Lukas 11: 28 — Tetapi Ia berkata: ”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Kita bisa berdiri dengan baik kalau kita mempunyai sepasang kaki yang sama tinggi dan sama kuat. Demikian juga kita bisa berdiri di hadapan Tuhan dengan baik kalau kaki yang satu suka mendengar dan membaca firman Tuhan dan kaki yang lain senang melakukan-nya. Betapa sedih hati Tuhan karena banyak orang Kristen di akhir zaman yang tidak menyadari ia cacat di hadapan Tuhan, suka mendengar tapi tidak suka melakukan firman Allah. Ketika mendengar Tuhan berjanji kita menjadi pemenang, tapi orang itu tidak mungkin menjadi pemenang kalau tidak menghadapi pertempuran - ini yang orang Kristen tidak sukai- , peperangan yang terjadi itu akan menentukan orang Kristen itu menjadi pemenang atau tidak. Jika ingin menjadi pemenang pasti ada harga yang harus dibayar, peperangan Tuhan ijinkan untuk melatih agar kita memiliki otot-otot rohani yang kuat. Ia tidak jauh dari kita, Ia begitu kagum kalau kita bisa melewatinya (menjadi lebih dari seorang pemenang) bukan mundur dan tinggalkan Tuhan.
Ada beberapa jenis iman :
- Iman yang menyelamatkan Efesus 2 : 10, 8.
Allah sudah persiapkan pekerjaan yang baik sebelum kita lahir, itu sebabnya kita harus mempunyai iman. Iman yang timbul waktu mendengar firman Allah, menyambut dan percaya kepada firman Allah disebut iman pistis. Penjahat yang disalib disebelah kanan Yesus diselamatkan karena imannya telah menyucikan kesalahan. Firman yang ia imani menghasilkan keselamatan. Ini iman yang menyenangkan, hanya mendengar ia diselamatkan.
- Iman yang menghadirkan mujizat Matius 17:20.
Iman ini juga cukup menyenangkan, banyak orang yang ingin meraihnya. Ketika
berhadapan dengan gunung permasalahan, kita berkata pindah maka gunung ini akan pindah. Iman semacam ini sangat dibutuhkan setiap hari dan betapa bangganya kalau kita memiliki iman semacam ini.
- Iman yang menghasilkan ketaatan.
Tuhan tidak ingin kita hanya memiliki iman yang menyelamatkan dan iman yang meng-hasilkan mujizat. Tuhan senang kalau kita menjadi gandum unggul tapi betapa kecewa kalau gandum yang ada di atas meja per-jamuan tidak pernah memberi kesempatan untuk diolah menjadi roti. Dalam pesta Tuhan membutuhkan roti dari gandum yang bersedia digiling sampai halus. Yesaya 28: 28 ...gandum harus digiling untuk membuat roti... (Terjemahan Baru Internasional), di sini membutuhkan iman yang menghasilkan kepatuhan. Banyak yang tidak senang, proses iman yang menghasilkan kepatuhan sering merupakan jalan penderitaan, siksaan tapi berujung kepada sukacita, pesta kemenangan yang luar biasa.
Ayub 23:10. Tuhan yang paling tahu bagaimana mengelola hidup kita. Untuk memperoleh iman yang menghasilkan kepatuhan kita tidak bisa mengelak dari ujian. Jangan berharap menjadi emas murni kecuali harus menerima sekalipun api itu merugikan kita, bagian diri kita berubah ketika api menjilat sehingga kita tidak punya kebanggaan lagi tapi kita keluar sebagai emas murni. Waktu api melumat sampai habis kita tidak sendiri karena Tuhan ada di sana, Ia mengendalikan api itu.
II Raja-raja 8 : 1 - 6. Perempuan Sunem yang telah mengalami mujizat ketika ia mengimani perkataan nabi Elisa, ia yang semula mandul telah melahirkan bahkan ia sudah menikmati iman yang menghasilkan keselamatan, ia sudah bertanya kepada nabi Elisa untuk meninggalkan Sunem dan pergi ke Filistin selama masa paceklik 7 tahun dan Alkitab tidak pernah mencatat perempuan ini menderita di sana karena kepatuhan dan ketaatannya. Tapi justru pada waktu ia kembali ke Sunem, rumah dan ladangnya telah dirampas. Mungkin kita berpikir apakah ini hasil kepatuhan? Jangan berhenti sampai di situ karena ketika kita memiliki iman yang menghasilkan kepatuhan Tuhan menyedia-kan jalan keluar. Sementara raja Yoram mendengar kisahnya melalui Gehazi datanglah perempuan Sunem ini mengadukan masalahnya pada raja dan raja memerintah-kan pegawainya agar mereka yang merampas rumahnya mengosongkan rumah itu, membersihkan dan mengatur rapi, mereka yang merampas ladangnya harus diusir, dan hasil ladang selama tujuh tahun dikembalikan.
Iman yang menghasilkan ketaatan adalah iman yang akan mengangkat kita. Adakah kita terpuruk dalam soal iman, semangat, sukacita, pengharapan, kesehatan? Mungkin telah terbenam tapi ketika kita mengatakan Tuhan saya ingin memiliki iman yang menghasilkan kepatuhan sekalipun saya dirugikan, diper-katakan orang, Dia akan mengangkat kita dan mengadakan mujizat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar