Minggu, 27 November 2011

"KATA - KATA BIJAK"

1. Belajar tersenyum bila masalah datang
2. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat)
3. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa.
4. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan
5. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu.
6. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan
7. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka
8. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan
9. Jadilah Kristen yang kritis tetapi jangan penuh kritik
10. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur"
11. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar
12. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya".

Humor tentang Korup.
Ada saat2 di mana logika kita sebagai manusia begitu menguasai, sehingga kita akan berkata "tidak mungkin" akan banyak hal.
Tidak mungkin mencapai target yg sudah ditetapkan.
Tidak mungkin mendapatkan apa yang dirindukan.
Tidak mungkin melakukan sesuatu yg besar.
Jangan lupa bahwa kuasa TUHAN bisa membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Jika di tahun ini kita sering berada dalam keragu-raguan, apakah sesuatu benar2 bisa terjadi, itu tandanya logika kita sebagai manusia yg sedang berbicara. Di tahun mendatang, yaitu 2012, biarkan TUHAN yg berbicara & biarkan DIA bekerja dgn cara-Nya sendiri untuk menyatakan kuasa-Nya melalui perkara2 yg ajaib & besar.

Ada serombongan manusia yang sedang menunggu pintu masuk neraka.
Mereka dipanggil masuk satu persatu oleh pejabat malaikat yang
bertugas di sana. Di dinding belakang, tergantung puluhan jam dinding
sebagaimana biasa terlihat di bandara. Meski begitu, jam-jam itu
berbeda dengan jam-jam yang ada di dunia. Kalau jam di dunia
menunjukkan posisi waktu yang berbeda-beda untuk berbagai kota tujuan,
jam dinding di neraka berputar lebih cepat dan tidak berfungsi sebagai
penunjuk waktu kota tujuan.

Salah seorang yang agak bingung bertanya kepada malaikat di sana
tentang jam itu. “Oh itu, jam yang tergantung di sana menunjukkan
tingkat kejujuran pejabat pemerintah yang ada di dunia sewaktu Anda
hidup,” jawab sang malaikat.

Sang malaikat menjelaskan, “Semakin jujur pemerintah negara Anda, jam
negara Anda di sini semakin lambat. Sebaliknya, semakin korup pejabat
pemerintah negara Anda, semakin cepat pula jalannya.”

“Coba lihat,” kata seorang yang sedang antri kepada yang lainnya. “Jam negara A berputar kencang. Berarti memang pejabat di negara A itu
banyak yang korupsi.”

“Itu lagi, itu lagi,” seru yang lainnya, “Jam negara B, putaran jamnya
tidak kalah cepat dari jam negara A.”

Mereka semua terlihat menikmati pengetahuan baru itu. Tetapi mereka
mencari-cari, di mana gerangan jam negara C, yang memang terkenal
dengan tingkat korupsinya yang tinggi. Salah seorang dari mereka
memberanikan diri bertanya kepada malaikat tadi.

“Oh, jam negara C …, kami taruh di belakang dapur. Sangat cocok
dijadikan kipas angin!” jawab sang malaikat.
Pelajaran 4 Cln Pnt GKPI
Persiapan Mempelajari Alkitab
Pada dua bagian terakhir, kita diperkenalkan akan pentingnya mengetahui kejadian-kejadian penting yang terjadi di masa lalu (Bagian 3), serta urutan kapan peristiwa-peristiwa tersebut terjadi (Bagian 4). Kita sedang meletakkan sebuah dasar untuk membantu menjawab sebuah pertanyaan penting yang pasti akan ditanyakan oleh murid yang sedang belajar Alkitab : “Kapan?” Saat kita mencoba mengerti Alkitab, kita mendapatkan diri kita sendiri tidak henti-hentinya mencari jawaban terhadap pertanyaan penting untuk “berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (2 Timotius 2:15). Allah mengundang kita untuk membawa semua pertanyaan kita kepada-Nya (Matius 7:7-8).
Pertanyaan-pertanyaan dasar yang pasti akan kita tanyakan dari setiap ayat sangat sederhana: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana? Jawaban-jawabannya harus dipertimbangkan sementara kita tetap harus mengingat dua pertanyaan utama mengenai Kehidupan Kristen: Bagaimana hal ini membantu kita mengembangkan hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan Yesus Kristus kita (Filipi 3:10), dan bagaimana kita seharusnya hidup (Yohanes 7:17)?
A. Enam Pertanyaan Dasar atas Setiap Ayat
1. Siapa?
Saat kita mengajukan pertanyaan “siapa”, ktia sedang berusaha menentukan siapa yang berbicara dan kepada siapa hal itu disampaikan. Satu contoh terlihat di dalam Genesis 22:2, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, anak tunggalnya kepada-Nya. Dalam hal ini, Allah berbicara langsung kepada Abraham, bukan kepada orang lain. Oleh sebab itu, kita, sebagai pendengar Firman, tidak berkewajiban untuk melakukan perintah tersebut.
2. Apa?
Pertanyaan “apa ?” berhubungan dengan realita dari hal yang sedang dikatakan. Yesus Kristus dikatakan sebagai “Anak Domba” dalam Wahyu 5. Itu tidak berarti bahwa Dia adalah seekor mahluk berbulu, berkaki empat, tetapi merujuk kepada pengorbanan-Nya bagi dosa (Yohanes 1:29), itulah “kenyataan” nya.
3. Kapan?
Pertanyaan “kapan” mengarahkan kita kepada batasan waktu di mana suatu ayat tertentu dikatakan. Sebagai contoh, perkawinan Abraham dengan adik tirinya bisa diinterpretasikan sebagai hal yang tidak bermoral sampai pembaca mengerti bahwa perkawinan ini terjadi sebelum Hukum Taurat, yang melarang tindakan seperti itu, diberikan. Karena dosa pribadi bukan menjadi masalah karena tidak adanya hukum (Roma 4:15), kita menyimpulkan bahwa dalam kasus Abraham, perkawinannya itu bukanlah dosa. Jawaban yang jelas terhadap pertanyaan “kapan” ini penting untuk melengkapi pemahaman.
4. Di mana?
Pertanyaan “di mana” berhubungan dengan letak geografis dan kebudayaan di mana suatu ayat ditulis pada saat itu. Seringkali di dalam Alkitab kita menemukan kalimat “sampai ke Yerusalem”. Di dalam banyak kebudayaan, kalimat “sampai ke Yerusalem” berarti mengadakan perjalanan ke arah utara. Namun, maksud secara Alkitabiah berhubungan dengan tingkat dan bukan arah. Ketika Yesus baru tiba dari Galilea dan sedang “menujuk ke Yerusalem”, Dia sebenarnya sedang menuju ke selatan, namun berjalan dengan tingkat yang lebih tinggi.
5. Mengapa?
Pertanyaan “mengapa?” seringkali merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab. Jawabannya paling sering ditemukan saat sedang mempelajari ayat-ayat lainnya. Apabila seseorang membaca ayat di dalam Yesaya 7:14, yang berbunyi, “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”, suatu pertanyaan yang nyata adalah “mengapa seorang perempuan muda?” Kita mungkin menjawab pertanyaan tersebut dengan, “itu meamng sudah kehendak Allah.” Jawaban itu meskipun benar, namun tidak lengkap.
Ketika kita mencari jawaban, kita akan menemukan ayat di dalam Roma 5 yang menyampaikan pengaruh dosa Adam terhadap umat manusia. Kita menemukan bahwa melalui manusia tersebut, Adam, setiap anggota dari umat manusia mendapatkan Dosa Alami. Apabila Yesus memiliki ayah duniawi, maka Dia juga memiliki Dosa Alami. Jawaban atas pertanyaan “mengapa” dalam hal ini penting sebagai persyaratan Kristus untuk menebus dosa.

6. Bagaimana?
Pertanyaan “bagaimana” juga seringkali sulit untuk dijawab. Kita mungkin bertanya, “Bagaimana Yesus berjalan di atas air ?” Jawabannya sederhana karena Dia berjalan dalam Roh Kudus (Lukas 4:18). Kita juga mungkin bertanya, “Bagaimana Tuhan mengendalikan sejarah ketika umat manusia memiliki kebebasan untuk memilih?” Pertanyaan tersebut tidaklah mudah dijawab, dan kita akan menyelidikanya nanti dalam pelajaran kita.
B. Dua Pertanyaan Pribadi Penting

1. Bagaimana hal ini membantu kita mengembangkan hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan Yesus Kristus kita?
Ini salah satu pertanyaan-pertanyaan penting yang kita ajukan. Pengetahuan yang kita dapatkan dari pelajaran Firman Tuhan harus bersatu dengan iman (Ibrani 11:6), sehingga hubungan kita dengan Tuhan akan bertumbuh. Kita harus mempercayai Firman Tuhan dan bergantung padanya. Hasilnya adalah hubungan dengan Tuhan yang didasarkan pada kasih-Nya dan di luar dari pemahaman manusia. Rasul Paulus mengatakan hal ini dengan jelas dalam Efesus 3:14-19 saat dia menulis :

Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang daripada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Apabila kita mempelajari Firman Tuhan hanya untuk alasan intelektual dan bukannya untuk bertumuh di dalam kasih untuk Tuhan dan sesama (Markus 12:29-31), kita menjadi sombong (1 Korintus 8:1). Rasul Paulus, yang mengetahui lebih banyak mengenai ilmu agama dari pada orang lain di bumi ini (2 Korintus 12:1-4), mengungkapkan keinginannya yang terdalam untuk, “mengenal Dia” (Filipi 3:10). Paulus, sebagai seorang Farisi, adalah orang yang sudah melalui pendidikan tinggi, namun sebagai seorang Kristen, dia baru mulai mengejar suatu hubungan penting dengan Allah yang Hidup.

Nantikanlah janji-janji Tuhan, dan yakinlah, sehingga anda dapat “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18).
2. Kalau begitu, bagaimana kita harus hidup?
Begitu kita mengerti makna dari ayat-ayat yang kita pelajari, kita harus berusaha memahami bagaimana ayat-ayat tersebut berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita diberikan suatu contoh yang indah mengenai konsep ini di dalam Ibrani 12:1-3. Ayat 1 dan 2 berbunyi:

Karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Ilustrasi yang dipilih oleh penulis Ibrani dalam dua ayat ini adalah ikut dalam suatu pertandingan. Orang orang yang berada di panggung menonton (pahlawan-pahlawan di Bab 11). Pertandingan tersebut untuk kecepatan dan jarak, dan bagi pemenang akan diberikan bangku kehormatan. Peserta harus melepaskan beban tambahan yang dapat memperlambat gerakannya, atau setiap gangguan yang dapat membuatnya tersandung. Matanya tertuju pada garis akhir, dimana Dia (Yesus Kristus) yang sudah menjalankan pertandingan-Nya, dan sudah menang, berdiri. Sukacita besar menjadi lebih penting dari pada pengalaman yang melelahkan, sehingga si pelari dapat bertahan.
Kemudian, di dalam ayat 3, penulis menerapkan kedua ayat tersebut kepada hidup kita saat dia menulis:
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus asa.

Ketika kita menghadapi pencobaan dan tantangan, kepedihan dan kesedihan, dipermalukan dan aib karena Kristus, ingatlah selalu akan Pemimpin kita dan kita akan mendapatkan keberanian oleh karena-Nya ! Sadarilah bahwa, “Imam besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya, sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15).

C. Bagaimana Jika Kita Tidak Dapat Menjawab Semua Pertanyaan?
Pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya adalah penting. Namun, kita harus ingat, bahwa hubungan kita dengan Allah Yang Hidup adalah didasarkan oleh iman (Efesus 2:8-9; Kolose 2:6), jadi kita tidak bisa mendapatkan seluruh jawaban yang kita cari seumur hidup kita. Namun, Allah telah berjanji bahwa akhirnya seluruh pertanyaan kita akan dijawab (1 Korintus 13:12). Alkitab memberikan informasi yang cukup untuk memimpin hidup kita.
Untuk Pelajaran Pribadi: dari Bab 1, Bagian 5
1. Bacalah ayat Yeremia 39:1-2 dan jawablah enam pertanyaan dasar yang pasti akan kita tanyakan untuk setiap ayat.

Siapa? =
Apa? =
Kapan? =
Di mana? =
Mengapa? =
Bagaimana? =
2. Bacalah Markus 12:29-31. Dengan keempat hal apakah kita mengasihi Tuhan?

3. Bacalah Ibrani 11:6 dan 1 Yohanes 2:7-11. Apakah dua hal yang penting bagi kehidupan orang Kristen?
Pelajaran 3 Cln. Pnt. GKPI Rw. Lumbu
Ringkasan Kronologis
Murid-murid yang belajar Alkitab harus mengetahui rangkaian, tahun dan hubungan dari beberapa peristiwa-peristiwa sejarah penting. Maka, di bagian ini diberikan tiga urutan waktu. Sepuluh daftar pertama yang utama ditemukan dalam Alkitab dan tahun-tahunnya, meringkas pentingnya masing-masing tahun tersebut.
Tahun “S.M.” yang diberikan di belakang masing-masing peristiwa tersebut, merujuk pada tahun “sebelum Masehi”. Masing-masing peristiwa dengan tahun “M.” merujuk pada tahun “setelah Masehi”.
Tahun-tahun yang ditampilkan berdasarkan pada penafsiran dari Firman Allah. Banyak orang yang sudah belajar Firman Tuhan mempunyai kesimpulan dengan tahun-tahun yang berbeda untuk berbagai alasan guna menyebutkan waktu itu. Janganlah dikacaukan dengan hal ini. Mempelajari rangkaian peristiwa adalah hal yang paling penting dari bagian ini.
Waktu 60 tahun yang disebutkan di dalam Kejadian 11:26–12:5, namun diterangkan dalam Kisah Para Rasul 7:4. Ayat-ayat dalam Kisah Para Rasul menyebutkan bahwa Abraham meninggalkan Haran setelah Terah mati. Terah mati di Haran pada usia 205 tahun (Kejadian 11:32), dan Abraham meninggalkan Haran pada usia 75 tahun setelah Terah mati (Kisah Para Rasul 7:4). Ini berarti Terah berusia 130 tahun ketika Abraham lahir. Masa 70 tahun yang disebutkan di dalam Kejadian 11:26 pasti mengacu baik pada kelahiran Nahor atau Haran, kemungkinan Haran (Kejadian 11:28). Diharapkan, hal ini menjadi prinsip-prinsip yang menguatkan sehingga setiap murid harus terus membandingkannya secara Alkitabiah dan biarlah Alkitab sendiri yang menyatakannya.
A. Sepuluh Peristiwa Penting dan Tahun-Tahunnya
1. Jatuhnya Adam (3958 S.M.)
Penafsiran secara harafiah secara silsilah (rangkaian kelahiran) yang disampaikan melalui Firman Tuhan membuat kita menyimpulkan bahwa tahun jatuhnya Adalam adalah sekitar 3958 S.M. Kronologis secara Alkitabiah disampaikan sedemikian rumpa sehingga kita harus maju ke depan dari titik awal zaman Adam, dan juga mundur 4 tahun ke belakang dari zaman Salomo (1 Raja-Raja 6:1). Alkitab memberikn kita informasi mengenai tahun-tahun antara peristiwa-peristiwa utama. Ketika kita menghubungkan peristiwa-peristiwa di dalam Alkitab dengan tahun-tahun yang diketahui dalam sejarah sekular, maka kita dapat menggabungkan tahun secara sekular dan secara Alkitab.
2. Air Bah Nuh (2302 S.M.)
Ketika kita mengikuti silsilah dalam Kejadian 5, kita temukan adanya jangka waktu 1,656 tahun telah lewat sejak jatuhnya Adam sampai kepada Air Bah Nuh. Sehingga kita dapat menyimpulkan tahun 2302 S.M.
3. Janji kepada Abraham (1875 S.M.)
Silsilah yang diberikan kepada kita di dalam Kejadian 11:10-26 membuktikan bahwa Abraham lahir 352 tahun setelah Air Bah, atau 2,008 tahun setelah Adam. Hal ini menunjukkan bahwa dia lahir pada tahun 1950 S.M. Kita belajar dari Kejadian 12:4 bahwa Abraham berusia 75 tahun ketika dia menerima janji dari Allah yang menjadi Perjanjian Abraham. Ini berarti bahwa janji terebut diberikan pada tahun 1875 S.M.
4. Keluarnya Bangsa Israel (1445 S.M.)
Keluaran 12–50 memberikan informasi kepada kita mengenai keturunan-keturunan langsung Abraham. Anak-anak Yakub (cucu Abraham) pindah ke Mesir di mana akhirnya mereka diperbudak oleh orang Mesir (Keluaran 1). Allah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir melalui Musa. Rasul Paulus menceritakan kepada kita bahwa jangka waktu 430 tahun telah lewat dari janji kepada Abraham sampai kepada penyampian Hukum Taurat (Galatia 3:17). Hal ini menyimpulkan bahwa tahun-tahun terjadinya Keluaran adalah 1445 S.M., atau 2.438 tahun setelah Adam.
5. Tahun Keempat Zaman Salomo (965 S.M.)
Salomo adalah raja Israel ketiga, setelah ayahnya, Daud, dan Raja Saul. Di dalam 1 Raja-Raja 6:1, kita mendapatkan bahwa 480 tahun telah lewat sejak Keluaran sampai kepada tahun keempat zaman Salomo, ketika dia mulai membangun Bait Allah. Dengan ini kita dapat memperhitungkan bahwa tahunnya adalah tahun 965 S.M., atau 2.918 tahun setelah Adam.

Kita dapat menyimpulkan tahun keempat zaman Salomo dari catatan-catatan sejarah lainnya. Dengan ini kita dapat memastikan tahun di mana kita dapat melihat ke belakang dan menentukan tahun-tahun sebelumnya yang disebutkan dalam Keluaran, Janji kepada Abraham, Air Bah Nuh dan Adam. Manusia dipaksa membuat beberapa penyesuaian terhadap tahun-tahun zaman S.M. menurut sejarah secara sekular oleh penemuan-penemuan arkeologi yang diadakan 100 tahun terakhir ini. Hal ini merupakan bagian dari alasan perbedaan-perbedaan yang ditemukan dalam sistim-sistim penentuan waktu yang bervariasi.
6. Jatuhnya Kerajaan Utara (721 S.M.)
Setelah kematian Salomo, Israel terbagi menjadi dua kerajaan terpisah, yang kemudian dikenal dengan “Kerajaan Utara” atau Israel, dan “Kerajaan Selatan” atau Yehuda. Kerajaan Utara jatuh ke tangan Kerajaan Asyur pada tahun 721 S.M. dan tidak lagi menjadi sebuah kerajaan.
7. Jatuhnya Kerajaan Selatan (586 S.M.)
Kerajaan Selatan jatuh ke tangan Kerajaan Babel pada tahun 586 S.M., dan dibuang ke pengasingan selama 70 tahun sebelum bangsa Israel diperbolehkan kembali ke kampung halaman mereka pada tahun 516 S.M.
8. Kelahiran Yesus Kristus (1 S.M.)
Sistim penanggalan “S.M.” dan “M.” tidak dibuat sampai abad keenam setelah hadirnya Tuhan kita. Tahun tersebut dirancang untuk memberikan referensi kepada semua tahun-tahun bersejarah mengenai kelahiran-Nya. Ketika Gereja menentukan sistim ini, hal itu didasarkan pada pemahaman yang tidak benar pada jaman Raja Herodes (yang disebutkan di dalam Alkitab sedang berkuasa ketika Yesus lahir, Lukas 1:5). Lama setelah itu ditemukan bahwa suatu kesalahan 1 atau 2 tahun terjadi, namun sistimnya sudah terbentuk baik, maka dari pada mencoba mengubah semua tahun yang sudah ditentukan sebelumnya dengan tahun-tahun baru, diputuskanlah untuk menyebutkan bahwa Yesus lahir pada tahun 1 atau 2 S.M.
Ada perbedaan antara Penanggalan Julian yang dimulai dari 1 Januari dan Kalendar Yahudi yang dimulai dari bulan September. Itulah alasan anda melihat tanggal-tanggal ditulis dengan “1-2 S.M” atau “966-965 S.M.”
9. Kematian, Penguburan dan Kebangkitan Yesus Kristus (32–33 S.M.)
Sebagian besar ahli Alkitab menentukan tanggal kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus adalah 32–33 S.M.
10. Kitab Terakhir Injil (96 S.M.)
Tanggal ini dihubungkan dengan pengasingan rasul Yohanes di Pulau Patmos (Wahyu 1:9), selama pemerintahan Kerajaan Roma, di mana Alkitab diselesaikan (Wahyu 22:18-19).
B. Kronologis Kitab-Kitab Perjanjian Lama
1. Adam sampai ke Air Bah (3898–2242 S.M.)
Kejadian 1-5
2. Air Bah hingga Perjanjian kepada Abraham (2242–1875 S.M.)
Kejadian 6–12
3. Janji kepada Abraham sampai Keluaran (1875–1445 S.M.)
Kejadian 12–50. Kitab Ayub.
4. Keluaran hingga tahun ke-4 pemerintahan Raja Salomo (1445–965 S.M.)
a. Keluaran e. Yosua i. 2 Samuel
b. Imamat f. Hakim-Hakim j. 1 Raja-Raja 1-5
c. Bilangan g. Rut k. Mazmur
d. Ulangan h. 1 Samuel l. 1 Tawarikh
5. Tahun ke-4 Pemerintahan Raja Salomo sampai Jatuhnya Yehuda (965–586 S.M.)
a. 1 Raja-Raja 6–22 g. Obaja m. Yesaya
b. 2 Raja-Raja h. Yoel n. Nahum
c. 2 Tawarikh i. Yunus o. Zefanya
d. Amsal j. Amos p. Habakuk
e. Pengkhotbah k. Hosea
f. Kidung Agung l. Mikha

6. Masa dalam Pembuangan ke Babel (586–516 S.M.)
a. Yeremia c. Yehezkiel
b. Ratapan d. Daniel

7. Setelah Pembuangan ke Babel sampai Akhirnya Perjanjian Lama (516–400 S.M.)
a. Ezra c. Zakaria e. Maleakhi
b. Nehemia d. Hagai

C. Kronologis Kitab-Kitab Perjanjian Baru
Rangkaian di mana para penulis diberi ilhma untuk menulis beragam kitab-kitab Perjanjian Baru (disebut sebagai tidak tertulis) umumnya digambarkan sebagai berikut :
1. Sejarah Kehidupan Kristus dan Gereja Mula-Mula (55–85 S.M.)
a. Matius c. Markus e. Kisah Para Rasul
b. Lukas d. Yohanes
2. Rasul-Rasul Gereja (46–85 S.M.)
a. Yakobus h. Filemon o. Ibrani
b. Galatia i. Efesus p. 1 Petrus
c. 1 Tesalonika j. Kolose q. 2 Petrus
d. 2 Tesalonika k. Filipi r. Yudas
e. 1 Korintus l. 1 Timotius s. 1 Yohanes
f. 2 Korintus m. Titus t. 2 Yohanes
g. Roma n. 2 Timotius u. 3 Yohanes
3. Nubuatan (96 S.M.)
Wahyu
Bagian 2 Pelajaran Calon Penatua GKPI Rw. Lumbu
Alkitab
A.Apakah yang dimaksud dengan Alkitab?
1.Firman Allah Yang Tertulis
Alkitab tidak hanya sekedar sebuah buku seperti pada umumnya. Alkitab ditulis lebih dari empat-puluh penulis yang rentang hidupnya lebih dari 1.500 tahun. Yesus Kristus menyebutnya “Kitab” (Ibrani 10:7). Tanpanya manusia tidak dapat mengetahui standar mutlak kebenaran, maupun kebutuhan kasih karunia di dalam hidupnya. Tuhan memilih memerintahkan firman-firman-Nya ditulis, sehingga standar-standar dari-Nya jelas. Firman yang ditulis itu diterima dengan iman dan dibuktikan melalui sejarah (peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi). Manusia berbicara kepada Tuhan melalui doa. Tuhan terutama berbicara kepada manusia melalui firman-Nya yang tertulis.
Sebagian besar orang menggunakan versi-versi terjemahan Alkitab dari bahasa aslinya. Sebagian besar Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Satu kekecualian adalah yang terdapat dalam Kitab Daniel – bab 2 sampai bab 7, dan dalam Kitab Ezra – bab 4 sampai bab 7. Bab-bab ini ditulis dalam bahasa saudara perempuan Ibrani, yaitu bahasa Aram, bahasa yang digunakan oleh sebagian besar orang Yahudi pada waktu kitab-kitab ini ditulis. Seluruh isi Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine (umum).
Selingan-selingan bab dan ayat ditambahkan oleh manusia setelah mendapatkan inspirasi terlebih dahulu untuk memudahkan pencarian berbagai ayat. Dengan demikian, ayat-ayat selingan tersebut bukan diinsipirasikan oleh Allah, namun ayat-ayat tersebut jelas memiliki tujuan yang baik di dalam membantu kita memahami bagian-bagian ini untuk dapat dimengerti secara tradisi.
2.Firman Yang Diinspirasikan Allah
Setiap bagian dari Alkitab diinspirasikan oleh Allah (2 Timotius 3:16-17), dan menguntungkan. “Inspirasi” lebih dari kejeniusan, iluminasi dan penyingkapan manusia, karena Allahlah yang memprakarsainya. “Napas Allah” sendiri yang mengekspresikannya melalui kepribadian manusia.
3.Penyingkapan Firman Allah Yang Hidup
Alkitab adalah penyingkapan dari Firman Allah Yang Hidup –Tuhan Yesus Kristus kita. “Penyingkapan” berarti memberi informasi baru. “Iluminasi” terjadi ketika Roh Kudus yang bekerja di dalam kita membuat “Penyingkapan” dapat dimengerti oleh murid yang belajar firman Tuhan. Firman yang ditulis bukan Firman Yang Hidup; itu penggambaran ilahi mengenai Tuhan Yesus Kristus (Ibrani 4:12 bandingkan Yohanes 5:39-47).
Perbedaan-perbedaan ini penting dilakukan. Kertas dan tinta tidak mengandung kuasa, namun Kuasa di balik kertas dan tinta adalah Roh Allah yang mengerjakan perbedaan itu di dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya sang Penulis yang mengerjakannya (Ibrani 12:2) untuk melihat bahwa firman-firman tersebut memiliki kuasa di dalam dan darinya sendiri, hal itu tidak mungkin.
B.Susunan Alkitab
1.Dua Bagian Utama
Alkitab dibagi menjadi dua Perjanjian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Keseluruhannya ada 66 kitab, 39 di dalam Perjanjian Lama, yang ditulis oleh lebih dari 30 penulis yang berbeda, dan ada 27 kitab di dalam Perjanjian Baru, yang ditulis oleh 10 penulis. Ada 1.189 bab, 929 di dalam Perjanjian Lama, dan ada 260 bab di dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi 23.214 ayat; Perjanjian Baru berisi 7.959 ayat (keseluruhannya ada 31.173 ayat Alkitab).
Suatu “Perjanjian” adalah suatu kesepakatan di mana nilai-nilai ditawarkan oleh seseorang, dan diterima oleh orang lainnya. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membeli suatu produk, dibuatlah suatu penawaran, kemudian diterima atau ditolak. Begitu penawaran tersebut diterima, maka dibuatlah suatu kesepakatan atau kontrak. Kesepakatan itu berisi perjanjian-perjanjian untuk menata hubungan antara kedua belah pihak. Suatu contoh kesepakatan yang baik ada di dalam sumpah pernikahan. Sumpah ini merupakan kesepakatan antara mempelai pria dan mempelai wanita yang bertindak sebagai dasar suatu hubungan.
Perjanjian Lama berisi kesepakatan-kesepakatan semula yang Allah adakan dengan manusia mengenai Mesias yang akan datang. Kita akan mempelajari perjanjian-perjanjian ini kemudian.
2.Lima Bagian dari Perjanjian Lama
Perjanjian Lama dikelompokkan sebagai berikut :
A.Hukum, yang disebut “Torah” (dalam bahasa Ibrani) atau “Pentateuch” (dalam bahasa Yunani artinya “lima kitab”), terdiri dari lima kitab : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan atau Ulangan.
B.Kitab-kitab sejarah (dua belas kitab) : Yosua, Hakim-Hakim, Ruth, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester.
C.Kitab-kitab puisi (lima kitab) : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Salomo.
D.Nabi-nabi besar (lima kitab) : Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel.
E.Nabi-nabi kecil (dua-belas kitab) : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
3.Tiga Bagian dari Perjanjian Baru
Perjanjian Baru membuktikan kedatangan Mesiah, dan berisi perjanjian baru yang dibuat setelahnya.
Tentu saja, ada keberagaman topik di dalam kitab-kitab tersebut. Kitab- kitab sejarah, misalnya, berisi beberapa nubuatan (Matius 24, Markus 13, Lukas 21), demikian juga dengan kitab nubuatan yang berisi beberapa surat yang ditulis oleh murid-murid Tuhan Yesus (Wahyu 2-3). Tujuan umum dari kitab yang manapun semata-mata didasarkan pada keseluruhan isinya. Perjanjian Baru dikelompokkan menjadi tidak bagian sebagai berikut:
A.Lima Kitab Sejarah: Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
B.Kitab-kitab Sejarah dilanjutkan dengan 21 Surat: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotiues, 2 Timotius, Titus, Filemon, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, 1 Petrus, 2 Petrus, Ibrani, Yakobus dan Yudas.
C.Ada satu kitab Nubuatan: Wahyu.

"Pembinaan Calon Penatua"

Pendidikan Dasar calon Penatua GKPI.
Bagian 1
Persiapan Pribadi
A.Enam Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab

1.Percaya kepada Yesus Kristus
Persiapan pribadi di dalam pelajaran Kitab Injil tidak dapat ditekankan terlalu berlebihan. Murid pertama-tama harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, karena “manusia duniawi” (orang yang tidak menerima Kristus) tidak dapat menerima atau memahami hal-hal mengenai Tuhan (1 Korintus 2:14). Oleh karena itu, keselamatan adalah oleh iman dalam Kristus sendiri (Efesus 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang mempelajari Firman Tuhan dapat melihat hal-hal yang rohani.
2.Percaya Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah yang menyatakan sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Timotius 3:16-17). Pelajaran Alkitab harus dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
3.Berdoa
Berdoa diperlukan untuk dapat memahami Kitab Injil. Firman Allah memerintahkan bahwa apabila seseorang kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya dengan cuma-cuma (Yakobus 1:5). Doa yang tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan diberikan, karena hal-hal ini jelas merupakan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14 bandingkan dengan Matius 7:7-8).
4.Belajar Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena banyak ayat-ayat dari Firman Allah yang belum dimengerti, maka kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan saat belajar (2 Timotius 2:15). Saat kita, sebagai mahluk hidup yang terbatas, berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas, kita harus menyadari bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan waktu lama.

5.Akui Dosa-Dosa Anda Secara Terus Menerus
Mengakui dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah membersihkan kehidupan kita, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat dicapai (1 Yohanes 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa kita, membuat kita terus menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah.
6.Bersedia Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah
Tuhan Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Ku” (Yohanes 7:17). Apabila tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka setiap pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan tersebut. Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Korintus 8:1). Apabila tujuan anda sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan bukannya hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang anda dapatkan itu akan berkurang dan menyimpang.
B.Lima Keuntungan dari Pelajaran Kitab Perorangan dari Firman Tuhan
1.Iman Yang Lebih Besar
Teolog terbesar Gereja, Rasul Paulus, berkata mengenai dirinya sendiri bahwa dia, “hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Kita semua masuk ke dalam keselamatan oleh karena kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8-9); dan menurut Paulus, karena kita sudah menerima Kristus, hendaklah kita hidup di dalam Dia (Kolose 2:6-7).
2.Pengetahuan Baru
Ada pengetahuan baru yang kita dapatkan dari Firman Tuhan karena kita “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:14-18). Pengetahuan ini menuntun kita kepada pengertian yang lebih besar lagi akan kasih karunia-Nya. Namun, seiring dengan bertumbuh dalam pengetahuan, kita bertumbuh dalam iman karena kita “mendengar” Firman Tuhan melalui Kitab Injil (Roma 10:17) dan mempercayai-Nya dalam segala hal.
3.Hidup Yang Dimurnikan
Firman Tuhan perlu bagi pemurnian hidup kita karena Firman-Nya adalah Kebenaran (Yohanes 17:17). Meskipun kita Orang-Orang Percaya, kita mempunyai masalah dengan dosa-dosa kita (1 Yohanes 1:6-10), jadi kita harus mempelajari Firman Tuhan untuk mengenali dosa yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kesembuhan dan penyucian (Mazmur 51). Harap catat bahwa Orang-orang Kristen seringkali “menambahkan kepada” Firman Tuhan dan membuat penambahan-penambahan itu sebagai dasar dari kebenaran. Hal ini disebut “legalisme”, yang artinya bahwa manusia telah membuat hukumnya sendiri sebagai standar kebenaran. Tuhan Yesus Kristus jelas menentang tindakan ini (Markus 7:1-13), jadi kita harus berhati-hati untuk memperhatikan dengan benar kepada standar-standar yang ditetapkan Tuhan.
4.Kekuatan Dalam Pelayanan

Dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup kita saat kita belajar memiliki “pikiran Kristus” (1 Korintus 2:14-16), akan ada kuasa di dalam pelayanan kami (Efesus 2:10). Kita berada dalam peperangan dengan iblis dan kekuatan-kekuatannya, oleh karena itu kita membutuhkan kuasa di luar kekuatan dan kemampuan kita sendiri (Efesus 6:10-18). Kuasa berasal dari kepatuhan kita kepada kehendak Tuhan, karena Tuhanlah yang bekerja di dalam kita, “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).
5.Perlengkapan Untuk Pelayanan
Dengan pengetahuan akan Firman Tuhan, kita dapat mempraktekkan kebenaran tersebut di dalam nama Tuhan Yesus (Kolose 3:16-17), dan menyatakannya kepada dunia yang hilang dan akan binasa ini (Yohanes 17:17-19; Ibrani 5:12). Tujuan utama untuk memberitakan Firman Tuhan adalah, “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Efesus 4:11-13). Untuk “memperlengkapi” orang-orang lainnya, maka kita harus memperlengkapi diri kita sendiri terlebih dahulu.
Pdt. R.H. Lumbantobing, S.Th.MA

"Wahyu 5: 1-14"

Khotbah Minggu 27 Nopember 2011
Wahyu 5:1-14


Tahun gereja merupakan suatu barisan yang teratur dari hari raya dan hari minggu yang tiap-tiap tahun berulang kembali.
Tahun gereja itu ditentukan oleh tiga hari raya yang terpenting di kalangan orang Kristen yaitu:
1.Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus
2.Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
3.Hari Pentakosta atau turunnya Roh Kudus.
Tahun gereja tidak sama dengan tahun Negara yang memulai dari 1 Januari, tetapi tahun gereja dimulai dengan Minggu “Advent” yang pertama. Advent artinya “persiapan akan kedatangan”, empat minggu berturut-turut dipergunakan untuk menyiapkan Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Jadi Advent adalah masa persiapan menyambut datangnya Kristus, yang mempunyai dua makna: Pertama, Sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus dan kedua, sebagai penantian kedatangan-Nya kembali.
Kita diajak menghayati kedua makna itu sebagai pribadi dan sebagai jemaat melalui ibadah minggu-minggu Advent. Tiap minggu Advent dinyalakan satu lilin sampai minggu Advent keempat. Keempat lilin berturut-turut dinyalakan sebagai tanda semakin kuatnya iman, pengharapan dan kasih kita dalam berjuang menantikan kedatangan-Nya kembali. Dalam minggu Advent sebagai minggu permulaan Tahun Gereja, wajarlah setiap warga gereja mengetahui dan menghayati prinsip dasar dari gereja yaitu:
1.Bahwa prinsip dasar gereja bukanlah ciptaan atau buatan tangan manusia, melainkan Kasih Allah yang tak terhingga dan Anugerah Allah yang maha besar, yang dinyatakan pada manusia yang penuh dosa, penderitaan dan maut, agar setiap orang yang percaya beroleh keselamatan.
2.Setiap warga gereja harus menunjukkan rasa syukur dengan komitmen untuk tetap beriman kepada-Nya, karena kita adalah anak maka kita adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
3.Tuhan Allah, adalah Penyayang Ia tidak akan meninggalkan kita dan tidak akan melupakan perjanjian yang telah diucapkan-Nya, karena itu kita harus tetap berpengharapan dan beriman yang hidup akan kedatangan-Nya.
Pada minggu ini kita telah memasuki minggu advent I, yang ditandai dengan menyalanya lilin pertama, sebagai pertanda penyambutan buat Raja yang akan datang. Yesus Raja yang akan datang itu tidak sama dengan raja atau pemimpin dunia; karena Dia adalah Raja Damai dan Keadilan yang memerintah melalui Roh dan Takut akan Allah.
Barang siapa yang menaruh kepercayaan kepadaNya akan memperoleh kehidupan yang kekal (Joh. 3: 16) Dan barang siapa yang berjaga-jaga serta siap akan kedatanganNya, dialah yang mendapat tempat di sisiNya (Joh 3:28). Orang yang mempercayainya, secara langsung maupun tidak, diperhadapkan kepada suatu pertanggung jawaban yang Historis dan Religius. Hal ini sangat perlu dan sangat esensial, sebab sampai saat ini juga masih banyak orang yang tidak mempercayaiNya, walaupun sebenarnya sudah menerima Kristus sebagai Juru SelamatNya. Kristus hadir dalam sejarah, dalam konteks kehidupan, kehadiranNya nyata sejak kelahiranNya, dan akan hadir kelak pada kedatanganNya yang kedua kali (parusia)
John Wesley seorang penulis dan negarawan yang sangat terkenal, sebelum mengenal Kristus pernah berkata: “Jika aku percaya bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah, dan Juru Selamatku, maka aku tidak akan menulis atau berbicara lagi tentang hal-hal yang lain, melainkan hanya mengenai Yesus saja. Dari pernyataan ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa begitu pentingnya: Iman Kepercayaan itu. Dan ini dibuktikannya setelah dia mengenal dan percaya kepada Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebenarnya tidak sulit bagi seseorang untuk mempertanggung jawabkan, kepercayaannya terhadap Yesus Kristus, apa bila ia mendasarkan kepercayaannya itu kepada nubuatan Firman Tuhan. Alkitab bukan saja mengajar kita tentang Kristus, sebagai Juru Selamat, tetapi juga menyatakan dengan jelas tentang ke IlahianNya sebagai Tuhan dan pemilik hidup kita ( Maz 100: 3).
Di dalam I. Tawarih 17:13, telah dinubuatkan juga tentang Mesias atau Kristus yang berada didalam kesatuan Ilahi: “Bahwa Aku kelak baginya menjadi Bapa, dan Dia menjadi AnakKu, Kasih setiaku akan tetap ada padaNya, sampai selama-lamanya” Berdasarkan nubuatan inilah Daud sebagai seorang raja menyaksikan bahwa “hatinya siap, menyanyi, bermazmur dan bersyukur kepada Allah” (Maz 108).
Karena itu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus...! sesuai dengan minggu Advent= penantian atau penyambutan; marilah kita sambut Dia, bukan dengan persiapan duniawi, keamanan atau konsumsi; tetapi persiapan Hati. Bukan jalan yang perlu dirintis, tetapi hati kita yang penuh dengan benjolan dendam, dusta, dengki, iri, itu yang perlu kita bersihkan, sehingga Damai Sejahtera yang dibawaNya, benar-benar berdiam diantara kita.
Dalam perikope ini disebutkan tentang Gulungan Kitab dan Anak domba. Gulungan kitab ini berisi pernyataan dari apa yang telah Allah tetapkan utuk keadaan akhir dari dunia dan Umat manusia. Kitab ini menerangkan bagai mana dunia ini akan di hukum dan menggambarkan kemenangan Allah dan umatNya atas segala kejahatan.
Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuka gulungan kitab itu baik yang disorga maupun yang di bumi, kecuali: ” Sesungguhnya singa dari suku Yehuda,yaitu tunas Daud, telah menang,sehingga ia dapat membuka gulungan Kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” Kristus dilukiskan seperti singa yang menunjukkan bahwa Dia yang memerintah segala isi bumi dan Dia berasal dari Suku dan keturunan Daud. Gelar Yesus sebagai Mesias yang menang dan raja yang kekal seperti halnya juga juga-janji jani yang telah dibuat dengan Daud (band.Yesaya 11: 1,10)
Kristus yang menampakkan diri sebagai ”Anak domba”Allah membawa tanda-tanda bahwa Ia telah disembelih, dikorbankan, sebagai tanda penyerahan dirinya mati disalipkan semata-mata hanya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Karena itu hanya Dialah yang layak dan yang berkuasa dan menang oleh karena kematiannya sebagai ”kurban” bagi manusia yang berdosa.”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-materainya;karena Engkau telah disembelihdan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi satu Kerajaan dan menjadi Imam-Imam bagi Allah kita dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (ayat9-10) Itulah Kristus yang telah menang dan hanya Dia yang layak menerima kuasa hormat dan kemuliaan ” Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan,dan hikmat,dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian” ( ayat12) Tetapi sebaliknya barang siapa yang menolak korban-Nya yaitu Dirinya yang telah menebus dengan mengorbankan diriNya di Salib maka akan datang hukuman, mendapat murka dari Allah (bd. Ayat 6:16-17 )
Karya Kristus bagi dunia adalah melalui pengorbananya yang telah dinubuatkan para nabi ( bandingkan Bacaan Zakaria 9: 9 -14) dan Dia telah meninggalkan tahta Surgawi dan datang seperti seorang hamba; ... Ia telah mengosongkan diriaNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia” ( Pilipi 2:7) Dialah Raja Damai yng dinantikan, karena melalui KaryaNyalah kita diperdamaikan dengan Allah, dan itu merupakan kunci dari perdamaian dengan sesama manusia. Dengan menerima pengampuna dari Tuhan kita dimampukan berdamai dengan sesama dan kita sebagai pengikut Kristus harus meneladani DiriNya, PengorbananNya, PengampunanNya, dan melalui Dialah satu-satunya jalan keselamatan, dunia dan akhirat
Pointer Aplikasi :
1.Tuhan telah menawarkan jalan keselamatan melalui pengorbanan Anak Domba Allah yang telah mati tersalib, dan kepadaNya telah diberikan kuasa di surga dan dibumi, yang menerimanya akan selamat dan yang menolak akan binasa
2.Melalui Minggu Adven ini kita diajak untuk merenung kembali tentang sikap hidup kita selama ini,( sspiritualitas kita) apa yang telah kita perbuat, apa yang masih kurang, apa yang masih perlu kita diperbaiki, untuk disempurnakan
3.Kristus Melalui PengorbananNya telah membuka jalan Damai yaitu Damai dengan Allah dan damai dengan sesama, untuk itu melalui pertolongan Kuasa Roh Kudus sudah seharusnya terjadi tranformasi dalam kehidupan setiap pribadi, dala Keluarga, dan dalam Jemaat sebagai tanda kerajaan Allah telah ada didalam diri kita, dalam keluarga, dan ditengah-tengah Jemaat, dan menjadi garam dan terang di dunia sekitar kita sebagai tanda kehadiran Kerajaan Damai
4.Untuk missi Perdamaian ada ”pengorbanan”, rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri/egoisme sebagai mana ditekankan Oleh Rasul Paulaus ;”Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup,kita hidup untuk Tuhan,daan jika kita mati kita mati untuk Tuhan,jadi baik hidup atau mati,kita dalah milik Tuhan” ( Roma 14 : 7, 8 ) Inilah satu keteladanan yang perlu kita nyatakan dalam kehidupan sehari hari
5.Dalam konteks ”damai dalam Kristus” dibutuhkan perenungan yang mendalam, dan pembelajaran akan makna ”perdamaian” sehingga kita senantiasa : belajar mengubah pikiran, belajar mengubah perasaan, dan nilai hidup, dan juga belajar mengubah prilaku , dalam terang Firman Tuhan.-
Perikop yang baru saja kita baca bersama tentunya membangkitkan suatu perasaan kagum atau terpesona. Ada sesuatu yang menggetarkan hati mengenai keagungan di dalam Surga berdasarkan penglihatan Yohanes.
Ada takhta Allah, dan Allah yang Maha Kuasa sendiri kelihatan duduk di atasnya. Disekeliling-Nya adalah para tua-tua dan makhluk-makhluk Surga serta para malaikat. Di tangan kanan-Nya, Tuhan memegang sebuah gulungan, yaitu sebuah kitab. Kitab itu ditulisi di sebelah luar maupun sebelah dalamnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Ketika Yohannes melihat pemandangan ini, seorang malaikat berseru: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?". Tetapi tidak ada satupun, baik di surga atau di bumu atau di bawah bumi, yang sanggup untuk membuka kitab tersebut.
Di balik meterai-meterai tersebut tertulis misteri tentang masa depan, serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan, namun tidak ada satupun yang dapat membuka buku itu. Karena itu Yohanes berkata, "Aku menangis dan menangis."
Tetapi salah seorang tua-tua berbicara kepada Yohanes dan berkata dalam Wahyu 5:5: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, Singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Yohanes segera mencari-cari dengan penglihatannya dimana Singa yang baru saja diberitahukan kepadanya berada, tetapi ia tidak melihat Singa. Ia hanya melihat seekor Anak Domba. Bukan Domba sembarangan, tetapi seekor Domba dengan luka sembelihan. Yohanes dapat melihat darahnya dan luka dari Anak Domba tersebut.
Yohanes tentu saja sangat terkejut. Pada mulanya ia mencari-cari seekor Singa yang akan membuka meterai dengan cakarnya yang kuat, namun ia hanya menemukan seekor Anak Domba kecil yang terluka. Tetapi Anak Domba tersebut berjalan maju menghampiri Orang yang duduk di atas takhta dan mengambil gulungan kitab itu.
Pada pasal-pasal berikutnya kita dapat membaca, bahwa ketika Ia membuka meterai-meterai itu, tampaklah penglihatan mengenai kejadian demi kejadian yang akan berlangsung pada hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini. Ketika kejadian-kejadian tersebut dilepaskan oleh anak domba, semuanya itu dilakukan dengan kekuasaan dan kemurkaan. Para penghuni Surga lalu tersungkur dan menyembah Anak Domba itu. Suatu pemandangan yang luar biasa dan sangat menakjubkan.
Dalam ayat 9 disebutkan, "Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
Disini kita melihat suatu paradox. Paradox adalah suatu pernyataan yang tampaknya kontradiktif atau bertolak belakang tetapi mengandung kebenaran. Bagaimana bisa seekor Singa ternyata adalah seekor Anak Domba? Keduanya sangat bertolak belakang. Singa adalah binatang pemburu dan domba adalah seekor mangsa yang diburu. Singa di tempatkan di dalam kandang yang diberi jeruji besi; sedangkan anak domba bisa dijadikan teman bermain oleh manusia.
Kita semua pernah mendengar suatu oxymoron. Oxymoron adalah suatu istilah yang terdiri dari kata-kata yang kontradiktif.
Contoh dari suatu oxymoron misalnya, "Rahasia Umum". Rahasia seharusnya tersembunyi, tetapi dalam hal ini diketahui umum.
Contoh lain, misalnya "Perang Suci"; orang suci seharusnya tidak berperang.
"Hampir Pasti"; sesuatu yang pasti adalah exact, sedangkan hampir bukanlah pasti.
Anak Domba seperti Singa adalah suatu oxymoron. Istilah Singa dan Anak Domba tidak pernah disatukan, kecuali di Surga. Disini Singa yang dimaksud adalah Anak Domba. Kekuasaan-Nya ditemukan di dalam kematian-Nya, karena dengan kematian-Nya, ia membeli jiwa-jiwa umat manusia, dan karena itu Dia layak untuk membuka gulungan kitab.
Apa arti dari penglihatan aneh yang mengungkapkan mengenai kejadian-kejadian yang akan berlangsung pada akhir zaman tersebut?
1. Fakta pertama yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita menjadi kuat adalah bahwa, Kekuatan Tuhan Terselubung Sebagai Kelemahan.
Rahasia dari kekuatan Tuhan yang luar biasa ada di dalam kelemahan yang kelihatan. Lihatlah Anak Domba Allah yang mati di kayu salib. Apakah pernah ada pertunjukan oleh Allah tentang kelemahan yang sedemikian besar? Mereka mengolok-olok Dia dan berkata dalam Mat 27:40: "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!". Ironisnya adalah bahwa Ia sanggup untuk turun dari salib, tetapi Ia memilih untuk tidak melakukannya.. Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan adalah suatu perbuatan yang menimbulkan kuasa yang paling besar dibandingkan dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang akan atau yang pernah dilakukan-Nya.
Penebusan oleh Kristus di atas kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang lebih hebat dibandingkan dengan penciptaan dunia. Penebusan oleh Kristus di kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang juga lebih hebat dari pada tindakan Tuhan untuk membuat dunia ini berakhir. Kekuatan-Nya tersembunyi, tetapi itulah saat-saat yang penuh kuasa. Dengan perbuatan Tuhan yang rendah hati tersebut, Iblis dipermalukan dan dirampas kuasanya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di Surga selama periode antara Minggu Palem dan Minggu Paskah. Tetapi satu hal yang kita tahu adalah, bahwa Anak Domba sudah menjadi Singa.
Kita ingin agar Tuhan selalu mempertunjukkan kuasa-Nya dan memperlihatkan kepada manusia bahwa kita berada di pihak pemenang, tetapi Tuhan cukup puas dengan penampilan kelemahan. Tujuan Tuhan disini sangatlah luar biasa. Apa jadinya jika Tuhan selalu tampak menang?
Apa jadinya jika Tuhan selalu berkemenangan dan orang yang melakukan hal-hal yang benar akan selalu mendapatkan upah?
Maka orang akan datang berduyun-duyun mengikut Tuhan. Orang akan melakukan hal-hal yang membawa manfaat bagi pribadi mereka. Dan orang-orang juga ingin berada di pihak yang menang. Hal itu akan membuat mereka merasa menjadi orang penting. Maka Tuhan dapat memenangkan dunia melalui pertunjukan kuasa yang terus menerus.
Tetapi dimana hati manusia berada?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan demi Tuhan sendiri atau demi kuasa-Nya?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan ataukah takut kepada Tuhan?
Apakah mereka ingin Tuhan memakai hidup mereka, atau apakah mereka ingin memakai Tuhan untuk tujuan mereka sendiri?
Bagaimana dengan Tuhan yang tampaknya lemah?
Bagaimana jika tampaknya Iblis yang menang dan kebanyakan orang berada di pihak Iblis?
Bagaimana jika orang yang mengikut Kristus diolok-olok dan bahkan dianiaya?
Bagaimana jika menjadi orang Kristen adalah suatu kerugian?
Apa jadinya?
Maka hanya orang-orang yang benar-benar mengasihi Tuhan akan mengikut Tuhan dan hidup bagi Dia.
Hanya mereka yang mengasihi Tuhan karena Ia adalah Tuhan, bukan karena alasan apa yang dapat diperoleh dari Tuhan, berani dipanggil dengan nama-Nya. Hanya mereka yang cinta kebenaran, terlepas dari bagaimana lemahnya atau tidak relevannya hal itu di mata dunia, akan mengikuti kebenaran.
Tidak diperlukan keberanian untuk mengikuti apa yang dipercaya atau dilakukan oleh setiap orang, tetapi diperlukan keberanian untuk mengikuti kebenaran ketika orang-orang lain tidak mengerti dan meremehkan apa yang anda percayai.
Diperlukan keberanian untuk melakukan hal yang benar meskipun anda dihukum karena hal itu di kantor ataupun di sekolah.
Diperlukan keberanian untuk membela yang benar ketika setiap orang berpendapat bahwa anda salah.
Inilah orang-orang yang Tuhan inginkan untuk menjadi pengikut-Nya. Siapapun dapat memilih jalan yang mudah, dan anda tidak perlu menjadi orang yang khusus untuk melakukannya. Tetapi Yesus berkata dalam Mat 7:13, kita harus, "masuk melalui pintu yang sesak itu. Karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya."
Pikirkanlah mengenai kerendahan hati Tuhan ketika ia mencoba untuk melakukan pekerjaan-Nya melalui diri kita.
Pikirkanlah akan kerendahan hati Tuhan ketika Ia memutuskan untuk datang ke dunia dalam wujud manusia.
Kuasa apakah yang disembunyikan di dalam kelemahan yang diperlihatkan-Nya. Yesaya bernubuat mengenai Dia (Yes 53:7), katanya, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."
Kemauan-Nya demikian besar untuk menundukkan dirinya pada kelemahan, dan karena itu sebaliknya alangkah besar kuasanya!.
Kita tidak merasa nyaman dengan kenyataan bahwa Yesus meminta kita untuk bergabung dengan Dia di dalam kelemahan-Nya. Ketika Ia di bumi, Ia berkata dalam Mat 11:29, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan".
Ia seringkali meminta kita untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan cara pikir orang dunia. Yesus berkata dalam Mat 23:11-12, "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, Ia akan direndahkan dan barangsiapamerendahkan diri, Ia akan ditinggikan."
Ia berkata dalam Mat 5:39, bahwa janganlah kita melawan kejahatan dengan kekerasan. Ia mendukung pernyataan-Nya tersebut dengan hidup-Nya. Alkitab mengatakan dalam 1 Pet 2:21-23, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil."
Tuhan tidak peduli akan penampilan kelemahan, karena disitulah letak kekuatan-Nya. Tuhan tidak tertarik pada penampilan, karena ia lebih tertarik pada kenyataan. Kenyataannya adalah bahwa Ia memerintah alam semesta terlepas dari apapun pendapat orang, dan Ia akan membuat dunia ini mencapai titik akhir.
Alkitab mengatakan dalam 1 Kor 1:25, 27-29, "(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. .......... (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."
2. Fakta kedua yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita kuat adalah bahwa Tuhan Mempunyai Rencana.
Sangat penting untuk memahami betapa pentingnya gulungan kitab di dalam pasal Firman Tuhan ini. Ada gulungan. Ada rencana. Rencana itu ditulis oleh tangan Tuhan sendiri dan akan digenapi. Tuhan mempunyai rencana dan Ia dengan hati-hati akan melaksanakannya. Sejarah diarahkan ke suatu tempat. Gulungan kitab ditulisi pada kedua sisinya, luar dan dalam, dari ujung ke ujung, supaya tidak ada kesempatan bagi siapapun untuk memberi tambahan pada rencana Tuhan. Ada agama yang tidak percaya bahwa ada suatu arah dari sejarah dunia. Agama itu percaya bahwa kehidupan akan berlangsung selama-lamanya melalui siklus-siklus. Terus menerus hidup akan berjalan dengan tidak terbatas. Karena itu mereka percaya pada reinkarnasi. Tidak ada seorangpun yang akan mati, setiap orang akan lahir kembali dalam bentuk yang lain. Tidak ada tujuan dalam hidup ini. Juga tidak ada arah dalam hidup ini.
Tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan punya rencana, dan rencana untuk dunia ini diungkapkan dalam Kitab Kejadian, Kitab Injil, dan pada akhirnya Kitab Wahyu. Alkitab memberitahukan dengan jelas apa yang menjadi rencana Tuhan, karena dikatakan dalam Ef 1:9-12, "(9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus (10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. (11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-- 12) supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya."
Jadi rencana besar dari Tuhan untuk dunia adalah bahwa hidup Sdr akan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ia telah menciptakan dunia untuk tujuan tersebut, dan Ia akan membuat sistem dunia saat ini berakhir agar validitas hidup Sdr dan rencana-Nya dapat dilihat oleh semua orang.
Tuhan akan menang pada akhirnya karena ada gulungan kitab. Rencana ada di dalam tangan-Nya.
3. Fakta ketiga yang ingin diungkapkan kepada kita untuk menguatkan iman kita adalah bahwa Tuhan Memegang Kendali.
Kerendahan hati Tuhan lahir dari sikap percaya diri. Sdr dapat bersikap rendah hati jika Sdr tahu bahwa Sdr pada akhirnya akan menang. Sdr tidak perlu memperlihatkan kekuasaan yang lebih tinggi kepada setiap orang dalam setiap keadaan. Kadang-kadang kita melihat di dunia ini seakan-akan Iblis akan menang. Tetapi jangan lupa kita mempunyai gulungan Kitab, dan kita tahu siapa yang akan menang pada akhirnya.
Tuhan memegang kendali. Apa yang kelihatan dapat menipu. Segala sesuatu tidak selalu sama dengan apa yang kelihatan. Singa itu adalah seekor Anak Domba, tetapi Anak Domba itu juga adalah seekor Singa.
Apakah Sdr ingat mengenai keadaan di Taman Getsemani? Para prajurit datang untuk menngkap Yesus. Mereka dipersenjatai dengan pedang dan tongkat. Petrus menarik pedangnya dan memotong telinga salah satu prajurit, tetapi Yesus berkata dalam Mat 26:52-53, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?".
Yesus sepenuhnya memegang kendali, meskipun Ia mengijinkan seolah-olah orang lain yang memegang kendali terhadap Dia. Yohanes menuliskan peristiwa di Taman Getsemani sedikit berbeda dengan Matius, Markus dan Lukas. Yohanes tidak melukiskan tanda yang dilakukan oleh Yudas untuk menunjukkan Yesus kepada para prajurit, tetapi menggantinya dengan pengakuan Yesus sendiri. Dalam Yoh 18:4-6, ketika para prajurit Romawi yang akan menawan Yesus datang kepada Kristus, Yesus bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Mereka menjawab, "Yesus dari Nazaret." Yesus memperkenalkan diri-Nya, bahwa Ia adalah Orang yang dicari. Ketika Yesus mengatakan, "Akulah Dia", sesuatu yang mengherankan terjadi. Para prajurit itu mundur dan jatuh ke tanah. Mereka jatuh ke tanah seperti balok-balok kayu yang jatuh. Kristus mempunyai kuasa yang besar. Ia sedang memegang kendali sepenuhnya pada saat itu. Yesus juga masih memegang kendali sepenuhnya saat ini.
Kita biasanya membayangkan bahwa seekor Anak Domba yang kecil adalah tidak berbahaya. Tetapi dengarlah apa yang terjadi ketika Anak Domba membuka meterai kelima dalam Kitab Wahyu 6:15-17, "Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Anak Domba Allah akan mengalahkan semua kuasa di bumi. Orang-orang yang berkuasa di bumi akan memilih lebih baik mati daripada menghadapi Anak Domba. Dan ketika hal itu terjadi, kita akan bersama-sama dengan Tuhan di dalam Kerajaan-Nya. Tuhan bukan hanya meminta kita untuk bersama-sama dengan Dia di dalam kelemahan-Nya, tetapi kita juga akan diminta bersama-sama dengan Dia di dalam kekuatan-Nya,
Jadi saya ingin mengatakan kepada Saudara hari ini: "Perjuangan kita tidak lah sia-sia. Peperangan (pergumulan) kita mungkin sudah berlangsung lama dan mungkin melelahkan. Barangkali kelihatannya Sdr kalah. Tetapi bersandarlah terus kepada Tuhan, dan meskipun kelihatan oleh orang lain sebagai kelemahan, namun sebenarnya hal ini adalah kekuatan Saudara. Dan Sdr akan menang pada akhirnya."
Paulus berkata di dalam 2 Kor 12:10, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat"
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Izinkanlah saya mengajukan beberapa saran praktis yang harus kita lakukan karena kita mengakui bahwa Yesus tetap memegang kendali.
§ Pertama, kita harus mengikuti contoh yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Surga: Mereka menyembah Tuhan dengan segenap kekuatan mereka. Mereka bernyanyi dengan keras, memuji, meninggikan Dia. Kita harus melakukan yang sama. Teruslah memuji Tuhan. Tetaplah ingat kebesaran-Nya. Tetaplah nyatakan kasihmu kepada-Nya.
§ Kedua, kita harus berdoa. Kitab Wahyu memperlihatkan sesuatu kepada kita mengenai doa dari umat Tuhan. Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa doa-doa kita dikumpulkan di dalam sebuah "cawan" (Wahyu 5:8: "........ masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus." Setelah cawan itu penuh, Tuhan bertindak. Saya suka gambaran tersebut. Setiap doa yang kita naikkan, setiap permintaan yang kita ucapkan, setiap saat kita melepaskan keprihatinan kita, beban-beban kita dan kepedulian kita, cawan itu sedang diisi. Tindakan Tuhan segera datang.
§ Ketiga, kita harus mengenal Tuhan dengan lebih baik. Kasihan mereka yang tidak mengenal Tuhan. Dalam masa krisis, mereka tidak memiliki tempat bersandar. Kenali Tuhan melalui Firman-Nya. Kita juga dapat mengenal Tuhan melalui suaran-Nya. Kita harus mendengarkan dengan hati-hati ketika Ia berbicara kepada kita. Dengarkanlah Tuhan dengan hati dan pikiran Sdr.
§ Akhirnya, setiap kita harus terus percaya kepada Tuhan. Percayalah kepada-Nya. Percayalah kepada Tuhanmu, Ia berkuasa. Jalan-jalan-Nya mungkin kelihatan lemah pada statu waktu, tetapi sebenarnya Ia kuat. Percayalah kepada-Nya, Ia punya rencana. Percayalah kepada rencana-Nya. Ia tahu kemana Saudara dan saya pergi. Ia tahu tujuan kita. Percayalah kepada-Nya, Ia memegang kendali.

Senin, 21 November 2011

Khotbah Pembukaan KONAS POUK se Indonesia 22 Nop 2011

ALLAH ITU BAIK BAGI SEMUA ORANG
Mazmur 145:9b
Allah itu baik bagi semua orang. Inilah statement pemazmur dalam Mazmur 145:9b. Statemen ini tentunya bukan sekedar ucapan, tetapi berdasarkan pengalaman hidup Pemazmur, dalam hal ini Daud. Inilah salah satu alasan mengapa Daud memuji Tuhan, bahwa Allah itu baik bagi semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya. Artinya tidak hanya kepada orang tertentu atau bangsa tertentu saja, tapi kepada semua orang. Statemen ini adalah suatu penghiburan dan juga sekaligus suatu peringatan kepada kita. Penghiburan, karena kita mendapat kepastian bahwa Allah itu baik kepada semua orang, berarti juga baik kepada kita tanpa terkecuali. Kebaikan Allah itu sangat sempurna. Kebaikannya tidak berdasarkan untung rugi, tidak berdasarkan apakah ia orang kristen atau tidak, sesama anggota gereja atau tidak, satu kampung atau tidak, satu marga atau tidak, dsb, seperti yang sering dipraktekkan manusia. Ia baik kepada semua orang karena ia mengasihi manusia. Dan kebaikan Allah sangat spektakuler. Dikatakan spektakuler karena kebaikan itu sesungguhnya tidak pantas diberikan kepada manusia yang tidak tahu diri, yang selalu melawan Allah melalui perbuatannya yang jahat. Inilah yang menurut Bonhoeffer sebagai anugrah yang mahal. Walaupun diberikan dengan cuma-cuma, tetapi harganya sangat besar bagi Allah, yaitu hidup anakNya sendiri diberikan bagi manusia. Kalau demikian bagaimanakah seharusnya sikap kita? Sikap kita seharusnya menyambut anugrah Allah (kebaikan Allah) tersebut dengan sikap hidup yang rela berbuat baik kepada semua orang. Dan kebaikan itu dapat dijabarkan dalam bentuk nyata di tempat kita masing-masing.
Juga sebagai peringatan kepada kita yang mengaku beragama, mengaku percaya kepada Allah yang baik, khususnya kepada yang mengaku kristen namun kelakuannya tidak lebih baik dari mereka yang diluar kristen. Dalam hal ini Yesus pernah memberi peringatan kepada pendengarnya pada waktu itu, khususnya kepada mereka yang mengaku sebagai umat Tuhan: “kalau engkau berbuat baik kepada orang yang baik kepadamu apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Maksud Yesus sangat jelas, harus nampak nilai lebih dari setiap orang percaya (orang kristen), yakni tidak hanya kebaikan berdasarkan ukuran dunia tetapi melampaui itu.
Kalau kita baca Mazmur 145 secara keseluruhan, kita menemukan apa saja kebaikan Allah menurut Pemazmur. Disebutkan antara lain: Ia adalah penopang bagi semua orang yang jatuh, Ia adalah penegak bagi semua orang yang tertunduk, Ia memberikan makanan kepada mereka pada waktunya, Ia adil dalam segala jalan-Nya, Ia penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya, Ia dekat pada semua orang yang berseru pada-Nya dalam kesetiaan, Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, Ia mendengarkan teriakan mereka dan menyelamatkan mereka, Ia menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, Ia akan membinasakan semua orang fasik.
Yesus ingatkan kita pada hari ini, bahwa kita jangan sampai tidak menyambut mereka yang datang kepadamu. Siapapun itu, karena sekali lagi, kita tidak pernah tahu siapa mereka. Jangan-jangan mereka adalah orang-orang yang sengaja Tuhan kirim untuk menguji hatimu. Siapa tahu ketika engkau sama sekali tidak menyambut mereka, atau memperlakukan mereka dengan tidak adil, maka ternyata mereka adalah anak-anak Tuhan yang memang Tuhan kirim untuk melihat hatimu selama ini. Dan seperti yang Tuhan katakan, kalau kita tidak menyambut mereka, maka artinya kita tidak menyambut Dia, dan itu juga artinya kita tidak menyambut Bapa kita di sorga.
Jadi jagalah persahabatan dengan semua orang (Khususnya POUK2), bahkan dengan orang-orang yang mungkin tidak menyukai kita atau malah mereka yang memusuhi kita. Jangan kita menjadi serupa dengan dunia ini. Dunia mungkin akan mengajarkan kita untuk terus menjadi seteru dengan kebaikan, karena dunia ini pada dasarnya memang sedang menuju pada kebinasaan. Tapi tidak dengan kita anak-anak Tuhan. Kita harus hidup dengan setiap Firman yang kita dengar.
Amsal 17:13 Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya.
1 Tesalonika 5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
1 Petrus 3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.
Begitu banyak nasehat mengenai hal ini. Bukan hanya tiga Nats ini, tapi sebenarnya ada banyak lagi. Tapi ini mewakili isi hati Tuhan, bagaimana Dia ingin membentuk anak-anaknya, persis seperti orang tua kepada anak-anaknya. Rasanya tidak ada orang tua yang baik yang menasehatkan sesuatu yang buruk. Begitu juga dengan Tuhan. Ia mau anak-anakNya dibentuk dengan baik. Karena itulah Ia menasehatkan hal ini.
Coba saja kita bandingkan dengan apa yang dunia ajarkan ketika sesuatu yang menyakitkan terjadi pada kita. Kalau kita dicaci maki, dunia akan menyuruh kita untuk mencaci maki lagi. Jangan ragu-ragu untuk melakukannya. Ketika ada yang mengutuk kita, balas dengan kutukan yang sama. Kalau ada yang menyerang kita, serang balik untuk mempertahankan harga diri kita. Itu yang diajarkan dunia. Karena menurut dunia, kalau kita tidak membalas mereka maka kita akan dianggap pengecut, tidak berani dan merusak harga diri kita. Mereka tidak mengenal yang namanya kasih, mereka tidak perduli dengan perdamaian, Tapi tidak demikian dengan Tuhan kita. Bapa kita ini sangat memperdulikan orang lain. Nasihat-nasihatNya sangat menggambarkan isi hatiNya. Dia bahkan mengajar kita untuk mengasihi musuh kita. Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Apakah kamu mengerti hal ini dengan baik ?
Jadi, ketika musuhmu menganiaya kamu, doakan mereka. Ketika mereka menyakiti kamu, berkati mereka. Usahakan perdamaian dengan semua orang.
Karena itu, jika anda tahu perasaan itu atau pernah punya pengalaman itu, maka berhati-hatilah dalam segala tindakanmu. Akan lebih baik jika kita terus menjaga hubungan yang baik dengan semua orang. Ibrani 13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
Pesan hari ini adalah agar kita bisa belajar menerima semua orang, memberkati semua orang, dan berbuat baik kepada semua orang. Mari kita lakukan dengan tekun dan setia menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat ini. Tapi lakukanlah semuanya itu di dalam Tuhan, karena tidak ada seorangpun dari kita yang sanggup melakukannya tanpa pertolongan Tuhan. Amin.
Pdt. R.H.L. Tobing, S.Th. MA

Jumat, 18 November 2011

Tata Ibadah Tutup dan Buka Tahun

TATA IBADAH TUTUP TAHUN
31 DESEMBER 2011


C:\BG natal 1\reindeer3.gif C:\BG natal 1\reindee

JEMAAT GKPI Se Jabodetabek

TATA IBADAH TUTUP TAHUN 31 DESEMBER 2011

LITURGIS: PNT.

1. NYANYIAN KJ No. 329 : 1 – 3 “Tinggal Sertaku”
- Tingggal sertaku, hari t’lah senja. Glap ,makin turun.
Tuhan, tinggalah ! Lain pertolongan tiada kutemu,
Maha penolong, tinggal sertaku.
- Hidupku surut, ajal mendekat, nikmat duniawi hanyut melenyap
Tiada yang tahan, tiada yang teguh
Kau yang abadi, tinggal sertaku.
- Aku perlukan Dikua tiap jam dalam cobaan Kaulah kupegang
Siapa penuntun yang setaraMu ?
Siang dan Malam tinggal sertaku.

2. VOTUM /INTROITUS (BERDIRI)
P : Ibadah Tutup Tahun ini berlangsung di dalam nama Allah Bapa dan nama
Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan nama Roh Kudus. Amin.
J : Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu
telah dikatakan kepada kamu oleh Rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
P : Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu : “Menjelang akhir zaman akan
tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsukefasikan
mereka”.
J : Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan
dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
P : Akan Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri
diatas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah Dalam Roh Kudus.
J : Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat
Tuhan kita, Yesus Kristus untuk hidup yang kekal.
P : Tunjukanlah belaskasihan kepada mereka yang ragu-ragu.
J : Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi
tunjukanlah belas kasihanyang disertai ketakutan kepada orang-orang
lainjuga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-
keinginan dosa.
P : Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya kamu jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan dihadapan
kemuliaanNya.
J : Allah yang Esa, Juru Selamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia
adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan
sekarang dan sampai selama-lamanya. amin
P : Mari kita berdoa : Ya Tuhan Allah, Bapa Yang Maha Pengasih Engkautelah
menempatkan anakMu yang kekasih itu kebawah hukum Taurat, agar dia
menyelamatkan semua orang yang berada dibawah genggaman TauratMu.
Tolonglah kami ya Tuhan, agar kami menerima keselamatan itu, dan tetap
tinggal didalam kerajaanMu. Engkau menyelamatakan kami sampai akhir Tahun
ini. Terimakasih Tuhan, didalam kasih anakMu Yesus Kristus. Amin

3. NYANYIAN KJ No. 401 : 1+3 “MAKIN DEKAT, TUHAN”
• Makin dekat, Tuhan, kepadaMu ; walaupun saliblah mengangkatku, inilah laguku
: Dekat kepadaMu ; makin dekat, Tuhan, kepadaMu.
• Buatlah tanganMu tampak jelas, dan para malaikatMu yang bergegas mengimbau
diriku dekat kepadaMu ; makin dekat, Tuhan, KepadaMu.

4. EPISTEL : (Dibacakan oleh 4 org Penatua)
a. Lukas 13 : 6 – 9 :
b. Yesaya 30 : 15 – 17 :
c. Roma 8 : 37 – 39 :
d. 2 Timotius 3 : 16 – 17 :

5. KOOR :
6. RESPONSORIA (DOA PENGAKUAN DOSA DAN IKRAR HIDUP BARU)

P : Ya Tuhan, tatkala mulut dan hati kami mengaku Engkaulah Tuhan
pencipta dan pemelihara hidup ini, serempak kami mengaku dosa kami.
J : Ya Tuhan, kami mengakui dosa dan pelanggaran kami sepanjang tahun ini.
P : Dengan sadar dan sengaja kami berpaling dari hadapanMu dan menuruti
keinginan hati kami.
J : Ampunilah kami, Ya Tuhan !
P : Kami sering menyia-nyiakan berkat dan anugerahMu, termasuk waktu, tenaga
dan berbagai karunia rohani yang telah kami terima dariMu.
J : Kasihanilah kami ya Tuhan !
P : Kami kurang sungguh-sungguh memperlihatkan kasih dan kesetiaan kami
kepadaMu maupun terhadap sesama kami, kami lebih suka mementingkan diri
sendiri.
J : Hapuskanlah semua dosa kami ya Tuhan !
P : Dipenghujung tahun 2011 ini dan diambang tahun 2012 ini kami berjanji
membaharui hidup, kasih kesetiaan, ketatan, semangat dan ketekunan. Kami
bertekad meninggalkan seluruh sifat-sifat, watak dan tabiat kami yang
bertentangan dengan kehendakMu, serta mengenakan kemanusiaan baru yang
telah Tuhan tetapkan bagi kami.
J : Kuatkan dan perbaharuilah kami, ya Tuhan !
P+J : Dengarlah seruan permohonan dan ikrar kami ini, ya Tuhan. Amin

7. NYANYIAN 261 : 1 “YERUSALEM, MULIA DAN KUDUS”
Yerusalem, mulia dan kudus, rinduan hatiku !
Ku tergerak hendak terbang terus ke puncak bukitmu,
di atas hutan rimba dan gunung dan lembah,
supaya aku tiba di negeri baka.

8. PETUNJUK HIDUP BARU : Wahyu 3 : 10 – 13
P : Karena engkau menuruti firmanKu, untuk tekun menantikan Aku, maka akupun
akan melindungi engkaudari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh
dunia untuk mencobai mereka yang diam dibumi.
J : Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun
mengambil mahkotamu.
P : Barang siapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru didalam Bait suci Allahku,
dan ia tidak akan keluar lagi dari situ, dan padanya akan kutuliskan nama
Allahku, nama kota Allahku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga
dari Allahku, dan namaku yang baru.
J : Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.

9. NYANYIAN 358 : 1+4 “SEMUA YANG LETIH LESU”
• Semua yang letih lesu, berdosa, bercela,terima rahmat Tuhanmu, percaya
sabdaNya. Datang saja pada Yesus; kini saatnya! Datang saja pada Yesus,
t’rima rahmatnya.
• Bersama, mari ikutlah kesorga mulia, tempat kekal sejahtera, penuh bahagia.
10. PEMBACAAN IKHTISAR LAPORAN TAHUNAN JEMAAT
- GURU JEMAAT & SEKRETARIS
11. NYANYIAN 402 : 1 – 2 “KUPERLUKAN JURU S’LAMAT”
• Ku perlukan juru s’lamat, kalau tidak, kusesat ; s’lalu harus kurasakan
bahwa Tuhanku dekat. Maka jiwaku tenang, takan takut dan enggan ; bila
Tuhanku membimbing,’ku dimalampun tent’ram.
• Kuperlukan juru s’lamat, kar’na imanku lemah. HiburanNya menguatkan ;
sungguh tiada bandingnya.
12. SAMBUTAN : KESAN & PESAN ATAS LAPORAN TAHUNAN
- Mewakili Warga Jemaat Wanita :
- Mewakili Warga Jemaat Pria :

13. NYANYIAN KJ 408 : 2 “DIJALANKU KUDIIRINGI”

Dijalanku yang berliku dihiburNya hatiku ; bila tiba pencobaan, dikuatkan
imanku. Jika aku kehausan dan langkahku tak tetap, dari cadas didepanku
datang air yang sedap ; dari cadas didepanku datang air yang sedap.
14. DOA SYAFAAT

15. NYANYIAN KIDUNG BARU NO. 188. 1 (ES =DO)
0 5 1 3 5 5 6 5 2 3 3
Tiap langkahku diatur oleh Tuhan,
Dan tangan kasihNya membimbingku.
Ditengah badai dunia menakutkan
Hatiku tetap tenang teduh.
Tiap langkahku kutahu Tuhan yang pimpin
Ketempat tinggi ku diantarNya
Hingga sekali nanti aku tiba
Dirumah Bapa, Surga yang baka.

16. RENUNGAN :
17. KOOR

18. NYANYIAN KJ No. 266 : 1 “ADA KOTA YANG INDAH CERAH”

Ada kota yang indah cerah, nampaklah bagi mata iman : rumah Bapa di Sorga
baka bagi orang yangsudah menang

Refrein : “ Indahnya saatnya kita jumpa di kota permai. Indahnya saatnya
kita jumpa di kota permai.

19. PERSEMBAHAN (Lagu Persembahan KJ. 392 : 3) “KU BERBAHAGIA”
Aku serahkan diri penuh, dalam Tuhanku hatiku teduh.
Sambil menyongsaong kembaliNya, “kudiliputi anugerah.
Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya 2x

20. DOA PENUTUP/BERKAT
Disambut jemaat dengan Amin 3x


II. KEBAKTIAN KELUARGA
tgl. 01 Januari 2012 pkl. 00.00 Wib

Petunjuk
:

P
=
Pemimpin
OT
=
Orangtua
J = Jemaat
A
=
Anak-Anak

PERSIAPAN :

• Anggota keluarga mempersiapkan diri . . . saat teduh ( 3 menit)
• Ajakan beribadah

KEBAKTIAN :

Buku Ende NO. 64 : 1 - 2 “Naung moru do muse sa-taon ”

Ayat-1
Setahun sudah lewat lagi, makin bertambah umurku.
Adakah baik sehari hari, tindakan dan perangaiku?
Apakah imanku bertambah, dan rasa kasih sayangku
terhadap Yesus serta Allah maupun pada sesamaku?

Ayat-2
Kalau harus kub’ri jawaban, tentulah malu diriku
Mengingat sifat kelancangan, buruknya perbuatanku
Sebab tanganku penuh dosa, hatiku jahat durhaka
Baik kaki lidah serta mata membuat salah semua

RESPONSORIA

P : AdalAdalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan

J : Dan untuk menyanyikan mazmur bagi namaMu yang Mahatinggi
P : Untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi
J : Dan juga kesetiaan-Mu di waktu malam
P : Halleluya Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan; yang sangat suka
kepada perintah-Nya.
A : Anak cucunya akan perkasa di bumi;
J : Angkatan orang benar akan diberkati.
P : Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya
J : Kebajikannya tetap untuk selamanya
P+J : Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, yaTuhan; dan sangat dalamnya
rancangan-rancangan-Mu. Sungguh segala hari-hari kami berlalu karena
gemas-Mu
OT : Kami mengahabiskan tahun-tahun kami seperti keluh; masa
hidup kami tujuh puluh tahun, dan jika kami kuat delapan puluh
tahun.Dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan
P+J : Ajar Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian rupa,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

BERNYANYI BE No. 66 : 1 – 3 “Debata baen donganmi! ”

Ayat-1
:
Debata baen donganmi! Lao mangula ulaonmu
Baen Ibana haposanmu, sai paserep rohami
Debata baen donganmi, Debata baen donganmi

Ayat-2
:
Debata baen donganmi, molo Debata donganmu
Ndang tarbahen ho be lilu, sai ture do langkami
Debata baen donganmi, Debata baen donganmi

Ayat-3
:
Debata baen donganmi, sai na saut do ulaonmu
Sai na tulus do sangkapmu, jala sonang rohami
Debata baen donganmi, Debata baen donganmi

RENUNGAN SINGKAT : Mateus 18: 21-35 (Dibacakan secara responsoria)

Bernyanyi: BE 70 : 1 – 3 “O Jesus Sipangolu Au”

Naung salpu taon na buruk i , Ho ma hupuji Tuhanki
Ai diramoti Ho tongtong tondingku dohot dagingkon 2X
O Jesus sai asi roham, paian denggan ni basam
Muse di taon naimbaru on, di nasa huriam tongtong 2X
Sai tong paian hatami, na mangapuli roha i
Alai pangago sasude, padao ma sian hami be 2X

DOA SYAFAAT

BERNYANYI KJ No. 393 : 1-3 “Tuhan, Betapa Banyaknya”

Ayat-1
Tuhan betapa banyaknya berkat yang Kau beri
Teristimewa rahmatMu dan hidup abadi
Ref. Trimakasih, ya Tuhanku atas keselamatanku
Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi
Ayat-2
Sanak saudara dan teman Kau bri kepadaku
Berkat terindah ialah:’Ku jadi anakMu.
Ref.: Trimakasih…
Ayat-3
Setiap hari rahmatMu tiada putusnya:
Hendak kupuji namaMu tetap selamanya.
Ref.: Trimakasih…

KATA-KATA NASEHAT ORANGTUA

PERSEMBAHAN (MATIUS 6: 3-4)

 BERNYANYI KJ. No. 302 : 1 - 2 “Ku’bri Persembahan”
(sambil mengumpulkan persembahan)

Ku’bri persembahan pada Tuhanku
Sambil puji Yesus Juru s’lamatku
Dengan sukaria kub’ri padaMu
dan merasa kaya dalam Tuhanku

DOA PENUTUP

“PENGAMPUNAN DAN REKONSILIASI”

Mateus 6: 12

“Prinsip mendasar dalam rekonsiliasi adalah pengampunan, dengan adanya pengampunan, segala masalah dapat diselesaikan, dan bersama-sama membangun masa depan yang penuh harapan”. Tahun 2012 kita buka dengan memulai prinsip dasar ini, baik di tengah-tengah keluarga, masyarakat dan gereja, agar berkat Tuhan mengalir sepanjang tahun ini. Sebagai orang Kristen, kita harus dapat mengajarkan ajaran tentang pengampunan (forgiveness) sebagai prasyarat untuk rekonsiliasi. Sebab penemu ajaran tentang pengampunan ini adalah Yesus Kristus Juru selamat kita. Dalam Khotbah di Bukit Dia mengajarkan murid-muridNya berdoa“, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat 6:12).
Allah akan mengampuni dosa seseorang bila orang itu sudah mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya. Ketika Petrus menanyakan kepada Yesus, apakah sudah cukup mengampuni seseorang sebanyak tujuh kali(sesuai aturan Jahudi), Yesus mengatakan tidak cukup sampai tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali, artinya tidak ada batas untuk pengampunan.
Kuasa pengampunan yang diajarkan Tuhan Yesus itu memang luar biasa, ini dapat kita lihat sewaktu Ia disalibkan (Luk 23:35) pada puncak penghinaan yang diterimaNya, Yesus berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, dan mendengar Doa yang “aneh” inilah sehingga seorang penjahat yang berada disebelah kanan-Nya ‘bertobat, dan memohon kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Mengapa penjahat itu berubah dan bertobat...? Dia terharu karena Yesus mendoakan musuh-musuh-Nya Bagi orang Jahudi dan bagi peradaban dunia pada waktu itu, hukum yang berlaku adalah hukum pembalasan. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, dasarnya adalah hukum pembalasan demi keadilan (Kel 21:24). Tetapi Yesus mengajarkan hukum yang baru, ...kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat kepada orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu, (Luk 6:27-28). Dalam konteks kuasa pengampunan inilah kita hendaknya menjalani tahun 2012 ini, jika ada perselisihan antara bapak kepada isterinya, antara bapak/ibu terhadap anaknya, antara anak dengan saudaranya, pakailah senjata “kuasa pengampunan Yesus ini”.
Tentu saja mengampuni musuh sangat sulit, tetapi Yesus telah memulainya dan harus kita wujudkan sebagai ahli waris-Nya di dunia ini.
Salib adalah lambang kemenangan. Kemenangan yang telah lebih dahulu diperjuangkan Yesus. Kemenangan yang diperjuangkan dengan cara penyerahan. Jika demikian, bagi mereka yang memiliki lambang kemenangan, daripanya dituntut penyerahan kepada Yesus.
Ada satu ceritera dimana suatu ketika diadakan perlombaan menghabiskan sepiring bubur kacang hijau dengan menggunakan sebuah sendok yang panjangnya satu meter, setelah hitungan dimulai para peserta berusaha untuk menghabiskannya, tetapi sampai selesai tidak ada yang jadi pemenang, hanya tertawaan dari para penonton yang menjadi pemenang, sebab pemenang hanya ada jika diantara mereka ada kerja sama, seharusnya keinginan untuk jadi pemenang secara pribadi harus diurungkan. Jika ingin menjadi pemenang, maka kerja sama dengan seorang teman harus dilaksanakan. Oleh karena itu tidak perlu ngotot dan tetap bertahan pada keakuan menanggung bebanmu. Tidak perlu mancari jalan yang tidak benar untuk menjadi pemenang. Rasul Paulus berkata kepada jemaat Galatia 6:2 :”bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu, demikian kamu memenuhi hukum Kristus”. Sejalan dengan ucapan Paulus, Dietrich Bonhoeffer mengatakan: “seperti Kristus menanggung beban kita, demikian jugalah kita harus menanggung beban saudara-saudara kita”.
Memilih kerjasama berarti berusaha menghindarkan atau paling tidak mengurangi persoalan atau beban. Memilih kerjasama berarti mengutamakan kebersamaan, yang juga mengutamakan tugas panggilan. Dalam melaksanakan tugas panggilan, perlu ada kerjasama untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Amin.
Selamat Tahun Baru. Pdt. R.H.L. Tobing.

Pendeta Resort, Majelis Jemaat, dan Para Pelayan GKPI se Jabodetabek
mengucapkan :

Selamat Hari Natal 2011
&
Tahun Baru 2012

Kamis, 17 November 2011

Khotbah dari Roma 12: 12-21

Pendahuluan
Dalam kitab Roma pasal 1-11 Paulus banyak sekali membicarakan masalah-masalah dogmatika, namun dalam pasal 12 ini Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempraktekkan teori yang sudah di dapat. Paulus memberikan perintah-perintah yang bersifat ajakan dengan harapan bahwa mereka mulai mencoba untuk hidup bersama dengan orang-orang lain dan tetap menerapkan kebenaran-kebenaran firman Tuhan.Dari bacaan tersebut diatas, sepintas keadaan di kota Roma memang tidak mendukung keberadaan orang-orang yang percaya Tuhan Yesus, bahkan ada indikasi bahwa banyak orang Kristen yang diperlakukan tidak baik dan tidak adil (ay 12-15, 17-21). Dalam keadaan yang sulit bagi orang Kristen ini maka Paulus menasihati, supaya mereka bertahan dalam iman yang benar dan mereka justru harus tetap mempraktekkan kasih itu. Karena bagi Paulus kasih itu bukan sekedar perkataan saja namun tindakan kasih itu jauh lebih penting. Ada 2 hal yang sedang diperjuangkan oleh Paulus, yang pertama berkaitan dengan kehidupan di dalam jemaat sendiri. Paulus mengharapkan jemaat saling mengasihi, memberi hormat, membantu orang lain yang kekurangan, memberikan tumpangan, sehati sepikir, bertekun dalam doa dan tetap melayani Tuhan. Kedua, berkaitan dengan masyarakat atau orang luar. Paulus menasehatkan untuk bersabar dalam kesesakan, minta berkat untuk orang-orang yang menganiayanya, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, mengasihi seterunya dengan tindakan yang nyata. Paulus melihat bahwa akan ada orang-orang yang tidak suka dengan orang Kristen, bagi Paulus yang pertama harus dilakukan orang percaya adalah hidupnya berkenan dulu kepada Tuhan,biarkan Tuhan terlebih dahulu mengubah hidupnya, kemudian Paulus mengharapkan agar orang Kristen menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara jangan membalas kejahatan mereka dengan melakukan kejahatan pula. Paulus mendorong jemaatnya untuk melawan mereka dengan cara yang berbeda yaitu melakukan kebaikan bagi mereka. Paulus ingin orang yang percaya mempunyai inisiatif aktif untuk terwujudnya perdamaian, apalagi kalau hal itu bergantung pada kita sebagai orang Kristen. Maka melakukan hal yang baik bagi semua orang merupakan ciri hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Bagi orang percaya hidup bukanlah kebetulan. Kehidupan diberikan sang Maha Kuasa. Dan hal ini disaksikan dalam kitab Kejadian. Berarti hidup adalah anugrah yang seharusnya disyukuri. Wujud syukur dapat sangat beragam, namun satu hal yang sama menjadikan hidup sesuai dengan kehendak Allah menciptakan masing-masing kita. Setiap orang juga tidak sama kemampuannya, potensinya atau talentanya. Mungkin seseorang diberi lima, yang lain dua, atau ada yang satu. Itu hak Allah. Dan kalau kita menyelami lebih dalam itu juga merupakan pengenalan Allah terhadap kita. Ia memberikan sesuai dengan kesanggupan kita. Oleh karena itu yang penting di dalam menjalankan hidup sebagaimana yang dikemukakan Paulus dalam nas renungan kita mengambil hidup tersebut sebagai persembahan yang hidup yang berkenan kepada Allah. Kata kunci disini ialah bagaimana kita dengan setia menjadikan hidup kita secara totalitas sesuai dengan kehendak Allah - menjadi persembahan yang hidup.

Penjelasan
Bagaimana kita menghindari konflik dan mewujudkan bahwa orang Kristen adalah surat Kristus yang kelihatan....?
Pertama, tetaplah berpengharapan, bersabar dan berdoa, apa pun konflik yang sedang dihadapi (ayat 12). Paulus mengajak jemaat untuk tidak menyerah kepada konflik yang pahit, tetapi bertekun dan bersikap positif dalam menggapai penyelesaian. Ketika dunia tidak lagi memberikan harapan yang baik kepada manusia, kita diminta untuk tetap bersukacita, sabar dan senantiasa tekun dalam doa. Itulah sikap orang Kristen yang benar dalam menyikapi situasi sesulit apapun, sehingga kita tidak jatuh kepada keputusasaan.

Kedua, kemurahan hati adalah prinsip penting dalam mencegah konflik, bahkan mengobati jika konflik ini terjadi (ayat 13). Sebab kesombongan dan kecongkakan malah akan memperbesar konflik yang sedang terjadi bukan meredamnya. Perhatikan konflik-konflik yang terjadi di Indonesia, bukankah kecongkakan adalah salah satu akar yang paling utama?
Ketiga, bangkitkanlah semangat menjunjung tinggi persatuan dan kesehatian (14-16). Kita harus selalu menunjukkan kebaikan, meskipun kepada orang yang menganiaya kita. Ketika orang lain sedang bersusah hati, kita ikut bersusah hati, demikian pula sebaliknya, ketika orang lain bersukacita, kita pun larut di dalamnya. Simpati dan empati adalah dua kata yang amat dalam dan penting artinya di dalam memelihara kesatuan. Kita diminta untuk tidak merasa lebih unggul, lebih pandai, atau lebih penting daripada orang lain. Sikap demikian adalah penghancur kesatuan dan kesehatian.
Keempat, berusahalah hidup damai dengan semua orang; Bukan dengan hantu/begu (17-20). Bahkan dengan musuh yang paling menyakitkan pun, orang Kristen harus berinisiatif untuk hidup damai dan berdamai. Pelayanan yang kita lakukan kepada teman dan sahabat kita, harus kita lakukan juga kepada mereka yang telah berbuat jahat. Tugas kita adalah memberkati dan berbuat kebaikan. Pembalasan adalah hak Tuhan.
Refleksi
Kita tentu mengenal - setidaknya - satu orang, yang lebih sering berkonflik daripada berdamai dengan kita. Ketidakserasian bisa muncul dalam berbagai bentuk: dua kepribadian bisa tidak cocok; sistem kepercayaan dan ideologi yang berbeda bisa menimbulkan perdebatan; kata dan perbuatan bisa disalahpahami. Tetapi melalui Yesus Kristus, hampir semua perbedaan dapat diatasi. Orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan yang damai. Tuhan Yesus memanggil setiap orang percaya untuk menjadi sumber penghiburan dan pertolongan bagi orang lain, bukan menjadi sumber konflik.

Konflik timbul akibat hidup di dalam `daging’ (keinginan dasar manusia untuk memuaskan diri sendiri dengan segala cara). Tetapi orang percaya sudah diberi Roh Kudus agar bisa bertindak dalam Roh, bukan dalam daging. Jika kita menyerahkan kendali hidup kita kepada Tuhan, kebajikan dan anugerah-Nya akan mengalir melalui hidup kita, dan menciptakan keharmonisan.

Anugerah-Nya itu akan terungkap melalui doa, ketika kita melakukan kebiasaan untuk membawa orang lain kepada Bapa. Kemudian, kita akan dengan tulus membicarakan masalah relasi itu dengannya, entah itu berupa luka lama, anggapan yang salah, maupun pola pikir yang tidak sehat. Hanya ada satu cara untuk mengatasi sumber konflik: kita harus bersedia menunjukkan perhatian kita dan mendengarkan sudut pandang orang lain. Kadang mungkin diperlukan bantuan konselor yang baik untuk melakukan langkah ini. Akhirnya, jika akar persoalan sudah ditemukan, kedua pihak bisa sama-sama memulihkan keharmonisan dengan bersedia menyelesaikan masalah baru jika diperlukan.

Allah menghendaki orang percaya hidup dalam perdamaian, tetapi Dia tahu kita tidak akan dapat mencapai keharmonisan itu sendirian. Karena itulah Dia memberi kita Penolong, yaitu Roh Kudus. Amin.