Sabtu, 15 Mei 2010

"BAHAGIA TANPA................!


Seorang filsuf Yunani Kuno, yakni socrates (469-399 S.M.), percaya bahwa jika anda sungguh-sungguh bijak, anda tidak akan terobsesi oleh kekayaan. Untuk mempraktekkan secara ekstrim apa yang telah ia kotbahkan itu, ia bahkan menolak untuk mengenakan sepatu.
Socrates suka mengunjungi tempat perbelanjaan, tetapi ia hanya memandang beraneka ragam pakaian yang dipamerkan dengan penuh kekaguman. Saat seorang teman bertanya mengapa ia demikian terpesona, ia menjawab: “Saya pergi ke sana dan menyadari betapa saya bahagia meski tak memiliki banyak hal yang ada di sana”.
Sikap di atas bertentangan dengan iklan-iklan komersial yang terus menerus menyerang mata dan telinga kita. Para pemasang iklan telah menghabiskan jutaan rupiah untuk mengatakan bahwa kita takkan bahagia bila tidak memiliki produk-produk terbaru mereka.
Rasul Paulus menasihati anak rohaninya, Timotius, demikian, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”. (I Timotius 6:6-8). Jika kita terpikat pada harta benda, Paulus memperingatkan, kita bisa melenceng dari iman dan frustasi karena keinginan daging (ayat 9-10).
Marilah kita bertanya pada diri kita sendiri, “Hal-hal apakah yang walau tidak kumiliki tetapi tidak mengurangi kebahagiaanku?” Jawaban atas pertanyaan ini akan mengungkapkan banyak tentang hubungan kita dengan Tuhan dan kepuasan kita bersama Dia. Tuhan, tolong aku untuk tidak menetapkan hatiku
Pada hal-hal yang akan berlalu;
Buatlah aku puas dengan milikku,
Dan mengucap syukur kepada-Mu setiap waktu. Amin

Tidak ada komentar: