Setelah
memanggil murid-muridnya yang pertama Yesus mengawali kegiatannya di Kapernaum dengan mengajar di sebuah
tempat ibadat. Orang-orang takjub mendengar pengajarannya. Pada kesempatan itu
juga ia mengeluarkan roh jahat dari
orang yang kerasukan. Orang banyak mulai bertanya-tanya apa sebenarnya yang
sedang terjadi. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh wilayah
Galilea.
MENGGUGAH
PERHATIAN
Markus
kerap menceritakan pelbagai reaksi orang ketika mendengar pengajaran Yesus
tanpa menuliskan apa yang diajarkannya. Ia memang ingin menunjukkan bagaimana
Yesus dipandang sebagai guru yang membuat pikiran orang terbuka. Para
pendengarnya sudah cukup tahu ajaran-ajaran agama. Yang mereka butuhkan ialah
rasa mantap. Pengajaran pokok Yesus sebenarnya sudah ditampilkan Markus dalam
Mrk 1:15, yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dan inilah yang diajarkannya
hari itu di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan orang-orang nanti pada
akhir petikan hari ini sebagai “ajaran baru” ialah pewartaan mengenai sudah
datangnya Kerajaan Allah tadi. Dan ujud nyata kerajaan ini ialah mulai
tersingkirnya kuasa-kuasa jahat.
Kita
akan tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di sinagoga tempat
Yesus mengajar hari itu. Markus memang hendak menekankan hubungan antara
kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat. Bisa ditengok Mrk 1:39
tentang Yesus memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat di Galilea dan mengusir
setan-setan.; juga 3:14 tentang dua belas rasul yang ditetapkannya ditugasinya
memberitakan Injil dan diberi kuasa mengusir setan; menurut 6:12 mereka pun
berbuat demikian. Orang dari zaman itu, juga dari zaman kita sekarang, akan
lebih tertarik pada pengusiran roh jahat. Memang Yesus kerap mengusir roh jahat
dan menyembuhkan penyakit yang tak bisa ditangani tabib. Tapi sebenarnya Yesus
hadir di tengah masyarakat terutama untuk mewartakan hadirnya Kerajaan Allah.
Pengusiran roh dan penyembuhan ajaib adalah kelanjutan dari benarnya warta itu,
bukan sebaliknya.
Begitulah
pada hari itu, di sebuah tempat ibadat, ia mulai mewartakan Kerajaan Allah.
Orang-orang datang untuk menjalankan ibadat Sabat dan mendengarkan bacaan dari
Taurat dan Para Nabi beserta penjelasannya. Setelah itu mereka juga berbincang-bincang
mengenai macam-macam hal. Itulah latar peristiwa yang dikisahkan Injil hari
ini. Markus mencatat bagaimana orang-orang takjub mendengar Yesus. Hati mereka
tersentuh. Ia dapat menyalurkan kekuatan batin kepada pendengarnya dengan
kata-kata pengajarannya.
BAGI
ORANG YANG KERASUKAN
Hari
itu juga ikut datang orang yang kerasukan. Orang dulu percaya bahwa ada roh
baik, yakni yang berasal dari Allah, ada roh yang jahat, yang memisahkan diri
dari sumbernya, yakni Allah, dan melawannya. Bila kita bahasakan secara
sederhana, roh jahat itu kekuatan-kekuatan yang “ndak bener”, yang tidak murni,
ada sisi-sisi kotornya, tidak bersih. Yang dilakukannya menimbulkan banyak
perkara yang ndak bener tadi. Jadi roh jahat ialah kekuatan-kekuatan yang tak
teratur. Tapi tetap kuat dan susah dihadapi dan sering membingungkan. Ia
mengacaukan tatanan, membuat orang kehilangan pegangan sampai berputar-putar
tanpa arah dan menjauh dari tatanan yang diadakan oleh roh baik. Pada zaman
Yesus dulu, penyakit aneh-aneh yang tak dapat ditangani tabib sering dipandang
sebagai akibat kerasukan. Orang yang demikian ini biasanya disendirikan. Kalau
di Jawa dulu dipasung. Mereka tidak dibiarkan mengikuti macam-macam kegiatan di
masyarakat, termasuk datang ke tempat ibadat. Kita akan bertanya, lho orang
yang kerasukan kali ini kok ada di sinagoga. Tidak biasa. Bisa jadi memang
belum diketahui bahwa orang tadi kerasukan. Ia boleh jadi termasuk orang
baik-baik di Kapernaum. Mungkin ia sudah sedikit aneh, rada mejenun, tapi masih
bisa ditolerir.
Orang
tadi – yang belum diketahui bahwa kerasukan – ikut datang mendengarkan warta
Yesus. Tentunya warta Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah, dan percayalah
kepada Injil seperti tertulis dalam Mrk 1:15. Apa yang terjadi? Roh jahat yang
bersembunyi di dalam diri orang tadi tak tahan mendengar semua itu. Ia
berteriak, memakai mulut orang yang malang itu. Tak tahan berada di dekat
kehadiran dia yang membawakan keilahian. Kini ada pembicaraan antara roh jahat
dan Yesus. Boleh dicatat, bagi Yesus berhadapan dengan roh jahat bukan barang
baru. Beberapa waktu sebelumnya, selama 40 hari, ia disertai roh baik dan
malaikat berada bersama dengan macam-macam kekuatan gelap dan mengenali gerak
gerik mereka (Mrk 1:12-13).
Roh
jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras. Yang pertama bernada umpatan, “Apa
urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!”. Ia merasa terganggu oleh
kehadiran Yesus. Merasa dirusuhi. Marah. Kenapa tidak ngurus daganganmu
sendiri, begitu jalan pikirannya. Ia mengira Yesus sama seperti dia, mencari
pengaruh, memasarkan komoditi perkara batin dan kekuatan-kekuatan supernatural.
Yang kedua, roh jahat mulai merasa terancam, “Apakah engkau datang untuk
membinasakan kami?” Akhirnya ia malah menggertak bahwa ia kenal siapa dia,
yakni “Yang Kudus dari Allah.” Mengatakan aku kenal siapa kamu kerap bisa
membuat orang jadi rada “groggy”. Ada hal-hal yang disembunyikan yang
diketahui! Tapi benar juga bahwa kekuatan jahat betul-betul mengenal apa dan
siapa yang ada di situ. Ada wilayah suci yang tak memungkinkan roh jahat
bergerak. Dan wilayah itu ada pada “orang dari Nazaret” ini. Keunggulannya
jelas dirasakan. Itulah yang disaksikan orang-orang waktu itu dan diberitakan
kepada kita sekarang. Mereka makin bertanya-tanya, lalu siapa sebetulnya dia
yang diakui kewibawaannya bahkan oleh kawanan roh jahat yang memakai kata
“kami” itu. Jadi roh-roh seperti itu merasa terancam dan gentar di hadapan
orang Nazaret yang sedemikian dekat dengan Allah yang Mahasuci.
Yesus
menghardik dan menyuruh Roh itu diam. Kerasukan
kerap berujud sebagai pergi datangnya suara-suara
yang tak keruan, yang mengacaukan dan menakutkan. Kata-kata roh kepada Yesus
itu kedengarannya biasa saja, tapi sebenarnya amat mengacaukan.
Suara-suara itu mau membuat Yesus pergi tanpa mencampuri urusan ini. Mereka mau
agar ia tidak menanggung risiko dicurigai berkawan dengan kaum roh seperti itu.
Juga diteriakkan apa ia mau menghabisi. Yesus tidak membinasakan roh jahat.
Tindakan ini bukan urusannya. Itu urusan Allah Yang Maha Kuasa. Yesus mengeluarkan
roh dari dalam diri orang yang kerasukan yang mau mendekat kepadanya. Bahkan
boleh dikatakan, roh yang menjahati itu masih diberi kesempatan untuk tidak
menjahati lagi dan menemukan kembali asalnya yang sejati.
Sebelum
dikeluarkan, roh tadi masih berusaha membingungkan Yesus dan mungkin
orang-orang lain dengan gelar “Yang Kudus dari Allah”. Ia mau membuat Yesus
mulai takabur, merasa besar, dan mulai merasa diri sama dengan Yang Maha Kuasa
sendiri. Tadi roh jahat sudah berteriak apa Yesus itu mau “membinasakan kami” –
hal yang hanya bisa dilakukan Allah Maha Kuasa sendiri. Maklum gelar “Yang
Kudus” itu dalam kesadaran orang dulu dikenakan kepada Allah sendiri, lihat Yes
40:25 dan 57:15, atau kepada imam Harun yang dipilih Allah untuk berkurban bagi
umat seperti Mzm 106:16, atau kepada nabi besar Elisya dalam 2Raj 4:9. Yesus
hendak dibuat merasa seperti orang-orang besar itu, bahkan seperti Allah
sendiri! Karena itulah Yesus menyuruh roh tadi diam. Lihat betapa pintarnya roh
jahat. Mengakui kalah tapi sekaligus mau menanamkan benih ketakaburan yang
bakal menjatuhkannya! Tetapi Yesus tetap pada jalannya: ia menyuruh roh itu
keluar dari diri orang malang tadi.
APA
INI?
Reaksi
orang-orang dicatat Markus dalam 1:27. Terjemahan LAI berbunyi, “Apa ini? Suatu
ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada roh-roh ….”.
Memang teks aslinya digemakan. Tetapi naskah-naskah tua tidak memakai tanda
baca sehingga dapat pula dimengerti dan diterjemahkan sebagai berikut: “Apa
ini? Suatu ajaran baru! Disertai dengan kuasa ia memberi perintah kepada
roh-roh…” Apa yang hendak dijelaskan Markus dengan ungkapan “disertai dengan
kuasa” itu? Ajarannya yang didengar orang banyak atau perintahnya kepada
roh-roh? Kedua terjemahan tadi sama cocoknya dengan teks asli. Bila demikian,
kiranya Markus hendak menyampaikan bahwa ajaran Yesus dan tindakan mengeluarkan
roh jahat berhubungan erat satu sama lain. Kedua-duanya “disertai dengan
kuasa”. Bacaan ganda ini juga termasuk makna teksnya.
Injil
Markus mengajak kita mendekat kepada pribadi Yesus. Bukan kepada sekumpulan
ajaran belaka. Keterpukauan orang-orang yang mengenal Yesus itu disampaikan
kepada kita supaya kita berani datang mendekat dan mendengarkannya. Markus juga
hendak membuat kita melihat bahwa dalam memberi pengajaran, Yesus juga
menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam kita. Inilah kebesarannya.
Inilah kuasanya. Dan kita diajak mendekat padanya. Amen