Senin, 27 Februari 2012

"IBADAH YANG SEJATI"

Mazmur 95:1-7

1. Nas ini termasuk adorasi, artinya: perbuatan ibadah, menyembah dan memuja Tuhan, yang hanya ditujukan kepada Allah dan dilakukan dengan rasa takut akan Tuhan serta dalam kesadaran bahwa diri kita sungguh kecil di hadapan-Nya. Adorasi yang dihayati dengan penuh hormat dan cinta serta dimaknai dengan mendalam akan menuntun ybs kepada suatu sujud syukur kepada-Nya serta menyembah tanpa kata. Mazmur ini memanggil kita untuk memastikan bahwa penyembahan dan pujian kita disertai hati yang taat kepada Tuhan.
2. Suatu kali Soren Kierkegaard menuliskan sebuah perumpamaan tentang masyarakat bebek yang pada suatu hari Minggu pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah. Begitu mereka masuk ke bait suci, ibadah pun dimulai dengan sangat hikmat dan syahdu. Lantas, sang pengkhotbah mulai berkhotbah dengan sangat indah. Dengan penuh semangat, dia berkhotbah tentang Allah yang begitu baik bagi mereka dengan memberikan sepasang sayap sehingga mereka bisa terbang. Dia membuat para bebek sangat terkesan. Dengan mengangkat paruhnya yang panjang dia berkata, “Dengan sayap ini, tidak ada lagi tempat yang tidak bisa kita datangi. Tidak ada lagi tugas yang diberikan Allah yang tidak bisa kita kerjakan. Dengan sayap-sayap kita, kita tidak perlu lagi hanya berjalan kaki sepanjang hidup kita. Kita dapat terbang tinggi di angkasa.” Khotbah itu ditanggapi para bebek dengan sangat antusias dengan berkali-kali menyahut, “Amin!” Pengkhotbah pun menutup khotbahnya dengan kalimat kesimpulan, “Dengan sayap kita, kita dapat terbang sepanjang hidup kita! Kita dapat terbang....! Sambutan, “Amin!” yang sangat luar biasa pun bergemuruh di dalam gereja itu. Semua bebek menyukai ibadah tersebut. Ketika ibadah itu ditutup, semua bebek merasa bahwa pesan khotbah itu sangat jelas dan sangat pasti. Lalu, mereka meninggalkan gereja itu dan pulang ke rumah masing-masing dengan berjalan kaki.
3. Perumpamaan itu bagi kita mungkin sesuatu yang pantas ditertawakan. Mana mungkin bebek bisa terbang sekalipun punya sepasang sayap? Tanpa bermaksud menghakimi, Soren Kierkegaard hendak mengatakan bahwa kebanyakan orang Kristen dalam hal beribadah adalah seperti jemaat bebek tadi. Kita datang dan meninggalkan gereja dengan cara yang selalu sama, tidak tertantang dan tidak berubah. Ini, katanya, adalah sebuah tragedi karena ibadah yang benar seharusnya melibatkan jawaban atau tanggapan kita sendiri atas karunia Allah dengan memberikan hidup kita sedemikian sehingga Dia mengubah kita dan membuat kita menjadi orang percaya yang lebih baik dari sebelumnya. Ibadah yang benar adalah apabila kita mengalami transformasi, sehingga hidup kita adalah hidup seperti dilukiskan Yesaya 40:31, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
4. Ibadah yang sekadar menjadi rutinitas seringkali berubah menjadi pertemuan sesama manusia saja. Kita bertemu untuk saling membangun atau saling memberikan dorongan. Hal ini tidak salah, tetapi makna ibadah menurut Alkitab jauh lebih dalam dari hal itu. Kita memasuki sebuah ruang ibadah dengan tujuan melakukan suatu ibadah yang layak bagi Tuhan. Dalam Wahyu 4:11 dikatakan, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." William Temple, Uskup Agung Canterbury, pernah mengatakan, “Ibadah adalah penyerahan seantero keberadaan kita kepada Allah.” Dengan kata lain, ibadah adalah respons atau jawaban totalitas keberadaan seorang manusia kepada hakikat dan perbuatan Allah. Ibadah adalah ketika keterbatasan manusia berjumpa dengan karunia Allah yang melimpah, ibadah adalah pertemuan antara hidup kita dengan kehadiran dan kuasa Allah. Dalam ibadah kita mengalami kebenaran Yakobus 4:8 yang berkata: “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!”
5. Ibadah yang sejati, itulah yang hendak dipesankan firman Allah kepada kita kali ini. Bagaimana kita dapat berjumpa dengan kasih karunia-Nya di dalam ibadah dan kemudian ditransformasikan dan diubah menjadi murid yang lebih baik? Kita membutuhkan perilaku atau sikap yang layak atau yang seharusnya dalam tiga hal:
6. Pertama: Sikap yang seharusnya tentang Allah. Dalam ayat 3 nas kita dikatakan, “Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah.” Ayat ini menggambarkan kemahakuasaan Allah, ketidakterbatasan-Nya. Allah melampaui segala kebesaran yang dapat dikatakan oleh manusia, Dia melampaui segala apa yang bisa kita ungkapkan mengenai Dia. Dalam ayat 5 dikatakan: “Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya.” Dengan kata lain, apabila kita melihat jagad raya ini sudah seharusnya kita tersungkur di hadapan-Nya. Sikap kita yang semestinya mengenai Allah akan memimpin kita kepada sikap yang seharusnya mengenai diri kita sendiri.
7. Kedua: Sikap yang seharusnya mengenai diri kita sendiri. Dalam Lukas 5 dilukiskan mengenai Simon Petrus yang melaut di Danau Genesaret semalam suntuk namun mengalami “paceklik ikan” dengan tidak mendapat seekor pun. Yesus lalu menyuruhnya melemparkan jalanya ke tempat yang lebih dalam. Simon yang hampir putus asa menjawab bahwa mereka sudah semalam suntuk menangkap ikan dengan hasil yang sia-sia, “Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Lalu, mereka memperoleh jumlah ikan yang sangat banyak. Begitu Petrus mengetahui hal ini, dia sadar bahwa dia berada di hadapan seseorang yang bukan sekadar manusia, tetapi seorang Kristus yang hidup. Ketika Simon Petrus melihat hal itu dia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa"(Luk. 5:8). Menghabiskan waktu di hadapan Allah membuat kita sadar akan diri kita sendiri, membuka mata kita tentang keberdosaan kita, tentang keburukan pikiran dan perbuatan kita sendiri. Berdiri di hadapan Allah yang mahakasih akan memampukan kita melihat hidup kita dengan jernih lagi. Dengan ibadah yang sejati, kita melihat segala hal berdasarkan sudut pandang Allah. Perspektif Allah inilah yang kita peroleh setiap kita sungguh-sungguh beribadah. Sikap yang seharusnya mengenai diri kita sendiri akan menuntun kita kepada sikap yang seharusnya dalam hidup kita sehari-hari.
8. Ketiga: Sikap yang seharusnya mengenai hidup kita sehari-hari. Ibadah tidak boleh berhenti dengan pengalaman yang mistis saja. Ibadah harus menuntun dan membawa kita kepada pelayanan yang praktis dalam hidup sehari-hari. Oleh karenanya, hidup nyata sehari-hari adalah kesempatan untuk menyembah Allah. Orang yang sungguh beribadah akan mengikuti petunjuk Paulus dalam Roma 12:1-2: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
9. Dengan demikian, ibadah bukanlah suatu kegiatan rutin sekali dalam seminggu, melainkan suatu gaya hidup atau pola hidup yang kita peragakan dan praktekkan setiap harinya. Ibadah sejati bukanlah ibadah yang selesai ketika ibadah itu berakhir. Allah justru lebih tertarik dengan buah ibadah itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam Yesaya 1:12-17, Dia berfirman: “Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!”
AMIN

Selasa, 21 Februari 2012

“Kehidupan orang Kristen haruslah didalam Roh” Roma 8:12-17

ROMA 8:14
"Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah".
Perikop kita hari ini sebaiknya dibaca dengan latar belakang ayat-ayat sebelumnya, khususnya ayat-ayat 9-11. Di bagian itu Paulus menegaskan bahwa kita yang percaya kepada Kristus tidak lagi hidup dalam daging melainkan dalam Roh. Roh Allah telah menghidupkan tubuh kita, dan sekarang Roh itu tinggal di dalam diri kita. Keadaan baru ini, yaitu hidup oleh Roh, menghasilkan perbedaan yang nyata dalam kehidupan kita secara nyata.
1. Ay. 12. Mengapa Paulus menyebut kita sebagai “orang berhutang”? Kepada siapa kita berhutang?
2. Ay. 13-16. Paulus memberikan pilihan hidup atau mati kepada kita. Apa yang harus kita lakukan agar kita hidup? Apa artinya? Apa yang dilakukan Roh bagi kita?
3. Ay. 17. Paulus menyebut kita sebagai “ahli waris.” Menurut Anda, apa artinya? Apa hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari?
4. Apa yang akan Anda lakukan agar hidup Anda dipimpin oleh Roh? Sebutkan minimal dua hal.
Renungan
Sejak percaya kepada karya penebusan Yesus Kristus kita memang telah dibebaskan dari hukuman dosa (8:1-2). Namun itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu lagi berjuang melawan dosa. Perjuangan melawan dosa harus tetap kita lakukan. Jika demikian, apa perbedaannya dengan mereka yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Perbedaannya sangat besar. Kita yang ada di dalam Kristus memiliki kekuatan untuk melawan dosa (keinginan daging).
Paulus mendorong jemaat di Roma – juga kepada kita, jemaat masa kini – agar mereka menjalankan hidup baru mereka dengan sungguh-sungguh. Paulus mengingatkan bahwa Roh Allah telah melakukan sesuatu yang penting bagi mereka, yaitu memulihkan hidup mereka (8:11). Karena itu mengingatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berhutang kepada Roh.
Pilihan hidup atau mati tersedia di depan kita. Kita akan hidup jika kita tidak hidup menurut daging. Patut diperhatikan bahwa Paulus tidak berbicara mengenai pengertian yang teoritis, melainkan sikap dan cara hidup yang nyata. Tentu saja, ini tidak mudah. Keinginan daging yang dikuasai dosa mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa (lihat juga Gal 5:19-21). Namun, dengan pertolongan Roh Allah kita sanggup mematikan perbuatan-perbuatan tersebut di dalam tubuh kita.
Paulus juga menegaskan status baru kita sebagai anak-anak Allah (ay.14). Status sebagai anak-anak Allah itu menjamin posisi kita sebagai ahli waris, yaitu orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah. Paulus mengatakan hal ini agar kita tabah bila kita menghadapi penderitaan (ay.17). Dengan demikian, hidup oleh Roh akan memberi kita kekuatan penting untuk menghadapi dua musuh besar kita, yaitu dosa dan penderitaan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah begitu saja.
Dalam Yohanes 1:12 kita membaca bahwa setiap orang yang menerima Yesus Kristus mempunyai hak / wewenang (exousia) untuk menjadi anak-anak Allah. Tetapi dalam ayat pokok di atas dijelaskan bahwa yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah. Dalam Roma 8:15, 16 dinyatakan: Oleh Roh itu, kita berseru ya Abba, ya Bapa (kita menjadi anak Allah). Roh itu (Roh Kudus) bersaksi bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Dalam bahasa Yunani Roh disebut Pneuma. Arti pneuma adalah angin (ruach= bhs. Ibrani). Angin, tidak dapat kita lihat tetapi dapat dapat kita rasakan. Demikian juga dengan kehadiran Roh Kudus. Kita tidak dapat melihat Roh Kudus dengan mata jasmani tetapi kita dapat merasakan kehadiranNya dan kuasaNya. Roh Kudus mempunyai kuasa untuk hal-hal yang lembut tetapi Roh Kudus juga dapat mengadakan sesuatu yang keras dan dahsyat, sebagaimana angin dapat bertiup dengan lembut, tetapi dapat juga bertiup kencang. Setiap kehadiran Roh Kudus selalu mendatangkan berkat-berkat rohani. Roh Kudus bersifat omni presence (mahahadir). Ia dapat hadir di tempat ini dan hadir juga di banyak tempat lain dalam waktu yang bersamaan.
Kenapa banyak orang Kristen dapat terpengaruh oleh hal-hal duniawi? Penyebab yang paling utama adalah belum dipenuhi dengan Roh Kudus. Setiap orang yang dipenuhi Roh Kudus diberikan kuasa (dunamis), kesanggupan untuk bersaksi, untuk menyembah, untuk berkorban dan untuk melawan iblis dan pengaruh-pengaruhnya.
Langkah untuk dapat dipenuhi dengan Roh Kudus adalah bertobat. KPR. 2:38. Fenomena yang terjadi pada hari Pentakosta di kamar loteng Yerusalem ialah pencurahan Roh Kudus bagi gerejaNya, dimana seratus dua puluh orang penuh dengan Roh Kudus dengan tanda berkata-kata dengan bahasa lidah. Angka 120 bermakna kesudahan segala daging (Nuh berkhotbah selama 120 tahun barulah Tuhan menghukum bumi ini dengan air bah). Orang yang masih terikat dengan keinginan-keinginan daging susah untuk dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus sesuai namanya bersifat suci. Apabila kita dipenuhi Roh Suci, timbul keinginan kuat untuk hidup kudus sesuai firman Allah.
Ada dua hal yang menghinggapi manusia yang saling bertentangan dan kedua kubu itu sangat bertolak belakang yakni antara Daging – Roh.
1. Daging menggambarkan manusia yang terikat, apabila dibiarkan manusia itu tidak dapat lepas dan tetap terikat, kalau dengan kemampuan sendiri manusia tidak akan mungkin dapat menolong dirinya. Ciri manusia yang hidup didalam keinginan daging adalah orang yang hanya mencukupkan diri dengan hidupnya yang hanya berpusat pada dirinya sendiri. Hidup dalam daging hanya berpusat kepada penghayatan hidup yang mengantar kepada kematian. Karena makna kematian, adalah merupakan pengasingan definitif dari Allah. Kematian adalah kekekalan berpisah dari Kasih Allah.
Ciri kehidupan orang yang berorientasi pada keinginan daging adalah :
• tidak memerlukan Allah
• tidak tunduk kepada seluruh perintah Allah
• tidak ada ketaatan kepada Allah.
• dan tidak memikirkan untuk menyenangkan hati Allah hidupnya untuk menyenangkan dirinya dan orang yang ada disekitarnya.
2. Roh menggambarkan pribadi yang terikat tetapi dipimpin oleh kekuatan yang memberi hidup yaitu Roh Allah. Manusia yang hidup didalam Roh Allah berpengharapan bahwa tiba saatnya ada kebangkitan dan yang membangkitkan semua manusia untuk dihakimi tetapi bagi yang mengenal Yesus akan bersama sama dengan Dia dalam kekekalan disebelah kanan Allah Bapa di surga.
Konflik antara Daging dan Roh itu selalu terjadi walaupun kita sudah mengikut Yesus. Ada yang menyatakan bahwa bagi pengikut Yesus konflik antara daging dan roh akan hilang dan manusia hanya dipimpin oleh Roh Allah, pernyataan itu tidaklah benar. Mari kita perhatikan surat-surat Paulus penuh dengan indikasi perang rohani yang selalu terjadi dalam diri orang percaya. (lih. Rm7). Benar bahwa pada kenyataannya kegagalan demi kegagalan sering kita perbuat. Memang ada kemenangan yang tersedia bilamana kita memberi diri dipimpin oleh Roh Allah. Karena itu sebagai ahli waris Kerajaan-Nya, hidup dalam Roh, Artinya selama kita dipimpin oleh Roh Kudus, hidup kita berkenan kepada Allah.
Amin. Pdt. R.H.L. Tobing.

KEBIJAKAN PELAYANAN DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2012

KEPUTUSAN SIDANG MAJELIS RESORT KHUSUS RW. LUMBU

Tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2012

Sub thema ;

MARROHA HOLONG MA HITA
1 Joh 4 : 16b-21

Ditetapkan berdasarkan :
Sidang Majelis Resort
Dilaksanakan di Rw. Lumbu
Pada Hari Minggu Tanggal 05 Februari 2012

GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA
(GKPI) RESORT KHUSUS RW. LUMBU

SURAT KEPUTUSAN
GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA
RESORT KHUSUS RW. LUMBU

NOMOR : SK.01/GKPI-RKRL/V/2012

Tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2012

BADAN PEKERJA HARIAN RESORT KHUSUS

Setelah

Menimbang : a. Bahwa pegurus Majelis Resort Khusus GKPI Rawa. Lumbu, dengan rasa tanggungjawab sebagai pelayan akan berupaya melaksanakan tugas pelayanan selama tahun 2012 sesuai dengan jabatan pelayanannya masing masing ; yang harus diyakini atas penyertaan dan anugrah Tuhan Yesus Kristus.

b. Bahwa untuk mengevaluasi performansi pelayanan tahun 2011 dan sekaligus meyusun program dan kebijakan pelayanan tahun 2012 di Resort Khusus GKPI Rawa. Lumbu, dipandang perlu menyelenggarakan Sidang Majelis Resort.
c. Bahwa hasil keputusan Sidang Majelis Resort yang akan dijadikan pedoman dalam pelayanan diaras Jemaat kurun waktu tahun 2012 maka perlu ditetapkan dengan surat keputusan.

Mengingat : 1. Tata Gereja dan Peraturan Rumah Tangga GKPI tahun 2010.

2. Garis garis Kebijakan Umum (GKU) GKPI periode tahun 2010-2015.
3 Hasil Keputusan Sinode AM periode ke XIV tahun 2010.
Mendengar/
Memperhatikan : 1. Surat BPH Resort kepada anggota Majelis Resort Khusus. Perihal Undangan Sidang Majelis Resort melalui Warta Jemaat .

2. Pandangan Umum dan Laporan Evaluasi program pelayanan oleh Pendeta Resort.

3. Pokok Pokok Pemahaman Iman GKPI tahun 1993.

MEMUTUSKAN :

Pertama : Menetapkan langkah lngkah pembaharuan berdasarkan GKU GKPI 2010-2015 guna meningkatkan pelayanan di GKPI Rawa. Lumbu.
Kedua : Memberlakukan keputusan tentang kebijakan program pelayanan Bidang Kerohanian, Bidang Umum/Organisasi dan Bidang Keuangan.
Ketiga : Keputusan ini menjadi acuan/pedoman untuk dilaksanakan oleh Resort Khusus dalam pelayanan tahun 2012.
Keempat : Hal hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan oleh BPH Resort Khusus GKPI Rawa. Lumbu.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan hingga penyelenggaraan sidang majelis resort tahun 2013.


Ditetapkan di : Rawa Lumbu
BADAN PEKERJA HARIAN
GKPI RESORT KHUSUS




Pdt. R.H. Lumbantobing, STh.MA Pnt. Syahnan M. Panjaitan.SH.MH
Pimpinan Jemaat/ Resort Sekretaris


Khotbah Pembukaan Sidang
Majelis Resort GKPI Rawalumbu 05 Februari 2012
MARROHA HOLONG MA HITA
1 Joh 4 : 16b-21

Patujolo

Konteks ni jamita on ima na ro do tingki i tu angka halak naung porsea i angka panurirang pargapgap, Antikristus dohot parpoda haliluon, ima angka na mangasahon tondi na so marhatopothon Kristus. Masa do pangajarion na mamparsualhon taringot tu hadirion ni Jesus na sasintongna, anak ni Debata do Ibana manang jolma biasa? Jala boha do hadebataonNa i boi dipadomu tu hajolmaonNa?. Marhite angka pangajarion na songon i boi do gabe ganggu roha ni angka halak na porsea i jala lilu nasida, ido alana disurathon Apostel Johanes turpuk on laho manogu-nogu roha nasida asa unang madabu tu angka haliluon na songon i. Mansai ringkot do turpuk on lao patoguhon haporseaon ni jolma asa unang ganggu ala ni angka pangajarion haliluon. On ma na gabe alus na sintong laho mangalo sude poda haliluon i, ima asa masihaholongan nasida songon tanda na mangihuthon Kristus, ai ido karakter ni Debata dibagasan Jesus Kristus, ima haholongon. Marhite holong i do boi tatanda ha-Debata-on ni Kristus, ala nunga jumolo hita dihaholongi Ibana. Alani molo nunga masihaholongan hita, tandaonta ma marhite tondi i, ise do Kristus i sasintongna, Ima Debata Parholong roha i, jala manang ise na naeng mananda Kristus ingkon do marroha holong, Ai Debata do haholongon i. (Ay.16b).
Hatorangan
• Songon dia do holong i? Didok Ap. Paulus do di I Kor 13:13 “Asa tolu do na hot: I ma haporseaon, pangkirimon dohot haholongon; alai haholongon do na umbalga i”. Antong songon dia do ro haholongon i? Dibagasan ngolunta on, ra nunga tapatuduhon holong i tu angka donganta dibagasan ngulunta siganup ari. Alai ndang boi dope i tapatudos tu holong na binahen ni Jesus Kristus tu hita. Ai holong na di hajolmaon on ima holong na boi muba-uba do hombar tu situasi, ala hinorhon ni parsaoran pardagingon dohot emosional na olo munggil-unggil do holong ni hajolmaon i. Holong na sintong ima holong na tubu dibagasan roha ala panandaonta di Debata na manghaholongi hita, na mangalehon anakNa na sasada i mate tarsilang humophop hita, ima Jesus Kristus na olo manaon na porsuk, tarsilang jala mate Ibana ala holong ni rohaNa tu jolma pardosa i. (Pat. Joh. 3:16). Holong na sintong ima holong na so marpambuat, na ro sian roha na ias, ndang manghirim asa dapotan balosna, alai dibagasan tulus ni roha mangulahon holong i nionjar ni holong na ro marhite tondi ni Debata.
• Kristus do sitiruon taringot tu holong i. Molo nunga tajalo holong sian Kristus, ingkon marparbue ma i marhite na mangolu hita dibagasan holong. Ima holong ni roha na bulus sian nasa roha dohot sian nasa ate-ate, holong na hot ndang holan sangombas. Ingkon sude do halak na porsea marsiajar laho maniru holong naung binahen ni Kristus i.
• Holong na marpanghirimon, Halak na mangolu dibagasan holong, ima halak na marpanghirimon di Debata. Ai ndang holan panghirimon di portibion na taeahi asa taulahon holong i, alai dao umbalga sian i, ima panghirimon di las ni roha dohot hamonangan, tumpal sijaloonta di tingki ari paruhuman i (Pat. 1 Kor. 15:19). Boi do hita mangeahi angka na ringkot di portibion saleleng mangolu hita, alai ndang i sihirimonta na umporlu, alani molo mangula pe hita di portibion mangalului ngolu siganup ari, unang ma gabe mago holong i sian hita alani hagiot ni partibi on. Alai marroha holong ma hita di sude panggulmiton ni ngolunta, asa dohot donganta dapotan pasu-pasu marhite na masihaholongan i.
• Holong na marparbue, Holong ima parbue ni panandaonta di Debata naung parjolo manghaholongi hita. Alani molo dirajumi rohanta do naung jumolo Debata manghaholongi hita, tama ma hita manghaholongi Ibana. Boha do bahenonta manghaholongi Debata na so tarida i? Ima marhite na manghaholongi donganta jolma na tarida di jolonta. Ai ido pangarimpunan ni patik i, Ima holong maradophon Debata dohot holong maradophon dongan jolma. Na manghaholongi dongan, na manghaholongi Kristus do i. (Pat. Mat 25 : 40). Alani, suhat-suhat ni holongta maradophon Debata ima tarida do i marhite holongta tu dongan jolma. Ido asa didok di Ay. 20-21, “ Pargabus do halak na mandok: Holong rohana di Debata; hape dihosomi do donganna. Ai na so mangkaholongi donganna na niidana, tung songon dia ma haholonganna Debata na so niidana?......Ai na mangkaholongi Debata, i ma na mangkaholongi nang donganna”.
• Ise do sihaholongan? Ndang mardiaimbar jolma i dihaholongi Debata, na pogos-na mora, na poso-na matua, na bontar-na birong, na porsea dohot na so porsea, na sintong dohot pardosa. Antong molo didok : “Haholongi ma donganmu..”, Dongan na dia na nidokna disi? Dohot do dongan na marsogo ni roha mida hita, na mambahen hansit rohanta, na patupahon angka ulaon na so denggan dompak hita, na so olo masiseaan dosa dohot hita, na mambahen hita gabe musu? ALUSNA : Sude do jolma na ingkon sihaholonganta. Dang holan na manghaholongi hita, alai ingkon tu sude halak do patuduhonnta holong na sian Kristus i, ai nunga jumolo Kristus manaon haporsuhon alani dosanta, alai hot do holongna i tu hita na jolo, sadarion sahat ro di saleleng ni lelengna.
Sipahusor-husoron
• Diunjuni Parise do Tuhan Jesus uju di sungkun nasida dia do patik raja sian angka patik i? Dialusi Jesus ma nasida, on do patik raja sian sude patik i: Haholongi ma Tuhan Debatam sian nasa ateatem, sian nasa hosam dohot sian nasa roham! Jala Haholongi ma donganmi doshon dirim!, Asa Patik na dua on do mangkangkam nasa patik dohot hata ni panurirang. (Mat 22 : 34 – 40).
• Antong angka dia ma haholongon i? (Pat. 1 Kor 13:4-7)
a. Na lambas jala na sorta,
b. ndang na mangiburu,
c. ndang tenga,
d. ndang dipaburnangburnang dirina,
e. Maradat situtu,
f. ndang na ahut,
g. ndang olo pangarimason,
h. ndang dipajujurjujur na jahat,
i. Ndang las rohana mida hageduhon;
j. Tongtong manghalashon hasintongan,
k. Saluhut do ditanom rohana,
l. saluhut do dihaporseai, dihirimi jala ditaon
• Ndang na ra mansohot haholongan i saleleng ni lelengna. Molo mansohot pe angka panurirangon, parhataan dohot parbinotoan, alai Holong i hot do ro disalelengni lelengna. Antong gabe parroha holong ma hita. Masihaholongan ma hita sama hita, Ai “Na mangkaholongi Debata, i ma na mangkaholongi nang donganna”. AMEN !

==Ds. R.H.L Tobing, S.Th,MA==

Selamat Bersidang dengan Damai penuh kasih.
ARAH ATAU SASARAN
ROGRAM KERJA PELAYANAN TAHUN 2012
MAJELIS RESORT KHUSUS GKPI RAWA LUMBU

A. PENDAHULUAN :
Kita telah memasuki tahun 2012 tentu banyak hal yang kita lalui di tahun 2011, baik itu sukacita maupun dukacita, rintangan dan tantangan di dalam Pelayanan kita bersama, ada yang berhasil dalam mewujudkan Program ada yang sama sekali belum tersentuh. Banyak Pergumulan yang di hadapi jemaat selama kurun waktu 2011, di mana mulai nampaknya kelompok-kelompok, tanda-tanda perpecahan di antara Majelis, pasca Surat Penasehat ke Kantor Pusat yang di motori oleh beberapa Penatua yang seharusnya memberikan Pencerahan, untuk itu di tahun 2012 ini marilah kita upayakan hal-hal yang dapat membangun Jemaat, baik di bidang jasmani khususnya rohani. Di harapkan dan di mohon kepada seluruh anggota majelis, agar benar-benar memperhatikan dan ikut mengawal Program Kerja ini serta bersama-sama untuk mewujudkan melalui perbuatan nyata, bukan hanya teori, kata-kata belaka. Kita percaya bahwa semua Program ini akan berjalan jika kita benar-benar menyadari tugas dan tanggung jawab kita masing-masing, sehingga semua kebutuhan penyelenggaraan penatalayanan di GKPI Resort Khusus ini dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini, maka hal utama yang diperlukan yaitu adalah kesamaan Visi & Misi pelayanan GKPI, khususnya di jemaat kita. Maka dengan memperhatikan tema tahun 2012 yang diungkapkan oleh Bishop GKPI dalam sambutan Kebaktian Tahun Baru 2012, dan sesuai dengan Agenda Pelayanan GKPI untuk Tahun 2012 yaitu: TAHUN PEKABARAN INJIL maka kita secara bersama mengarahkan kepada tema tersebut yaitu : “RAHMAT TUHAN KEPADA ORANG-ORANG YANG BELUM TERSENTUH SAMA SEKALI, MISKIN UNTUK HIDUP BERKECUKUPAN” (Luk 4: 16-21).Maka tahun 2012 ini adalah TAHUN YANG MENUNTUT PELAYANAN PEKABARAN INJIL dari setiap warga khususnya para Pelayan/Penatua secara benar, agar tercapai sasaran dimaksud, atau lebih tepat penekanannya:
Meningkatkan “PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN”
Dengan mengacu kepada himbauan Bishop itu maka ada beberapa alternatif yang dapat dijadikan tema tahun ini bagi jemaat kita antara lain :
● Pengenalan Allah lebih dari persembahan ( Roma 12: 1 ff) Dengan demikian kita dapat meningkatkan Penyembahan.
● Ucapan syukur lebih dari korban ( Maz 106: 1 – 3; I. Tes 5: 16-18), untuk itu kita harus meningkatkan Persembahan.
● Kejujuran dan ketulusan lebih dari kegiatan pelayanan (I. Tim 4:16 ; 6: 10-14;II. Tim 3:1-9)
Ada beberapa permasalahan pokok yang penting yang diusulkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun arah dan tema tahun ini antara lain :
a. mengutamakan isi hati, niat, motivasi di dalam melayani,dalam melakukan sesuatu pelayanan, karena Allah melihat hati (ketulusan & kerendahan hati, keterbukaan konsistensi) serta peperangan Yesus adalah melawan kemunafikan.
b. Keseimbangan kehidupan anggota maupun pelayan dalam berbagai bidang seperti pelayanan, keluarga, pekerjaan, tetangga, sekolah sehingga hal ini memungkinkan pola “pelayanan sebagai gaya hidup”.
c. Koordinasi dan kerjasama antar seksi untuk saling mendukung dan bukan mementingkan kelompoknya saja ; serta konsolidasi (penyamaan komitmen) secara menyeluruh.
d. Mengusahakan perdamaian dengan menyelesaikan konflik dan mementingkan kebijakan (wise). Jangan ada penghalang dalam Pelayanan, hilangkan perbedaan.
e. Perhatian kepada orang kecil, lemah, atau miskin yang tidak terperhatikan, dalam hal ini berarti meningkatkan fungsi diakonia dan penginjilan.
Lebih rincinya hal diatas dapat diberi penjelasan tambahan antara lain :
1. Kesatuan : Kebersamaan yang melampaui batasan tempat dan waktu serta pemberdayaan karunia.
“ jadi karena dalam kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih m,esra dan balas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini : hendaklahkamu sehati sefikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan’. (Filipi 2 : 1-2).
“ dari padaNyalah seluruh tubuh yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih “. (Efesus 4 : 16).
2. Konsentrasi pada manusia batiniah, inner life, motivasi dan watak (kualitas) lebih dari pada penekanan pada penampilan luar (kuantitas).
“ sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari kesehari ….sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal “ (2 Korintus 4 : 16, 18)
“ Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel ; “ Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah ; “ manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati “ (1 Samuel 16 : 7).
“ Perbuatan daging telah nyata, yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang telah kubuat dahulu bahwa barang siapa yang melakukan hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.”
Tetapi buah roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri, tidak ada hukum yang menentang hal itu. (Galatia 5 : 19 - 23).
3. Mengutamakan doa/Penyembahan :
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5 : 16). Mana mungkin kita mengarahkan warga jemaat agar bertekun dalam Doa, pada hal para penatuanya hanya 3 bulan satu kali datang berdoa, baik ke gereja khususnya kebaktian rumah tangga.
4. Mengusahakan Kedamaian/Persembahan :
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketentraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. (Amal 17 : 1), jemaat dan warganya akan merasa aman dan sejahtera berjemaat jika para Pelayannya semua “Berdamai”.
Maka berdasarkan hal-hal diatas maka diusulkan arah dan subtema untuk tahun 2011 ini adalah :
“ DENGAN KUASA ROH KUDUS MELALUI YESUS YANG MEMBAWA DAMAI & DOA”
Mari Kita Tingkatkan Pelayanan dengan semangat Kebersamaan
Hal ini pun mengingat begitu kuatnya keinginan dari setiap warga jemaat biasa untuk mendapatkan pelayanan yang baik dinilai dari sisi ketulusan, kesatuan pemimpin, kebersamaan berjemaat dalam menghadapi tantangan kehidupan khususnya masalah external yang sedang berkembang.
Saya melihat kesulitan di jemaat untuk berkembang karena:
a. Sangat kurangnya penekanan penerapan iman akan janji-janji Tuhan dan doa dalam kehidupan anggota maupun pelayan ; karena selama ini terasa kuatnya argumen teknis dan logika jauh lebih diutamakan dari pada masalah ketergantungan penuh pada Allah. Pembangunan fisik tidak akan berarti jika pembangunan rohani kita tinggalkan.
b. Pelayanan yang terintregrasi secara menyeluruh, karena pelayanan selama ini terkotak kotak tanpa intregrasi benang merah dari sejak bayi sampai dengan manula maupun koordinasi antar bagian pelayanan.
c. Strategi jangka panjang, karena pelayanan selama ini cenderung menyelesaikan kasus yang muncul justru dari kalangan pelayan, maka dalam tahun Pekabaran Injil ini sudah selayaknya hal ini kita hindarkan.
d. Pemikiran tentang dukungan pekabaran injil (keluar) sangat kurang diperhatikan termasuk pengembangan warga jemaat melalui pemekaran/pembagian wijk atau sektor harus terus menerus dan berkesinambungan. Dengan jalan demikian kita dapat menerapkan Pelayanan Penginjilan dan Diakonia itu secara menyeluruh.

B. Pandangan Umum
1. Tingkat Pencapaian Target
Rancangan program kegiatan pelayanan tahun 2012 dari masing-masing seksi hendaknya terlaksana sepenuhnya. (Semua seksi sudah harus benar-benar membuat program, jangan program dadakan), dan diharapkan program dadakan akan benar-benar dihindari tahun ini.
2. Harapan Ke Depan
Gereja adalah pusat pencerahan dan damai sejahtera bagi jemaat – umat Kristiani secara khusus, dan masyarakat luas pada umumnya. Oleh karena itu, fungsi pelayanan gereja, pada tataran normatif, gereja harus menjadi sumber atas pencerahan dan damai sejahtera itu. Pada tataran strategis, gereja harus menjadi katalisator dan penggerak terciptanya damai sejahtera itu.
BPH Resort Khusus hendaknya mengarahkan tanggungjawab pelayanannya pada :
• Tataran Manajerial
a. BPH Resort adalah motivator dan inisiator penggerak kegiatan di tingkat Resort. Oleh karena itu, hendaknya kebijakan-kebijakan manajerial diberikan sepenuhnya pada BPH Resort. Untuk itu, perlu di tentukan batas-batas wewenang dan tanggungjawab BPH Resort.
b. Pimpinan Resort khusus adalah Pendeta. Oleh karena itu, perlu kita pahami fungsi pendeta sebagai gembala dan sebagai pimpinan di GKPI.
c. Batas-batas kebijakan

BPH Resort khusus Pdt. Selaku Pimpinan Resort Koordinator Seksi-seksi Koster/Urusan Rumah Tangga
• Kebijakan Manajerial
• Kebijakan kepenatuaan
• Kebijakan materi dan acara-acara sermon
• Kebijakan umum sistem pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelayanan

• Kebijakan apostolat, pasrorat, dan diakonat
• Kebijakan penggembalaan
• Kebijakan kurikulum pendidikan penatua, katekisasi
• Kebijakan konseling pernikahan

• Kebijakan Operasional
• Kebijakan teknis
• Kebijakan Operasional Dapur.
• Bertanggung jawab terhadap Kebersihan Gereja dalam Ruang Kebaktian dan Halaman Gereja.
• Bertanggung Jawab terhadap perangkat Kebaktian, Kantong Kollekte kesiapan Sound System.

d. Setiap kebijakan yang telah diputuskan Majelis/ BPHR bersama Pelayan, wajib menjadi landasan operasionalisasi.
e. Setiap kebijakan yang telah diputuskan wajib dimonitoring oleh BPH Resort khusus dan dievaluasi untuk perbaikan menuju peningkatan mutu yang optimal

BIDANG ORGANISAI DAN UMUM

1. Materi Pembahasan:
a. Struktur hubungan dan mekanisme organisasi
b. Hubungan atar seksi, Penatua dan BPH
c. Pengembangan Pelayanan

2. Komisi II/Bidang II yang membidangi organisasi dan pengembangan merupakan komisi kerja yang tergolong vital dan juga sangat menentukan di dalam menciptakan sebuah keharmonisan bagi pertumbuhan dan perkembangan pelayanan di jemaat GKPI Rawa Lumbu. Struktur organisasi dan mekanisme kerja organisai serta hubungan antar seksi, penatua, dan BPH Jemaat khusus. Jemaat harus selalu mengarah pada pengembangan pelayanan dan harus senantiasa mencerminkan kasih yang hanya dari Kristus Yesus. Berangkat dari pemikiran ini, maka Komisi II mencoba memberikan masukan bagi sidang pleno Resort sebagai bahan kajian atas materi yang disajikan tersebut di atas dalam rangka Pengembangan Institusi dan Pelayanan adalah sebagai berikut:
Materi, Struktur Hubungan dan Mekanisme Organisasi
• Resort agar memperbaiki struktur organisasi yang senantiasa hanya mangacu pada pasal 16 dan pasal 17 PRT
• Dalam mengisi jabatan Koordinator seksi, seksi sebagaimana pasal 16 ayat 2 PRT senantiasa memperhatikan fungsi Koordinator oleh karenanya pasal ini ditafsir bahwa koordinator berfungsi mengkoordinasi seluruh seksi-seksi yang ada di jemaat

C. Hasil Keputusan Sidang Majelis Resort

1. Bidang Apostolat
Melihat situasi dan kondisi GKPI Resort Rawa Lumbu yang masih baru ini maka sudah sepantasnya Gereja lebih dapat menjawab tantangan kebutuhan warga jemaat, maka di Bidang Apostolat, yaitu: Pemberitaan Firman Allah, Peribadatan, Pemberian Sakramen Baptisan dan Perjamuan Kudus sudah sangat perlu:
a. Peningkatan sumberdaya manusia para pelayan sebagai pelaksana/ operasional pelayanan di jemaat.
b. Maka untuk tahun 2012 sangat perlu diadakan Pembinaan para Majelis dan Penatua, bagi Anggota Majelis yang Facum perlu diminta kesiapannya kembali.
2. Bidang Pastorat
Hampir merata disetiap Jemaat di GKPI tidak mempunyai peraturan yang tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran peraturan gereja, maka sudah saatnya kita memberikan pembinaan yang menyeluruh tentang fungsi para pelayan-pelayan yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran di dalam firman Tuhan, untuk itu sudah selayaknya bahwa di jemaat perlu diadakan reorganisasi untuk penempatan pelayanan demi tercapainya peningkatan pelayanan itu sendiri.
3. Bidang Diakonat
Salah satu tugas dan fungsi gereja yang Misioner adalah, aktifnya pelayanan kasih dan pengembangan masyarakat, bnd. Kis. 6:1-4, I Kor. 16:1-4. Salah satu kemunduran (degradasi) di Gereja Protestan/ GKPI adalah kurangnya perhatian/ kepedulian sosial antar sesama warga dan juga terhadap masyarakat yang lain, maka sudah seharusnya kita pikirkan agar disetiap jemaat diadakan:
a. 1 (satu) kali 1 (satu) bulan Perjamuan Kasih, disamping melanjutkan program Diakoni Sosial yang telah membudaya di Jemaat umpamanya: Kunjungan terhadap orang sakit, bantuan untuk para janda, kebakaran, yang berduka dan lain-lain. Namun sudah perlu di Jemaat membuat anggaran yang pantas untuk Diakoni sosial.
b. Pada bulan Juni sebagai mana tahun 2010 yang lalu akan dilaksanakan kegiatan “Masa Penghayatan Hidup berkeluarga” yang seluruh pesertanya adalah seluruh warga jemaat khususnya keluarga Majelis Jemaat harus benar-benar menjadi anutan dalam pelaksanaan ini.
4. Organisasi
Untuk melayani gereja atau jemaat yang merupakan wujud dari tubuh Kristus di dunia ini, maka diperlukan para pelayan yang mengerti akan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
Perlu disadari bahwa, pengangkatan itu merupakan “Panggilan Tuhan” (Kis. 14:23, Titus 1:5, Kis. 20:28) yang tentu dikerjakan dan dilaksanakan menurut kewibaan Tuhan dan dipertanggungjawabkan kepadaNya (Rm. 14:12), maka sangat diperlukan para pelayan:
a. “Yang Takut akan Tuhan”
b. Jujur (bukan hamba uang, Ibr. 13:5, Bnd. 1 Tim. 6:10)
c. Memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pelayanan
d. Memiliki visi yang tajam
e. Fleksibel
f. Bagi Anggota Majelis yang tidak aktip atau hanya namanya tercantum, sebaiknya diganti, atau yang bersangkutan mundur teratur secara terhormat, karena Pertanggung jawabannya bukan kepada manusia tetapi kepada Tuhan Yesus Raja Gereja itu.
g. Proaktif, dinamis, bukan hanya pada Rapat hadir, hal tersebut diatas dapat kita capai jika sistem organisasi di Jemaat berjalan dengan baik, maka sudah selayaknya setiap jemaat memberdayakan:
• Seluruh komponen-komponen yang ada (komisi-komisi)
• Mengaktifkan fungsi masing-masing jabatan (pembagian tugas)
• Seluruh Penatua harus mengikuti sermon di Jemaat, termasuk sermon Resort
• Setiap jemaat agar membenahi/ menata administrasi dan inventaris jemaat/harta benda serta keuangan.
5. Keuangan/ Harta Benda
a. Rencana Anggaran Belanja, agar lebih menitik beratkan pengeluaran kepada “Apostolat, Pastorat dan Diakonat”, karena tahun ini Tahun Diakonia maka sudah waktunya kita membuat pesta Diakonia dalam tahun ini.
b. Persembahan berkala ke Kantor Pusat (kurban-kurban khusus) harus disetorkan seluruhnya.
c. Target Pusat kita harus anggarkan ke setiap warga jemaat, walaupun belum sepenuhnya kita dapat wujudkan agar mengacu kepada Putusan Majelis Pusat GKPI yaitu Rp. 30.000/ Keluarga ini sejalan dengan Keputusan Majelis Pusat GKPI. Namun dengan adanya Keputusan Sinode Am GKPI tentang Sistem Penggajian Pelayan/Pekerja Penuh Waktu GKPI; melalui SKEP Pimpinan Pusat No. 1949/A.1/XI/2010 tentang Penetapan Bakti Bulanan/Persembahan Bulanan/Persepuluhan ditetapkan Rp. 3.500.000/Bulan ditambah 1 X Persembahan setiap Minggu/ Bulan.
d. Transport pengkhotbah menyesuaikan kepada gereja tetangga dan sesuai dengan transport tahun yang lalu, ditetapkan Rp. 500.000 (Lima ratus ribu rupiah) dari luar Bekasi dan Rp. 300.000 dalam kota.
6. Hubungan Masyarakat
a. Mengadakan hubungan pertukaran Mimbar atau perkunjungan koor kepada jemaat-jemaat yang tergabung dalam wadah PGIS setempat.
b. Menjalin hubungan kepada masyarakat lain khususnya didekat lingkungan gedung gereja
c. Mengadakan study Perbandingan ke Jemaat di luar GKPI.
d. Mengadakan hubungan kepada Pejabat pemerintahan, mulai dari tingkat RT sampai yang paling atas
e. Berusaha untuk mengadakan pendekatan melalui budaya setempat yang bernuansa Kekristenan yaitu kasih.

A. SUB BIDANG APOSTOLAT & DIAKONAT:
I. KEBAKTIAN UMUM HARI MINGGU:
1. Jadwal Kebaktian :
a. Tetap dilaksanakan jam masuk 10.00 wib tepat.
b. Pedoman Firman Tetap menggunakan bahan sesuai dengan Almanak GKPI 2012.
2. Bahan Firman:
Diambil dari Bahan gereja-gereja fartner UIM dan Suara GKPI.
Tata Ibadah:
a. Mengikuti urutan Agenda GKPI.
b. Kebaktian Rumah Tangga memakai Evistel minggu.
3. Jubah Pelayan: Jubah Pelayan :
Pemakaian jubah bagi petugas liturgis diwajibkan, sedang penatua yang lain dapat menyebar ketempat duduk warga jemaat tanpa jubah, namun pada perayaan-perayaan khusus semua penatua diwajibkan pakai jubah.
Pelayanan Non Liturgis :
Penatua yang tidak bertugas supaya lebih fokus untuk menerima tamu/warga jemaat, dan memperhatikan tempat duduk yang kosong, sambil mengantar ketempat duduk yang kosong tersebut.

4. KEBAKTIAN ANAK-ANAK (SEKOLAH MINGGU)\

- Bahan:
Diperiksa/dibahas oleh Pendeta, Bidang Kerohanian, Paniroi.

-Nyanyian Pujian:
Diperiksa/dibahas oleh Pendeta, Bidang Kerohanian, Paniroi dan seksi nyanyian/koor.

-Tata Ibadah:
Mengawali kebaktian Sekolah Minggu harus ada Votum oleh Penatua.

5. Kebaktian Seksi Wanita
Kebaktian Seksi Wanita dilaksanakan 2 X sebulan, jumat minggu 1 dan 3.
Bahan : Diambil dari Almanak GKPI
Tata Ibadah : Berbentuk Pemahaman Alkitab (PA)
6. Kebaktian Seksi Pria
Mulai Februari 2012 ini akan dilaksanakan Kebaktian/PA Seksi Pria 1 X sebulan.
Bahan akan diambil dari Almanak GKPI melanjutkan Tahun 2011 yang mandek di tengah jalan.
7. Kebaktian PP/Remaja
Diharapkan juga agar Kebaktian PP/Remaja dapat kita laksanakan 1 X sebulan yang waktunya ditetapkan tidak berbarengan dengan seksi Pria, dan di mohon Paniroi PP aktip, jika Pengurus PP kurang aktip, supaya di adkan Pemilihan Pengurus yang Baru.
8. Kebaktian Ikat Janji Dan Pemberkatan Nikah
Bimbingan Pra Nikah :
Diadakan 1 bulan sebelum pernikahan dengan melibatkan para pelayan yang memiliki karunia mengajar/konseling. Mengenai waktu pertemuan tergantung sikon pasangan dan pelayan, namun diharapkan paling sedikit 4 kali pertemuan. Di harapkan penatua wijk wajib mengikuti pelayanan konseling ini.
Acara pemberkatan nikah tetap melaksanakan tata cara yang berlaku di GKPI.
9. Pelayanan Sakramen dan Baptisan Kudus

PELAYANAN SAKRAMEN DAN BAPTISAN KUDUS.
Dijadwalkan sekali dalam 6 bulan (tiap minggu ke-1), tanpa mempertimbangkan jumlahnya. Tata ibadah dicopy dan diberikan kepada orang tua anak pada waktu bimbingan sehingga orang tua dapat mengetahui, juga salinan tersebut dilampirkan pada Surat Baptis.
1. Bimbingan kepada orang tua perlu diberikan 1x (satu kali) kali pertemuan. Khusus untuk Baptisan anak ke-1 (satu) diberikan bimbingan 2x (dua kali) pertemuan dengan topik-topik pendidikan rohani tentang membesarkan anak. Untuk itu perlu dibuatkan materi baku sehingga Penatua dapat lebih diberdayakan tanpa perlu bergantung kepada seseorang yang mempunyai talenta untuk bimbingan.
2. Tata tertib pendaftaran harus melalui Penatua wijk yang bersangkutan yang kemudian diserahkan kepada BPHR atau Pendeta.
3. Perlu pembekalan bagi Penatua untuk Pelayanan dan Bimbingan Babtisan.

4. Sakramen Perjamuan Kudus :
a. Penjelasan tertulis mengenai arti dan maksud perjamuan Kudus sebaiknya dibagikan kepada anggota jemaat seminggu sebelum diadakannya Perjamuan Kudus atau diWarta Jemaatkan.
b. Pemberian gelas/seloki anggur dan roti/kosti dilakukan di depan altar atau di bangku, sesuai kondisi dan situasional.
Penggunaan baju hitam/gelap bukan merupakan keharusan, tapi disesuaikan (yang terpenting mengaku dosa secara pribadi dan bertobat)
c. Perjamuan Kudus bagi yang sakit dapat dilakukan oleh Pendeta asal ada permintaan dari keluarga.

5. Pelayanan Peneguhan Sidi :
a. Buku katekisasi GKPI yang digunakan adalah dari Pendeta Dr. J.S Aritonang (yang sudah diterima Synode Am GKPI 1993) dan bahan lain untuk melengkapi bahan tersebut.
b. Pengajar (Pendeta, dan Penatua, Anggota Jemaat biasa yang memiliki karunia/talenta).
c. Pelaksanaan Kathekisasi setiap hari Sabtu jam 17 : 00 s/d 19.

B. SUB BIDANG PASTORAT:
PEMBINAAN PARA PELAYAN:

1. Para Pelayan :
a. Diwajibkan memiliki daftar dan alamat anggota wijk yang ada dibawah binaannya dan informasi mengenai data Penatua disampaikan kepada anggota Jemaat.
b. Mempunyai jadwal rencana kunjungan anggota dan melaporkan hasilnya dalam Sermon Penatua.
c. Pemanfaatan teknologi informasi call center 021-86201978 untuk penyampaian informasi pelayanan.
d. Retreat Kel. Penatua/ Pembinaan Para Penatua direncanakan di Luar Kota 1 Hari penuh. Waktunya akan dibicarakan pada waktu Libur Umum ini adalah melanjutkan Program yang belum terlaksana tahun 2011 yang lalu.

2. Sermon Penatua/Majelis :
a. Diutamakan membahas bahan renungan untuk Kebaktian Rumah Tangga Epistel dan masalah-masalah Jemaat. Bahan khotbah (Evangelium) dibuat tertulis oleh yang ditugaskan oleh Pendeta agar ada sebagai pertimbangan tambahan dalam diskusi KRT.
b. Waktu pelaksanaan sermon ini setiap hari Rabu jam 20.00 s/d 21.30 wib. Di wajibkan diikuti oleh semua Penatua.
c. Pada waktu sermon Penatua Wijk wajib melaporkan kondisi jemaat di masing-masing wijk.

C.BIDANG KEUANGAN
1. Anggaran Pengeluaran
Dalam penyusunan anggaran pengeluaran bahwa disamping biaya rutin dan kewajiban kekantor pusat berorientasi pada pembangunan rohani, pelayanan pembinaan (Apostolat, Pastorat, Diakonat) serta mewujudkan program Seksi-seksi untuk membangun gairah aktivitas Gereja, regenerasi pemuda/pemudi dan anak-anak sekolah minggu dan remaja agar dimasa datang lebih handal terutama dalam kehidupan, kerohanian, serta memiliki keinginan untuk turut dalam aktivitas gereja.
2. Peninjauan kembali pemberian uang duka/diakonia sebagai berikut :
Uang duka dan karangan bunga untuk keluarga yang berduka cita dari warga jemaat Rp. 1.000.000 (masih tetap),- dan Rp. 200.000,(Kalau yg meninggal warga jemaat)
Catatan : karangan bunga dapat diganti dengan uang melihat kondisi yang berkabung.
3. Pos pengeluaran untuk transport pelayan diganti dengan Pos Konpensasi
4. Pos pengeluaran rekening telepon, listrik, dengan Pos Daya dan Fasilitas.
1. Anggaran Penerimaan :
Pos penerimaan antara lain :
ii. Persembahan Kebaktian Umum
iii. Persembahan Kebaktian Khusus
iv. Persembahan Kebaktian Rumah Tangga
v. Persembahan Kebaktian Sekolah Minggu
vi. Persembahan Kebaktian Sermon Seksi-seksi
vii. Persembahan Bulanan (Iuaran Bulanan)
viii. Iuran Pembangunan
ix. Ucapan Syukur
x. Perpuluhan, dll
Untuk meningkatkan penerimaan dana yang diperlukan untuk pelayanan perlu disosialisasikan “ Pemberian Perpuluhan/Ucapan Syukur “ dari anggota Jemaat