Jumat, 28 September 2012

Khotbah Minggu 30 September 2012 Mazmur 19:8-14 Thema: "FIRMAN TUHAN MENYEGARKAN JIWA "

Pendahuluan: Karena mengalami sakit pada pinggang saya memutuskan untuk dipijat. Ini adalah sesuatu yang sangat jarang saya lakukan, karena sejak kecil saya tidak terbiasa untuk dipijat secara teratur seperti kebanyakan orang. Tidaklah heran ketika si tukang pijat tertawa dan mengatakan bahwa ada banyak otot dan urat yang sudah mengeras, yang rasanya sakit ketika ditekan apalagi dipijat olehnya. "Mobil saja butuh tune up pak, coba mobil dipakai terus tanpa di service, bakalan gimana.." katanya sambil tertawa. Dan hari ini seluruh badan saya rasanya remuk redam karenanya. Tukang pijat pun menganjurkan agar saya melakukannya secara berkala agar urat-urat di tubuh saya bisa lebih terjaga dan tidak harus terlalu sakit lagi ketika dipijat. Ya, tubuh kita memang butuh pemeliharaan seperti halnya mobil yang dicontohkannya. Kita terus sibuk setiap hari sehingga jika kondisi tidak dijaga, kita bisa mengalami "turun mesin" dan harus masuk "bengkel" seperti halnya mobil. Tidak hanya tubuh, tapi kondisi spiritual pun sama. Setiap hari kita terus berperang baik melawan berbagai keinginan daging dari diri sendiri maupun berbagai godaan iblis yang terus berusaha untuk menjatuhkan kita. Kondisi ini kita hadapi setiap hari, dan jika tidak dijaga, keadaan rohani kita pun bisa kehabisan energi, drained out. Betapa berbahayanya jika kita membiarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tidak lagi punya daya tahan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa melemahkan bahkan menghancurkan kondisi spiritual kita. Just like our body, our spirit needs to be restored and refreshed as well. Penerapan: Tidak berlebihan jika Daud sudah mengatakan bahwa orang yang mencintai Taurat Tuhan dan mau merenungkannya siang dan malam akan "seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Tidak akan layu, terus berbuah dan berhasil dalam segala yang dilakukan. Kondisi tubuh kita bisa kita jaga dengan menjaga pola makan, berolahraga atau mungkin pijat teratur, tetapi untuk menjaga kebugaran rohani kita butuh asupan firman Tuhan setiap hari. Firman Tuhan akan selalu menguatkan, meneguhkan, memberi kelegaan... dan menyegarkan. Menyegarkan? Ya, menyegarkan. Dan jiwa kita, seperti halnya tubuh kita butuh penyegaran setiap saat. Seperti yang tertulis dalam Mazmur:"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman." (Mazmur 19:8). Firman Tuhan mampu menjawab kebutuhan akan kesegaran jiwa. Hidup di dunia yang sulit ini akan membuat stamina rohani kita terus terkuras. Karenanya kita sangat membutuhkan percikan air yang akan mengembalikan kesegaran jiwa kita. Dalam Yesaya kita bisa melihat janji Tuhan yang begitu indah buat kita: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai." (Yesaya 44:3-4). Pengenalan yang kontinu, terus menerus akan Tuhan pun akan memberikan kita kesegaran seperti ini. Dalam Hosea kita bisa membaca:"Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3) Betapa menyegarkannya hujan yang turun di saat kemarau, dan itulah janji Tuhan untuk kita yang mau bersungguh-sungguh mau mengenalNya. Adalah sangat penting bagi kita untuk terus membekali jiwa kita dengan firman Tuhan. Daud tahu bagaimana bahagianya jika ia tetap berada dekat dengan firman Tuhan yang penuh dengan kuasa. Bacalah Mazmur 119 dimana Daud mendeskripsikan dengan panjang lebar dan lengkap mengenai bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berkali-kali pula Daud memberikan testimoni dari pengalamannya hidup dekat dengan firman Tuhan. Salah satunya berbunyi seperti ini: "Aku mendapatkan kebahagiaan dalam mentaati perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:55). Melalui nas hari ini, umat Tuhan diajak untuk mematuhi aturan Tuhan. Ketaatan terhadap peraturan Tuhan ini bukan soal ditangkap atau tidak tetapi menyangkut bagaimana manusia menikmati hidup ini. Disebutkan, firman Tuhan itu sempurna dan tepat. Aturan Tuhan itu memang cukup banyak sebagai pengembangan dari Hukum Taurat. Tetapi, aturan itu tidak usah dihafalkan.Sesungguhnya semuanya itu sudah Tuhan masukkan di dalam hati setiap orang-orang percaya. Maksudnya, kita sebenarnya sudah tahu akan firman Tuhan itu, tapi apakah kita mau menjalankan atau tidak. Itu sangat tergantung pada kemauan hati kita. Bagi setiap orang yang mau merenungkan dan memberlakukan Taurat Tuhan akan memperoleh manfaat langsung di dalam hidupnya. Melalui renungan ini ada 4 manfaat bagi kehidupan manusia. 1. menyegarkan jiwa (8)…….memberikan hikmat. Taurat Tuhan itu bukan sekedar aturan yang menilai benar atau salah. Lebih dalam lagi, firman Tuhan itu mengingatkan manusia itu pada hakekatnya. Manusia itu adalah gambaran Allah, manusia itu memiliki jiwa yang Allah kehendaki. Kehendak Allah itu dituangkan dalam firmanNya yang setiap saat dapat kita nikmati. Firman Tuhan penuh dengan hikmat yang dapat memberi pengetahuan baru bagi yang berkenan merenungkannya. Firman Tuhan menyadarkan manusia akan segala perbuatan yang telah dan akan dilakukan. Mungkin manusia itu sudah jauh melangkah atau mengejar yang tak bermanfaat, yang hanya melelahkan dirinya sendiri. Manusia menjadi stress. Atau, manusia itu merasa jenuh menjalani hidup ini karena menurutnya tidak ada lagi yang baru. Tidak ada lagi pengharapan. Firman Tuhan mengingatkan manusia yang jauh dari Tuhan, agar berkenan melepaskan berbagai beban hidupnya. Firman Tuhan juga memberikan hikmat, agar manusia tahu apa yang perlu dilakukannya. Dengan demikian, manusia itu memiliki pengharapan baru dan menjadi dinamis dalam hidupnya. Itu sebabnya disebutkan, firman Tuhan menyegarkan jiwa. Manusia itu di-refresh dari stressnya. Orang yang merenungkan firman Tuhan akan memperoleh kesegaran jiwa. Ada kisah seorang Bapak, yang selama hidupnya bekerja keras. Selama bekerja ia mengabaikan banyak hal ; keluarga, sosial, bahkan kerohanian/gereja. Setelah mengakhiri masa kerjanya, ia berhasil mengumpulkan banyak harta ; dan puji Tuhan, anak-anaknya juga berhasil dalam berbagai hal. Tapi setelah beberapa lama pensiun, ia menjadi bingung, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak diperhitungkan di dalam komunitas (keluarga, parsahutaon, parmargaon, bahkan di gereja ia menjadi kikuk). Semua ini terjadi karena sejak aktif ia tidak membiasakan diri berkumonitas. Si Bapak ini makin bingung ketika ia membicarakan hartanya pada anak-anaknya, tetapi tidak ada anak-anaknya yang tertarik. Sebab semuanya memang sudah mapan. Bapak ini memandang hidup ini telah gelap gulita. Hidup stagnan, tiada perubahan dan pengharapan. Kesaksian Bapak ini, ia kemudian sering membaca firman Tuhan. Ia merasa memperoleh hikmat, sehingga ia kembali memiliki semangat hidup. Salah satu Nas menjadi pegangan, yang membuatnya bersemangat dan diberlakukannya di dalam hidupnya adalah (Kisah 20:35) : “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." Ia kemudian beraktifitas dalam kegiatan sosial, dengan membantu banyak orang-orang yang lemah. Dengan pelayanannya itu, ia mengalami pembaharuan. Ia memperoleh kesegaran jiwa. 2. menyukakan hati (9)…….membuat mata bercahaya. Tuhan memberikan hati bagi manusia, supaya manusia bertindak (bekerja, melayani, berbuat sesuatu) didorong oleh hati itu. Semua firman Tuhan itu sudah melekat dalam hati manusia itu. Itu sebabnya, firman Tuhan itu menyukakan hati manusia. Misalnya. Firman Tuhan berkata : ‘Kasihilah sesamamu manusia’. Manusia tentu meng-ya-kan dan meng-amin-kan itu, sebab firman itu sesuai dengan hati manusia. Tetapi karena terlalu mengandalkan pikiran, maka kita sering gagal mengasihi, padahal itu yang Tuhan kehendaki dari manusia. Mestinya manusia memberlakukan firman Tuhan sebab itulah yang membuat kita bersukacita. Hati yang bersukacita akan terpancar melalui wajah/mata kita. 3. takut akan Tuhan (10-11). Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang malu melakukan dosa, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia bebas dari kungkungan dosa, merdeka, melampaui hidup duniawi, hidup yang penuh sukacita. Ia berkenan bagi Tuhan. Hidup yang demikian disebutkan (11) ‘lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.’ 4. Bebas dari yang tak disadari (13). Tuhan sesungguhnya memberikan manusia kesadaran. Tindakan yang dilakukan dengan penuh kesadaran akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Tetapi perbuatan yang tidak disadari dapat menimbulkan kekacauan. Kacau karena terjadi kesalahan, kesesatan, tidak sopan, dapat menyakiti orang lain. Kesalahan yang tidak disadari sebenarnya bisa dimaafkan orang lain. Tetapi kesalahan yang berulang-ulang apalagi menyakiti orang lain tentu sangat berbahaya. Suatu saat, orang yang tersakiti itu akan menegur orang yang melakukan kesalahan itu. Namun, karena ia tidak sadar akan kesalahannya, maka ia tidak akan pernah mengakuinya. maka terjadilah ‘perang argumen’. Firman ini mengungkapkan, orang yang diterangi firman Tuhan akan bebas dari kesesatan yang tidak disadari. Dengan demikian, orang-orang yang taat pada peraturan, Taurat Tuhan akan hidup dengan dinamis, memperoleh kehendak hatinya, tidak berbuat dosa, dan bebas dari kesesatan. Ia hidup dalam anugerah Tuhan. Ia menikmati manisnya kehidupan ini. Hidup ini menjadi indah. Pemazmur mulanya memandang kehidupan dunia ini penuh pergumulan ; kegelisahan, tak terpuaskan, bagaikan tanah yang tandus dan kering, tanpa pengharapan. Pemazmur sadar, bahwa hidup yang demikian akibat manusia tidak taat pada firman Tuhan. Pemazmur bersaksi, bahwa hanya ketaatan pada firman Tuhanlah maka manusia ciptaanNya dapat mengalami kesegaran jiwa dan hati yang penuh sukacita. Kesaksian pemazmur ini mengajak kita juga untuk hidup dalam firman Tuhan. Kita mau membaca, merenungkan dan memberlakukan firman Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, sebab firman Tuhan itu bagaiman emas yang indah dan lebih manis dari madu. AMIN Dikutip dari beberapa sumber