Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Minggu, 07 Juli 2013
Khotbah Minggu 04 Agustus 2013 1Petrus 3:8-12
Pendahuluan:
Kata persekutuan dari bahasa Yunani “KOINONIA” yang menekankan pada keeratan hubungan yang dilandasi kasih, serta kesepakatan dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi persekutuan yang sehat dan benar bukanlah mencari-cari perbedaan yang dapat menciptakan perselisihan atau pertengkaran, melainkan menerima perbedaan sebagai pintu terciptanya keberhasilan. Ciri-ciri persekutuan yang sehat dijelaskan berdasarkan 3M dibawah ini.
1. “Mengasihi” (I Petrus 3:8)
- Karena kita telah disucikan dari dosa (I Petrus 1:22).
- Membuat kita tidak berbuat dosa ( I Petrus 4:8).
2. “Memberkati” (I Petrus 3:9)
- Itu adalah kasih karunia dari Allah (I Petrus 2:20).
- Bukti ketaatan terhadap Allah (I Petrus 2:21).
- Panggilan untuk menjadi berkat (I Petrus 3:9; Amsal 11:24).
3. “Mencari perdamaian” (I Petrus 3:11)
- Menjaga lidah terhadap yang jahat (I Petrus 3:10).
- Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik (I Petrus 3:11).
- Allah murka dengan kejahatan (I Petrus 3:12).
Khotbah:
"Persekutuan dan persaudaraan yang rukun adalah dambaan setiap orang di dunia ini. Bagaimanakah agar impian ini menjadi kenyataan? Persektuan dan persaudaraan ini terwujud jika kita memiliki nilai-nilai hidup seperti:
Pertama, Seia sekata. Harus kita akui bahwa kita memiliki banyak latar belakang yang berbeda-beda menurut suku, bahasa dan adat istiadat, pendidikan, pekerjaan, cara berpikir dan sebagainya, namun kita harus benar-benar sehati, seia-sekata, supaya dapat hidup sebagai persekutuan yang mau mengerti satu dengan yang lain. Situasi yang demikian menggambarkan bahwa jemaat merupakan organ atau badan yang hidup, di mana terdapat berbagai-bagai anggota atau suatu badan yang sangat berlainan bentuknya dan sangat beraneka ragam fungsinya. Di dalam keberanekaragaman itu anggota-anggota dapat saling membantu dan saling mengisi satu sama lain. Tidak ada yang menganggap dirinya lebih berharga dan lebih tinggi. Baik Tuhan Yesus maupun rasul-rasul, sering menekankan kesatuan di dalam persekutuan. Tuhan Yesus dalam doaNya supaya "murid dan pengikutNya, menjadi satu“ (ut omnes unum sint). Rasul Paulus menggarisbawahi dalam surat kirimannya kepada jemaat di Roma, Korintus, dan Efesus, “meskipun anggota-anggota itu berlainan dan mempunyai talenta-talenta yang sangat berlainan, namun mereka tetap satu badan, satu organ yang hidup“.
Kedua, seperasaan (sympathein=sama merasai sakit). Dalam satu organ yang hidup, bila tangan terluka, sesungguhnya tidak hanya tangan saja yang menderita, melainkan seluruh tubuh menderita kesakitan. Begitulah sifat organ yang hidup, di mana semua anggota ikut menderita apabila salah satu anggota mengalami kesakitan dan sama-sama bersukacita apabila salah satu anggota bersukaria (1Kor.12:26).
Ketiga, mengasihi. Pusat atau azas hidup orang Kristen adalah kasih karena hakikat atau kesempurnaan Allah adalah mengasihi dunia. Kasih adalah sumber dari segala kebajikan. Kasih itu panjang sabar, kasih menjauhkan dengki, kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong dan sebagainya. Artinya kita diharapkan memiliki persekutuan dan persaudaraan yang rukun (bd.Mzm.133). Jika pada kita tidak ada kasih sudah barang tentu persaudaraan itu tidak dapat dinikmati.
Keempat, penyayang. Sifat penyayang ini harus didasari atas kepenyayangan Tuhan kepada kita yang rela berkorban menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Kita juga harus mampu menyayangi suami-istri dan anak-anak, serta orang lain tanpa memandang suku, ras dan budaya.
Kelima, rendah hati. Dengan rendah hati kita mampu mengalahkan kesombongan dan kecongkakan kita. Karena sifat kesobongan dan kecongkakan inilah yang sering merusak persekutuan dan persaudaraan di antara kita. Sifat rendah hati akan menjadikan persekutuan kita akan semakin indah dan bahagia.
Kesimpulan:
Dalam membangun persekutuan yang sehat, jika kita mengandalkan kekuatan atau kekayaan itu tidak akan membuahkan hasil apa-apa, tetapi jika kekuatan kuasa-Nya yang diandalkan, pasti berhasil. Sebagaimana dikatakan dalam Amsal 16:3, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”. Amen.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar