanya sebatas itu
yang diinginkan di sini?
Jemaat yang dikasihi
Tuhan, dalam prikop ini dikatakan bahwa orang-orang Farisi berniat jahat
terhadap Yesus. Mereka memberikan satu pertanyaan terhadap Yesus: ayat 16-17:
"Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur
mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan
membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
1) Dalam
Mat 21:28-22:14, Yesus menyerang / menegur para tokoh Yahudi dengan
menggunakan 3 buah perumpamaan berturut-turut.
Teguran itu bukannya membuat mereka bertobat, tetapi sebaliknya membuat mereka menjadi
marah / benci kepada Yesus (21:45-46). Dan sekarang mereka berusaha menyerang
balik!
Penerapan:
seorang hamba Tuhan
yang berani menyatakan / menegur dosa, pasti akan banyak mendapat serangan dari
jemaat-jemaat tertentu yang tidak senang ditegur
kalau saudara sering
memberitakan Injil / menegur dosa, saudarapun akan mendapat serangan balik,
khususnya pada waktu orang-orang yang biasanya saudara tegur itu melihat
saudara berbuat dosa.
2)
‘Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan’
(ay 15 bdk. Luk 20:20).
a)
Menunjuk pada pertanyaan orang Farisi.
b)
Menunjuk pada jawaban Yesus.
Penerapan:
Banyak orang berusaha
menjerat orang kristen dalam kata-katanya. Karena itu kita harus hati-hati
dalam berbicara (bdk. Amsal 10:19).
3) Orang Farisi bergabung dengan orang
Herodian (ay 16a).
a)
Sekalipun tak diketahui dengan pasti siapa orang
Herodian itu, tetapi dari namanya bisa diperkirakan bahwa mereka adalah
orang-orang dari partainya Herodes, atau orang- orang yang pro Herodes.
b) Sebetulnya, orang Farisi bertentangan /
bermusuhan dengan orang Herodian karena:
· orang
Herodian terjun dalam politik; orang Farisi terjun dalam agama Yahudi.
· orang
Herodian bekerja sama dengan Roma; orang Farisi tidak mau bekerja sama dengan
Roma.
· orang Herodian menyetujui pajak (karena
pajak ini penting untuk Herodes!); orang Farisi menentang pajak.
c) Tetapi
sekarang, dalam menghadapi Yesus, mereka bersatu (bdk. Mark 3:6).
Fakta bahwa mereka bisa ‘baik’ satu sama lain, padahal
mereka sebetulnya bermusuhan, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang
jahat dan munafik! Hati-hatilah terhadap orang-orang seperti itu!
2) Mereka
mengatakan / memuji bahwa Yesus ‘tidak
takut pada siapapun’. Tetapi sebetulnya, tujuan mereka adalah: supaya Yesus
berani mengucapkan sesuatu yang menentang pajak / pemerintah Roma.
3)
Kata-kata mereka dalam ay 16b ini sebetulnya memang menggambarkan seorang
guru yang baik:
a)
‘jujur’.
‘true’ (= benar).
‘truthful’ (=
benar).
‘a man of
integrity’ (= ).
Ini menunjukkan bahwa
guru yang baik selalu berbicara benar
dan jujur. Tidak mencla-mencle!
Sekalipun hal ini
lebih ditekankan untuk seorang guru, tetapi orang kristen biasapun pasti juga
harus seperti itu. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu berbicara
benar / jujur?
b) ‘dengan jujur mengajar jalan Allah’.
‘in truth’ (= ).
Ini menunjukkan
bahwa seorang guru yang baik tidak membelokkan arti dari Firman Tuhan, baik
demi keuntungan pribadi, maupun karena sungkan / takut / malu dsb
Ini juga berlaku untuk
orang kristen biasa. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering
membelokkan arti dari Firman Tuhan:
· supaya
tidak kalah dalam berdebat?
· supaya
Firman Tuhan itu tidak menyerang diri saudara sendiri?
· karena
takut, sungkan, malu dsb?
c) ‘tidak
takut kepada siapapun ... tidak mencari muka’.
Ini menunjukkan bahwa
seorang guru yang baik tidak takut kepada manusia, tidak berusaha menyenangkan
manusia dan tak membeda-bedakan / bersikap tak adil / berat sebelah.
Orang kristen biasapun
jelas juga harus seperti ini! Bagaimana dengan saudara?
Ay 17:
Ini adalah pertanyaan
yang menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah. Kalau Yesus menjawab ‘tidak boleh’, maka orang Herodian pasti
akan marah dan akan melaporkan kepada tentara Roma, dan Yesus pasti akan
ditangkap. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ‘boleh’, maka semua orang Yahudi pasti akan menganggap Yesus
sebagai seorang pengkhianat yang pro
Roma.
Catatan: William
Barclay mengatakan bahwa orang Yahudi menentang pajak itu karena alasan agama.
Mereka menganggap pajak itu sebagai penghinaan kepada Allah, karena Allah
adalah satu-satunya raja yang berhak menerima pajak.
Ay 18-21:
Jawaban Yesus:
1)
Ay 18: ini menunjukkan kemahatahuan Yesus (yang juga menunjukkan keilahian
Yesus), dan sekaligus merupakan teguran terhadap:
tindakan
mereka mencobai Yesus.
sikap munafik mereka.
2)
Ay 19-21a:
Pada jaman itu, setiap
ada raja baru naik tahta, maka ia langsung membuat uang logam sendiri dengan
gambar dan tulisannya pada uang logam itu.
Karena itu, pada mata
uang 1 dinar yang ditunjukkan kepada Yesus itu, pasti terdapat gambar dan
tulisan dari kaisar Roma yang saat itu sedang berkuasa.
3)
Ay 21b:
a)
Sekalipun Yesus tak secara terang-terangan menjawab ‘boleh’, tetapi jelas bahwa Ia bukan hanya mengijinkan tetapi
bahkan mengharuskan setiap orang untuk membayar pajak (bdk. Roma 13:6-7).
Penerapan:
Apakah
saudara membayar pajak dengan benar?
b) Ayat
ini menunjukkan bahwa orang kristen mempunyai kewajiban ganda yaitu:
· kewajiban
duniawi - kepada negara (bdk. Roma 13:2).
· kewajiban
rohani - kepada Tuhan / gereja.
Kewajiban rohani tidak
menghapuskan kewajiban duniawi dan sebaliknya!
Dengan kata lain,
orang kristen (di Indonesia) harus menjadi:
¨ Warga Negara Indonesia yang baik. Misalnya
dengan mentaati hukum, membayar pajak, menjaga kebersihan, dan juga mentaati
peraturan.
Sudahkah
saudara menjadi WNI yang baik?
(warga negara surga) yang baik.
c) Ayat
ini juga menunjukkan adanya pembatasan
di antara kedua kewajiban itu. Kita tidak boleh memberikan kepada kaisar apa
yang menjadi hak dari Allah. Kalau kaisar menuntut sesuatu yang menjadi hak
Allah (misalnya penyembahan), maka berlaku Kis 5:29!
Penerapan:
Apa
yang saudara lakukan kalau RT/RW
mengadakan rapat / kerja bakti pada hari minggu yang menyebabkan saudara tak
bisa berbakti kepada Tuhan?
Dan sebaliknya, kita
juga tidak boleh memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak kaisar (misalnya:
memberikan pajak kepada Tuhan / gereja).
Jadi,
kalau saudara adalah pegawai,
maka saudara punya tanggung jawab kepada boss saudara, dan saudara juga punya
tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang murid / mahasiswa,
maka saudara punya tanggung jawab kepada guru / dosen, dan saudara juga punya
tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang anak / istri, maka
saudara punya tanggung jawab kepada orang tua / suami, dan saudara juga punya
tanggung jawab kepada Tuhan.
Jangan menekankan
hanya salah satu saja dari 2 tanggung jawab ini. Dan juga jangan memberikan
kepada yang satu, apa yang menjadi hak dari yang lain!
Ay 22:
Mereka menjadi heran,
karena tadinya mereka sudah begitu yakin bahwa
Yesus pasti akan terjerat, tetapi ternyata Yesus menjawab sedemikian rupa
sehingga baik pihak Romawi maupun pihak Yahudi tidak mungkin bisa
menyalahkanNya
Tetapi anehnya,
sekalipun heran / kagum / takjub dsb, tetapi mereka tidak bertobat!
Penerapan:
Ada banyak orang yang
pada waktu mendengar Firman Tuhan merasa bahwa Firman Tuhan itu bagus / indah /
hebat / benar dsb, tetapi mereka tetap tidak bertobat / melaksanakan Firman
Tuhan itu dalam hidup mereka. Apakah saudara sering / kadang-kadang bersikap
seperti itu? Kalau ya, bertobatlah!
Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar